Anda di halaman 1dari 25

PEMANFAATAN SUMBER DAYA ARUS SEBAGAI

SOLUSI SAMPAH LAUT MELALUI PEMBUATAN


PULAU BUATAN UNTUK PEMULIHAN
LINGKUNGAN

Diusulkan Oleh :
Zaki Ali Fahrezi/230210160030
Mochammad Agung Seno Pambudi/230210160067
Saeful Anwari/230210160060

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG

i
2018

ii
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Tulisan : Pemanfaatan Sumber Daya Arus Sebagai


Solusi Sampah Laut Melalui Pembuatan
Pulau Buatan Untuk Pemulihan
Lingkungan
2. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : Zaki Ali Fahrezi
NIM : 230210160030
Jurusan : Ilmu Kelautan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
Alamat Rumah : Jalan Riung Jembar Raya No 25 Komplek
Riung Bandung
No Tel./HP : 087834448233
Alamat email : Zaki16003@mail.unpadac.id
Anggota Pelaksana Kegiatan
1. Nama Lengkap : Mochammad Agung Seno Pambudi
NIM/Fakultas : 230210160067/FPIK
2. Nama Lengkap : Saeful Anwari
NIM/Fakultas : 230210160060/FPIK

3. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan : Noir Primadona Purba.
Gelar
b. NIP : 1480117208121021
c. Alamat Rumah : Jl. Merkuri Tengah No.39, - Jl. Pratista Barat
III No.6, Bandung
d. No Tel./HP :

iii
A. JUDUL
Pemanfaatan Sumber Daya Arus Sebagai Solusi Sampah Laut Melalui Pembuatan
Pulau Buatan Untuk Pemulihan Lingkungan.

B. LATAR BELAKANG
Indonesia memanfaatkan sumber daya maritim sebagai salah satu sumber
pendapatan negara. Sumber daya maritim memiliki dampak yang besar pada
perekonomian Indonesia. Menurut Rokhmin Dahuri (2017) ada 11 sektor kelautan yang
memiliki nilai ekonomi hingga 1.333 miliar dolar per tahun. 6 dari 11 sektor maritim
yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri bioteknologi kelautan, pariwisata
bahari, coastal foresty, dan sumber daya wilayah pulau kecil terhambat pemanfaatan
sumber dayanya karena disebabkan oleh adanya marine debris atau sampah laut.
Maka dari itu perlu adanya upaya untuk mengatasi masalah marine debris atau
sampah laut karena hal tersebut akan merusak ekologi laut dan berdampak pada 6 sektor
maritim yang dimana sektor-sektor tersebut berhubungan dengan kelangsungan ekologi
laut. Jika dibiarkan, masalah sampah laut ini akan berdampak pada generasi berikutnya.
Karya tulis ini mengemukakan mengenai gagasan kami perihal pembuatan Pulau
Buatan (Artificial Island). Kami berharap dengan adanya gagasan ini menjadi pemicu
bagi peneliti lainnya dalam hal mengusung masalah sampah laut ini. Gagasan yang
kami berikan mempunyai peluang yang cukup bagus untuk Indonesia, hal ini
dikarenakan wilayah Indonesia termasuk ke dalam posisi yang sangat strategis. Terikat
mengenai kondisi perairannya hingga variabilitas oseanografinya. Sejauh ini masih
belum banyak penelitian yang berkaitan solusi untu mengatasi sampah laut ini di bidang
teknologinya. Dewasa kini baru sekadara beberapa komunitas yang menjalankan suatu
program sosialnya yang mengajak kepada masyarakat untuk mengurai tingkat
pemakaian kantung plastic.

Salah satu upaya penanggulangan marine debris adalah dengan pembuatan


artificial island yang berfungsi untuk menangkap marine debris atau sampah laut yang
ada di perairan dengan memanfaatkan arus laut Arlindo (Arus Lintas Indonesia) dan
Armundo (Arus Monsun Indonesia). Hasil akhir dari gagasan kami ini diharapkan dapat

1
membuat sebuah prototype yang nantinya diserahkan kepada pihak stakeholders untuk
masalah pembiayaan.

