Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di kenal sebagai negara agraris, Indonesia ternyata memiliki tingkat kesuburan
tanah yang cukup potensial. Tidak heran bila hampir setiap daerah di nusantara
memiliki sentra produksi buah lokal yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan
buah-buahan import yang belakangan ini banyak beredar di pasaran di Indonesia.
Salah satunya seperti potensi pisang di Kabupaten Lumajang yang kualitasnya
tidak hanya diakui konsumen dalam negeri, namun juga berhasil menembus pasar
espor hingga tersebar di mancanegara. Di Kabupaten Lumajang sendiri, jenis pisang
yang banyak dibudidayakan yaitu pisang mas kirana dan pisang agung. Meskipun
sepintas pisang tersebut tidak ada bedanya dengan jenis pisang lainnya, akan tetapi bila
di telusuri asal-usulnya pisang jenis ini hanya dapat tumbuh dan berbuah dengan baik
disekitar kaki gunung semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan
laut (mdpl) tepatnya di Kecamatan Senduro, Pasrujambe dan Gucialit.
Dari ketiga kecamatan tersebut, sedikitnya setiap tahun bisa dihasilkanpisang
mas kirana sebanyak 216.516 kwintal per hektarnya. Bentuk buahnya yang cukup
cantik dan rasa manis yang dimiliki pisang mas kirana, memberikan daya tarik
tersendiri bagi para konsumen, sehingga wajar adanya bila varietas pisang ini telah
dipasarkan ke luar daerah Lumajang, bahkan pernah diekspor ke mancanegara seperti
Singapura, China, Jepang, dan Taiwan. Selain budidaya pisang mas kirana, Kabupaten
Lumajang juga merupakan sentra penghasil pisang agung yang belakangan ini diangkat
sebagai salah satu potensi daerah Lumajang yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Berbeda dengan pisang mas kirana yang memiliki bentuk imut dan banyak dikonsumsi
sebagai pisang buah, varietas pisang agung memiliki ukuran cukup besar dan lebih
sering diolah menjadi aneka macam olahan pisang.
Dikabupaten Lumajang, masyarakat hanya memanfaatkan buah pisang saja,
sedangkan bonggol pisang dibuang atau dibiarkan hingga membusuk ditanah. Bonggol
pisang sering dianggap sebagai limbah yang tidak berarti, dengan banyaknya pohon
pisang maka banyak pula limbah bonggol yang dihasilkan.
Berdasarkan latarbelakang diatas, peniliti tertarik untuk membuat laporan
dengan judul “Pengolahan Limbah Bonggol Pisang Sebagai Produk Pangan
Berkelanjutan”.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penyusunan laporan ini diperoleh beberapa rumusan masalah,
diantaranya yaitu :

8
1.2.1 Bagaimana cara membuat tepung dari limbah bonggol pisang sebagai bahan
dasar inovasi kue kering?
1.2.2 Bagaimana cara membuat kue kering dari tepung limbah bonggol pisang sebagai
inovasi kue kering sebagai pelu
ang menuju UMKM di Era Millenial?
1.2.3 Bagaimana hasil penjualan produksi inovasi kue kering dari tepung limbah
bonggol pisang sebagai peluang menuju UMKM di era millenial?

1.3 Tujuan
Dalam penulisan laporan ini diperoleh beberapa rumusan masalah, diantaranya yaitu :
1.3.1 Untuk mengetahui cara pembuatan tepung dari limbah bonggol pisang sebagai
bahan dasar pembuatan inovasi kue kering
1.3.2 Untuk mengetahui cara pembuatan inovasi kue kering dari tepung limbah
bonggol pisang sebagai peluang menuju UMKM di era Milenial
1.3.3 Untuk mengetahui hasil penjualan produk inovasi kue kering dari tepung limbah
bonggol pisang sebagai peluang menuju UMKM di era milenial

1.4 Manfaat
Peneliti berharap laporan ini dapat bermanfaat sebagai kajian untuk mengolah
bonggol pisang menjadi produk kue kering unggulan Kabupaten Lumajang.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Pisang


2.1.1 Pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan
pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar
memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya
(Musa acuminata, M. balbisiana, dan M.
paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang
dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan
dengan kelompok-kelompok tersusun menjari yang
disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki
kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada
beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu,
atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan
sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Perlu disadari, istilah "pisang" juga dipakai untuk sejumlah jenis yang tidak
menghasilkan buah konsumsi, seperti pisang abaka, pisang hias, dan pisang
kipas. Artikel ini hanya membahas pisang penghasil buah konsumsi serta
kerabatnya yang berkaitan.

