Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Letak presentasi bokong merupakan presentasi janin dengan daerah bokong

atau kedua kaki menjadi bagian terendah janin Reeder et al (2011).

Siswishanto (2009) memaparkan bahwa penyebab terjadinya letak presentasi

bokong tidak diketahui namun, factor-faktor diantaranya adalah multiparitas,

hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit.

Kejadian presentasi bokong ditemukan 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal

pada umur kehamilan cukup bulan (> 37minggu). Presentasi bokong berkisar

25-30% dan sebagian berubah menjadi presentasi kepala setelah umur 34

minggu.

Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian perinatal

termasuk diantaranya adalah kelainan presentasi bokong, kejadian hipoksia

dan trauma lahir pada perinatal sering ditemui pada kasus persalinan dengan

malpresentasi yaitu pada presentasi bokong. Kematian perinatal langsung

yang disebabkan karena persalinan presentasi bokong sebesar 4-5 kali

dibanding presentasi kepala 3 Sebab kematian perinatal pada persalinan 2

presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan

persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di

dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan

1
2

dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengna tindakan-tindakan untuk

mengatasi macetnya persalinan (Oxorn, 2010).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong,

diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi

bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah

pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika

dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presbo terbanyak

adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik

pada PAP. Hal ini membutuhkan penanganan khusus dalam persalinan.


Seksio Sesarea merupakan solusi dari persalinan beresiko, namun Seksio

Saesariasendiri bukannya tanpa resiko. Komplikasinya di antaranya adalah:

pendarahan, infeksi, cidera sekeliling struktur Indikasi dilakukan section

caesaria pada ibu adalah disproporsi Cepalopelvic, placenta previa, tumor

jalan lahir, hidramnion, kehamilan gamely, sedangkan janin adalah janin

besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom, 2010).


Sedangkan menurut Sarwono, 2010, indikasi persalinan SC yaitu panggul

sempit, tumor jalan lahir, stenosis serviks, plasenta previa, disproporsi

sefalopelvik, rupture uteri, kelainan letak, dan gawat janin. Namun kerugian

dari persalinan yang dijalani melalui bedah caesarea yaitu adanya komplikasi

yang dapat terjadi saat tindakan bedah caesarea. Antara lain, nyeri gangguan

mobilisasi, cedera kandung kemih, cedera rahim, cedera pada pembuluh

darah, cedera pada usus dan infeksi, yaitu infeksi rahim, endometritis, dan

ifeksi akibat luka operasi. (Depkes RI, 2013).


3

Pada Global Survey WHO tentangKesehatan Maternal dan Perinatal bahwa

pada tahun 2005 di sejumlah Negara di Amerika Latin, insidensi dari

presentasi bokong dan malpresentasi lainnya adalah sebesar 11%. Pada tahun

2007-2008 tercatat di Asia insidensi presentasi bokong dan malpresentasi

lainnya adalah 5%. Pada Afrika Selatan di District Hospital, insidensi

presentasi bokong adalah 2,4%. Pada Clinics of Gynecology and Obstetrics,

ministry of Health of Bakirkoy Training and Research Hospital, Istanbul,

Turkey, insidensi persalinan presentasi bokong pada tahun 2003-2004

berjumlah 2,39%. Pada Siriraj Hospital Thailand pada tahun 2003, tercatat

angka kejadian presentasi bokong sebesar 2,83% (Lumbiganon, 2010).

World Health Organization (WHO) menetapkan standar rata-rata Seksio

Sesarea disebuah Negara adalah sekitar 5-15%per 1000 kelahiran didunia.

Rumah sakit pemerintah kira-kira 11% sementara rumah sakit swasta bisa

lebih dari 30% (Gibbson L.et all, 2010). Menurut WHO peningkatan

persalinan dengan Seksio Sesariadiseluruh negara selama tahun 2007-2008

yaitu 110.000 perkelahiran diseluruh Asia (Wiknjosastro,2007).


Berdasarkan data RIKESDAS tahun 2010, tingkat persalinan Seksio Sesarea

di Indonesia15,3 % sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan dalam kurun 12

waktu 5 tahun terakhir yang diwawancarai di 33 provinsi. Gambaran adanya

factor resiko ibu saat melahirkan atau di operasi caesarea adalah 13,4%. Ada

beberapa penyebab yang sering terjadi dan harus dilakukan caesarea yaitu

partus lama, partus tak maju, panggul sempit, dan janin terlalu besar, jika
4

tidak dilakukan caesarea akan membahayakan nyawa ibu dan dan janin

(Wiknjosastro, 2007).

Beberapa angka kejadian presentasi bokong yang tercatat di Indonesia seperti

di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang adalah 7,6%. Pada tahun

2007 tercatat frekuensi dari letak sungsang di Rumah Sakit dr. Pirngadi

Medan 4,4% dan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 4,6%. Di RSUD dr.

