Peran Enzim Di Bidang Farmasi
Peran Enzim Di Bidang Farmasi
A. PENDAHULUAN
Hal ini dapaat dilihat melalui nilai International Normalized Ratio ( INR )
dari prothrombin time yang dapat dipantau setiap hari. Ciprofloxacin, metronidazol
dan trimetoprim, sulfametoksazol umumnya tidak boleh diresepkan untuk pasien
yang mengambil warfarin karena dikhawatirkan akan mengalami pendarahan
disebabkan terjadinya penghambatan pada faktor pembekuan darah. Alternatif terapi
antimikroba direkomendasikan untuk pasien ini. Antibiotik golongan
fluoroquinolones seperti siprofloksasin terutama digunakan untuk mengobati infeksi
pernapasan dan saluran kencing, prostatitis , septicemia , dan kulit , jaringan lunak ,
tulang dan sendi infections. Kasus peningkatan aktivitas antikoagulan telah
dilaporkan pada pasien yang memakai warfarin bersamaan dengan
fluoroquinolones(4).
B. ISI
Pada kasus B tentang peran enzim di bidang klinik memiliki ilustrasi sebagai
berikut :
Metabolisme obat dilakukan oleh sistem enzim yaitu CYP-450 yang berperan
penting dalam mencegah terjadinya akumulasi obat dan zat beracun dalam tubuh.
Namun, kemampuan induksi CYP-450 dapat menurun seiring dengan pertambahan
usia atau terjadinya disfungsi organ (misalnya sirosis hati, atau hepatitis).
R-Warfarin merupakan sisi non aktif yang dimetabolisme oleh enzim CYP-1A2,
Dimetabolisme CYP-1A2
Bila ciprofloxacin menghambat CYP1A2 pada sisi R-warfarin, maka secara tidak
langsung sisi S-warfarin juga dihambat. Sehingga warfarin akan teramukulasi
didalam tubuh, dan menjadi toksik.
1.
2. Apa jenis inhibitor tersebut ?
Jawab : Pada ilustrasi kasus dapat dikatakan bahwa antibiotik siprofloksasin
merupakan inhibitor kompetitif, dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
(5)
Berdasarkan literatur diatas, dapat dikatakan bahwa jenis inhibitor pada kasus
tersebut adalah inhibitor kompetitif. Karena, interaksi obat yang terjadi antara
warfarin dan siprofloksxacin saling berselisih untuk berikatan dengan CYP1A2
sehingga dapat menimbulkan efek , dan ikatan siprofloksacin mengikat secara
kovalen, sehingga dapat disimpulkan menghambat secara kompetitif (1).
3. Berikan masing-masing 1 contoh obat yang menghambat enzim melalui
mekanisme reversibel dan ireversibel
a. Penghambatan secara irreversible