C. PERUMUSAN MASALAH
Marine debris dapat berupa plastik, puing-puing kayu, kaca ,logam, kertas ,
Styrofoam, dan kain. Marine debris atau sampah laut didominasi oleh plastik yang sukar
terurai dan dapat menempuh jarak yang sangat jauh terbawa oleh arus laut (Sea
Current) yang berasal dari limbah perkotaan, terbawa oleh sungai dan bermuara ke
pantai atau dermaga. Mayoritas dari sampah laut adalah sampah plastik (makroplastik)
yang berdampak besar pada 6 sektor maritim dan erat kaitannya dengan ekologi laut.

D. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah memberi solusi alternatif dari
penanggulangan marine debris atau sampah laut yang berdampak pada sektor- sektor
maritim di Indonesia.
Diharapkan karya tulis ini dapat menambah solusi alternatif dari permasalahan
marine debris yang mengganggu ekologi laut dan berdampak pada sektor sumber daya
maritim.

E. MANFAAT
Pembuatan Artificial Island ini berguna untuk mengurangi sampah laut yang
terdistribusi melalui arus laut, dengan pemanfaatan sumber daya arus laut, sampah dapat
terakumulasi dan dapat dikurangi secara maksimal tanpa perlu adanya pengontrolan
secara intensif.

F. KEGUNAAN
Pembuatan Artificial Island ini berguna untuk menjaga ekosistem perairan
sehingga daya dukung ekosistem meningkat yang akan mengakibatkan sumber daya
perikanan meningkat.

2
G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Sampah

Sampah dapat diartikan sebagai benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan
dibuang yang berasal dari hasil kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan sendirinya
(Wahid Iqbal dan Nurul C., 2009: 274). Berdasarkan SK SNI 19-2454 (2002: 1).
Sampah adalah limbah padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik serta dianggap
tidak berguna lagi dan terus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan
benda atau zat padat baik organik maupun anorganik akibat aktivitas manusia yang
tidak digunakan lagi kemudian dibuang serta dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan.
Sampah laut (marine debris) merupakan bahan padat yang diproduksi atau
diproses secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau
ditinggalkan di dalam lingkungan laut. Marine debris pada umumnya dihasilkan dari
kegiatan antropogenik, hal ini merupakan ancaman langsung terhadap habitat laut,
kesehatan manusia, dan keselamatan navigasi, sehingga mengakibatkan kerugian aspek
sosial-ekonomi yang serius. Penyebaran sampah laut sangat memprihatinkan yaitu 14
miliar ton sampah dibuang setiap tahun di lautan (Hetherington, et al, 2005).

3
2. Pengertian mengenai Pencemaran Laut
Pencemaran dapat diartikan sebagai bentuk Environmental impairment, yakni
adanya gangguan, perubahan, atau perusakan. Pencemaran laut merupakan masalah
yang dihadapi bersama oleh masyarakat internasional. Pengaruhnya bukan saja
menjangkau seluruh kegiatan yang berlangsung di laut, melainkan juga menyangkut
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di wilayah pantai.

Menurut undang-undang Nomor 23 tahun 1997, yang dimaksud dengan


pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain kedalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai
ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.

Selain itu, menurut PP No.19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran


dan/atau pengrusakan lingkungan laut, pencemaran merupakan masuknya atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya

Sedangkan definisi pencemaran laut yang dikemukakan dalam UNCLOS 1982,


pasal 1 (4) , adalah sebagai berikut :

“ pollution of the marine environment means the introduction by man, directly or


indirectly, of subtances or energy into the marine environment, including estuaries,
which result or is likely to result in such deleterious effect as harm to living resources
and marine life, hazards to human health, hindrance to marine activities, including
fishing and other legitimate uses of the sea, impairment or quality for use of sea water
and reduction of amnenities.”

