DEFINISI
1. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr Ibn Ash, dan Abu
Musa al Asyary yang terlibat tahkim dan menyerahkannya
kepada Allah, Swt., di hari kiamat kelak.
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah, Swt., atas orang muslim
yang berdosa besar.
3. Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam
peringkat al Khalifah ar Rasyidun.
4. Meletakkan (pentingnya) iman daripada amal. Salah satu Motto
Murji’ah: La yadhurru ma’a al-iman ma’shiyyah, kama la tanfa’u
ma’a al-kufri tha’ah
5. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah, Swt.,
Sekte-Sekte
2. al-Salihiah
Tokohnya adalah Abu al-Hasan al- Salihi berpendapat bahwa iman
ialah mengetahui Tuhan dan kufur ialah tidak mengetahui Tuhan.
Menurut pengertian al-Salihiah salat adalah bukan merupakan
ibadat kepada Allah, karena yang disebut ibadat ialah iman
kepadaNya.
Sekte-Sekte
3. Yunusiyah
Tokohnya adalah Yunus As-Samary, berpendapat bahwa perbuatan
maksiat atau melakukan perbuatan jahat tidak akan merusak iman
seseorang, karena iman hanyalah mengetahui (ma’rifat) Tuhan saja.
Iman menurut Yunusiah, memiliki empat unsur, yaitu: Mengetahui bahwa
Tuhan ada, tunduk patuh kepada-Nya, tidak menyombongkan diri
kepada-Nya dan mencintai Allah di dalam hatinya. Jika keempat unsur ini
dimiliki oleh seseorang (dalam hatinya) berarti dia tetap mukmin.
Ketaatan sebagai akibat dari kepercayaan-kepercayaan diatas tidak
termasuk iman. Oleh karena perbuatan jahat/dosa tidak akan merusak
iman. Menurut Yunusiah, jika seseorang mati sedang ia dalam keadaan
iman (bertauhid) maka dosa-dosa dan perbuatan jahat yang telah
dilakukannya (dianggap tidak merugikannya).
Sekte-Sekte
3. Al-Gosaniyah
Al-Gosaniyah, pengikut Gosan al-Qufi, berpendapat sesuatu yang
diwajibkan atau diharamkan boleh dilanggar jika tidak diketahui
secara pasti mana yang diwajibkan dan mana yang diharamkan,
sehingga pelakunya tetap dianggap mukmin.
Misal: Syari’at melarang memakan babi, namun apabila tidak tahu
apakah babi itu yang diharamkan itu adalah babi yang dimakan ini.
Oleh sebab itu orang yang makan babi tetap iman bukan kafir.
Demikian pula Tuhan mewajidkan haji ke ka’bah, tetapi jika orang
tidak tahu apakah ka’bah itu berada di India atau di tempat lain,
dengan demikian orang tersebut masih tetap mu’min.