Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perilaku dapat dibedakan menjadi nyata (overt) dan tersembunyi (covert). Perilaku nyata pada

dasarnya merupakan jelmaan dari perilaku tersembunyi. Pembagian ini penting artinya karena ada

yang penelitiannya hanya dan terhenti pada perilaku nyata yaitu behaviorisme dengan stimulus

responnya, seperti menyetel tv dengan dengan menekan knop (stimulus) dan gambar muncul di

layar (respons) tanpa ingin tahu apa yang terjadi antara keduanya atau bagaimana terjadi. Seringkali

orang mengalami kesulitan karena tingkah lakunya sendiri berlebih atau ia kekurangan tingkah laku

yang pantas. Konselor yang mengambil tingkah laku behavioral membantu klien untuk belajar cara

bertindak yang baru dan pantas, atau membantu mereka untuk memodifikasi atau mengeliminasi

tingkah laku yang berlebih. Dengan perkataan lain membantu klien agar tingkah lakunya menjadi

adaptif dan menghilangkan yang maladaptif.

Pendekatan behavioral merupakan pilihan untuk membantu klien yang mempunyai masalah

spesifik seperti gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan disfungsi seksual. Pendekatan ini juga

berguna untuk membantu gangguan yang diasosiasikan dengan kecemasan (anxiety), stress,

asertivitas, berfungsi sebagai orang tua atau interaksi sosial.

Burrhus Frederic Skinner (lahir di Susquehanna, Pennsylvania, 20 Maret 1904 – meninggal di

Massachusetts, 18 Agustus 1990 pada umur 86 tahun) adalah seorang psikolog Amerika Serikat

terkenal dari aliran behaviorisme. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena

mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang

menentukan" (operant conditioning). Setiap makhluk hidup pasti selalu berada dalam proses
bersinggungan dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan

atau stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang

menggugah. Stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan

konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Skinner percaya bahwa kita tidak memiliki sesuatu yang dinamakan pikiran, tetapi yang ada

adalah produk perilaku yang dapat diamati daripada kejadian-kejadian mental yang terjadi secara

internal. Skinner menempuh pendidikan dalam bidang Bahasa Inggris dari Hamilton College.

Beberapa tahun kemudian, Skinner menempuh studi dalam bidang psikologi di Universitas Harvard.

Pada tahun 1936, Ia mengajar di Universitas Minnesota, dan pada tahun 1948, ia mengajar di

Universitas Harvard sampai akhir hayatnya. Salah satu buku terbaik dalam bidang psikologi yang

ditulisnya adalah Walden II.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan penjelasan yang di paparkan di atas maka kami akan membahas satu persatu dari

pendekatan behaviorisme khususnya menurut skinner yaitu :

1. Struktur kepribadian behaviorisme

2. Dinamika kepribadian behaviorisme

3. Perkembangan kepribadian behaviorisme Aplikasi

1.3 Tujuan penulisan

Untuk mengetahui pendekatan behaviorisme dengan tokohnya Skinner.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur kepribadian

Skinner merupakan tokoh yang memang tidak memiliki ketertarikan terhadap struktural dari

kepribadian karena menurut skinner dapat didapatkan dari sebuah ilusi yang dapat dijelaskan dan

diprediksi dengan sebuah tingkah laku di dalam kepribadian, namun tingkah laku dapat dirubah juga

dikontrol dengan mengubah suatu lingkungan, dalam hal ini juga skinner menitikberatkan ke dalam

tingkah laku yang dapat dirubah. Unsur kepribadian menurut skinner yang relative tetap adalah

tingkah laku dan dapat diklasifikasikan menjadi dua diantaranya:

a) Tingkah laku dari responden (respondent behaviour) merupkan respon yang dihasilkan

untuk dapat menjawab sebuah stimulus yang memiliki hubungan dengan spontan termasuk

di didalamnya respon reflek

b) Tingkah laku operan (operant behviour) merupakan sebuh respon yang dimunculkan

sebuah organisme dengan tidak adanya stimulus yang secara langsung memaksa terjadinya

suatu respon, di dalam formulasi sistem tingkah laku, skinner juga meembedakan dua tipe

respon tingkah laku yaitu responden dan juga operan. tingkah laku responden sendiri

merupakan sesuatu yang spesifik dapat ditimbulkan dengan stimulus yang dikenal.