Definisi di atas memberi makna bahwa “Pencemaran Lingkungan Laut” berarti

4
dimasukkannya oleh manusia, secara langsung atau tidak langsung, bahan atau energi
ke dalam lingkungan laut, yang membawa akibat buruk seperti kerusakan pada
kekayaan hayati dan kehidupan di laut, bahaya bagi kesehatan manusia, gangguan
terhadap kegiatan-kegiatan di laut termasuk penangkapan ikan dan penggunaan laut
yang sah lainnya, penurunan kualitas kegunaan air laut dan pengurangan kenyamanan.”

3. Arus Laut
Arus adalah pergerakan air secara horizontal yang disebabkan karena adanya
perubahan ketinggian permukaan laut. Arus lautan global merupakan pergerakan masa
air yang sangat besar. Arus inilah yang mempengaruhi arah aliran air lautan serta terkait
antara satu lautan dengan lautan yang lain di seluruh bumi.
Faktor penyebab terjadinya arus dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu gaya
eksternal, gaya internal angin, dan gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida
dalam gerakan yang relative terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja
dalam pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya viskositas, gaya coriolis, gaya
gradien tekanan horizontal, dan gaya yang menghasilkan pasang surut.
4. Sirkulasi Arus Permukaan Indonesia
Wilayah Perairan indonesia dialiri oleh 2 sistem arus utama, yaitu arus
monsun indonesia (Armondo) dan arus lintas indonesia (Arlindo). Arus
monsun indonesia mengalir secara rata-rata dari Laut Cina Selatan masuk ke
Laut Jawa lewat laut Natuna dan Selat Karimata. Dari Laut Jawa, Armondo
meneruskan alirannya ke laut-laut dalam yaitu Laut Flores dan Laut Banda,
Arus Lintas Indonesia memainkan peranan penting dalam sirkulasi umum
lintang tengah, Samudera Pasifik, dan Samudera Hindia melalui transfer
panas, massa dan air tawar. Arlindo didorong oleh angin pasat. Angin ini
menyebabkan level muka laut yang lebih tinggi di Samudera Pasifik, sehingga
menyebabkan terjadinya gradien tekanan yang membentuk aliran dari
Samudera Pasifik ke Samudera Hindia.

5
Gambar 1. Pola Arus Permukaan di Perairan Indoneisa Pada Musim
Barat, Bulan Februari

Gambar 2. Pola Arus Permukaan di Perairan Indonesia Pada Musim


Timur, Bulan Agustus

6
5. Dampak Sampah Laut

Lebih dari 260 spesies termasuk penyu, ikan, burung laut, mamalia, dan
invertebrata, dilaporkan menelan sampah laut (Stevenson, 2011). Banyak
spesies laut tewas seperti burung laut, kura-kura, paus, lumba- lumba, duyung,
ikan, kepiting, buaya, dan banyak spesies lainnya. Diperkirakan antara 5000
sampai 15,000 kura-kura telah mati karena terjerat oleh jaring ikan yang sudah
tidak terpakai (CSIRO, 2014)
Berikut dampak dari sampah laut (marine debris) pada ekologi,
ekonomi, dan kesehatan manusia (NOAA, 2013)
a. Dampak ekologi
Dampak tidak langsung akan terjadi pada ekologi laut, habitat biota laut
akan terkikis sampai habis. Sampah laut dapat mempengaruhi pertumbuhan
terumbu karang yang akan menutupi karang sehingga cahaya sebagai suplai
utama pertumbuhan karang akan berkurang. Selain itu, berpengaruh juga pada
Perikanan tangkap, Perikanan budidaya, Coastal Forestry, dan sumberdaya
wilayah pulau-pulau kecil.
b. Dampak ekonomi
Sampah laut memiliki dampak yang sangat besar dibidang ekonomi
khususnya parawisata. Hal ini berdampak kepada manusia sehingga dapat
mengurangi keuntungan ekonomi akibat sampah yang terdapat di garis pantai
dan memberikan pemandangan yang kurang baik. Selain itu, sampah laut
yang menempel di badan organisme seperti ikan, akan mempengaruhi nilai
jual ikan komersil sehingga akan merugikan nelayan. Dampak ekonomi juga
berpengaruh pada Industri Bioteknologi kelautan, dan Pariwisata Bahari.
c. Dampak manusia
Sampah laut sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, dari
kontak langsung dengan benda benda tajam seperti kaca pecah, logam
berkarat, dan benda tajam lainnya yang ada di pantai ataupun di dasar
perairan.

