Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT


SPESIFIKASI TEKNIS

A. RUANG LINGKUP PROYEK


Nama Pekerjaan :Perencanaan Teknis Pemeliharaan Berkala
Jembatan Awang -Awang
Lokasi : Kabupaten Mojokerto
Pemilik Proyek : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kabupaten
Mojokerto
Pekerjaan Utama : Pekerjaan Jembatan

B. LINGKUP PEKERJAAN
I UMUM
1 Uitzeet dan Pengukuran Menggunakan Waterpass/Total Station
2 Mobilisasi dan Demobilisasi
3 Pembersihan Lokasi
4. Papan Nama Proyek

II PEKERJAAN PENGECATAN DAN AKSESORIS JEMBATAN


1 Pembersihan Permukaan Rangka Baja
2 Pengecatan permukaan baja dengan meni besi

III PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


1 Rambu - Rambu Pengaman Pekerjaan

C. RENCANA KERJA
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 1|Hal.
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat


Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau
action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja,
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen
tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya,
peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup
dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan
pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

D. TEMPAT KERJA
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka
Kontraktor harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan
tambahan.

E. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi
lama yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat
kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan, maka hal tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor . Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-
pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak
berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai
dengan isi kontrak.

F. TENAGA KERJA

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 2|Hal.


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih


dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

G. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili
Kontraktor . Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh
Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan
tersebut.

H. PEKERJAAN DAN BAHAN-BAHAN YANG TERMASUK DALAM


HARGA SATUAN
Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti
yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk
tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam
pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau
kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini
untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran
air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan-
bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan
tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya
diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

I. LAPORAN
 Laporan Perkembangan Bulanan

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 3|Hal.


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa


biaya tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh
Direksi, lima (5) salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :

- Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan


perkiraan perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan
berdasarkan pada jadwal pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah
pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada Kontraktor untuk bulan
ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang
barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan
Konsruksi yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang
bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf supervisi
dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh
Kontraktor dalam bulan sebelumnya. Kwantitas mengenai barang
pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan
dalam bulan sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian
itu. Bahan-bahan lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan
kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.

 Laporan Mingguan
Kontaktor harus mempersiapkan laporan mingguan dari masing-masing
seksi pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang
disetujui oleh Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas
pada, pekerjaan yang diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi
pekerjaan, bahan-bahan yang sedang dalam pesanan, kecelakaan dan
informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan tiap
minggunya.

 Laporan Harian
Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-
masing seksi pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 4|Hal.
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

yang disetujui oleh Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak
terbatas pada, pekerjaan yang diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di
lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang dalam pesanan, kecelakaan dan
informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.

 Laporan Akhir
Kontaktor harus mempersiapkan laporan akhir pekerjaan pada akhir proyek,
dimana laporan akhir pekerjaan merupakan kumpulan dari laporan harian,
laporan mingguan dan laporan bulanan yang dibuat selama proyek tersebut
berlangsung.

 Buku Tamu
Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet
(Kantor di Lokasi Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan
Kontraktor.

 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya
kontrak seperti dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain
yang mungkin diminta oleh Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak.
Pihak Kontraktor wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-hal
diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan perencana dan
konsultan pengawas.

 Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor
diwajibkan membuat ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi
dan atas persetujuan direksi maka pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 5|Hal.


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

J. KETENTUAN KAJIAN TEKNIS


1. Sebelum pekerjaan survei dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar
Rencana untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan harus
memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang terjadi,
terutama yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Penyedia Jasa dan Direksi
Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap
perubahan yang dibuat dalam revisi minor Gambar.
2. Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Direksi
Pekerjaan setelah revisi minor terhadap seluruh rancangan telah selesai, dimana
revisi minor ini harus berdasarkan data survei lapangan yang dikumpulkan oleh
Penyedia Jasa sebagai bagian dari Lingkup pekerjaan dalam Kontrak.
3. Selama periode mobilisasi pada saat dimulainya Kontrak, Penyedia Jasa harus
melaksanakan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4. Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Penyedia Jasa harus menyiapkan
dan menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survei ini kepada Direksi
Pekerjaan, tidak lebih dari tanggal yang ditentukan
5. Detil pelaksanaan yang lengkap pada setiap mata pekerjaan dalam Lingkup
Kontrak ini akan diterbitkan secara, bertahap untuk Penyedia Jasa dan bilamana
detil pelaksanaan ini telah disiapkan, dapat mencakup, tetapi tidak boleh
terbatas pada revisi minor.

K. GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN


1. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
a. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
b. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
c. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
2. Kontraktor menyiapkan semua gambar-gambar proyek ,dalam bentuk ukuran
A3 yang disimpan oleh Direksi.
3. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 6|Hal.
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

4. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat


persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa
pemeliharaan harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
6. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
7. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku
adalah yang ditetapkan oleh Direksi.

L. WILAYAH KERJA
1. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
2. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau
menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan
bangunan harus didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari
dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
3. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor
harus berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan
utilitas yang ada.

M. BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN


1. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan
harus terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-
syarat kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan
mutu termasuk bahan bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
2. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang
berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum
diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis,
harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 7|Hal.


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

3. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional,


apabila diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan
sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi
bahan yang bersangkutan.
4. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor
untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
5. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa
dan diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya
dari bahan tersebut.
6. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai
dengan contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun
kekuatannya, maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan
mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-
bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
7. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-
bahan tersebut.
8. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-
bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan
bahan kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan
lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
9. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti
pedoman atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal
ini merupakan tanggung jawab Kontraktor .
10. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan
yang diajukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang
leveransir atau dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 8|Hal.


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

ahli mempunyai wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai
bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.
N. URAIAN PEKERJAAN
PEKERJAAN UMUM
UITZET / PENGUKURAN DAN KAJIAN TEKNIS LAPANGAN
a. UMUM
1) Uraian
Kajian Teknik Lapangan adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian
antara rancangan asli yang diiunjukkan dalam Gambar dengan kebutuhan
aktual lapangan. Kegiatan ini terdiri dari survai lapangan dan analisis data
lapangan. Penyedia Jasa harus menyediakan personil ahli teknik untuk
memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh muta dan kinerja
yang memadai.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam
pelaksanaan suatu survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan
hasil survei lapangan untuk menentukan kondisi fisik dan struktur
perkerasan lama dan fasilitas drainase yang bersangkutan. Dengan demikian
akan memungkinkan Direksi Pekerjaan melaksanakan revisi minor dan
menyelesaikan serta menerbitkan detil pelaksanaan sebelum kegiatan
pelaksanaan dimulai. Selanjutnya personil tersebut harus disertakan dalam
pematokan (staking out) dan survei seluruh kegiatan, investigasi dan
pengujian bahan, dan kajian teknis serta penggambaran untuk menyimpan
Dokumen Rekaman Kegiatan.Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah
waterpas / theodolite.
b. PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN UNTUK PENINJAUAN
KEMBALI RANCANGAN
1) Uraian
Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi. Penyedia Jasa harus
mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 9|Hal.


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, drainase
selokan, gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, dan perlengkapan
jalan lainnya seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman.
Pekerjaan survei lapangan ini harus mencakup inventarisasi geometrik
yang meliputi : lebar perkerasan, kondisi permukaan, jenis lapis
permukaan, detil bahu jalan; radius tikungan, lereng melintang
(superelevasi di tikungan), dan kelandaian.
Pelaporan gambar potongan memanjang yang lengkap sepanjang dari tiap
tepi jalan haruslah Main bentuk baku yang diterima oleh Direksi Pekerjaan
dan hum diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam jumlah satu asli dan
tiga salinan sebagai bagian dari seluruh laporan survei Penyedia Jasa.
2) Pekerjaan Persiapan dan Gambar
Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam
Dokumen Kontrak dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan sebelum
pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadap perubahan
kecil pada alinyemen, ruas dan detil yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari
Gambar dan Spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap
kesalahan atau kekurangan dalam Gambar atau perbedaan antara Gambar
dan Spesifikasi dan Penyedia Jasa harus menandsi dan memperbaiki setiap
kesalahan atau kelnuangan, terutama yang berhubungan dengan lebar
perkerasan lama dan lokasi dan arah setiap pelebaran perkerasan dan
struktur untuk drainase. Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan
interpretasi untuk melengkapi Spesifikasi dan Gambar ini. Bilamana
dimensi yang diberikan daiam Gambar atau dapat dihitung, pengukuran
berdasarkan skala tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Setiap penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi
lapangan yang tidak terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara
tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 10 | H a l .
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang


diambil terhadap Gambar dalam Kontrak ini.
3) Survei Kondisi Perkerasan Lama
a) Umum
Penyedia Jasa harus melaksanakan dan melaporkan pekerjaan survei
pada jalan lama menurut prosedur yang diberikan dalam dokumen
pendukung "Petunjuk untuk Pengambilan Data Lapangan" sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Pengujian Proof Rolling
Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
harus melakukan pengujian pada jalan dengan "proof rolling"
(pembebanan dengan kendaraan berjalan untuk mengetahui lendutan
secara visual)
4) Survei Sistem Drainase yang Ada
a) Umum
Penyedia Jasa harus melakukan survei ketinggian (level) dan survei
memanjang pada kedua sisi jalan dan harus menyiapkan gambar
potongan memanjang yang akurat dan menggambarkan profil
permukaan tanah asli dan profil lantai dasar (invert profile) selokan
dan detil penampang melintang dari semua selokan yang ada. Gambar
penampang memanjang harus diambil sepanjang lantai dasar (invert)
dari semua selokan dan saluran air, dan juga harus ditentukan hulu dan
hilir lantai dasar (invert), dan dimensi dalam dari semua saluran gorong-
gorong atau sungai dalam batas pekerjaan dalam Kontrak dari. Jarak antara
pada pembacaan ketinggian sepanjang profil penampang memanjang adalah
50 meter.
b) Pelaporan
Gambar penampang memanjang sepanjang kedua sisi jalan yang telah
disiapkan harus dalam bentuk standar yang dapat diterima Direksi

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 11 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Pekerjaan dan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dengan


jumlah satu asli dan tiga salinan sebagai bagian dari laporan survei
Penyedia Jasa.
5) Survei Struktur dan Pekerjaan Lainnya
Survei Penyedia Jasa pada pekerjaan perlindungan talud, struktur jembatan lama,
marka dan perlengkapan jalan lama harus dilaksanakan di bawah pengawasan
Direksi Pekerjaan, yang harus menjamin bahwa semua kondisi yang ada telah
dicatat dengan baik dan teliti. Formulir pelaporan kondisi tersebut harus dalam
formulir yang dapat diterima Direksi Pekerjaan.
6) Kegagalan dalam Melaksanakan Pekerjaan Survei Lapangan
Penyelesaian pekerjaan survei lapangan yang tepat waktu, yang tercakup dalam
Pasal ini akan sangat menentukan bagi kewajiban Direksi Pekerjaan dalam
melaksanakan revisi minor dan menyediakan gambar pelaksanaan bagi Penyedia
Jasa. sebelum dimulainya kegiatan pelaksanaan yang ditentukan. Oleh karena itu
Direksi Pekerjaan akan memantau kemajuan kegiatan survei lapangan oleh
Penyedia Jasa untuk menjamin bahwa pekerjaan ini akan selesai dalam batas waktu
yang ditentukan.
Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kemajuan kegiatan survei lapangan oleh
Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi waktu yang telah dijadwalkan atau bilamana
Penyedia Jasa tidak memulai pekerjaan tersebut, atau tidak melaksanakan
pekerjaan tersebut menurut standar yang diminta Direksi Pekerjaan, maka Direksi
Pekerjaan dapat memilih untuk menyelesaikan survei lapangan itu dengan sumber
dayanya sendiri atau sumber daya lainnya sebagaimana dipandang perlu.
Dalam hal ini, Direksi Pekerjaan akan mengenakan sanksi yang dirinci dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk pekerjaan survei lapangan yang dilaksanakan
sedemikian.

c. PEKERJAAN SURVEI PELAKSANAAN RUTIN

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 12 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

1) Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan revisi minor dan menerbitkan gambar


kerja, Penyedia Jasa harus yakin bahwa juru ukur (surveyor) yang telah dilengkapi
dengan semua gambar yang berisi informasi yang paling mutakir tentang lebar
perkerasan yang (liperlukan dan potongan melintang standar. Semua pengukuran
survei lapangan harus dicatat dalam buku catatan standar untuk survei lapangan.
Lembar halaman yang terlepas tak boleh digunakan.
2) Periksalah Stasiun (Sta.) pada setiap patok kilometer lama siapkan sebuah denah
yang menunjukkan dengan pasti posisi setiap patok kilometer yang berhubungan
dengan Chainage kegiatan. Dalam keadaan bagaimanapun, patok kilometer lama
tidak boleh dipindah atau digeser selama Periode Kontrak, kecuali kalau mutlak
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
3) Pada lokasi dimana akan diadakan pekerjaan perbaikan tepi perkerasan atau
pelebaran, penampang melintang asli dari jalan lama harus diukur dan dicatat
untuk perhitungan kuantitas.
4) Untuk pengukuran semua lapis permukaan, dan bilamana diperlukan untuk
penyesuaian punggung jalan (Caraber), harus diadakan pengukuran profil
memanjang sepanjang sumbu jalan jalan bersama dengan dan profil
penampang melintang.
d. PENETAPAN TTTIK PENGUKURAN
1) Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas
(carriageway surface), dan patok kilometer lama harus menjadi patokan
untuk memulai pekerjaan pemeliharaan rutin, kecuali bila diperlukan
perubahan kecil pada alinyemen jalan, maka dalam hat ini diperlukan titik
kontrol sementara yang akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-
data detilnya akan diserahkan kepada Penyedia Jasa bersama dengan semua
data yang bersangkutan untuk menentukan titik pengukuran pada alinyemen
yang akan diubah.
2) Jika dipandang perlu menurut pendapat Direksi Pekerjaan maka Penyedia
Jasa harus melakukan survei dengan akurat dan memasang "Bench Mark"
(BM) pada lokasi tertentu di sepanjang lokasi kegiatan untuk memungkinkan
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 13 | H a l .
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

revisi minor terhadap Gambar, pengukuran ketinggian permukaan


perkerasan atau penetapan titik pengukuran (setting out) yang akan
dilakukan. Bench Mark permanen harus dibuat di atas tanah yang tidak akan
mudah bergeser.
3) Penyedia Jasa harus memasang titik patok pelaksanaan yang menunjukkan
garis dan ketinggian untuk pekerjaan perbaikan tepi perkerasan, lebar bahu,
dan saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang
diberikan dalam Gambar dan harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, setiap perubahan dari garis dan ketinggian diperlukan,
baik sebelum maupun sesudah penempatan patok, maka Direksi Pekerjaan
akan mengeluarkan perintah yang terinci kepada Penyedia Jasa untuk
melaksanakan perubahan tersebut dan Penyedia Jasa harus mengubah
penempatan patok sambil menunggu persetujuan lebih lanjut.
4) Bilamana diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa
harus melakukan pengukuran penampang melintang pada permukaan tanah
asli dalam interval 50 m, atau jika diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan.Profil yang diterbitkan harus digambar di atas kertas kalkir dengan
skala, ukuran dan tata letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan. Gambar penampang melintang harus menunjuk-kan
elevasi permukaan akhir yang diusulkan, yang diperoleh dari gambar detil
rancangan.Gambar profil bersama dengan salinannya harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan menandatangani satu
salinan untuk disetujui atau untuk direvisi, dan selanjutnya dikembalikan
kepada Penyedia Jasa.
5) Bilamana Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan semua instrument, personil, pekerja dan bahan yang mungkin
diperlukan untuk memeriksa penetapan titik pengukuran (setting out) atau
untuk setiap pekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 14 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

e. TENAGA AHLI KAJIAN TEKNIS LAPANGAN


1) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi yang
berpengalaman, untuk mengarahkan dan mengatur kegiatan pekerjaan.
2) Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang jalan yang
bertanggung jawab atas semua lingkup pekerjaan yang tertuang dalam
kontrak pekerjaan.

f. PENGENDALIAN MUTU BAHAN


1) Personil bidang jalan yang disediakan Penyedia Jasa harus melakukan
investigasi sumber bahan, membuat rancangan Carapuran percobaan untuk
Carapuran agregat dan aspal/beton, dan secara rutin melakukan pengujian
laboratorium untuk pengendalian mutu bahan aspal/beton, lapis pondasi dan
bahu jalan. Catatan harian dan arsip hasil pengujian harus disimpan dan
setiap saat dapat ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan jika ada
pemeriksaan.
2) Seluruh pengujian laboratorium harus dilakukan oleh Penyedia Jasa di
bawah pengawasan Direksi Pekerjaan.

