Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FINAL TEST

EKONOMI MAKRO II
( SOAL GENAP )

OLEH
RIZKY MUHAMMAD NAUFAL
B1A1 15 230

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
1) Perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang sedang mengalami
resesi pada neraca perdagangannya. Jika kebijakan ingin mencapai
kesempatan kerja penuh dengan memperbaiki neraca perdagangan,
kombinasi kebijakan moneter dan fiskal apa yang sebaiknya mereka pilih?

2) Eksekutif bisnis dan pembuat kebijakan sering memperhatikan “daya


saing” industry Amerika (kemampuan industry AS untuk menjual barang-
barang yang menguntungkan di pasar dunia).

a) Bagaimana perubahan dalam kurs mempengaruhi daya saing?


b) Anggaplah anda ingin membuat industri domestik lebih kompetitif
tetapi tidak ingin mengubah pendapatan agregat. Menurut model
Mundell-Fleming, kombinasi kebijakan moneter dan fiskal apakah
yang seharusnya Anda terapkan?

3) Anggaplah permintaan uang tergantung pada disposable income, sehingga


persamaan untuk pasar uang menjadi
M/P = L(r, Y – T)
Analisalah dampak pemotongan pajak dalam perekonomian terbuka kecil
terhadap kurs dan pendapatan di bawah kurs tetap dan kurs mengambang.

4) Gunakanlah model Mundell-Fleming untuk menjawab pertanyaan tentang


Negara bagian California (dalam perekonomian terbuka kecil)
a) Jika California menderita karena resesi, apakah seharusnya
pemerintah Negara bagian itu menggunakan kebijakan moneter
atau fiskal untuk mendorong kesempatan kerja? Jelaskan. (Catatan:
Untuk pertanyaan ini, asumsikan bahwa pemerintah Negara bagian
bisa mencetak uang)
b) Jika California melarang impor anggur dari Negara bagian
Washington, apa yang akan terjadi dengan pendapatan, kurs dan
neraca perdagangan? Perhatikanlah dampak jangka-pendek dan
jangka-panjangnya.
1) Dalam perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang, kebijakan
fiskal tidak akan mengubah pendapatan nasional karena adanya efek
crowding out yang ditimbulkannya. Ekpansi fiskal, misalnya dengan
menaikkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan pajak akan
menggeser kurva IS ke kanan dan kenaikan tersebut mengakibatkan
tingkat bunga akan naik.
Ketika tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat bunga
internasional, maka akan terjadi aliran dana masuk (capital inflow). Aliran dana
ini akan meningkatkan permintaaan domestik terhadap mata uang dalam negeri di
pasar valuta asing, sehingga meningkatkan nilai tukar mata uang domestik.
Apresiasi kurs ini membuat mata uang dan harga barang domestik relatif lebih
mahal terhadap produk asing, hal ini mengurangi eksport netto. Impor akan naik
sehingga hal ini akan membuat kurva IS bergeser lagi kearah kiri dan membuat
pendapatan nasional akan turun.
Kebijakan moneter ekspansif dengan menaikkan jumlah uang beredar
menggeser kurva LM dari LM1 ke LM2 sehingga tingkat bunga turun. Rendahnya
tingkat bunga menyebabkan aliran modal keluar yang menyebabkan neraca
pembayaran defisit sehingga kurs naik (mata uang domestik depresiasi), kemudian
depresiasi menyebabkan harga relatif barang dan jasa menjadi lebih murah dari
pada harga luar negeri. Di sisi lain ekspor juga akan naik dan membuat nilai tukar
depresiasi.
Depresiasi nilai tukar domestik membuat kebijakan moneter sebagai
instrument yang efektif untuk mencapai kesimbangan internal. Kebijakan
moneter dalam sistem nilai tukar fleksibel dan dengan aliran modal sempurna
merupakan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan pendapatan nasional, baik
dilakukan secara temporer maupun permanen
2) a) Perubahan dalam kurs mempengaruhi daya saing,  karena
mempengaruhi harga bahan baku impor dan harga jual ekspor dari industri
yang ada di dalam negeri.Kenaikan dan penurunan kurs memiliki efek
berbeda pada industri, apakah industri itu lebih sebagai importir atau
eksportir.
b) Membuat industri domestik lebih kompetitif tetapi tidak mengubah
pendapatan agregat, dapat dilakukan dengan meningkatkan suplai uang
melalui kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter misalnya adalah
dengan membeli obligasi negara, sedangkan kebijakan fiskal dilakukan
dengan menurunkan suku bunga bank. Ini akan membuat pengusaha lebih
mudah mendapatkan modal dan dapat melakukan ekspansi bisnis sehingga
daya saingnya meningkat.

3) Model Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan fiskal tidak


mempengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs mengambang. Ekspansi
fiskal menyebabkan mata uang apresiasi, mengurangi ekspor neto dan
mengatasi dampak ekspansif yang biasa pada permintaan agregat. Model
Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan moneter mempengaruhi
pendapatan agregat di bawah kurs tetap. Tiap usaha ekspansi jumlah uang
beredar sia-sia, karena jumlah uang beredar harus menyesuaikan untuk
memastikan kurs bertahan pada tingkat yang diumumkannya.

4) Karena ekspor neto sama dengan ekspor minus impor, maka


penurunan impor berarti kenaikan ekspor neto. Yaitu, kurva ekspor neto
bergeser ke kanan. Pergeseran dalam kurva ekspor neto ini meningkatkan
pengeluaran yang di rencanakan dan menggeser kurva IS* ke kanan.
Karena kurva LM* adalah vertikal, maka menghambat perdagangan kurs
tetapi tidak mempengaruhi pendapatan.
Seiring  tujuan kebijakan untuk menghambat perdagangan adalah untuk
merubah neraca perdagangan NX. Kesimpulan yang sama di berikan
dalam model Mundell-Fleming dengan kurs mengambang, bahwa :
NX(e) = Y - C(Y-T) – I(r*) – G.
Karena tidak mempengaruhi pendapatan, komsumsi, investasi, atau
belanja pemerintah, hambatan perdagangan tidak mempengaruhi neraca
perdagangan. Meskipun pergeseran dalam ekspor-impor cenderung meningkatkan
NX, kenaikan kurs mengurangi NX dengan jumlah yang sama.

Anda mungkin juga menyukai