7
6. Pulau Buatan

Pulau adalah sebidang tanah yang lebih kecil dari benua dan lebih besar
dari karang, yang dikelilingi air. Kumpulan beberapa pulau dinamakan pulau-
pulau atau kepulauan
Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982
(UNCLOS ’82) pasal 121 mendefinisikan pulau sebagai "daratan yang
terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air, dan selalu di atas muka air
pada saat pasang naik tertinggi". Dengan kata lain, sebuah pulau tidak boleh
tenggelam pada saat air pasang naik. Implikasinya, ada empat syarat yang
harus dipenuhi agar dapat disebut sebagai 'pulau', yakni:
 memiliki lahan daratan
 terbentuk secara alami, bukan lahan reklamasi
 dikelilingi oleh air, baik air asin (laut) maupun tawar
 selalu berada di atas garis pasang tinggi.
Sedangkan, untuk pulau buatan sendiri merupakan sebidang tanah yang
lebih kecil dari benua dan lebih besar dari karang, yang dikelilingi air dan
dibuat oleh manusia tidak melalui proses secara alamiah. Pulau buatan sendiri,
dibuat berdasarkan kebutuhan sehingga fungsi dari pulau buatan disesuaikan
dengan kebutuhan.

8
H. METODE PENELITIAN

1. Menentukan Tema Perancangan


Pertama hal yang harus ditentukan adalah tema dari rancangan yang
akan dibuat. Tema ini mewakili pikiran pokok tentang arah desain pulau
buatan. Dalam perancangan kali ini tema yang diambil yaitu pembuatan pulau
buatan sebagai marine debris trap atau perangkap sampah di laut.
2. Identifikasi dan Analisa Kebutuhan
Pulau buatan pada hal ini harus memenuhi beberapa kriteria sebagai
berikut agar dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya:
 Dapat berada di permukaan laut (tidak tenggelam)
 Dapat menangkap sampah yang terbawa arus di permukaan
 Dapat mengakumulasi sampah yang terbawa oleh arus
 Tidak terbawa oleh arus
a. Studi Literatur
Studi literatur digunakan untuk memahami dasar-dasar teori yang
berhubungan dengan Marine Debris atau sampah laut, Artificial Island atau
pulau buatan, dan Arus. Sehingga diharapkan mampu memberikan gambaran
dalam pembuatan desain pulau buatan.
b. Membuat Konsep Desain Awal
Segala pemikiran atau ide-ide yang ada dituangkan dalam suatu desain
awal berupa sketsa gambar.
c. Membuat Desain Akhir
Setelah desain awal dibuat dan dianalisa kemudian ditentukan model
seperti apa yang akan dibuat. Maka dibuatlah desain akhir pulau buatan yang
digunakan sebagai penyelesaian masalah. Desain akhir dibuat dengan
software Autodesk 3ds Max 2010 dan Adobe Photoshop CS 3.