2.2 Dinamika kepribadian

a) Kepribadian dan Belajar

Kepedulian dari skinner tentang suatu perubahan tingkah laku, sehingga teori skinner merupakan

teori pembelajaran, dimana seorang individu memiliki tingkah laku yang baru, menjadi lebih
terampil, menjadi lebih tahu, pada kehidupan terus menerus dihadapkan tentang suatu situasi

eksternal yang baru.

b) Generalisasi dan Deskriminasi

Stimulus merupakan sebuah proses timbulnya dari stimulus yang serupa dengan stimuulus yang

seharusnya dapat menimbulkan sebuah respon, diskriminasi stimulus sendiri merupakan sebuah

kemampuan yang dapat membedakan suatu stimulus yang membuat stimulus menjadi tidak

diberi respon. Merkipun serupa dengan stimulus yang diberi penguat.

c) Tingkah Laku Kontrol Diri

Merupakan sebuah prinsip pendekatan dimana tingkah laku disebabkan dan juga dapat

dipengaruhi oleh suatu variabel eksternal, tidak adanya suatu di dalam diri seseorang dalam

bentuk kegiatan internal yang nantinya dapat mempeengaruhi tingkah laku. Kontrol diri sendiri

bukan merupakan sebuah kekuatan yang terdapat di daalam diri namun bagaimana dari dalam diri

kita mengonrtol variabel yang nantinya akan menghasilkan sebuah tingkah laku.

d) Stimulan Aversif

Stimulasi aversif adalah lawan dari stimulant penguatan, sesuatu yang tidak menyenangkan atau

bahkan menyakitkan. "Perilaku yang diikuti oleh stimulant aversif akan memperkecil

kemungkinan diulanginya perilaku tersebut pada masa-masa selanjutnya."Definisi ini sekaligus

menggambarkan bentuk pengkondisian yang dikenal dengan hukuman.

e) Kondisioning Klasik (Classical Conditioning)


Kondisioning klasik, disebut juga kondisioning responden karena tingkah laku dipelajari dengan

memanfaatkan hubungan stimulus-respon yang bersifat refleks bawaan.

f) Kondisioning Operan (Operant Conditioning)

System tingkah laku, kata Skinner terdiri dari 2 hal yaitu responden dan operan (operant).

Singkatnya, setiap tingkah laku individu disebabkan oleh stimulus yang selalu mendahului

respons. Misalnya menyempitkan mata karena sinar, menggigil karena dingin dan sebagainya.

Orang pertama yang mempelajari pengkondisian ini adalah Ivan Pavlov dengan “pengkondisian

Klasiknya” lewat penelitian keluarnya air liur anjing.

 Mula-mula anjing itu diberi makan dan setiap makanan diberikan, sebelumnya lonceng

dibunyikan..karena adanya makanan, maka keluarlah air liur si anjing. Karena setiap

makanan keluar sebelumnya didahului lonceng juga bunyi, maka setelah beberapa waktu

pengkondisian itu, apabila lonceng dibunyikan walau tanpa makanan, maka air liur anjing

tetap keluar. Tetapi bila sampai beberapa saat, lonceng terus yang bunyi tanpa dibarengi

oleh makanan, maka air liur tak keluar.

 Demikian juga pengkondisian yang dilakukan oleh Watson dan Rayner pada tahun 1920.

sebelum pengkondisian Albert 11 th, tidak takut dengan tikus putih, kapas, topeng dll.

Setelah dikondisikan, bahwa setiap ada tikus putih, anak kecil itu diberi bunyi-bunyian

keras dibelakang dirinya. Setelah 7 kali pengkondisian, setelah lihat tikus putih saja, tanpa

bunyi anak kecil itu sudah menangis dan ketakutan. Pada tahap selanjutnya Albert

menggeneralisasi kondisi itu, sehingga ia takut pada anjing, mantel bulu, topeng, bahkan

rambut peneliti.

