TINJAUAN PUSTAKA
batasan perilaku dari skinner tersebut, perilaku kesehatan adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit, penyakit,
3 bagian :
menjaga ksehatan agar tidak sakit dan upaya untuk penyembuhan bila sakit,
Perlu dijelaskan bahwa kesehatan sangat dinamis dan relative, oleh karena
itu Orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat
Perilaku ini adalah upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di mulai dari mengobati
diri sendiri sampai mencari pengobatan yang lebih baik atau canggih.
mempengaruhi kesehatannya.
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respon sangat bergantung pada
10
b) Determinan external yaitu lingkungan baik lingkungan fisik social, budaya,
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks
dan memerlukan waktu yang relative lama, secara teori perubahan perilaku atau
akan bersikap dan bertindak lebih hati-hati, namun juga dipengaruhi oleh
kewaspadaan universal.
11
B. TINJAUAN UMUM KEWASPADAAN STANDAR
biasanya membawanya pada kulit dan saluran pernafasan atas, dalam usus dan
dari pada yang lain, artinya, lebih mungkin menyebabkan penyakit. Jika pada
ketika daya tahan tubuh manusia menurun, seperti mereka yang kekebalan
organism dapat menyebabkan penyakit, resiko infeksi tinggi bila area kontak
adalah membrane mukosa atau kulit yang tidak utuh, resiko infeksi cukup
12
-
-
n
g
A
s
e
R
r
a
o
t
v Gambar 1. siklus penularan penyakit
(virus,bakteri,parasit,riketsia).
yang dapat menyebabkan penyakit
Agent, harus memiliki lingkungan yang tepat diluar penjamu agar dapat
cocok agar dapat bertahan hidup sampai ia dapat menginfeksi orang lain.
13
- Ada orang yang terkena/terjangkit penyakit (penjamu yang rentan).Orang
selalu terpapar eloh agent/penyebab penyakit setiap hari tetapi tidak selalu
melalui cara-cara :
langsung.
tangan yang tidak diganti saat digunakan lebih dari satu pasien.
14
3. Penularan melaui udara (Air Borne )
peralatan.
pengerat lainnya.
dahulu.
- Memblokir cara agent berpindah dari orang yang terinfeksi ke orang yang
15
- Menerapkan system pencegahan penularan infeksi yang baku ditunjamg
kegiatan.
2. Universal precaution
lewat darah dari pasien ke petugas serta mencegah penularan dari pasien ke
orang, pasien dan klien yang datang kefasilitas layanan kesehatan,baik yang
terinfeksi maupun tidak terinfeksi (CDC 1985 dalam Tietjen linda dkk 2004)
yang diusulkan selain kewaspadaan universal (lynch dkk 1987 dalam tietjen
linda dkk 2004). System isolasi duh tubuh lebih cepat diterima dibandingkan
lebih mudah dipelajari dan diterapkan, serta berlaku untuk semua pasien, tidak
16
hanya pasien yang didiagnosa atau dengan gejala, yang mungkin terinfeksi
(tetap beresiko bagi pasien dan perawat). Isolasi duh tubuh dimulai dengan
sputum atau kulit yang terluka (lynch dkk 1987 dalam Tietjen linda dkk
rawat inap (Garner dan HICPAC 1996 dalam Tietjen linda dkk 2004).
ini merupakan gabungan dari Universal Precaution dan Isolasi Duh Tubuh.
tubuh lainnya serta semua ekskreta (kecuali keringat), kulit yang tidak utuh
17
diketahui dalam system pelayanan kesehatan seperti pasien, benda tercemar,
1) Intensitas kontak dengan pasien dan atau darah dan duh tubuh
kebersihan tangan (cuci tangan dan cuci tangan bedah) dimaksudkan untuk
18
kotoran dan debu serta menghambat atau membunuh mikroorganisme
pada kulit.
sementara.cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan
Kedua tangan harus dicuci dengan sabun dan air (atau menggunakan
19
Untuk mendorong cuci tangan, pengelola rumah sakit harus
menyediakan sabun dan suplai air bersih terus menerus baik dari kran atau
ember dan kain lap. langkah-langkah untuk mencuci tangan rutin adalah :
dan tetap dari pada mencuci tangan dengan bahan antimikroba atau sabun
biasa dengan dan air, lebih cepat dan lebih mudah dilakukan, serta
b. Sarung tangan
1. Bila kontak dengan darah, duh tubuh, sekresi dan bahan terkontaminasi.
( Darmadi 2008 ).