9
I. ANALISIS HASIL
1. Analisis Masalah

Marine debris atau sampah laut terdiri dari beberapa jenis seperti plastik, puing-
puing kayu, kaca, logam, kertas, Styrofoam , dan kain. Marine debris atau sampah laut
terbawa oleh arus laut (Sea Current) dan berasal dari limbah perkotaan yang dibawa
oleh sungai dan bermuara ke pantai atau dermaga. Sifat Marine Debris atau sampah laut
adalah toxic (beracun) karena mengandung zat-zat kimiawi yang dapat meracuni
ekosistem perairan baik pada tumbuhan laut maupun hewan laut skala mikroorganisme
hingga makroorganisme. Sampah laut mayoritas bersifat Non-degradable atau tidak
dapat diuraikan karena marine debris atau sampah laut kebanyakan adalah makroplastik
dan mikroplastik yang dapat masuk kedalam tubuh, dan hewan makroorganisme yang
dapat membunuh biota laut itu sendiri.
Ditinjau dari dampak yang dihasilkan marine debris, ada 6 dari 11 sektor
kelautan/maritim yang terkena dampak dari marine debris, khususnya oleh
makroplastik yang tentunya sangat berpengaruh pada nilai ekonomi yang dihasilkan
pada sektor tersebut. Berikut dibawah ini adalah 6 dari 11 sektor yang terpengaruh
berserta pendapatan yang diperoleh dari sektor tersebut kepada negara.

10
NILAI EKONOMI (MILIAR DOLAR
NO SEKTOR EKONOMI AS/TAHUN)
1. Perikanan Tangkap 15

2. Perikanan Budidaya 210


Industri Pengolahan
3. Hasil Perikanan 100

4. Industri Bioteknologi 180


Kelautan
5. ESDM 210

6. Parawisata Bahari 60

7. Transportasi Laut 30

8. Industri dan Jasa Maritim 200

9. Coastal Forestry 8
Sumber Daya Wilayah
10. Pulau Kecil 120

11. Sumber daya No- 200


Konvensional
Total 1.333

Tabel 1. Sektor maritim dan estimasi nilai ekonomi.(Sumber : Rokhmin Dahuri ,2017)
Pada Tabel 1. Diperlihatkan estimasi nilai ekonomi sektor-sektor
kelautan/maritim dan yang berkolom merah merupakan sektor-sektor kelautan/maritim
yang terkena dampak dari marine debris . Jika dikalkulasikan marine debris akan
menganggu ekonomi negara dengan estimasi kerugian sebesar 593 Miliar Dolar
AS/Tahun.
Maka dari itu, diperlukan penanggulangan marine debris atau sampah laut
khususnya makroplastik melalui pemanfaatan arus laut Armando dan Arlindo yang
membawa marine debris atau sampah laut mengalir dengan Artificial Island sebagai
perangkap sampah .

11
2. Filosofi Desain

Pendekatan untuk proyek Artificial Island atau pulau buatan ini yaitu
untuk merancang sebuah pulau buatan dimana pulau tersebut dapat berfungsi
sebagai perangkap sampah yang mengalir di permukaan laut dengan
memanfaatkan prinsip pergerakan arus permukaan yang ada di suatu tempat.
Sampah laut (marine debris) sendiri bergerak berdasarkan kriteria arus
membawa mereka sehingga banyak sampah-sampah yang ada di indonesia
khususnya di pulau-pulau tidak berasal dari pulau itu sendiri atau bahkan
bukan berasal dari negara Indonesia. Arus yang selalu mengalir akan
membawa objek-objek yang berada diatasnya. Nantinya setelah sampah
terakumulasi dalam pulau buatan, sampah kemudian dapat dibawa ke pesisir
atau daratan untuk diolah atau dilakukan landfill.

