8112 17907 1 SM PDF
8112 17907 1 SM PDF
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi sains peserta didik kelas X SMA
Negeri di Kabupaten Gunungkidul pada mata pelajaran biologi, berdasarkan gender, tempat tinggal,
lokasi sekolah berdasarkan zona topografi wilayah, dan persentase peserta didik yang mencapai
kompetensi literasi sains berdasarkan PISA 2015. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan
metode survei. Sampel penelitian berjumlah 351 yang berasal dari enam sekolah. Sampel sekolah diambil
dengan cara random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes literasi sains berdasarkan
indikator PISA 2015. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistika deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains peserta didik memiliki rata-rata dalam kategori rendah,
terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor berdasarkan gender dan lokasi sekolah berdasarkan
zona topografi wilayah, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor berdasarkan tempat
tinggal, dan persentase peserta didik yang mencapai kompetensi literasi sains tertinggi adalah
menjelaskan fenomena secara ilmiah.
Kata kunci: kemampuan literasi sains, zona topografi wilayah, gender, tempat tinggal
Abstract
This research aimed to know the ability of scientific literacy learners of grade X in Gunungkidul on
the subjects of biology, based on gender, place of residence, the location of the school based on the zone
of the topography of the region, and the percentage of learners who achieve literacy competence of
science based on PISA 2015. This research was descriptive research methods including surveys. Sample
research was 351 that came from six schools. Sample school taken by random sampling. Data collection
technique used scientific literacy tests based on indicators of PISA 2015. Data analysis techniques used
are descriptive statistics. The results showed that the ability of science literacy learners have averaged in
the low category, there was a significant difference in the average score based on gender and school
locations based on topographic zone area, there was no significant difference in the average score based
on place of residence, and the percentage of learners who achieve the highest science literacy
competency was explaining scientific phenomena.
Keywords: Scientific literacy ability, zone of the topograpgy of the region, gender, anf place of recidence
sehari-hari oleh Jack Holbrook (2009: 275) didik dapam memahami lingkungan hidup,
disebut dengan kemampuan literasi sains. kesehatan, ekonomi dan masalah-masalah lain
Literasi sains (scientific literacy) yang dihadapi oleh masyarakat modern yang
didefinisikan oleh PISA (Programme for sangat bergantung pada teknologi dan
International Students Assessment) sebagai kemajuan serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan penggunaannya untuk pengetahuan.
mengidentifikai pertanyaan, memperoleh Kabupaten Gunungkidul merupakan
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena salah satu kabupaten di Daerah Istimewa
ilmiah dan menarik kesimpulan berdasarkan Yogyakarta yang mempunyai topografi
bukti-bukti. Hurt (Yusuf S, 2007: 53) wilayah yang beragam yang dapat
mendefinisikan literasi sains sebagai dikelompokkan ke dalam 3 zona wilayah yaitu
pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi zona utara, tengah, dan selatan. Zona-zona
kehidupan masyarakat. tersebut dibedakan secara geografis
Pengukuran literasi sains pertama kali berdasarkan ketinggian tempatnya. Perbedaan
dilakukan tahun 2000 oleh PISA dan zona wilayah ini akan berdampak pada arus
dilanjutkan secara berkala setiap tiga tahun. informasi yang diterima peserta didik,
Hasil pengukuran terakhir dilakukan pada kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi, lokasi
tahun 2012 dan menunjukkan Indonesia sekolah, dan aksesibilitas.
merupakan negara dengan kemampuan literasi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sains peserta didik rendah. Banyak faktor yang mengetahui: (1) kemampuan literasi sains
menyebabkan rendahnya literasi sains di peserta didik kelas X SMA Negeri Kabupaten
Indonesia yaitu, gender, ekonomi dan sosial, Gunungkidul pada mata pelajaran biologi, (2)
serta imigrasi. Kurang diperhatikannya kemampuan literasi sains berdasarkan gender,
lingkungan sosial budaya sebagai sumber (3) kemampuan literasi sains berdasarkan
pembelajaran juga menjadi penyebab tempat tinggal yang dibagi kedalam kost dan
rendahnya kemampuan literasi sains peserta rumah, (4) kemampuan literasi sains ditinjau
didik di Indonesia. dari lokasi sekolah berdasarkan pembagian
Peserta diidk dikatakan literate zona topografi wilayah, dan mengetahui, dan
terhadap sains atau melek terhadap sains (5) persentase peserta didik yang mencapai
ketika mampu menerapkan konsep-konsep indikator kompetensi literasi sains berdasarkan
atau fakta-fakta yang didapatkan di sekolah PISA 2015. Hasil penelitian ini diharapkan
dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi dapat digunakan guru untuk mengembangkan
dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sains perangkat pembelajara dan melaksanakan
penting untuk dikuasai oleh peserta didik proses pembelajaran biologi dalam
dalam kaitannta dengan bagaimana peserta meningkatkan literasi sains peserta didik.