R Koesma Tuban tercatat pada tahun 2007 ditemukan 98 kasus persalinan

letak sungsang dari 987 persalinan (Sari, 2014).

Beberapa rumah sakit di Provinsi Lampung pada tahun 2011 melaporkan

angka kejadian persalinan pada ibu akibat malposisi sebanyak 0,3% dari

1:300. Insiden tersebut tersebut di pengaruhioleh beberapa faktor yaitu

terjadinya letak lintang, distosia dan sungsang ( presentasi bokong ) pada

janin. ( Sumoharjo, 2011 ).

Dari data Rumah Sakit Umun Daerah Jenderal Ahmad Yani Metro tidak di

dapatkan data spesifik tentang distribusi pasien dengan mal posisi pada janin

di bulan Januari – Desember 2018. Data yang kami dapat :

Tabel 1.1 Distribusi diagnosa medis pasien di ruang kebidanan pada bulan

Januari s.d Desember 2018 RSUD A. Yani Metro

No. Persalinan Jumlah (orang) Presentase (%)


5

No. Persalinan Jumlah (orang) Presentase (%)


2 Ketuban Pecah Dini 165 16,51
3 Persalinan macet 68 6,80
4 Abortus lainnya 51 5,10
5 Abortus medik 42 4,20
6 Persalinan premature 40 4,00
7 Preeklamsi berat/ eklamsi (Penyakit) 129 12,91
8 Menomethororgia 70 7,00
9 Hiperemesis 56 5,60
10 Olygohidramnion 46 4,60

Jumlah 999 100

Sumber : Rekam Medik RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro 2018.

Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Jenderal Ahmad Yani Metro

khususnya di ruang kebidanan, di dapat data persalian denagn Seksio Sesarea

berjumlah 336 orang (33,23%), persalinan akibat ketuban pecah dini

berjumlah 165 orang (16,51%), persalinan macet berjumlah 68 orang

(6,80%), persalinan premature 40 orang ( 4,00% ).

Masa nifas ( puepurium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil. Lama masa

nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. ( Askeb Ibu Masa Nifas, 2011 ). Masa nifas

dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu

berikutnya. ( JHPEIGO, 2002 ). Pada masa nifas ibu akan mengalami

perubahan perasaan , dimana keadaan ini disebut Post Partum Blues. Post

Partum Blues termasuk depresi ringan yang terjadi pada ibu-ibu setelah

melahirkan. Sekitar 70% dari semua ibu yang melahirkan pernah mengalami

Post Partum Blues (The NFC Foundation, 2000). Asuhan masa nifas sangat

diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis. Diperkirakan

bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50


6

% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama ( Prawirohardjo, 2006 :

122 ).

Dari data di atas dapat di ketahui bahwa post partum dengan tindakan seksio

sesarea menduduki peringkat pertama dengan jumlah 336 orang ( 33,23% ).

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Dengan Seksio Sesarea Atas

Indikasi Presentasi Bokong”.

B. Batasan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dikemukakan rumusan masalah bagaimana

melakukan asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan Seksio Sesarea

atas indikasi presentasi bokong di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan keperawatan pada pasien ibu post partum dengan

Seksio Saesaria dengan indikasi presentasi bokong.

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu menggambarkan :

a. Konsep teori penyakit dan asuhan keperawatan pada ibu post partum

dengan Seksio Sesarea dan presentasi .bokong.


7

b. Pengkajian status kesehatan pada ibu post partum dengan Seksio

Sesarea atas indikasi presentasi bokong.

c. Mencari diagnosa yang muncul pada ibu post partum dengan Seksio

Sesarea atas indikasi presentasi bokong.

d. Melakukan tindakan keperawatan yang tepat pada pasien post partum

dengan Seksio Sesarea atas indikasi presentasi bokong.

e. Evaluasi asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan Seksio

Sesarea atas indikasi presentasi bokong.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan informasi dalam bidang perawatan maternitas tentang asuhan

keperawatan pada pasien post partum dengan Seksio Sesarea atas indikasi

presentasi bokong.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi struktur rumah sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam

pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya pada pasien

post partum dengan Seksio Sesarea atas indikasi presentasi bokong.

b. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan post partum dengan Seksio Sesarea atas


8

indikasi presentasi bokong yang dapat digunakan acuan bagi praktek

mahasiswa keperawatan.di bidang Maternitas.

c. Bagi Pasien dan Keluarga

Menambah pengetahuan pasien dan keluarga tentang perawatan luka

dan tentang manajemen nyeri post operasi seksio sesarea sehingga saat

di rumah keluarga mampu melakukan perawatan luka post operasi

seksio sesarea dan dapat memotivasi klien untuk tetap melakukan

mobilisasi.

Anda mungkin juga menyukai