3. Desain Pulau Buatan

Gambar 3. Blue Print Pulau Buatan

12
Gambar 4. Blue Print 2 Pulau Buatan

13
Galon
Buoy

Jangkar
Jaring

Penampa ng

Gambar 5. Desain Pulau Buatan Tanpa Daratan

Daratan

Gambar 6. Desain Pulau Buatan dengan Daratan

14
Tumbuhan

Katup

Gambar 7. Desain Pulau Buatan

Desain pulau buatan tanpa daratan diatas dibagi menjadi beberapa komponen
yaitu, galon (atau bahan lain sebagai penampung), buoy, jaring, jangkar, dan
penampang. Galon berfungsi sebagai tempat masuknya sampah yang ada dipermukaan
laut dimana di dalam galon ini diberikan alat yang dapat menjaring sampah namun
sampah yang telah masuk tidak dapat keluar kembali, sehingga nantinya sampah akan
terakumulasi didalam pulau buatan. Kemudian ada buoy, buoy berfungsi agar pulau ini
tetap berada diatas permukaan laut, sehingga galon yang berfungsi untuk menangkap
sampah tetap berada diatas permukaan laut dan tidak tenggelam. Ada komponen jaring,
yang berfungsi agar sampah yang sudah terakumulasi dalam pulau buatan ini tidak
keluar kembali kelaut, mesh size disesuaikan dengan jenis sampah yang ingin
diperangkap dalam pulau buatan. Jangkar, berfungsi agar pulau buatan ini tidak terbawa
arus, karena pulau buatan ini mempunyai prinsip memanfaatkan arus laut yang
membawa sampah sehingga pulau buatan harus tetap tidak bergerak terbawa arus.
Selanjutnya, ada daratan yang dibuat diatas penampang dan buoy, daratan ini dapat
berfungsi sebagai tempat singgah untuk mengambil sampah yang sudah terakumulasi
atau tempat memusnahkan sampah yang ada dibawahnya. Tumbuhan, dapat tumbuh

15
diatas pulau dengan memanfaatkan unsur-unsur organik yang ada disampah sebagai
nutrien untuk tumbuh. Katup berfungsi untuk membuka dan mengambil sampah yang
ada dibawahnya.

4. Lokasi Pembuatan

Lokasi pembuatan pulau buatan ini disesuaikan dengan adanya arus


lintas indonesia dan arus muson Indonesia, karena sampah terbawa oleh arus
permukaan sehingga pulau buatan ini berfungsi sebagai perangkap agar
sampah yang terbawa oleh arus tidak terkena ke pesisir dari pulau-pulau yang
ada di Indonesia. Penentuan lokasi menggunakan prediksi dimana arus lintas
Indonesia dan arus muson akan lewat dan yang berpotensi membawa sampah.

Gambar 8. Arus Lintas Indonesia dan Arus Moonson Indonesia


(Sumber: Bisnisasean.com)

Berdasarkan gambar diatas, tempat-tempat yang berpotensi untuk


tempat pulau buatan perangkap sampah ini yaitu, Selat Makassar, Selat
Lifamatola Selat Manipa, Selat Pantar, Selat Ombai, Selat Lombok, Selat
Badung, Selat Sumba, Selat Sape, Selat Dampier. Laut Maluku, Laut
Sulawesi, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Timor, Laut Aru, Laut Halmahera dan
Laut Banda. Laut dan selat tersebut merupakan jalur masuk dan keluarnya
Arlindo dan Armundo sehingga pulau buatan ini berpotensi untuk menangkap
sampah-sampah yang bergerak mengikuti arus.

16
J. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Indonesia memiliki potensi sumber daya maritim khususnya arus yang dapat
dimanfaatkan dengan berbagai macam cara salah satunya dengan memanfaatkan arus
untuk menangkap sampah-sampah yang berpotensi untuk mengurangi optimalisasi dari
berbagai sektor kelautan yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Artificial Island atau pulau buatan dengan desain yang telah dibuat diharapkan dapat
memanfaatkan salah satu sumberdaya maritim Indonesia yaitu arus untuk
menyelesaikan permasalahan sampah- sampah yang ada di laut.

2. Saran
Pengembangan pulau buatan akan lebih baik jika dibentuk kerjasama dari
berbagai pihak instansi seperti Kemenristekdikti, BPPT, dan KKP agar dapat bersinergi
dan berkembang secara progresif karena disokong oleh SDM dan finansial yang
memadai.