2.1.2 Bonggol Pisang


Batang tanaman pisang yang berupa umbi batang (batang aslinya).
Bonggol batang pisang muda dapat dimanfaatkan untuk sayur.

2.2 Tepung
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus
tergantung proses penggilingannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian,
rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya
tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau hewani
misalnya tepung tulang dan tepung ikan.

2.3 Kabupaten Lumajang


Kabupaten Lumajang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Ibu kotanya adalah Lumajang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Probolinggo di utara, Kabupaten Jember di timur, Samudra Hindia di selatan, serta

10
Kabupaten Malang di barat. Kabupaten Lumajang terletak di wilayah Tapal Kuda,
Jawa Timur

2.4 Kue
2.4.1 Kue
Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama.
Kue biasanya bercita rasa manis atau ada pula yang gurih dan asin. Kue
seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung,
Baik tepung beras, tepung sagu, tapioka, ataupun terigu. Kue tradisional
Nusantara lazim ditemukan di Indonesia, Malaysia, Singapura, serta Belanda
melalui hubungan sejarahnya dengan Indonesia.
2.4.1 Kue kering
Kue kering adalah istilah yang sering digunakan untuk kue yang bertekstur
keras tetapi renyah yang memiliki kadar air yang sangat rendah karena dibuat
dengan cara di oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama, Bahan
yang umum digunakan utuk pembuatan kue kering diantaranya tepung beras,
tepung ketan, terigu ataupun sagu, Kue kering yang dioven biasanya di sebut
cookies.
Kue kering berbentuk karakter pada saat Hari Raya Idul Fitri.
Kue kering adalah makanan ringan yang bukan makanan utama. Secara harafiah
kue seringkali diartikan sebagai makanan ringan yang dibuat dari tepung. Baik
tepung beras maupun terigu.
Roti tidaklah selalu sama dengan kue, sebab di Indonesia kadangkala roti
dianggap sebagai makanan utama

2.5 Produk Unggulan


Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing,
produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasardan bisa memuaskan
sebuah keinginan atau kebutuhan. Sedangkan produk unggulan adalah sebuah barang
atau jasa yang menjadi keunggulan dalam sebuah proses pernjualan maupun
pamasaran.
Produk unggulan adalah produk yang potensial dikembangkan pada suatu
wilayah dengan memanfaatkan SDA dan SDM lokal yang berorientasi pasar dan ramah
lingkungan. Sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap menghadapi
persaingan global (Kementerian Koperasi &UKM). Sedangkan Prof.Dr.Ir. Soemarno,
MS dalam bahan kajian starategi Pengembangan Wilayah Berbasis Agribisnis
memaparkan Produk Unggulan atau Komoditi unggulan itu merupakan hasil usaha
masyarakat pedesaan dengan kriteria :

11
(a) Mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran (keunikan /ciri spesifik, kualitas
bagus, harga murah);
(b) Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang potensial dapat dikembangkan;
(c) Mempunyai nilai tambah tinggi bagi masyarakat perdesaan;
(d) Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan
dan kemampuan sumberdaya manusia;
(e) Layak didukung oleh modal bantuan atau kredit.

