Anda di halaman 1dari 6

BAHAN LAKIP 2019

PENANGGUNGJAWAB BIDANG KONSERVASI ( RINI )

1. Pemetaan Kondisi Koleksi Naskah Nusantara.

Koleksi naskah kuno merupakan koleksi yang unik, karena koleksi ini dianggap
sebagai salah satu warisan hasil karya budaya bangsa yang tak ternilai bagi bangsa
yang memilikinya. Naskah kuno Nusantara, misalnya merupakan peninggalan tertulis
yang dapat memberikan penjelasan mengenai sejarah, adat-istiadat dan kebudayaan
bangsa Indonesia. lewat naskah kuno dapat dipelajari berbagai pengetahuan, dan pola
pikir suatu bangsa dengan lebih nyata karena diceritakan oleh yang mengalaminya.
Pemetaan kegiatan naskah nusantara di tetapkan sebanyak 3 ( tiga ) provinsi yaitu
Provinsi Maluku Utara ( Ternate dan Tidore ), Provinsi Kalimantan Tikur
( Balikpapan ) dan Provinsi Sumatera Selatan ( Palembang ) , dikarenakan adanya
indikasi kantong-kantong naskah yang tersebar di tiga provinsi tersebut dalam
kondisi kritis dan perlu segera diselamatkan melalui pelestarian yang memadai. Selain
itu naskah kuno di provinsi tersebut mewakili kebudayaan Indonesia bagian timur,
tengah dan barat di mana pada jaman kejayaan kerajaan – kerajaan di daerah
setempat serta kebudayaan lokal . Untuk tiap-tiap lokasi menugaskan 2 orang untuk
melakukan identifikasi kerusakan fisik dan keberadaan naskah yang ada di daerah
pemetaan. Kegiatan dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 9 s.d 12 April 2019. Dari
hasil pemetaan diketahui bahwa naskah-naskah yang ada di daerah pemetaan sebagian
besar mengalami kerusakan dan masyarakat belum tau bagaimana cara merawat
naskahnya. Sebagian besar naskah berupa ajaran agama , pengobatan dan adat istiadat
setempat yang sampai saat ini masih dipergunakan untuk acara-acara adat daerah
setempat.Berdasarkan hasil kajian dari ke 3 tempat lokasi pemetaan yang untuk segera
ditinjaklanjuti untuk diberikan bantuan pelestarian adalah naskah yang berada di
Provinsi Sumatera Selatan ( Palembang ).
Kegiatan ini mendapatkan anggaran sebesar Rp 85.790.000,- yang terserap sebesar Rp
84.771.300,- ( 99% )

2. Seminar dan Workshop Metode Pelestarian Bahan Pustaka


Perpusnas RI sebagai perpustakaan pembina di seluruh perpustakaan Indonesia yang
salah satunya fungsinya sebagai perpustakaan pelestarian, sehingga bila ada metode
yang baru dalam kegiatan pelestarian perlu untuk di informasikan/ disebarkan kepada
seluruh perpustakaan . Konservator Pusat Preservasi BP bekerjasama dengan
konservator Perpustakaan Negara Berlin dan Perpustakaan Universitas Leiden
melakukan kegiatan pelestarian naskah babad diponegoro yang merupakan salah satu
naskah koleksi Perpusnas RI yang sudah masuk tercatat dalam register MOW. Dalam
melakukan kegiatan tersebut ada metode baru tentang penghilanga korosi tinta pada
naskah. Merupakan kewajiban Perpusnas RI untuk mendesiminasikan metode tersebut
maka kegiatan seminar dan workshop diadakan dengan mengundang sebanyak 160
peserta yang berasal dari pegawai yang berkecimpung dalam bidang pelestarian baik
dari instansi perpustakaan provinsi/kabupaten/ kota, perguruan tinggi, perpustakaan
khusus yang tersebar di wilayah Indonesia. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari di
SwissBell Hotel, Mangga Dua, dengan mengundang pembicara dari Perpustakaan
Negara Berlin ( Ibu Ktharina Wewerke ), Yayasan Manasa ( Bapak Tedy Permadi ),
penelita film ( ibu Lisabona Rahman). Acara Seminar dan worshop di buka oleh
Kepala Pusat Preservasi BP yang mewakili Kepala Perpusnas RI yang berhalangan
hadir. Hari pertama di isi dengan seminar sedangkan hari ke dua dan ke tiga di isi
dengan worshop pelestarian fiisk dan pelestarian alih media dengan narasumber dari
pustakawan di Perpusnas RI. Anggaran kegiatan ini sebesar Rp 519.674.000,- terserap
100%