 Sekalipun pengkondisian klasik itu benar, tetapi kata Skinner yang lebih penting adalah

Pengkondisian Operan. Tafsiran Skinner tentang pengkondisian adalah; penguatan


(reiforcer) tindakan. Tindakan yang mendapat penguatan (hasil) positif akan dilakukan

lagi (diulang), sedangkan yang mendapat penguatan negative akan ditinggalkan.

 Reinforser tidak diasosiasikan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan

dengan respon karena respon itu sendiri beroperasi memberi reinsforment. Skinner

menyebut respon itu sebagai tingkah laku operan (operant behavior).

 Tingkah laku responden adalah tingkah laku otomatis atau refleks, yang dalam

kondisioning klasik respon diusahakan dapat dimunculkan dalam situasi yang lain dengan

situasi aslinya. Tingkah laku operan mungkin belum pernah dimiliki individu, tetapi

ketika orang melakukannya dia mendapat hadiah. Respon operan itu mendapat

reinforcement, sehingga berpeluang untuk lebih sering terjadi. Kondisioning operan tidak

tergantung pada tingkah laku otomatis atau refleks, sehingga jauh lebih fleksibel

dibanding kondisioning klasik.

B. F. Skinner dengan pandangannya yang radikal, banyak salah dimengerti dan mendapat

kritik yang tidak proporsional. Betapapun orang harus mengakui bahwa teori Behaviorisme paling

berhasil dalam mendorong penelitian dibidang psikologi dengan pendekatan teoritik lainnya. Berikut

lima kritik terpenting terhadap B. F. Skinner.

a) teori skinner tidak menghargai harkat manusia. Manusia bukan mesin otomat yang diatur

lingkungan semata. Manusia bukan robot, tetapi organisme yang memiliki kesadaran untuk

bertingkah laku dengan bebas dan spontan.

b) gabungan pendekatan nomoterik dan idiografik dalam penelitian dan pengembangan teori

banyak menimbulkan masalah metodologis.

c) pendekatan skinner dalam terapi tingkah laku secara umum dikritik hanya mengobati

symptom dan mengabaikan penyebab internal mental dawn fisiologik.


d) generalisasi dari tingkah laku merpati mematok makanan menjadi tingkah laku manusia yang

sangat kompleks, terlalu luas/ jauh.

2.3 Perkembangan kepribadian

Teori Skinner adalah tentang perubahan tingkah laku, belajar, dan modifikasi tingkah laku.

Skinner yakin bahwa pemahaman tentang kepribadian akan tumbuh dari perkembangan tingkah laku

manusia dalam interaksinya yang terus menerus dengan lingkungannya.Skinner tidak melihat alasan

untuk membagi proses perkembangan ke dalam beberapa tahap. Ia juga tidak memberikan

importansi khusus pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Skinner memandang pengaruh

eksternal lebih dominan dalam membentuk tingkah laku.

a) Penghapusan

b) Penghapusan atau extinction terjadi ketika kita mencabut penguat dari suatu pengkondisian

operan. Penghapusan (extinction) adalah berkurangnya kecenderungan untuk merespon yang

terjadi apabila perkuatan yang mengikuti respon tersebut tidak ada lagi.

c) Stimulus Penghukum (punishing stimulus)

d) Adalah stimulus aversif yang bila terjadi sesudah berlangsungnya sebuah respon operan akan

mengurangi kemungkinan terjadinya respon tersebut di masa mendatang.ada 2 macam :

positif dan negatif punishment, yaitu :

 Schedule of Reinforcement, macam-macamnya : Continuous Reinforcement

(Penguatan Berkelanjutan),Fixed Interval (Interval Tetap),Fixed Ratio (Perbandingan

Tetap),Variable Interval (Interval Berubah),Variable Ratio (Perbandingan Berubah).