Banyak penelitian dan kajian tentunya berkaitan dengan produk unggulan atau
sektor ungulan daerah, baik pendekatan menggunakan analisis Location Quotients
(LQ) maupun analisis lain. Tetapi titik beratnya sekarang bukanlah menemukan apa
produk ungulan yang ditemukan didaerah, tetapi lebih mengarah kepada tingkat
keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaannya.
Produk unggulan apapun yang ada tentunya diperlukan pengelolaan dan
pengembangan serta pemasaran yang sinergis. Agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

2.6 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)


Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
adalah kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu, kelompok ini
terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah
menjadi keharusan untuk melakukan penguatan kelompok UMKM yang melibatkan
banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam UMKM telah diatur dalam
payung hukum berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,


Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk
mendefinisikan pengertian dan kriteria UMKM. Pengertian-pengertian 7UMKM
tersebut adalah

Perbedaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

1. Usaha Mikro
Usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam undang-undang.

2. Usaha Kecil

12
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
yang diatur dalam undang-undang.

3. Usaha Menengah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang.

Perkembangan UMKM di Indonesia

Data yang dihimpun dari kementerian koperasi dan UMKM adalah sebagai
berikut:

- 2009 jumlah UMKM 52.764.750 unit dengan pangsa 99,99%

- 2010 jumlah UMKM 54.114.821 unit dengan pangsa 100,53%

- 2011 jumlah UMKM 55.206.444 unit dengan pangsa 99,99%

- 2012 jumlah UMKM 56.534.592 unit dengan pangsa 99,99%

- 2013 jumlah UMKM 57.895.721 unit dengan pangsa 99,99%

Pada Tahun 2014-2016 jumlah UMKM lebih dari 57.900.000 unit dan pada
tahun 2017 jumlah UMKM diperkirakan berkembang sampai lebih dari 59.000.000
unit. Dan pada Tahun 2016, Presiden RI menyatakan UMKM yang memiliki daya
tahan tinggi akan mampu untuk menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi
krisis global. Pada November 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima para
pelaku UMKM di Istana Merdeka untuk dimintai pendapatnya. Jokowi sangat berharap
pelaku UMKM menjadi garda terdepan dalam membangun ekonomi rakyat.

13
UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN.
Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga
kerja mencapai 51,7-97,2%. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total
keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Oleh karena itu,
kerjasama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu diutamakan.

Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan


perbankan dalam penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Menurut data Bank
Indonesia, setiap tahunnya kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhan. Walaupun
pada 2015, sekitar 60%-70% dari seluruh sektor UMKM belum mempunyai akses
pembiayaan melalui perbankan.

Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan yang mewajibkan kepada


perbankan untuk mengalokasikan kredit/pembiayaan kepada UMKM mulai Tahun
2015 sebesar 5%, 2016 sebesar 10%, 2017 sebesar 15%, dan pada akhir Tahun 2018
sebesar 20%.

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, semua orang harus berlomba-
lomba menjalankan UMKM dan meraih peluang bisnis yang ada. Untuk itu, diperlukan
pengaturan keuangan bisnis yang baik untuk menunjang keberlangsungannya.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini tergolong penelitian deskriptis dengan cara membuat produk
pangan berkelanjutan dan selanjutnya peneliti mengembangkannya utnuk melatih jiwa
kewiraushaan.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksaan Penelitian


3.2.1 Waktu pelaksanaan penelitian
21 Desember 2017 – 1 Januari 2018
3.2.2 Tempat pelaksanaan penelitian
Ranuyoso, Lumajang, Jawa Timur
3.3 Alat dan Bahan
Berbagai macam alat dan bahan yang digunakan peneliti untuk membuat
produk pangan berkelanjutan ini.peneliti meminimalkan biaya pembuatan namun tetap
dengan hasil yang maksimal. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya
sebagai berikut :
3.3.1 Alat dan bahan pembuatan tepung
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 Pisau 1 buah Bonggol pisang 1 buah
2 Wadah 3 buah Garam secukupnya
3 Parutan 6 buah Kapur sirih secukupnya

3.3.2 Alat dan bahan pembuatan kue kering dari tepung bonggol pisang
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 mixer 1 buah tepung bonggol 600 gram
2 timbangan 1 buah margarin 200 gram
3 oven 1 buah gula 400 gram
4 pengaduk 2 buah kuning telur 4 butir
5 loyang 3 buah baking powder 1 sendok teh
6 wadah 2 buah coklat 2 sendok makan
7 susu 2 sendok makan
8 santan 400 ml