Kemampuan Literasi Sains (Nilam Cahya Nugraheni) 263
SMA N 2 Playen. Setelah melalui tahap uji
coba kemudian melakukan observasi terhadap
skor literasi sains peserta didik kelas X di pelajaran biologi yang masih tergolong rendah,
SMA Negeri Kabupaten Gunungkidul pada hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil
mata pelajaran biologi memiliki rata-rata skor pengukuran literasi sains yang dilakukan oleh
58,02 atau dengan kategori rendah. Jika skor PISA pada tahun 2012 dan memberikan hasil
literasi sains peserta didik dirinci menurut bahwa Indonesia merupakan negara dengan
kategori skor, ternyata skor tersebut tersebar kemampuan literasi sains yang rendah.
dari kategori sangat rendah sampai dengan Namun, berdasarkan distribusi skor literasi
sangat tinggi. Distribusi skor literasi sains sains pada Gambar 1 ditunjukkan bahwa
peserta didik di SMA Negeri Kabupaten sebagian besar peserta didik mempunyai skor
Gunungkidul ditunjukkan pada Gambar 1 literasi sains dalam kategori sangat rendah
peserta didik yaitu laki-laki dan perempuan. perempuan lebih memiliki bidang biologi atau
Berdasarkan hasil penelitian tersebut skor rata- sains. Jenkins and Pell (Rodger Bybee, 2011:
rata literasi sains pada mata pelajaran biologi 20) juga mengungkapkan perbedaan
pada peserta didik perempuan lebih tinggi ketertarikan antara laki-laki dan perempuan di
daripada laki-laki dan menunjukkan perbedaan mana perempuan memberikan peringkat
yang signifikan antara rata-rata skor literasi tertinggi untuk ketertarikan terhadap topik
sains perempuan dan laki-laki. yang berkaitan dengan diri sendiri terutama
Hasil penelitian tersebut berbeda kesehatan, pemikiran, dan kebahagiaan.
dengan pendapat Tjalla (2010: 13) yang Sedangkan laki-laki memiliki ketertarikan
menyatakan bahwa kemampuan literasi sains yang lebih pada topik kerusakan teknologi dan
rata-rata peserta didik Indonesia laki-laki peristiwa.
lebih tinggi daripada kemampuan literasi sains Pengukuran kemampuan literasi sains
rata-rata peserta didik Indonesia perempuan. pada mata pelajaran biologi dalam penelitian
Perbedaan tersebut dimungkinkan karena ini mengacu pada tiga indikator literasi sains
dalam penelitian ini penilaian literasi sains pada aspek kompetensi yaitu menjelaskan
hanya terbatas dalam lingkup pengetahuan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan
biologi saja sedangkan literasi sains pada merancang penyelidikan ilmiah, serta
umumnya mencakup pengetahuan biologi, menginterpetasi data dan bukti secara ilmiah.
fisika, teknologi serta bumi dan antariksa. Menurut Susriyati Mahanal (2012: 183),
Hasil penelitian yang menunjukkan kemampuan peserta didik menyelesaikan
bahwa rata-rata skor literasi sains pada mata tugas-tugas proyek seperti memecahkan
pelajaran biologi lebih tinggi peserta didik masalah, mensintesis informasi, dan
perempuan dibandingkan laki-laki tidak melakukan pengkajian atau penelitian
terlepas dari topik yang digunakan dalam dipengaruhi oleh gender karena laki-laki dan
pengukuran literasi sains yang berkaitan perempuan memiliki karakteristik yang
dengan biologi. Hal ini didukung oleh hasil berbeda. Berdasarkan temuan Ricketts
survei yang diungkapkan oleh Evans (2012) (Susriyati Mahanal, 2012: 182) menyatakan
pada Genera Certificate of Secondary bahwa perempuan dinilai lebih tinggi dari laki-
Education (GCSE) yang menyatakan bahwa laki dalam kemampuan membuat kesimpulan
pelajaran kimia dan biologi lebih baik untuk yang berarti perempuan lebih mampu
anak perempuan sedangkan laki-laki lebih mengidentifikasi unsur-unsur yang dibutuhkan
unggul pada mata pelajaran matematika. untuk mearik kesimpulan, menyusun hipotesis,
Selain itu, Hango (2013: 7) mengungkapkan mengidentifikasi hubungan antarvariabel,
bahwa laki-laki lebih medominasi bidang mempertimbangkan informasi yang relevan,
STEM (Science, Technology, Engineering, dan menganalisis data.