 Generalisasi Stimulus (Stimulus Generalization) adalah proses timbulnya respon dari

stimulus yang mirip dengan stimulus yang mestinya menimbulkan respon itu.
Sedangkan diskriminasi stimulus (Stimulus Discrimination) adalah kemampuan

untuk membedakan stimulus, sehingga stimulus itu tidak diberi respon, walaupun

mirip dengan stimulus yang diberi penguat.

2.4 Aplikasi

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan) yaitu

sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan

dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk

kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:

Belajar itu adalah tingkah laku.

 Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan

dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

 Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau

sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di

observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.

 Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang

dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

1) Aplikasi Teori Skinner

Tingkah laku abnormal, Tingkah laku abnormal dapat diubah menjadi normal dengan cara

memanipulasi lingkungan

a) Modifikasi perilaku,

 Flooding adalah pendekatan alternatif terhadap masalah untuk mencegah agar respon

penghindaran itu tidak terjadi.


 Aversive Theraphy adalah stimulus yang apabila dihilangkan (Withdrawal) meningkatkan

kekuatan respon yang segera mengikutinya.

 Token Economy adalah pemerkuat terkondisi untuk menjembatani antara saat ketika respon

yang dinginkan dilakukan dan ketika perkuatan tak terkondisinya terjadi.

b) Terhadap Pembelajaran

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

 Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

 Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika

benar diperkuat.

 Proses belajar harus mengikuti audio dari yang belajar.

 Materi pelajaran digunakan sistem modul.

 Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

 Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

 Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

 Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk menghindari pelanggaran

agar tidak menghukum.

 Prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:

a) Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi

penguat.

b) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

c) Materi pelajaran digunakan sistem modul.

d) Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.


e) Dalam proses pembelajaran tidak digunakan hukuman namun ini lingkungan perlu diubah

untuk menghindari adanya hukuman.

 Sumbangan Skinner sebagai seorang psikolog

a) Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh

para psikolog lainnya.

b) Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif terhadap

masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil eksperimen yang

jelas.

c) Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang konvensional.

c) Penguatan dan Hukuman.

Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan

(reinforcement ) dan hukuman (punishment). Penguatan dan Hukuman. Penguatan (reinforcement)

adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya,

hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa

unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan

yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.

Dari hasil eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner tersebut menghasilkan hukum-hukum belajar,

diantaranya :

a) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat,

maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

b) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui

proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut

akan menurun bahkan musnah.


Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:

a) Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat

karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan

positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,

menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau

penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

b) Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons

meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak

menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi

penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang

(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).


BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Bahwa behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan

oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan

umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-

kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan

menjelaskan tindakan yang diinginkan.

Teori belajar behavioristik menekankan pada perubahan tingkah laku serta sebagai akibat interaksi

antara stimulus dan respon. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar apabila ia bisa

menunjukkan perubahan tingkah lakunya.

3.2saran

Dengan adanya teori tentang pendekatan behavioristik diharapkan agar mampu untuk memahami

secara secara detail apa konseling behavioristik yang sebenarnya, tujuan, serta hakekattentang

manusia, karakteristik dan peran serta fungsi konselor hingga dapat memahami hubungan konselor

dengan konseli, tahap dan teknik konseling bahkan diharapkan mampu menanggapi kelebihan dan

keterbatasan serta asumsi perilaku bermasalah serta cirri khusus yang ada pada konseling

behavioristik.
Daftar pustaka

http://galeri-psikologi.blogspot.com/2015/12/aplikasi-teori-operant-conditioning-bf.html

http://galeri-psikologi.blogspot.com/2015/12/aplikasi-teori-operant-conditioning-bf.html

https://dosenpsikologi.com/teori-skinner-dalam-psikologi-kepribadian

https://id.wikipedia.org/wiki/B.F._Skinner

https://afreliansristiyani.wordpress.com/2013/11/13/makalah-pendekatan-behavioristik/

https://achmadkholid14.wordpress.com/2013/05/29/teori-kepribadian-skinner/

Anda mungkin juga menyukai