Kip Kuliah
Kip Kuliah
1. TEMPO
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Didin Wahidin
mengemukakan tahun depan ada kemungkinan mengganti nama beasiswa Bidik Misi
bagi mahasiswa menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
"Tahun depan ada rencana untuk mengganti beasiswa Bidik Misi menjadi KIP Kuliah
dengan jumlah penerima beasiswa mencapai sekitar 800.000 mahasiswa," kata Didin
Wahidin usai membuka Kontes Kapal Cepat tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2019 di
kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat.
Didin menjelaskan sekitar 800 ribu mahasiswa yang memperoleh beasiswa pada
2020 secara rinci adalah 400 ribu untuk mahasiswa baru dan 400 ribu untuk yang "on
going". Menurut Didin, jumlah tersebut meningkat dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Hanya saja, tidak ada perubahan nominal yang diterima mahasiswa
atau masih sama dengan Bidik Misi sebelumnya.
Ia mengatakan sebagai tahap awal, KIP kuliah akan memberi prioritas pada
mahasiswa yang kuliah di bidang science dan vokasi. Sedangkan untuk bidang atau
ilmu-ilmu sosial pada tahap selanjutnya. "Bukannya tidak ada untuk ilmu-ilmu
sosial," katanya.
Dengan KIP Kuliah, lanjutnya, mereka yang saat sekolah (SMA sederajat) sudah
memiliki KIP, maka eligible bisa mendapatkan KIP Kuliah. Untuk PTN, ada kewajiban
memberi porsi 20 persen beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu.
2. JURNAS.COM
Jakarta, Jurnas.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Menristekdikti) Mohamad Nasir menyebut beasiswa bidikmisi akan segera dihapus.
Sebagai gantinya, kuota beasiswa bidikmisi yang tahun ini berjumlah 130.000, akan
digabungkan dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
“Iya (dihapus). Ganti nama, sudah beda,” kata Menteri Nasir kepada awak media di
Kompleks DPR RI Jakarta, pada Selasa (16/7).
KIP Kuliah, lanjut Menristekdikti, nantinya akan memiliki kuota yang lebih besar.
Pasalnya, salah satu program kampanye Presiden Joko Widodo di periode kedua ini
juga akan menggabungkan sejumlah beasiswa lainnya, antara lain Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BPP-PPA) dan Beasiswa Affirmasi
Pendidikan (ADik) Papua.
3. LAIN
Kuota penerima Bidikmisi pada 2020, lanjutnya, jumlahnya mencapai 400.000 kursi
dengan total anggaran hampir Rp 6 triliun. Dengan demikan, sejak digulirkan pada
2010, mahasiswa miskin yang menerima bantuan dana melalui program Bidikmisi
ditargetkan mencapai 600.000 mahasiswa.
4. ANTARA
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir
mengatakan bahwa program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah merupakan
perluasan dari program beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa berprestasi dari
keluarga kurang mampu.
"Tahun depan, pemerintah akan menyediakan kuota sebanyak 400.000 beasiswa KIP
Kuliah untuk mahasiswa tidak mampu. Jadi beasiswa Bidikmisi yang ada saat ini, kita
perluas cakupannya melalui KIP Kuliah," katanya di Jakarta, Selasa.
Kuota tersebut, kata dia, lebih banyak dibandingkan beasiswa Bidikmisi yang tahun
ini hanya menyediakan kuota bagi 130.000 mahasiswa tidak mampu.
"Bidikmisi bukan dihapus, tapi diperluas cakupannya. Kalau dulu, Bidikmisi kita
membidik anak-anak yang tidak mampu yang diterima Perguruan Tinggi Negeri
(PTN), tapi dengan KIP Kuliah diperluas tidak hanya PTN tapi juga Perguruan Tinggi
Swasta (PTS)," katanya.
Pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diterima di perguruan tinggi langsung
dapat melanjutkan pendidikan dengan beasiswa menggunakan KIP Kuliah.
"Tahun depan, kuota beasiswa untuk 400.000 KIP Kuliah. Presiden Jokowi
menargetkan pada 2024, ada setidaknya dua juta kuota beasiswa KIP Kuliah," kata
dia.
5. TANGGAPAN NETIZEN
Dari segi pandangan penulis bahwa Beasiswa Bidikmisi tidak tepat jika diganti
dengan program KIP Kuliah. Karena program KIP Kuliah ini belum tentu akan berjalan
dengan baik, pasti akan ada kekurangan atau kecurangan.
Kepanjangan dari KIP ialah Kartu Indonesia Pintar, lantas apakah yang menerima KIP
ini merupakan siswa-siswi yang pintar atau tidak?. Penulis melihat masih banyak
kecurangan dari KIP ini, salah satunya yaitu penerima KIP sendiri apakah layak atau
tidak. Ada siswa yang pintar dan tergolong miskin tetapi tidak mendapatkan KIP,
tetapi ada juga yang tidak tergolong pintar tetapi mendapatkan KIP.
Apakah dengan penerapan KIP Kuliah dan dengan penghapusan Bidikmisi, maka
semuanya itu dihapus begitu saja, hilang dari kalangan mahasiswa. Padahal
organisasi Bidikmisi sudah lama berdiri dan sudah memberikan dampak positif bagi
masyarakat dan bagi bangsa.
Jika fokus dari KIP Kuliah untuk mencapai target 2 juta beasiswa bagi anak Indonesia.
Apa salahnya jika jumlah penerima Bidikmisi ditingkatkan? hal ini tidak berbeda dari
tujuan penerapan KIP Kuliah. Penulis menganalisis bahwa penerapan KIP Kuliah
bukanlah suatu program yang efektif sebagai pengganti bidikmisi untuk mencapai
target pemerintah yaitu beasiswa 2 juta anak Indonesia.