3.4 Langkah kerja


Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembuatan bahan pangan berkeranjutan dari
bonggol pisang adalah sebagai berikut:
3.4.1 Proses pembuatan tepung bonggol pisang
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Kupas dan bersihkan bonggol pisang tersebut

15
3. Setelah dikupas dan dibersihkan, potonglah bonggol tersebut berbentuk
kotak-kotak ukuran kecil.
4. Rendamlah ptoongan bonggol tersebut kedalam air kapur sirih yang telah
disediakan sebelumnya ± selama 30 menit
5. Angkatlah potongan bonggol yang telah direndam dalam air kapur sirih
lalu, rendam di dalam air garam ±selama 15 menit
6. Setelah itu, angkat potongan bonggol dan kukuslah ± selama 30 menit atau
hingga bonggol benar-benar matang
7. Setelah bonggol matang, dinginkan lalu parutlah hingga membentuk
serpihan-serpihan
8. Kemudian, jemur atau keringkan parutan bonggol dibawah sinar matahari
langsung selama ± 4 hari atau hingga benar-benar kering.
9. Setelah kering, serpihan bonggol dihaluskan. Baik menggunakan mesin
(digiling) atau ditumbuk.
10. Jadilah tepung bonggol pisang

3.4.2 Proses Pembuatan Kue Kering Dari Tepung Bonggol Pisang


1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan gula ke tempat adonan
3. Masukkan 4 butir kuning telur diaduk hingga mengembang dengan cara di
mixer
4. Lalu masukkan 1 sendok the baking powder dan aduk hingga merata
5. Tambahkan 200 gram margarine cair ke dalam adonan
6. Masukkan 400 ml santan yang sudah dipanaskan ditambahkan 2 sendok
makan susu dan coklat
7. Lalu tambahkan 600 gram tepung bonggol pisang sedikit-sedikit
8. Olesi Loyang dengan margarine
9. Adonan siap dicetak sesuai selera
10. Setelah adonan dicetak masukkan ke dalam oven ± selama 25 menit atau
hingga benar-benar matang.

16
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil pembuatan tepung bonggol pisang
Warna yang dihasilkan dari tepung bonggol pisang ini berbeda dengan
tepung yang lain. Warna yang dihasilkan yaitu berwarna coklat, hal ini menjadi
daya tarik tersendiri bagi pecinta makanan. Tekstur yang dihasilkan sama
halnya dnegan tepung pada umunya tetapi pada tepung bonggol pisang ini lebih
nampak serat-serat yang terdapat pada bonggol pisang.
Bonggol atau akar pohon pisang mengandung protein, karbohidrat,
lemak, kalsium, fosfor, zat nbesi dan vitamin.

4.1.2 Hasil Pembuatan Kue Kering dari Bonggol Pisang


Warna yang dihasilkan yaitu nampak seperti kue kering pada umumnya
tetap tekstur dan rasa yang dihasilkan berbeda, yang mana dalam kue kering ini
lebih terasa yaitu serat-serat yang terdapat dalam bonggol yang sangat baik bagi
kesehatan manusia khususnya dalam sistem pencernaan makanan.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kandungan dan manfaat bonggol pisang
a. Kandungan Bonggol Pisang
Kalori Protein Lemak H. arang Ca P Fe Vitamin Air (%) A (si) B (mg) C
(mg)
Basah 43 0,6 - 11,6 15 60 0,5 - 0,01 12 86
Kering 245 3,4 - 66,2 60 150 2 - 0,04 4 20
(Daftar Komposisi Bahan Makanan, Dir. Gizi, 1979).

Berdasarkan komposisi kimia bonggol pisang tersebut maka bonggol pisang


dapat dipergunakan sebagai bahan makanan yang cukup baik, karena
bonggol pisang cukup banyak mengandung karbohidrat (66,2%), maka
pemanfaatannya sebagai bahan makanan (pengganti beras dan gandum
paling sederhana) dan juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
alkohol. Alkohol tersebut dapat berfungsi sebagai pengganti bahan bakar
minyak (BBM). Alkohol yang diperoleh tersebut juga dapat dipergunakan
sebagai bahan industri kimia, bahan kecantikan dan kedokteran (Munadjim,
1983).

17
b. Manfaat Bonggol Pisang
- Penghitam dan pencegah rambut rontok, ambil bonggol pisang yang
baru ditebang secukupnya. Cincang dan parut, lalu diperas cairannya.
Cara lainnya adalah mengambil cairan bonggol pisang, yaitu dengan
membuat lubang besar pada bonggol yang tertinggal di dalam tanah,
setelah terlebih dahulu batang pisang ditebang dekat pada tangkalnya.
Bonggol ditutup agar kotoran tidak masuk. Cairan bonggol akan
terkumpul dengan sendirinya di dalam lubang tadi. Beberapa waktu
kemudian, cairan dapat disendoki dari lubang tersebut, lalu digunakan
untuk membasahi rambut dan kulit kepala sambil dipijat ringan.
Lakukan setiap pagi, kepala menjadi sejuk dan rambut menjadi subur.
Hampir semua jenis pohon pisang dapat digunakan kecuali pisang susu.
Cairan bonggol pisang jangan mengenai baju karena akan meninggalkan
noda yang sukar hilang.
- Penyakit wasir berdarah, berak darah, perdarahan nifas. Buat lubang
besar pada bonggol pisang yang tersisa di dalam tanah, setelah btang
semunya ditebang. Kumpulkan cairan pada bonggol tersebut, lalu
diminum. Lakukan tiga kali sehari, masing – masing setengah cangkir.
Akan lebih berkhasiat jika cairannya berasal dari bonggol pisang klutuk
atau kepok. Untuk mencegah perdarahan pada masa nifas, juga perlu
makan pisang ambon secara teratur.
- Bila digigit ular berbisa, cuci bonggol pisang raja sebesar kepalan
tangan, lalu diparut. Tambahkan satu sendok makan madu murni sambil
diremas – remas sampai merata. Peras dan saring, lalu minum cairan
yang terkumpul sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
- Penderita radang ginjal, kencing terasa sakit. Tambahkan gula
secukupnya pada satu cangkir cairan yang diperoleh dari batang semu
pisang, lalu diminum

4.2.2 Biaya Yang Diperlukan Untuk Membuat Tepung Bonggol Pisang


Biaya pembuatan tepung bonggol pisang sebagai berikut :
No Bahan dan Alat Jumlah Harga (Rp)
1 Garam 1 1.000,-
2 Kapur sirih 1 1.000,-
3 Bonggol pisang 1 0,-
4 Pisau 1 0,-
5 Wadah 3 0,-
6 Air yang digunakan 2.000,-
7 Penggilingan 2.500,-
Jumlah 6.500

18
4.2.3 Biaya yang digunakan untuk membuat kue kering dari tepung bonggol pisang
Biaya pembuatan kue kering dari tepung bonggol pisang sebagai berikut:
No Bahan Jumlah Harga (Rp)
1 Mixer 1 buah 0,-
2 timbangan (neraca) 1 buah 0,-
3 Oven 1 buah 0,-
4 pengaduk 2 buah 0,-
5 Loyang + wadah 5 buah 0,-
6 tepung bonggol pisang 600 gr 0,-
7 margarin 200 gr 6.000,-
8 Gula 400 gr 5.500,-
9 Telur 4 butir 5.000,-
10 baking powder ½+½=1 2.000,-
11 Coklat 1 1.500,-
12 Susu 1 1.500,-
13 Santan 400 ml 1.000,-

Jumlah 22.500,-

Jumlah
No Uraian Keterangan
(Rp)
1 Listrik 1.000,- untuk mixer dan lampu
2 gas yang dipakai 8.500,- 1 gas 17.000/2 = 8.500
3 Kompor 0,- 1 buah
4 Toples 17.000,- @3500 x 5
5 Logo 1.500,- 1 lembar 8 logo
6 Isolasi 1.000,- 1 buah
Jumlah 29.500,-

Jadi total keseluruhan biaya :


Pembuatan tepung : Rp. 6.500,-
Pembuatan kue kering : Rp. 22.500,-
Lain-lain : Rp. 29.500,- +
Jumlah Rp. 58.500