and Mathematics) sedangkan kebanyakan
Kemampuan Literasi Sains (Nilam Cahya Nugraheni) 267
Hasil pengukuran kemampuan literasi peserta didik yang tinggal di kost ini,
sains peserta didik kelas X pada mata dimungkinkan adanya perbedaan peran orang
pelajaran biologi berdasarkan tempat tinggal tua dalam pengawasan terhadap anak dalam
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. hal belajar. Hal tersebut didukung oleh hasil
Tabel 3. Hasil Tes Kemampuan Literasi Sains penelitian Harjono (Fiara Kusumawati, 2013:
Peserta Didik Kelas X SMA Negeri di
7) yang menyebutkan bahwa prestasi tertinggi
Kabupaten Gunungkidul pada Mata
Pelajaran Biologi ditinjau dari adalah peserta didik yang tinggal di
Tempat Tinggal.
lingkungan tempat tinggal orang tua
Skor Literasi Sains sedangkan prestasi tengah yaitu peserta didik
Tempat Kategori yang tinggal di lingkungan asrama dan prestasi
N Min Max ӯ± s
Tinggal Skor
terendah adalah peserta didik yang tinggal di
57,89 ±
Kost 19 25 80 Rendah kontrakan atau kost.
18,64
58,03 ±
Rumah 332 12,5 90 Rendah
15,12 Peserta didik yang tinggal di rumah
bersama orang tua cenderung mendapatkan
Pada Tabel 3 ditunjukkan
perhatian dan bimbingan yang lebih besar dari
perbandingan rata-rata skor literasi sains
orang tuanya daripada peserta didik yang
peserta didik kelas X pada mata pelajaran
tinggal di kost. Dalam hasil penelitian Bahtiar
biologi di SMA Negeri Kabupaten
Afwan (2017: 16) juga disebutkan bahwa
Gunungkidul berdasarkan tempat tinggal.
kehidupan peserta didik yang tinggal di rumah
Dalam penelitian ini tempat tinggal peserta
orang tua mendapat pengawasan secara
didik dikelompokkan menjadi dua macam
langsung dari orang tua ataupun keluarga
yaitu rumah dan kost. Rata-rata skor literasi
lainnya. Menurut Harjono (Fiara Kusumawati,
sains peserta didik pada mata pelajaran biologi
2013: 7) perhatian dan bimbingan orang tua
yang tinggal di rumah lebih tinggi
sangat berpengaruh bagi peserta didik
dibandingkan dengan yang tinggal di kost.
terutama hasil belajar di mana dalam
Akan tetapi tidak menunjukkan adanya
penelitian ini berkaitan dengan kemampuan
perbedaan rata-rata skor literasi sains yang
literasi sains.
signifikan.
Hasil pengukuran kemampuan literasi
Peserta didik yang tinggal di rumah
sains peserta didik kelas X pada mata
akan lebih dekat dengan keluarganya terutama
pelajaran biologi berdasarkan lokasi wilayah
orang tua sedangkan peserta didik yang tinggal
yang dibedakan atas zona topografi wilayah
di kost jauh dan dengan keluarga karena
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
peserta didik akan lebih hidup mandiri
bersama dengan teman-teman kostnya. Rata-
rata skor literasi sains peserta didik yang
tinggal di rumah lebih tinggi dibandingkan
268 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 5 tahun 2017
dari penemuan dan investigasi secara kritis dan model yang lebih kontekstual, dan perlu
kompetensi menginterpretasi data dan bukti adanya variabel lain yang digunakan untuk
secara ilmiah dibutuhkan untuk membedakan kemampuan literasi sains.
menginterpretasi dan membuat makna dari
DAFTAR PUSTAKA
bentuk dasar data dan bukti ilmiah yang dapat
Ana Fritri Apriliyani, dkk. (2016).
digunakan untuk membuat kesimpulan. Kemampuan Berpikir Divergen
SIMPULAN DAN SARAN dalam Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik SMA Negeri di
Simpulan Kabupaten Sleman pada Mata
Kemampuan literasi sains peserta didik Pelajaran Biologi ditinjau dari
kelas X SMA Negeri di Kabupaten Perbedaan Lokasi Sekolah. Jurnal
Pendidikan Biologi, Vol.5, No.1
Gunungkidul pada mata pelajaran biologi tahun 2016, hal 1-13
menunjukkan rata-rata dalam kategori rendah, Dalin Nadhifatuzzahro, dkk. (2015).