20
Walupun telah terbukti sangat efektif mencegah kontaminasi pada
atau pembedahan.
2) Ganti sarung tangan secara berkala pada tindakan yang memerlukan waktu
lama.
3) Potong kuku cukup pendek untuk mengurangi resiko robek atau bocor.
5) Jangan menyimpan sarung tangan ditempat dengn suhu terlalu panas atau
pembatas.
21
Prosedur pemakaian sarung tangan (Lelyana L dkk 2006) :
5. Mencuci tangan
keatas
11. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan
pernafasan mulut dan hidung. Masker harus cukup lebar dengan demikian
mulut saat petugas berbicara atau batuk, maupun bersin ( Darmadi 2008 ).
Masker terbuat dari berbagai bahan antara lain katun, kasa,kertas, atau
bahan sintetik. Masker yang ideal bila terasa nyaman dipakai oleh petugas .
Usahakan pemakaian masker pada posisi yang tepat dengan ikatan tali yang
cukup kuat dan jangan sampai turun kebawah saat mengerjakan prosedur
dan tindakan.
22
Pelindung mata untuk melindungi mata petugas dari kemungkinan
d. Baju pelindung,
darah dan duh tubuh juga untuk mencegah pakaian tercemar selama
tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan
tubuh lainnya.
e. Alas kaki
bersentuhan dengan cairan yang menetes atau benda yang jatuh. Alas kaki
tersebut dapat berupa sepatu bot/sandal dari bahan kulit atau karet dengan
Penggunaan sendal atau sepatu dari kain tidak dapat diterima sebagai alat
pelindung diri yang baik untuk digunakan di rumah sakit, karena kedua alas
kaki ini tidak menjamin keamanan dari benda tajam berupa jarum suntik
atau tumpahan tetesan cairan tubuh yang jatuh dan mengenai kaki, sepatu
bot atau dari plastik, sintetik, kulit mungkin lebih melindungi dari percikan
darah dan cairan tubuh lainnya. Tetapi alas kaki tersebut harus selalu
bersih dan bebas dari kontaminasi darah atau cairan tubuh lainnya.
f. Kain/linen
23
diarea perawatan pasien, jangan meletakkan kain/linen kotor dilantai,
langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada
h. Pembersihan lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang perawatan
i. Instrument tajam
Pengelolaan jarum suntik pada pasien dengan terapi pemberian injeksi
adalah dengan sekali pakai (disposable) jarum suntik yang telah digunakan
dapat di buang langsung ke kontainer yang telah di sediakan, bentuknya
pun dapat di modifikasi apabila tidak ada kontainer khusus. Jarum suntik
tidak boleh dibuang bersama dengan sampah rumah tangga. Karena dapat
beresiko perlukaan bagi petugas sampah, jarum suntik yang sudah tidak
terpakai sebaik tidak ditutup untuk mencegah perlukaan pada petugas,
tetapi langsung di masukkan kedalam kontainer yang telah di sediakan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penangan sampah
tajam dengan kontainer khusus ataupun yang dimodifikasi :
24
1. Letakkan container tajam sedekat mungkin dengan titik penggunaan
dan secara praktek dan ideal dalam jangkauan tangan.kontainer harus
mudah dilihat,dikenal,dan digunakan
2. Gantung container tajam kedinding atau permukaan lain apabila
memungkinkan.
3. Berilah tanda pada container tajam dengan jelas sehingga orang
mengetahuinya dan orang tidak menggunakan nya sebagai menbuang
punting rokok
4. Letakkan yang cukup tinggi sehingga staf dapat menggunakan dan
mengganti
Hal- hal yang pelu diperhatikan dalam penggunaan jarum suntik habis
pakai :
dengan tangan
25
d) Masukkan instrument tajam kedalam tempat yang tidak tembus
tusukan
j. Resusitasi pasien
Gunakan bagian mulut, kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain
2
O atau sejenisnya sedapatnya digunakan sekali pakai.
k. Isolasi pasien
pertimbangan dari ketat dari pihak rumah sakit, pemberian penjelasan yang
26