Total biaya keseluruhan dalam pembuatan tepung dan kue kering dari bonggol
pisang yaitu sebesar Rp. 58.500,-

4.3 Break Event Point (BEP) Penjualan Tepung dan Kue Kering Dari Bonggol
Pisang
BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau
investasi usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal (indah, 2014)
BEP harga dan produksi dihitung menggunakan rumus :
4.3.1 BEP Tepung Bonggol Pisang
Total Biaya Rp .6 .500
BEP harga ¿ = =2.166,67
Total Produksi 3 bks

19
= 2.500,-
Total Biaya Rp .6 .500
BEP produksi ¿ = =2,6=3 kemasan
Harga Produk 2.500
4.3.2 BEP Kue Kering dari bonggol pisang
Total Biaya Rp .58 .500
BEP harga ¿ = =11.700
Total Produksi 5 bks

Total Biaya Rp.58 .500


BEP produksi ¿ = =5 bks
harga Produksi 11.700

Jadi BEP harga penjualan adalah Rp. 11.700,- penjualan produk setidaknya
tidak ingin rugi tetapi juga tidak ingin untung harus dijual dengan harga
tersebut.

4.3.3 Tabel Hasil Penjualan Kue Kering Bonggol Pisang Bulan Januari – September
2018
Produk
Jumlah Produk
Tgl/Bulan/Tahun Tidak Keuntungan Kerugian
Produk Terjual
Terjual
4 Januari 2018 5 produk 5 produk 0 produk Rp. 16.500 -
11 Januari 2018 5 produk 3 produk 2 produk - Rp. 13.500
17 Januari 2018 5 produk 4 produk 1 produk Rp. 1.500 -
24 Januari 2018 5 produk 5 produk 0 produk Rp. 16.000 -
27 Januari 2018 5 produk 5 produk 0 produk Rp. 16.000 -
25 22
Jumlah 3 Produk Rp. 51.000 Rp.13.500
Produk Produk

Produk
Jumlah Produk
Tgl/Bulan/Tahun Tidak Keuntungan Kerugian
Produk Terjual
Terjual
7 Februari 2018 5 Produk 1 Produk 4 Produk - Rp. 43.500
17 Februari 10 10
0 Produk Rp. 33.000 -
2018 Produk Produk
22 Februari
5 Produk 5 Produk 0 Produk Rp. 16.500 -
2018
28 Februari
5 Produk 5 Produk 0 Produk Rp. 16.500 -
2018
25 20
Jumlah 5 Produk Rp. 66.000 Rp.43.500
Produk Produk

Tgl/Bulan/Tahun Jumlah Produk Produk Keuntungan Kerugian

20
Tidak
Produk Terjual
Terjual
10 10
10 Maret 2018 0 Produk Rp. 33.000 -
Produk Produk
23 Maret 2018 5 Produk 3 Produk 2 Produk - Rp.13.500
15 13
Jumlah 2 Produk Rp. 33.000 Rp.13.500
Produk Produk

Produk
Jumlah Produk
Tgl/Bulan/Tahun Tidak Keuntungan Kerugian
Produk Terjual
Terjual
10 9 1
20 April 2018 Rp. 18.000 Rp.1.500
Produk Produk Produk
10 9 1
Jumlah Rp. 18.000 Rp.1.500
Produk Produk Produk

Produk
Jumlah Produk
Tgl/Bulan/Tahun Tidak Keuntungan Kerugian
Produk Terjual
Terjual
5 0
16 Mei 2018 5 Produk Rp. 16.500 -
Produk Produk
5 5 0
Jumlah Rp. 16.500 -
Produk Produk Produk

Produk
Jumlah Produk
Tgl/Bulan/Tahun Tidak Keuntungan Kerugian
Produk Terjual
Terjual
04 Juni 2018 5 Produk 5 produk 0 Produk Rp.16.500 -
12 Juni 2018 5 Produk 3 Produk 2 Produk - Rp.13.500
21 Juni 2018 5 Produk 4 Produk 1 Produk Rp. 1.500 -
15 12 Rp.
Jumlah 3 Produk Rp. 18.000
Produk Produk 13.500

