FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019 1) Perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang sedang mengalami resesi pada neraca perdagangannya. Jika kebijakan ingin mencapai kesempatan kerja penuh dengan memperbaiki neraca perdagangan, kombinasi kebijakan moneter dan fiskal apa yang sebaiknya mereka pilih?
2) Eksekutif bisnis dan pembuat kebijakan sering memperhatikan “daya
saing” industry Amerika (kemampuan industry AS untuk menjual barang- barang yang menguntungkan di pasar dunia).
a) Bagaimana perubahan dalam kurs mempengaruhi daya saing?
b) Anggaplah anda ingin membuat industri domestik lebih kompetitif tetapi tidak ingin mengubah pendapatan agregat. Menurut model Mundell-Fleming, kombinasi kebijakan moneter dan fiskal apakah yang seharusnya Anda terapkan?
3) Anggaplah permintaan uang tergantung pada disposable income, sehingga
persamaan untuk pasar uang menjadi M/P = L(r, Y – T) Analisalah dampak pemotongan pajak dalam perekonomian terbuka kecil terhadap kurs dan pendapatan di bawah kurs tetap dan kurs mengambang.
4) Gunakanlah model Mundell-Fleming untuk menjawab pertanyaan tentang
Negara bagian California (dalam perekonomian terbuka kecil) a) Jika California menderita karena resesi, apakah seharusnya pemerintah Negara bagian itu menggunakan kebijakan moneter atau fiskal untuk mendorong kesempatan kerja? Jelaskan. (Catatan: Untuk pertanyaan ini, asumsikan bahwa pemerintah Negara bagian bisa mencetak uang) b) Jika California melarang impor anggur dari Negara bagian Washington, apa yang akan terjadi dengan pendapatan, kurs dan neraca perdagangan? Perhatikanlah dampak jangka-pendek dan jangka-panjangnya. 1) Dalam perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang, kebijakan fiskal tidak akan mengubah pendapatan nasional karena adanya efek crowding out yang ditimbulkannya. Ekpansi fiskal, misalnya dengan menaikkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan pajak akan menggeser kurva IS ke kanan dan kenaikan tersebut mengakibatkan tingkat bunga akan naik. Ketika tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat bunga internasional, maka akan terjadi aliran dana masuk (capital inflow). Aliran dana ini akan meningkatkan permintaaan domestik terhadap mata uang dalam negeri di pasar valuta asing, sehingga meningkatkan nilai tukar mata uang domestik. Apresiasi kurs ini membuat mata uang dan harga barang domestik relatif lebih mahal terhadap produk asing, hal ini mengurangi eksport netto. Impor akan naik sehingga hal ini akan membuat kurva IS bergeser lagi kearah kiri dan membuat pendapatan nasional akan turun. Kebijakan moneter ekspansif dengan menaikkan jumlah uang beredar menggeser kurva LM dari LM1 ke LM2 sehingga tingkat bunga turun. Rendahnya tingkat bunga menyebabkan aliran modal keluar yang menyebabkan neraca pembayaran defisit sehingga kurs naik (mata uang domestik depresiasi), kemudian depresiasi menyebabkan harga relatif barang dan jasa menjadi lebih murah dari pada harga luar negeri. Di sisi lain ekspor juga akan naik dan membuat nilai tukar depresiasi. Depresiasi nilai tukar domestik membuat kebijakan moneter sebagai instrument yang efektif untuk mencapai kesimbangan internal. Kebijakan moneter dalam sistem nilai tukar fleksibel dan dengan aliran modal sempurna merupakan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan pendapatan nasional, baik dilakukan secara temporer maupun permanen 2) a) Perubahan dalam kurs mempengaruhi daya saing, karena mempengaruhi harga bahan baku impor dan harga jual ekspor dari industri yang ada di dalam negeri.Kenaikan dan penurunan kurs memiliki efek berbeda pada industri, apakah industri itu lebih sebagai importir atau eksportir. b) Membuat industri domestik lebih kompetitif tetapi tidak mengubah pendapatan agregat, dapat dilakukan dengan meningkatkan suplai uang melalui kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter misalnya adalah dengan membeli obligasi negara, sedangkan kebijakan fiskal dilakukan dengan menurunkan suku bunga bank. Ini akan membuat pengusaha lebih mudah mendapatkan modal dan dapat melakukan ekspansi bisnis sehingga daya saingnya meningkat.
3) Model Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan fiskal tidak
mempengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs mengambang. Ekspansi fiskal menyebabkan mata uang apresiasi, mengurangi ekspor neto dan mengatasi dampak ekspansif yang biasa pada permintaan agregat. Model Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs tetap. Tiap usaha ekspansi jumlah uang beredar sia-sia, karena jumlah uang beredar harus menyesuaikan untuk memastikan kurs bertahan pada tingkat yang diumumkannya.
4) Karena ekspor neto sama dengan ekspor minus impor, maka
penurunan impor berarti kenaikan ekspor neto. Yaitu, kurva ekspor neto bergeser ke kanan. Pergeseran dalam kurva ekspor neto ini meningkatkan pengeluaran yang di rencanakan dan menggeser kurva IS* ke kanan. Karena kurva LM* adalah vertikal, maka menghambat perdagangan kurs tetapi tidak mempengaruhi pendapatan. Seiring tujuan kebijakan untuk menghambat perdagangan adalah untuk merubah neraca perdagangan NX. Kesimpulan yang sama di berikan dalam model Mundell-Fleming dengan kurs mengambang, bahwa : NX(e) = Y - C(Y-T) – I(r*) – G. Karena tidak mempengaruhi pendapatan, komsumsi, investasi, atau belanja pemerintah, hambatan perdagangan tidak mempengaruhi neraca perdagangan. Meskipun pergeseran dalam ekspor-impor cenderung meningkatkan NX, kenaikan kurs mengurangi NX dengan jumlah yang sama.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro