OLEH:
NI PUTU ASTINI (1713031004)/VA
JURUSAN KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019
PERCOBAAN III
HUKUM HESS
I. Tujuan
1. Mempelajari besarnya kalor reaksi pada reaksi yang berlangsung dengan proses yang
berbeda-beda.
2. Membuktikan Hukum Hess.
II. Dasar Teori
Hukum kekekalan energi dapat dinyatakan dengan hukum penjumlahan kalor (panas)
atau sering juga disebut hukum Hess. Hukum Hess (Hess’s law) dapat dinyatakan sebagai
berikut : Bila reaktan diubah menjadi produk, perubahan entalpinya sama, hal ini tidak
berkaitan dengan apakah reaksi berlangsung dalam satu tahap atau dalam beberapa tahap
(Chang, 2003). Jika reaksi dibagi menjadi beberapa tahap reaksi, dimana ∆H oreaksi dapat diukur,
maka dapat dihitung ∆Horeaksi untuk keseluruhan reaksi. Menurut Hukum Hess reaksi yang
dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi (Sutresna,2007).
Berdasarkan prinsip – prinsip hukum Hess perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung
dengan menggunakan entalpi pembentukan standar (∆Hfo), zat – zat pereaksi (reakstan) dan hasil
reaksi (produk) (Suyatno, 2007).
Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi
untuk setiap tahapannya (Rahman, dkk., 2004). Besarnya entalpi dari reaksi kimia tidak
bergantung pada lintasan yang dijalani pereaksi untuk membentuk hasil reaksi. Kalor reaksi
tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir
sistem. Ada beberapa aturan untuk perhitungan hukum Hess yang melibatkan persamaan reaksi
kimia yaitu:
1) Untuk menjumlahkan dua persamaan reaksi kimia dengan perubahan entalpi ∆H 1 dan
∆H2, maka perubahan entalpi untuk produk akhir ∆H3 dapat dinyatakan dengan
∆H3 = ∆H1 + ∆H2
2) Untuk reaksi yang arahnya dibalik, nilai perubahan entalpi untuk reaksi akhirnya,
∆H1 sebaliknya dapat dinyatakan dengan ∆H (reaksi balik) = - ∆H (reaksi ke depan)
(Wiratini, 2014).
Prinsip dasar dalam hukum hess ini yaitu penjumlahan panas konstan yang mana entalpi
atau energi internal merupakan suatu besaran yang tidak bergantung pada jalannya reaksi., yaitu:
∆Hp = qp dan ∆E = qv , sehingga
∆H = ∆H1 + ∆H2 + ∆H3 + … atau qp = qpI + qpII + qpIII + …
Syarat berlangsungnya Hukum Hess adalah keadaan awal reaktan dan keadaan akhir
produk pada berbagai proses tersebut adalah sama. Hukum Hess ini dapat dijelaskan dari
diagram seperti di bawah ini .
Arah 1
E
F
Arah 2
Arah 1 : NaOH padatan dilarutkan dalam air menghasilkan larutan NaOH, kemudian larutan NaOH
tersebut direaksikan dengan larutan HCl 4 M menghasilkan larutan NaCl dengan konsnetrasi 2 M.
NaOH (s) + H2O (l) NaOH (aq, 4 M) H1
NaOH (aq, 4 M) + HCl (aq, 4 M) NaCl (aq, 2 M) + H2O (l) H2
Arah 2 : Larutan HCl 4 M diencerkan menjadi larutan HCl 2 M, selanjutnya ditambahkan NaOH
pada menghasilkan larutan NaCl dengan konsentrasi 2 M.
HCl (aq, 4 M) + H2O (l) HCl (aq, 2 M) H3
HCl (aq, 2 M) + NaOH (s) NaCl (aq, 2 M) + H2O (l) H4
Reaksi di atas dapat digambarkan seperti diagram berikut ini.
Arah 1
Arah 2
Gambar 2. Diagram reaksi antara NaOH dengan HCl dalam 2 proses yang berbeda
H arah 1 = H1 + H2
H arah 2 = H3 + H4
Menurut hukum Hess bahwa ∆H1 arah 1 = ∆H2 arah 2
Tabel 2. Bahan
No. Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. NaOH padat - 8 gram
2. HCl 4M 50 mL
3. Aquades - 50 mL
IV. Prosedur Praktikum
A. Prosedur Kerja Untuk Arah 1
Gambar 1
V. Tabel Pengamatan
A. Tabel Pengamatan Arah 1
Waktu Suhu (oC) Waktu Suhu (oC)
(menit) (menit)
0 Air suling 4,5
0,5 5 Penambahan larutan HCl 4 M
1 5,5
1,5 6
2 Penambahan NaOH padat 6,5
2,5 7
3 7,5
3,5 8
4 8,5
Diketahui:
Reaksi arah 1
NaOH(s) H 2O(l ) NaOH(aq,4M) ΔH1
NaOH(aq,4M) HCl (aq,4M) NaCl(aq,2M) H 2 O(l) ΔH 2
Diketahui :
Tetapan kalorimeter (C) =
Kapasitas panas jenis air (c) = 4,2 J/g.oC
air = 1 g.mL-1
massa air = ρ.V
MrHCl = 36,5 g/mol
konsentrasi HCl = 4M
HCl = 1,19 g.mL-1
massa HCl = ρ.V
massa NaOH = 4 gram
Berdasarkan data di atas, maka entalpi reaksi dapat dihitung sebagai berikut.
Q1 = Q larutan + Qkalorimeter
= (mair + NaOH) x c x ∆T1 + C x ∆T1
𝑚𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑚𝑜𝑙𝑁𝑎𝑂𝐻 =
𝑀𝑟𝑁𝑎𝑂𝐻
Q1
∆H1 =
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Q2 = Q larutan + Qkalorimeter
Mula-mula :
Bereaksi :
Sisa :
Jadi mol NaCl =
Q2
∆H2 = 𝑚𝑜𝑙 𝐻𝐶𝑙
Mula-mula :
Bereaksi :
Sisa :
Jadi mol NaCl = ......mol
Q1
∆H1 = 𝑚𝑜𝑙 𝐻𝐶𝑙
Q2 = Q larutan + Qkalorimeter
= ((mair + mHCl) x c x ∆THCl) + (mNaOH x c x ∆T4) + C x ∆T4
Q2
∆H2 = 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 = ...... kJ/mol