Produk
Jumlah Produk
Tgl/Bulan/Tahun Tidak Keuntungan Kerugian
Produk Terjual
Terjual
10
02 Juli 2018 9 Produk 1 Produk Rp.18.000 Rp.1.500
Produk
5
27 Juli 2018 5 Produk 0 Produk Rp.16.500
Produk
15 14
Jumlah 1 Produk Rp. 34.500 Rp.1.500
Produk Produk

Tgl/Bulan/Tahun Jumlah Produk Produk Keuntungan Kerugian

21
Tidak
Produk Terjual
Terjual
10 Agustus 2018 5 Produk 3Produk 2 Produk - Rp.13.500
10
29 Agustus 2018 9 Produk 1 Produk Rp.18.000 Rp.1.500
Produk
15 12
Jumlah 3 Produk Rp.18.000 Rp.13.500
Produk Produk

Produk
Jumlah Produk
Tgl/Bulan/Tahun Tidak Keuntungan Kerugian
Produk Terjual
Terjual
05 September
5 Produk 4Produk 1 Produk Rp.1.500 -
2018
Jumlah 5 Produk 4 Produk 1 Produk Rp.1.500 -

4.3.4 Diagram keuntungan dan kerugian hasil penjualan kue kering dari
bonggol pisang bulan Januari – September 2018
70
60
50
40
30
20 Keuntungan
Kerugian
10
0

4.3.5 diagram hasil penjualan produk terjual dan tidak terjual kue kering dari
bonggol pisang bulan Januari – September 2018
25

20

15

10
Terjual
5 Tidak Terjual

22
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan laporan adalah sebagai berikut :
5.1.1 Proses pembuatan tepung bonghol pisang dilakukan dengan 4tahap yaitu
1.proses perendaman
2.proses pengukusan
3.proses pengeringan
4.proses penggilingan
5.1.2 Proses pembuatan kue kering dari tepung bonggol pisang diproses seperti
pembuatan kue kering pada umumnya,tetapi teksturdan rasa yang dihasilkan
berbeda dari kue kering pada umumnya.
5.1.3 Break Event Point (BEP) Penjualan produk kue kering dari tepung bonggol
pisang adalah :
Harga total Rp .58 .500
BEP harga ¿ = =11.700
Total Produksi 5 bungkus

Total Biaya Rp.58 .500


BEP produksi ¿ = =5 produk
harga Produksi 11.700
Jadi BEP harga penjualan produk kue kering dari tepung bonggol pisang
adalah Rp.11.700
Penjualan jika tidak menginginkan kita kerugia / keuntungan maka dijual
dengan harga tersebut
5.2 Saran
Peneliti menyarankan sebagai berikut :

23
5.2.1 Bagi pelajar
Peneliti berharap pelajar dapat melatif jiwa kewirausahaan melalui produk
pangan berkelanjutan dari bonggol pisang
5.2.2 Bagi masyarakat
Peneliti berharap masyarakat dapat menggunakan dan memanfaatkan limbah
bonggol pisang sebaik mungkin
5.2.3 Bagi Pemerintah
Peneliti berharap pemerintah dapat mengembangkan produk pangan
berkelanjutan dari limbah bonggol pisang sehingga dapat dimanfaatkan lebih
lanjut

DAFTAR PUSTAKA

https://wikipedia.org/wiki/kue-kering
https://wikipedia.org/wiki/gambar-pohon-pisang
https://www.solselkab.go.id/post/read/690/http
yufrizal_67.blogspot.com.html
www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-bonggol-pisang-komposisi-nutrisi-bahan-
makanan.html
jagakesehatan.com/manfaat-khasiat/manfaat-daun-kulit-batang-hati-akar-daun-dan-
bonggol-pisang-bagi-kesehatan.html
https://id.answer.yahoo.com/question/index?qid

24
25
Proses Pembuatan Tepung Bonggol Pisang

26
27
Proses Pembuatan Kue Kering Dari Tepung Bonggol Pisang

28
29
30

Anda mungkin juga menyukai