Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

 Penyakit Demam Berdarah Dengue


1. Karakteristik Waktu (Bulan Kejadian)
TABEL 1.
JUMLAH PENDERITA DBD BERDASARKAN BULAN KEJADIAN
PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010
NO. BULAN JUMLAH PRESENTASE
1 JANUARI 3 12.00%
2 FEBRUARI 5 20.00%
3 MARET 1 4.00%
4 APRIL 5 20.00%
5 MEY 3 12.00%
6 JUNI 4 16.00%
7 JULI 0 0.00%
8 AGUSTUS 0 0.00%
9 SEPTEMBER 0 0.00%
10 OKTOBER 1 4.00%
11 NOVEMBER 2 8.00%
12 DESEMBER 1 4.00%
TOTAL 25 100.00%
DIAGRAM 1.
JUMLAH PENDERITA DBD
BERDASARKAN BULAN KEJADIAN
PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010
6

1
Interpretasi :
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita DBD di
Puskesmas Dulalowo pada Tahun 2010 terdapat 10 penderita. Dimana
penderita tertinggi terdapat pada bulan Februari dan April dengan masing-
masing jumlah 5 penderita atau dengan presentase 20%. Dan untuk penderita
terendah masing-masing terdapat pada bulan Juli, Agustus dan September
dengan jumlah 0 penderita atau dengan presentase 0%. Sedangkan untuk
bulan Januari dan Mey masing-masing terdapat 3 penderita atau dengan
presentase 12%, Maret , Oktober dan Desember masing-masing terdapat 1
penderita atau dengan presentase 4%, dan untuk bulan November terdapat 2
penderita atau dengan presentase 8%.
Analisis :
Untuk Tahun 2010 Pada Puskesmas Dulalowo sebagian besar penderita
DBD terdapat pada bulan Februari dan April dikarenakan pada kedua bulan
tersebut mengalami musim hujan. Musim penghujan sangat berpengaruh
terhadap angka kesakitan DBD, karena pada saat musim penghujan indeks
nyamuk bertambah dan banyaknya genangan air yang bisa menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk aedes agepty, selain itu juga banyak yang bisa
menjadi factor risiko orang terkena penyakit DBD seperti contoh kondisi
sanitasi rumah yang kurang baik, prilaku masyarakat yang belum menerapkan
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan jumlah penderita DBD terendah terdapat di Bulan Juli sampai
September dengan tanpa penderita. Kondisi ini dipengaruhi karena adanya
musim kemarau yang menjadi salah satu factor penghambat perkembang
biakan nyamuk. Oleh sebab itu angka kesakitan DBD di bulan-bulan tersebut
menjadi berkurang ataupun tidak ada.

2
2. Karakteristik Tempat
TABEL 2.
JUMLAH PENDERITA DBD BERDASARKAN TEMPAT KEJADIAN
PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010
NO. KELURAHAN JUMLAH PRESENTASE
1 WUMIALO 3 12.00%
2 DULALOWO 6 24.00%
3 DUL-TIM 4 16.00%
4 LILUWO 7 28.00%
5 PULUBALA 4 16.00%
6 PAGUYAMAN 1 4.00%
TOTAL 25 100.00%

DIAGRAM 2.
JUMLAH PENDERITA DBD
BERDASARKAN TEMPAT KEJADIAN
PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010
4%
12% WUMIALO
16%
DULALOWO
24%
DUL-TIM
28%
16% LILUWO

PULUBALA

PAGUYAMAN

Interpretasi :
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah penderita DBD di
Puskesmas Dulalowo terdapat 10 penderita. Dan berdasarkan wilayah kerja
Puskesmas , dapat diketahui bahwa penderita tertinggi terdapat di Kelurahan
Liluwo dengan jumlah 7 penderita atau dengan presentase 28% . Sedangkan

3
untuk penderita terendah terdapat di Kelurahan Paguyaman dengan jumlah 1
penderita atau dengan presentase 4%. Untuk kelurahan Wumialo terdapat 6
penderita atau dengan presentase 12%, Kelurahan Dulalowo terdapat 6
penderita atau dengan presentase 24%, Kelurahan Dul-Tim dan Kelurahan
Pulubala masing-masing terdapat 4 penderita atau dengan presentase 16%.
Analisis :
Untuk Tahun 2010, Penyakit DBD di Puskesmas Dulalowo jumlah
penderita tertinggi terdapat pada wilayah kerja puskesmas Kelurahan Liluwo.
Hal ini kemungkinan disebabkan kondisi sanitasi di Kelurahan itu belum
memenuhi syarat kesehatan, dan design rumah di Kelurahan Liluwo yang
sebagian besar masih tergolong rumah yang semi permanen, karena nyamuk
aedes agepty tergolong nyamuk yang suka di tempat-tempat yang bersih,
selain itu prilaku masyarakat di Kelurahan itu yang belum menerapkan
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga bisa menjadi penyebab
tingginya angka kesakitan DBD di Kelurahan tersebut.

 Penyakit Pneumonia
1. Karakteristik Orang (Jenis Kelamin)
TABEL 3.
JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN
DI PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010

NO. JENIS KELAMIN JUMLAH PRESENTASE


1 LAKI-LAKI 7 87.50%
2 PEREMPUAN 1 12.50%
TOTAL 8 100.00%

4
DIAGRAM 3.
JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010
PEREMPUAN
13%

LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
87%

Interpretasi :
Berdasarkan data di atas bahwa jumlah penderita Pneumonia di
Puskesmas Dulalowo Tahun 2010 terdapat 8 penderita. Dan sebagian besar
dari penderita Pneumonia tersebut berjenis kelamin Laki-laki dengan jumlah
7 penderita atau dengan presentase 87% dan sisanya berjenis kelamin
perempuan dengan jumlah 1 penderita atau dengan presentase 12.5% .
Analisis :
Untuk penyakit Pneumonia di Puskesmas Dulalowo Tahun 2010 jumlah
penderitanya adalah 8 penderita. Sebanyak 7 penderita laki-laki dan 1
penderita perempuan. Sebagian besar laki-laki menderita Pneumonia
dikarenakan anak laki-laki yang sifatnya sangat aktif selalu bermain di luar
rumah, sementara salah satu faktor risiko terjadinya penyakit Pneumonia pada
anak-anak yaitu terbiasa terpapar dengan polusi udara. Selain itu juga status
pemberian ASI ekslusif, kebiasaan orang tua yang merokok, dan tempat
hunian yang berhempitan juga menjadi factor yang mempengaruhi tingginya
angka kesakitan penyakit Pneumonia.

5
2. Karakteristik Waktu (Bulan Kejadian)
TABEL 4.
JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA BERDASARKAN BULAN KEJADIAN
DI PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010

NO. BULAN JUMLAH PRESENTASE

1 JANUARI 0 0.00%
2 FEBRUARI 0 0.00%
3 MARET 0 0.00%
4 APRIL 0 0.00%
5 MEY 0 0.00%
6 JUNI 2 25.00%
7 JULI 0 0.00%
8 AGUSTUS 1 12.50%
9 SEPTEMBER 3 37.50%
10 OKTOBER 0 0.00%
11 NOVEMBER 0 0.00%
12 DESEMBER 2 25.00%
TOTAL 8 100.00%
DIAGRAM 4.
JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA
BERDASARKAN BULAN KEJADIAN
DI PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

6
Interpretasi :
Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa jumlah penderita
Pneumonia di Puskesmas Dulalowo terdapat 8 penderita. Untuk bulan
kejadian dengan penderita tertinggi terdapat pada bulan September dengan
jumlah 3 penderita atau dengan presentase 37.5% , dan untuk penderita
terendah dengan masing-masing 0 penderita atau dengan presentase 0%
terdapat pada bulan Januari, sampai bulan April, bulan Juli, Oktober sampai
November Dan sisanya yaitu bulan Juni dan Desember masing-masing
terdapat 2 penderita atau dengan presentase 25 %, untuk bulan Agusutus
terdapat 1 penderita dengan presentase 12.5%.
Analisis :
Untuk Penderita Pneumonia di Puskesmas Dulalowo tahun 2010 terdapat
8 penderita, dengan jumlah penderita Pneumonia tertinggi di bulan
September, Penyebaran penyakit pneumonia selalu berhubungan dengan
waktu, karena biasanya di waktu-waktu tertentu penyebaran penyakitnya
berlangsung cepat. Seperti di bulan September yang tergolong musim
peralihan atau musim pancaroba. Di musim ini yang kadang-kadang panas
kemudian dingin, menjadi salah satu factor pendukung perkembang biakan
bakteri dan virus. Jadi untuk manusia yang memiliki kondisi yang lemah pada
musim ini mudah terserang penyakit apa saja termasuk penyakit Pneumonia.
Sementara untuk jumlah penderita Pneumonia terendah terdapat pada
bulan januari sampai april, Juli, Oktober dan Desember dengan tidak ada
penderita. Hal ini disebabkan karena berkurangnya partikel debu di udara
yang disebabkan musim hujan. Serta kurangnya aktifitas pembakaran-
pembakaran sampah di lingkungan rumah warga.