3. Survey Kondisi Kerusakan Koleksi Layanan Perpusnas RI


Koleksi Perpusnas RI merupakan koleksi unggulan dan langka yang jarang di
ketemukan di perpustakaan lain. Kekayaan koleksi Perpusnas RI tertuang dalam
berbagai media baik cetak maupun terekam, dengan berbagai ragam bahasa dan
aksara, serta tidak hanya terbuat dari bahan kertas, tetapi juga dalam bentuk lontar,
bamboo, kulit binatang, dsb. Koleksi tersebut dikemas dalam bentuk buku, majalah,
surat kabar, jurnal, mikro ( mikrofis dan mikrofilm ), naskah, film dan digital.
Bahan perpustakaan yang menjadi koleski Perpusnas RI selaian berasal dari wajib
simpan juga berasal dari pembelian dan hibah yang dilakukan oleh Pusat
Pengembangan Koleksi, sehingga mengakibatkan penambahan BP yang cukup
banyak.
Seiring berjalannya waktu bahan perpustakaan mengalami kerusakan, hal ini
disebabkan karena cuaca/iklim di indonesia yang mengenal dua musim
( kemarau/panas dan hujan ) menjadi pemicu kerusakan BP. Bilamana tidak ditunjang
dengan kondisi ruang penyimpanan yang memadahi maka laju kerusakan BP akan
semakin cepat, kondis ideal ruang penyimpanan BP adalah suhu/ temperatur berkisar
18 – 22 derajad C, dengan kelembaban antara 40 – 50 RH,
Dengan adanya permasalah di atas maka kegiatan Survey kondisi kerusakan koleksi
layanan Perpusnas dilaksanakan, untuk mengetahui sejauhmana tingkat kerusakan BP,
sehingga Pusat Preservasi BP bisa membuat program kegiatan secara rinci dan benar
agar usaha penyelamatan BP yang menjadi koleksi Perpusnas bisa di dayagunakan
oleh pemustaka dengan baik. Kegiatan ini dilakukan selama 6 bulan ( bulan Juli s.d
November 2019 ), dengan melibatkan pustakawan di Kedeputian 1 yang berjumlah 89
orang, Bahan perpustakaan yang di survey meliputi koleksi naskah yang berjumlah
13.219 eksempar dan koleksi Buku langka berjumlah 213.246 eksemplar.
Dari hasil survey koleksi naskah dapat diketahui bahwa kondisi naskah sudah sangat
memprihatinkan,dengan ciri-ciri antara lain : 8.649 eks. naskah kertasnya sudah
dimakan serangga; 9.896 Eks. naskah kertasnya bersifat asam yang dapat
mempercepat kertas menjadi rapuh; kertas rapuh sebanyak 4.051 eks.
Hal tersebut disebabkan karena kondisi ruang penyimpanan kurang terkontrol di mana
sering terjadi fluktuasi antara suhu dan kelembaban ( suhu berkisar antara 19,7 – 20,2
sedangkan kelembabannya 76,5 % ) hal tersebut mengakibatkan dapat mempercepat
tumbuhnya jamur pada kertas dan serangga dapat berkembang dengan cepat .
Dari jumlah naskah sebanyak 13.219 eksemplar yang sudah dilakukan konservasi
baru sebanyak 1.681 eksempalr ( 12,7 % ),
Sedangkan pada koleksi buku langka juga sudah sangat memprihatinkan, hal tersebut
dapat dilihat dari prosentase koleksi buku langka yang berdasarkan hasil survey
terlihat, di mana kertasnya sudah mengandung asam sebanyak 197.775 Eks.
( 93,265 ), hal tersebut kalau dibiarkan tanpa ada perbaikan kondisi ruang
penyimpanan ( kondisi ruang penyimpanan saat pelaksanaan survey dengan kondisi
suhu berkisar antara 19,7 – 20,17 dengan kelembaban sebesar 67,9 ) dan tindakan
konservasi maka koleksi akan menjadi rapuh dan tentunya kehilangan informasi yang
ada pada koleksi tersebut.
Dari jumlah koleksi buku langka sebanyak 208.698 eksemplar yang sudah
dikonservasi baru sebanyak 8.751 eksempalr ( 4,13% ). Dari hasil survey diharapkan
adanya percepatan kegiatan konservasi pada kedua koleksi tersebut. Anggaran
kegiatan ini sebesar Rp 452.490.000,-, terserap 100%

4. Operasional Tim Persiapan Menghadapi Bencana


Undang-Undang nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
menyebutkan bahwa wilayah negara kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi
geografis , geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya
bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor
manusia. Dampak dari bencana tersebut selain menyebabkan korban jiwa manusia ,
kerusakan lingkungan , kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam
keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
Penanggulangan bencana di perpustakaan merupakan suatu rangkaian kegiatan
bersifat preventif, penyelamatan dan rehabilitatif yang harus diselenggarakn secara
koordinatif, komprehensif, serentak, cepat, tepat dan akurat melibatkan lintas sektor
dan lintas wilayah sehingga memerlukan koordinasi berbagai instansi terkait dengan
penekanan pada kepedulian publik dan mobilisasi masyarakat.
Peran Perpusnas RI sangat diperlukan dalam penyusunan kebijakan sistem,
pengaturan, organisasi , rencana dan program yang berkaitan dengan penanggulangan
bencana melalui keterlibatan semua sektor termasuk sektor non pemerintah , sektor
swasta dan serta melibatkan masyarakat secara bersama-sama.
Pada saat terjadi bencana banjir bandang yang melanda kabupaten Jeneponto,
Sulawesi Selatan yang mengakibatkan fasilitas layanan di Perpustakaan Kab.
Jeneponto mengalami kerusakan, termasuk bahan perpustakaan yang menjadi
koleksinya. Perpusnas RI melalui Pusat Preservasi BP mengirimkan tim sebanyak 5
orang selama 5 hari ( 8 – 12 Pebruari 2019 ) untuk membantu penyelamatan
koleksinya.
Tim Kesiapan Menghadapi Bencana Perpusnas RI berjumlah 40 orang dan telah
ditetapkan dengan Surat Keputusan Deputi 1 dengan nomor 5 tahun 2019. Tim selama
2 hari ( 23 – 24 September 2019 ) mendapatkan pembelajaran tentang kebencanaan
dari Jakarta Reque . Anngaran kegiatan ini sebesar Rp 267.100.000,- dapat terserap
sebesar Rp 265.179.575,- ( 99% )

5. Pengelolaan Manajemen Sistem Informasi Preservasi


Kegiatan ini merupakan wujud dari Kajian Sistem Preservasi pada tahun 2018,
dimana dalam kajian tersebut direkomendasikan perlu adanya Manajemen Sistem
Informasi Preservasi yang salah satu tujuannya adalah untuk mengetahu rekam jejak
dan tindakan yang sudah dan akan dilakukan terhadap bahan perpustakaan oleh Pusat
Preservasi
Kegiatan ini melibatkan tim yang berasal dari pustakawan perwakilan dari bidang-
bidang yang ada di Pusat Preservasi berjumlah 15 orang. Tugas dari tim adalah
melakukan inputing data serta melakukan verifikasi data tentang bahan perpustakaan
yang akan di preservasi, melakukan FGD dengan stake holder dengan Pusat lain yang
terkait, mengelola web e- Preservasi. Anggaran kegiata sebesar Rp 69.150.000, dapat
terserap 100%

6. Konsursium Naskah MOW ( Babad Diponegoro )


Naskah kuno merupakan hasil pemikiran dari para leluhur yang berisikan tentang
keberagam budaya bangsa . Budaya merupakan warisan yang memiliki nilai tinggi
bagi suatu bangsa. Budaya akan mengarahkan pemahaman anak bangsa terhadap
suasana masyarakat, keadaan social jaman dahulu dan tingkat perkembangan
intelektual yang melingkupinya. Warisan budaya yang tertoreh pada sebuah media
banyak mengandung filosofi, nilai, keyakinan, kebiasaan, konvensi, adat istiadat,
etika dan lain sebagainya. Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman jenis
dan jumlah khazanah budaya dari tiap wilayah di nusantara. Sudah ada beberapa
naskah yang telah mendapatkan pengakuan sebagai ingatan kolektif dunia dalam
Memory of the World UNESCO salah satunya adalah Naskah babad Diponegoro,
yang saat ini akan dilakukan konservasi dengan berkolaborasi antara konservator dari
Berlin, Belanda , Universitas Indonesia dan Perpusnas RI selama 7 hari.
Keberadaan Naskah Babad Diponegoro yang menjadi salah satu koleksi milik
Perpusnas RI telah mendapatkan pengakuan dunia dan telah mendapatkan sertifikat
dari MOW Unesco, sehingga keberadaan naskah dalam penyelamatan menjadi
tanggungjawab Perpusnas RI. Kondisi naskah dalam keadaan yang sangat rusak dan
SDM Pusat Preservasi belum mampu untuk melakukan konservasi, maka perlu
dibuatkan kegiatan Konsursium Naskah MOW ( Babad Diponegoro ) dengan
mendatangkan konservator dari dalam dan luar negeri, agar kondisi naskah dapat
terselamatkan dari kerusakan dan kepunahan.
Metode dalam melakukan konservasi naskah tersebut dengan menggunakan metode
baru yaitu dengan menghentikan korosi tinta dan diharapkan dengan proses tersebut
tulisan pada naskah akan tetap ada dan tidak menghancurkan kertas sebagai
medianya.
Konservator dari Perpustakaan Berlin : ibu Katharina Wewerke, konservator dari
Universitas Leiden ibu Eliza Yacobi, konservator dari Universitas Indonesia Ibu
Tamara serta di banti oleh pustakawan di Sub. Bidang Perawatan dan Perbaikan BP.
Naskah babad Diponegoro ada 1.157 lembar, selain di konservasi juga dilakukan alih
media dalam bentuk digital. Dengan anggaran sebesar Rp 370.671.770,- terserap
100%

Anda mungkin juga menyukai