g. DASAR PEMBAYARAN

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

- Uitzeet dan Pengukuran Menggunakan Lump Sum


Waterpass/Total Station

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 15 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


a. UMUM
1) Uraian
Lingkup kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak
ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan
secara umum harus memenuhi berikut:
a) Ketentuan Mobilisasi dan Demobilisasi untuk semua Kontrak
 Mobilisasi dan semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur
organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk
para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan dalam Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas, Koordinator
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) , Personil Ahli K3 atau
Petugas K3 dan Manajer Kendali Mutu (QC Manager) sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan.
 Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
 Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
 Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk
pentahapan mobilisasi peralatan utama dan personel terkaitnya dan harus
sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa
pemborongnya. Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak
menghapuskan denda akibat keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya
sesuai jadwal yang disepakati dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Kontrak.
 Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih dulu diajukan
permohonan mobilisasinya oleh Penyedia Jasa kepada Direksi pekerjaan

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 16 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

paling sedikit 30 hari sebelum tanggal rencana awal mobilisasi setiap


peralatan utama tersebut. Direksi pekerjaan perlu melakukan
monitoring/harian atas rencana mobilissasi hingga terlaksananya mobilisasi
peralatan utama beserta personil operator terkait dengan lengkap dan baik.
 Dalam segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan
secara bertahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode
pelaksanaan kon struksinya.

2) Pengajuan Kesiapan Kerja


Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program
mobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan.
Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau
pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek,
diperlukan untuk memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau balm
milik Penyedia Jasa, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama
dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan.

b. PROGRAM MOBILISASI
Dalam waktu paling lambat 7 had setelah Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia
Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction
Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis (bila
ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun
yang non teknis dalam kegiatan mi.
Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini:
 Pendahuluan
 Sinkronisasi Struktur Organisasi:
Struktur Organisasi Pengguna Jasa
Struktur Organisasi Penyedia Jasa
Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 17 | H a l .
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Masalah-masalah Lapangan:
 Ruang Milik Jalan
 Sumber-sumber Bahan
 Lokasi Base Carap
 Wakil Penyedia Jasa
 Pengajuan
 Persetujuan
Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai
Rencana Kerja:
 Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan
kegiatan utama yang membentuk Pekerjaan
 Rencana Mobilisasi
 Rencana Relokasi
 Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kontrak (RK3K)
 Progam Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK).
 Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL).
 Rencana Inspeksi dan Pengujian
 Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada),
Dokumen Upaya Pengetolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada),
atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan
yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut.

c. DASAR PEMBAYARAN

Nomor mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

- Mobilisasi dan Demobilisasi Lump Sum

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 18 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

PEMBERSIHAN LOKASI
a. UMUM
1) Uraian
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memelihara
Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang
diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua
sisa bahan bangunan dan bahanbahan tak terpakai, sampah, perlengkapan,
peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos
yang nampak harus dibersihkan dan lokasi kegiatan ditinggal dalam kondisi
siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

b. PEMBERSIHAN SELAMA PELAKSANAAN


 Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk
menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat
human dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah
dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat
kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap
saat.
 Penyedia Jasa harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan
bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi
operasional pada setiap saat
 Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada Ruang
Milik Jalan dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
ketinggiannya maksimum 5 cm.
 Bilamana dianggap perlu, Penyedia Jasa harus menyemprot bahan dan
sampah yang kering dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang
beterbangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 19 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

 Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya


dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
 Penyedia jasa harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung
sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
 Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat
maupun Daenih dan Undangundang Pencemaran Lingkungan yang
berlaku.
 Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan
bangunan di lokasi kegiatan tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya,
seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau
sanitasi yang ada.
 Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke
dalam sungai atau saluran air.
 Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa saluran drainase samping
atau bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan
setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, beak oleh
pekerja Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus
segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan
segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

c. PEMBERSIHAN AKHIR
 Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pengguna Jasa. Penyedia Jasa
juga harus mengembalikan bagian bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 20 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

 Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, dan struktur harus


diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin
ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di
tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang
bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih.
Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang
terkumpul harus dibuang.

d. DASAR PEMBAYARAN

Nomor mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

- Pembersihan Lokasi Lump Sum

PAPAN NAMA PROYEK

Penyedia Jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian
depan halaman proyek sehingga mudah dilihat. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin
dari Pemberi Tugas.