7
3. Karakteristik Tempat
TABEL 5.
JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA BERDASARKAN TEMPAT
KEJADIAN
DI PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010
NO. KELURAHAN JUMLAH PRESENTASE
1 WUMIALO 2 25.00%
2 DULALOWO 0 0.00%
3 DUL-TIM 2 25.00%
4 LILUWO 1 12.50%
5 PULUBALA 3 37.50%
6 PAGUYAMAN 0 0.00%
TOTAL 8 100.00%

DIAGRAM 5.
JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA
BERDASARKAN TEMPAT KEJADIAN
DI PUSKESMAS DULALOWO TAHUN 2010

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

WUMIALO DULALOWO DUL-TIM


LILUWO PULUBALA PAGUYAMAN

8
Interpretasi :
Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa jumlah penderita
Pneumonia di Puskesmas Dulalowo Tahun 2010 terdapat 8 penderita, dengan
jumlah penderita tertinggi terdapat pada Kelurahan Pulubala dengan jumlah 3
penderita atau dengan presentase 37.5%, untuk jumlah penderita Pneumonia
terendah terdapat pada Kelurahan Dulalowo dan Paguyaman dengan jumlah 0
penderita atau dengan presentase 0%. Dan sisanya yaitu di Kelurahan
Wumialo dan Dul-Tim masing-masing terdapat 2 penderita atau dengan
presntase 25%, Kelurahan Liluwo terdapat 1 penderita atau dengan presentase
12.5%.
Analisis :
Untuk penderita Pneumonia di Puskesmas Dulalowo Tahun 2010
terdapat 8 penderita dengan penderita tertinggi terdapat di Kelurahan
Pulubala. Hal ini disebabkan di Kelurahan tersebut kondisi rumahnya yang
terlalu berhimpitan satu sama lain. Sehingga pertukaran udara dalam rumah
menjadi tidak lancar. Kondisi inilah yang menyebabkan tingginya angka
kesakitan pneumonia di Kelurahan Pulubala.
Sedangkan jumlah penderita terendah terdapat di Kelurahan Dulalowo
dan Kelurahan paguyaman dengan tidak ada penderita. Hal ini disebabkan
prilaku masyarakat di Kelurahan itu sudah bisa menerapkan prilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) sehingga kondisi sanitasi lingkungan kelurahan
sudah memenuhi syarat kesehatan.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kasus DBD di Puskesmas Dulalowo menurut waktu kejadian selalu
berhubungan dengan musim jadi jumlah penderitanya dalam setahun sering
berubah-ubah. Sedangkan menurut tempat kejadian jumlah penderita DBD
berhubungan dengan prilaku masyarakat dan kondisi sanitasi lingkungan di
Wilayah Kerja Puskesmas.

9
2. Kasus Pneumonia di Puskesmas Dulalowo menurut jenis kelamin
berhubungan dengan kondisi tubuh dan kekebalan tubuh, sedangkan menurut
bulan kejadian selalu berhubungan dengan musim jadi jumlah penderitanya
sering berubah-ubah. Dan menurut tempat kejadian selalu berhubungan
dengan prilaku masyarakat dan kondisi saitasi di lingkungan wilayah Kerja
Puskesmas tersebut.
3. Kasus DBD di Puskesmas Dulalowo belum bisa di katakan endemis karena
dalam setahun hanya terdapat 25 kasus, sedangkan untuk kasus Pneuonia juga
belum bisa dikatakan endemis karena dalam setahun hanya terdapat 8 kasus
dalam setahun.
4. Kasus DBD dan Pneumonia di Puskesmas Dulalowo belum diindikasikan
KLB karena dalam kurun waktu satu tahun tidak terdapat kenaikan kasus 2
kali lipat lebih dari 3 kali berturut-turut.

10

Anda mungkin juga menyukai