17
K. DAFTAR PUSTAKA

CSIRO (Ocean and Atmosphere Flaship) 2014. Marine Debris sources,


distribution and fate of plastic and other refuse – and its impact on
ocean and coastal wildlife. www.csiro.au/marine-debris diakses pada
pukul 21.38 W
Dahuri,Rokhmin.2017.Peningkatan Peran Perguruan Tinggi Dalam
Mewujudan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.
Departemen Pekerjaan Umum, 1995. Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk
Kota Kecil dan Kota Sedang Di Indonesia : SKSNI 19-3983-1995.
Bandung: Yayasan LPMB
Hetherington J., Leous J., Anziano J., Brockett D., Cherson A., Dean E.,
Dillon J., Johnson T., Littman M., Lukehart N., Ombac J., Reilly K.,
2005. The Marine Debris Research, Prevention and Reduction Act: A
Policy Analysis. Columbia University New York, New York
Hutabrarat, S. dan Evans, S. 1984. Pengantar Oseanografi. Penerbit Ui – Press.
Jakarta
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin, 2009. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Teori dan Aplikasi. Salemba Medika, Jakarta
NOAA [National Oceanic and Atmospheric Administration]. 2013.
Programmatic Environmental Assessment (PEA) for the NOAA
Marine Debris Program (MDP). Maryland (US): NOAA. 168 p.
Stevenson C., 2011. Plastic Debris in the Calofornia Marine Ecosystem. A
Summary of Current Research, Solution Strategies and Data Gaps.
University of Southern California Sea Grant. Synthetic Report.
California Ocean Science Trust, Oakland, CA.
Wyrtki, K., 1961, Phyical Oceanography of the South East Asian Waters,
Institute Oceanography, California

18
L. LAMPIRAN
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Zaki Ali Fahrezi
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ilmu Kelautan
4 NIM/NIDN 230210160030
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung 2 Oktober 1997
6 Email Zaki16003@mail.unpad.ac.id
7 No. Telp. / HP 087834448233

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN SMPN 31 SMAN 11
Rancaloa Bandung Bandung
Bandung
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1. Pemakalah Seminar Lembaga Penerbangan dan 2018
Nasional Inderaja Antariksa Nasional
(Poster)
2. Nominasi 5 Besar Video Universitas Pendidikan Indonesia 2015
GEOSMART ASEAN
Competition
2015
3 Juara 3 Cerdas Universitas Widyatama 2015
Cermat IT

19
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Mochammad Agung Seno Pambudi
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Kelautan
4 NIM/NIDN 230210160067
5 Tempat dan Tanggal Lahir Martapura, 13 April 1999
6 Email mochagungsn@gmail.com
7 No. Telp. / HP 087739321477

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi Al-Basyariyah SMPN 11 SMAN 11
Bandung Bandung
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
1 Simposium Nasional Hiu Rancangan alur edukasi pada 28-29 Maret
Pari ke-2 di Indonesia ekowisata selam hiu sebagai 2018, Aula
alternatif pengurangan aktivitas Tuna, Gedung
penyiripan hiu Mina Bahari
IV lt.15

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 2 Running Telkom University 2014
Proces INDEED 2014
2 Finalis ASEAN Universitas Pendidikan Indonesia 2015
Geosmart Competition
3 Aktivis Gerakan BNPB, Kemendikbud Republik 2012
Sekolah Aman Indonesia

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Saeful Anwari

20
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ilmu Kelautan
4 NIM/NIDN 230210160060
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ciamis, 04 April 1997
6 Email Saeful.anwari58@gmail.com
7 No. Telp. / HP 085559331391

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 5 SMPN 1 SMAN 1
Wonoharj Pangandaran pangandaran
o
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1. Pemateri BEM KEMA FPIK UNPAD 2018
seminar
Kewirausahaan
Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan
2. Monitoring dan KEMENRISTEKDIKTI 2018
Evaluasi PKM Danai
Dikti
3 Monitoring dan KEMENRISTEKDIKTI 2018
Evaluasi Program
Hibah Bina Desa Dikti

21
Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Noir Primadona Poerba, M. Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Kelautan
4 NIM/NIDN 198201172008121001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bona-bona, 17 Januari 1982
6 Email noaa.phd@unpad.ac.id
7 No. Telp. / HP 08122366952

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Institut
Teknologi
Bandung
Jurusan Ilmu
Kebumian
Tahun Lulus 2008

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

22

Anda mungkin juga menyukai