PENGECATAN
STRUKTUR BAJA

1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan pengecatan ini adalah untuk mencegah dan melindungi struktur
baja terhadap karat, dan pekerjaan ini terdiri atas persiapan permukaan dan

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 21 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

pengecatan dengan jenis cat yang sesuai dengan kategori dan kondisi serta
lingkungannya.

2. PERSYARATAN
1) Standar Rujukan
AASHTO,
ASTM :
M 111M/M 111-04 : Zinc (Hot-dip Galvanized) Coatings on Iron and
steel Products
M 300-03 : Inorganic Zinc-Rich
Primer
M 31-04 : Evaluating of Coating Systems with Zinc-
Rich Primers

2). Bahan

a) Jenis bahan cat yang akan digunakan pada perbaikan permukaan


harus sesuai dengan bahan dasar struktur baja yang akan diberi lapisan
pelindung kembali.

b) Jenis cat harus sesuai dengan persyaratan dan harus dilaksanakan


sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat berdasarkan spesifikasi
serta sertifikat yang menjamin keaslian bahan cat yang digunakan dan
disetujui oleh Direksi Pekejaan.

c) Untuk memastikan hasil akhir yang dapat diterima, maka harus


dilakukan pemeriksaan akhir terhadap semua permukaan yang
telah dicat terhadap kerusakan serta dilakukan juga pengukuran
ketebalan cat dengan menggunakan alat pengukur ketebalan cat.

d) Cat yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan


sebagai berikut: Pada baja yang sudah digalvanis:

Cat dasar yang digunakan adalah jenis Aluminium epoxy mastic


Dengan sifat-sifat sebagai berikut:

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 22 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

- terdiri atas 2 komponen


- mempunyai kandungan pigmen aluminium
- Mempunyai sifat mengikat (mastic) pada lapisan galvanis
- solid content 90 ± 2% (berdasarkan volume)

Cat akhir yang digunakan adalah jenis Polyurethane alkyd copolymer

Dengan sifat-sifat sebagai berikut:


- Terdiri atas 1 komponen
- Tahan terhadap gesekan (abrasion resistance)
- Mempunyai variasi warna dan mengkilat
- solid content 49 ± 2% (berdasarkan volume)

Pada baja yang tidak digalvanis


Lapisan pertama : Chlorinated Rubber Primer
Dengan sifat-sifat mengandung pigmen anti karat dengan solid content
terhadap volume 42%
Lapisan kedua ; Chlorinated Rubber Undercoat
Dengan sifat-sifat seperti pada lapisan pertama dengan berat jenis
sekitar 1,3 kg/liter
Lapisan alhir : Chlorinated Rubber Finish
Dengan sifat-sfat sama dengan lapisan pertama dengan berat jenis
sekitar 1,27 kg/liter.

3) Ketebalan cat
a) Ketebalan cat yang disyaratkan sesuai dengan jenis kategori
kerusakan yang terjadi pada permukaan struktur baja.
b) Ketebalan cat untuk lapisan galvanis
Kategori A:
Lapisan dasar : Alumunium epoxy mastic 100 mikron
Lapisan Akhir : Top coat 1 komponen polyurethane alkyd 50 mikron
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 23 | H a l .
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Kategori B :
Lapisan Akhir : Top coat 1 komponen polyurethane copolymer alkyd 50
mikron

c) Ketebalan cat untuk mapisan non galvanis


Kategori A
Lapisan dasar : Chlorinated rubber primer (white anti rust pigment)
80 mikron
Lapisan akhir : Top coat chlorinated rubber finish 75 mikron

Kategori B
Lapisan kedua : Chlorinated rubber undercoat 75 mikron
Lapisan akhir : Top coat chlorinated rubber finish 75 mikron

4) Kesiapan Kerja

a) Penyedia jasa harus mengajukan jenis cat yang akan digunakan untuk
pengecatan ulang permukaan sesuai dengan jenis lapisan pelindung
yang ada kepada Direksi Pekerjaan disertai dengan sertifikat yang
merupakan jaminan keaslian produk sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan di atas.

b). Penyedia jasa memberikan penjelasan cara pelaksanaan


pengecatan yang diusulkan untuk mendapatkan ketebalan sesuai
dengan pesyaratan, dan masalah lingkungan dan keselamatan kerja

c). Penyedia jasa juga harus menyediakan alat pengukur ketebalan cat
dalam kondisi basah dan alat pengukur ketebalan cat dalam kondisi
kering.

d) Penyedia jasa sebelum melakukan pembersihan permukaan,


dan harus menentukan jenis kategori pengecatan ulang yang akan
dilaksanakan dengan kriteria sebagai berikut:

(1) Lapisan Galvanis

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 24 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

(a) Kategori A

• Belum terbentuk titik-titik kara


• Lapisan galvanis sudah terlihat menipis dan pada
beberapa tempat galvanis sudah berubah warnanya
menjadi keputih- putihan
• Kerusakan lapisan galvanis yang terjadi
menyebar dan terlihat pada daerah yang pernah
ergores atau tergesek.