Kemampuan Literasi Sains Siswa
kemampuan literasi sains peserta didik kelas X Kelas VII-B SMP Negeri 1 Sumobito
SMA Negeri di Kabupaten Gunungkidul pada Melalui Pembuatan Jamu
Tradisional. Seminar Nasional
mata pelajaran biologi terdaapt perbedaan Fisika dan Pembelajarannya, hal
yang signifikan ditinjau dari gender, 21-27
Elsy Zuriyani. (2013). Literasi Sains dan
kemampuan literasi sains peserta didik kelas X Pendidikan. Diunduh dari
SMA Negeri di Kabupaten Gunungkidul pada (http://sumsel.kemenag.go.id/file/fil
e/TULISAN/wagj1343099486.pdf)
mata pelajaran biologi tidak menunjukkan pada 15 Desember 2016
perbedaan yang signifikan ditinjau dari tempat Fiara Kusumawati. (2013). Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Prestasi
tinggal, kemampuan literasi sains peserta didik Belajar pada Mahasiswa Semester II
kelas X SMA Negeri di Kabupaten Program Studi DIII Kebidanan
Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta Tahun
Gunungkidul pada mata pelajaran biologi 2013. Naskah Publikasi. Stikes
terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga ‘Aisyiyah Yogyakarta
Gustia Angraini.(2014). Analisis Kemamuan
wilayah ditinjau dari lokasi sekolah Literasi Sains Siswa SMA Kelas X
berdasarkan permbagian zona wilayah di Kota Solok.Prosiding
Mathematics and Sciences Forum
Kabupaten Gunungkidul, persentase peserta 2014, hal 161 – 170
didik yang mencapai kompetensi literasi sains Hango D. (2013). Gender Differences in
Science, Technology, Engineering,
berdasarkan indikator PISA 2015 tertinggi Mathematics and Computer Science
adalah menjelaskan fenomena secara ilmiah. (STEM) Program at University
Insights on Canadian Society. In
Insights on Canadian Society (p.7).
Saran Statistics Canada
Untuk penelitian selanjutnya perlu
Jack Holbrook. (2009). The Meaning of
memilih wilayah yang lebih kontras dalam Scientific Literacy. International
Journal of Environmental & Science
penilaian kemampuan literasi sains, perlu
Educational, Vol. 4, hal 144 – 150
mengukur literasi sains menggunakan Lutfi Rizkita, dkk. (2016). Analisis
Kemampuan Awal Literasi Sains
instrumen yang berbeda dengan PISA dengan
Siswa SMA Kota Malang. Prosiding
Kemampuan Literasi Sains (Nilam Cahya Nugraheni) 271
Seminar Nasional II tahun 2016, hal
771 - 781
Muhammad Ilyas. (2014). Pengaruh Motivasi
Belajar dan Lingkungan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Akuntasni
Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Ngaglik Tahun Ajaran 2013/2014.
Skripsi : FE UNY
OECD. (2007). PISA 2007 Science
Competencies for Tomorrow’s
World Executive Summary
______. 2013. PISA 2015 Draft Sience
Framework
Rodger Bybee and Barry McCrae. (2011).
Scientific Literacy and Student
Attitudes : Perspectives from PISA
2006 Science. Internationa Journal
of Science Education. Vol. 33, No.
1, 1 Januari 2011. Australia hal 17-
20
RPJMD. (2010). Rancangan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2010 – 2015. Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul
Susriyati Mahanal. (2012). Strategi
Pembelajaran Biologi, Gender dan
Pengaruhnya terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis. Prosiding Seminar
Nasional Biologi FMIPA
Universitas Negeri Malang Vol. 9,
No. 1 hal 180-184
Tjalla A. (2010). Potret Mutu Pendidikan
Indonesia ditinjau dari Hasil-hasil
Studi Internasional. pdf