(b) Kategori B

• Lapisan galvanis sudah mulai rusak, walau tidak pada


seluruh permukaan
• Karat yang timbul bukan hanya pada daerah yang
tergores, bagian yang berubah bentuk tetapi sudah
pada banyak tempat
• Pada bagian-bagian ujung atau tempat yang bersudut,
daerah dekat mur, baut sudah mulai timbul karat

(2) Lapisan non galvanis

• Kategori A

• Belum terbentuk titik karat


• Belum terjadi penggelembungan atau
pengelupasan lapisan cat
• Terlihat adanya titik karat yang menyebar
terutama pada bagian yang tergores atau tergesek
• Warna lapisan sudah memudar dan tipis.

• Kategori B

• Lapisan cat sudah mulai rusak tetapi belum


menyeluruh.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 25 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Sudah terlihat ciri lapisan yang mengelupas,


retak pada bagian pemukaan
• Karat sudah mulai banyak erlihat pada
bagian yang tergores atau tergesek dan sekitarnya
• Pada bagian-bagian ujung atau tempat yang
bersudut, daerah dekat mur, baut sudah mulai
timbul karat

3. PELAKSANAAN

1) Persiapan Permukaan

a) Permukaan struktur baja yang akan dicat ulang harus dibersihkan


dari karat, kotoran dan sejenisnya dengan alat pembersih seperti sikat,
kape, sikat kawat dan alat bertekanan tinggi untuk membersihkan
secara tuntas semua permukaan sampai suatu tingkat kebersihan
SSPC-SP3 untuk pembersihan yang mensyaratkan dengan
penggunaan tangan dan tingkat kebersihan SSPC 7 untuk
pembersihan yang menggunakan sand blasting..

b) Untuk permukaan dengan kategori A, cukup dilaksanakan


pembersihan dengan air bertekanan tinggi dan dilengkapi untuk bagian-
bagian yang sulit dijangkau dengan menggunakan sikat kawat.

c) Untuk permukaan dengan kategori B, perlu dilakukan pembersihan


dengan sand blasting untuk menjamin tingkat kebersihan permukaan
dengan menggunakan air bertekanan tinggi atau dengan sand blasting
sampai tingkat kebersihan permukaan baja tertentu.

d) Dalam waktu yang tidak lebih dari 3 jam, pelaksanaan


pengecatan lapisan pertama atau cat dasar sudah harus
dilaksanakan, sebelum terjadinya kembali proses karat pada
permukaan baja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 26 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

2) Pengecatan

a) Pengecatan cat dasar


(1) Pengecatan cat dasar harus dilaksanakan dalam kurun
waktu 3 jam setelah pembersihan permukaan dilaksanakan.
(2) Pelaksanaan pengecatan lapisan dasar menggunakan mesin
semprot dan dibantu dengan kwas untuk menjangkau bagian-
bagian yang sulit.
(3) Cat yang terdiri atas 2 komponen harus dicampur dengan
baik dengan menggunakan alat pencampur sehingga merata
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik pembuat.

b) Lapisan kedua dan lapisan akhir


(1) Pelaksanaan pengecatan lapisan kedua atau akhir
dilaksanakan setelah lapisan pertama atau cat dasar
mengering dan mempunyai ketebalan kering sesuai dengan
persyaratan
(2) Pengecatan lapisan ini dilaksanakan dengan cara
disemprotkan menggunakan alat khusus (spray gun)
sampai ketebalan cat sesuai dengan persyaratan.

4. PENGENDALIAN MUTU

1) Hasil Akhir Pekerjaan

a) Pemeriksaan ketebalan cat yang telah diaplikasikan diperiksa


dengan alat sesuai dengan kondisinya yaitu dengan alat untuk
pemeriksaan pada saat cat basah dan cat sudah mengering. Untuk
memastikan hasil akhir. Maka harus dilakukan pemeriksaan ketebalan
cat pada waktu cat masih basah dan cat setelah mengering.
Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kondisi solid
content cat yang diaplikasikan pada permukaan baja.

b) Warna hasil pengecatan harus dipastikan merata dan tidak ada


indikasi akan timbulnya bercak-bercak dan semua permukaan yang
sulit terjangkau oleh spray sudah tertutup oleh bahan cat dengan
ketebalan sesuai dengan persyaratan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 27 | H a l .
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

2). Perbaikan untuk Hasil Akhir yang Tidak Memenuhi Syarat

Permukaan struktur baja yang tidak memenuhi syarat harus diperbaiki dengan
melakukan pengecatan ulang dan pembersihan kembali (apabila diperlukan)
tanpa adanya kompensasi apapun.

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1). Pengukuran

Pengukuran hasil akhir pengecatan dilakukan berdasarkan luasan meter persegi


permukaan yang telah memenuhi syarat.
2). Dasar Pembayaran

Pembayaran dilaksanakan berdasarkan kuantitas terukur sesuai persyaratan,


dengan kompensasi penuh termasuk pengadaan bahan cat, peralatan,
tenaga kerja, dan lain-lain untuk penyelesaian pekerjaan.

Penyedia jasa dapat mengajukan pembayaran material on site untuk


cat yang sudah dikirim ke lapangan yang sesuai dengan persyaratan
sesuai dengan persetujuan dengan Direksi pekerjaan.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran Pengecatan pada baja galvanis Meter persegi
dengan kategori A
Pengecatan pada baja galvanis Meter persegi
dengan kategori B
Pengecatan pada baja non galvanis Meter persegi
dengan kategori A
Pengecatan pada baja non galvanis Meter persegi
dengan kategori B

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 28 | H a l .


PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

PEKERJAAN LAIN-LAIN
RAMBU - RAMBU PENGAMAN PEKERJAAN

a. PENGATURAN LALU LINTAS


1) Lalu Lintas Proyek
 Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi dan mentaati
ketentuan dan peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya
mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan
mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang
yaitu polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
 Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar gangguan
lalu lintas dan kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin.
Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, gorong-gorong yang diakibatkan
oleh lalu lintas proyek dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.

2) Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi


 Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur sedemikian rupa
agar beban total dari kendaraan yang mengangkut alat-alat berat tersebut tidak
melampaui kapasitas jalan/jembatan yang dilalui. Untuk itu alat-alat berat yang
dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut
beberapa kali. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan bahan-bahan
konstruksi.
 Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta
pengawalan dari instansi yang berwenang.

3) Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu-rambu
lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar
lokasi proyek. Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain
yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu dan rintangan
harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap
dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 29 | H a l .
PERENCANAAN TEKNIS PERAWATAN BERKALA JEMBATAN AWANG-AWANG

Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan


sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk
pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi proyek.

4) Pengaturan Pemindahan Jaringan Pipa dan Kabel


 Yang termasuk dalam istilah pipa dan kabel adalah pipa distribusi air bersih PDAM,
pipa gas, kabel listrik, kabel telpon dan kabel TELKOM lainnya yang pemasangan
jaringannya tertanam dan terletak di bawah permukaan tanah.
 Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (a) di atas dan yang sudah
tidak berfungsi lagi serta jalurnya melintasi dan menghalangi aliran air dalam
saluran harus disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk Direksi atas persetujuan
Instansi yang bersangkutan.
 Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel yang
masih berfungsi sebagai akibat dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaannya adalah menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.
 Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian
memperdalam dasar saluran lama ditemui lintasan pipa dan kabel yang masih
berfungsi, maka Direksi dan Kontraktor menghubungi instansi yang mengelola
jaringan tersebut untuk menentukan biaya pemindahan jalur pipa atau kabel yang
dimaksud untuk dialihkan di bawah dasar saluran rencana.
Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan mengawasi
semua pekerjaan instalasi dalam rangka pemindahan dan pengalihan jalur atau lintasan
pipa dan kabel.

b. DASAR PEMBAYARAN

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

- Rambu-Rambu Pengaman Pekerjaan Lump sum

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS) 30 | H a l .

Anda mungkin juga menyukai