Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting dan vital


dalam sebuah organisasi, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari
semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan
wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia
sendiri, bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan
oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan
agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat
organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen. Seorang
Manajer tidak dapat mengerjakan semua tugasnya sendiri. Untuk memenuhi dan
menyelesaikan semua tugas dibebankan, manajer harus mendelegasikan
wewenangnya kepada orang lain terutama kepada bawahannya.
Pada dasarnya, Pendelegasian Wewenang ini terdiri dari dua kata yaitu
Pendelegasian dan Wewenang. Kata Pendelegasian dapat didefinisikan sebagai
pemberian wewenang atau tanggung jawab kepada orang lain sedangkan definisi
dari wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu, membuat
keputusan atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu agar mencapai tujuan tertentu. Dari definisi dua kata tersebut, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pendelegasian Wewenang
atau Delegation of Authority adalah pembagian wewenang dan kekuasaan kepada
orang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Dalam ilmu Manajemen, Pendelegasian Wewenang ini biasanya adalah
berkaitan dengan pelimpahan wewenang atau kekuasaan dari seorang manajer
kepada bawahannya atau kepada orang-orang yang melapor kepadanya untuk
mencapai hasil yang efektif. Namun hal yang perlu diingat bahwa meskipun
wewenangnya telah didelegasikan kepada bawahannya, manajer yang

1
bersangkutan tetap bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan yang
didelegasikannya tersebut. Yang penting disadari adalah di saat kita
mendelegasikan wewenang dan mengkoordinasikannya kita memberikan otoritas
pada orang lain, namun kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini
yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila mereka
melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena
tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Ciptakan budaya bahwa
pendelegasian wewenang adalah upaya agar manajer anda menjadi semakin
matang. Koordinasi akan lebih membantu manajemen pekerjaan lebih efisien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas maka dirumuskan sebagai berikut:


1. Apa pengertian dan manfaat dari pendelegasian wewenang?
2. Apa saja dasar dari pendelegasian dan sifat delegasi?
3. Bagaimana sikap pemimpin terhadap delegasi dan asas-asas
pendelegasian?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui pengertian dan manfaat pendelegasian wewenang


2. Agar dapat mengetahui dasar pendelegasian dan sifat delegasi
3. Agar dapat mengetahui sikap pemimpin terhadap delegasi dan asas-asas
pendelegasian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Manfaat Pendelegasian Wewenang

Pendelegasian wewenang (delegation of authority) mempunyai arti dan


makna yang sangat luas. Untuk jelasnya pengertian pendelegasian wewenang ini,
penulis mengutip defenisi-defenisi yang di kemukakan oleh para penulis, sebagai
berikut.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pendelegasian wewenang adalah
memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator kepada delegate
untuk dikerjakan atas nama delegator.
Ralph c.davis, Pendelegasian wewenag hanyalah tahapan dari suatu proses ketika
penyerahan wewenag ,berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan
pertanggung jawaban.
Harold koontz and cyril o’donnel, Semua pendelegasian wewenang merupakan
pokok yang di dapat kembali oleh si pemberi wewenang. Hal itu adalah suatu sifat
wewenag, si pemilik wewenang (manajer) tidak selamanya menyelesaikannya
sendiri kekuasaan ini dengan menyerahkan kekuasaan itu.
Louis a. allen, Pendelegasian wewenang adalah dinamika manajemen.
Pendelegasian wewenang adalah proses yang di ikuti oleh seorang manajer dalam
pembagian kerja yang di pikulkan kepadanya, sehingga ia melakukan bagian kerja
itu hanya karena penempatan organisasi yang unik, dapat mengerjakan dengan
efektif, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang lain untuk membantu
pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan.1
Adapun proses pendelegasian wewenang adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hasil yang di harapkan dari suatu posisi
2. Menugaskan suatu pekerjaan pada posisi tersebut

1
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
Ed. Cet.3, 2004), h. 72.

3
3. Mendelegasikan wewenang untuk menyelesaikan tugas tersebut.2
Manfaat Pendelegasian Wewenang
1. Pendelegasian wewenang memungkinkan sub-bagian atau bawahan
mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk
melakukan sesuatu yang baru tersebut.
2. Bahwa pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan yang
lebih baik dalam berbagai hal.
3. Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya
pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan
diberikan kepada orang yang bertanggung jawab.3
Keuntungan utama pendelegasian adalah bahwa semakin banyak tugas yang
didelegasikan, semakin besar peluang mereka untunk mencari dan menerima lebih
banyak tanggung jawab dari manajer tingkat yang lebih tinggi. Dalam hal ini,
manajer tidak hanya mendelegasikan masalah rutin saja, tetapi juga tugas yang
memerlukan pemikiran dan inisiatif. Dengan demikian, mereka akan terbebas
untuk berfungsi dengan efektivitas maksimal untuk organisasi.
Keuntungan lain dari delegasi adalah membentu karyawan untuk menerima
dan mempraktikan tanggung jawab yang diberikan. Keuntungan ini sekaligus
memberi rasa percaya diri dan kemauan mengambil inisiatif terhadap para
karyawan. Keputusan yang akan diambil mungkin akan lebih baik apabila
pendelegasian itu dilakukan. Hal ini dikarenakan karyawan berada paling dekat
dengan tempat pekerjaan dilakukan. Terakhir, pendelegasian akan mempercepat
engambilan keputusan.4

B. Dasar Pendelegasian dan Sifat Delegasi


Delegasi penting dalam struktur baik struktur organisasi dan struktur
pemerintahan, untuk memungkinkan bawahan untuk melakukan pelatihan yang

2
Wiludjeng, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.1, Cet.1, 2007), h. 104.
3
Zendrato, “Makalah Pendelegasian Wewenang”, https://zendrapunya. wordpress.
com/2012/03/26/ makalah-pendelegasian-wewenang/, (02 November 2019).
4
Amirullah, Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.2, Cet.1,
2004), h. 198.

4
mewakili lembaga atau institusi. Pentingnya pemimpin konduksi kerjasama dan
anggota, yang mendasari adalah sebagai berikut:
1. Hanya pemimpin dapat bekerja sama atau bekerja melalui orang lain,
sehingga itu adalah sesuatu yang hanya dapat diwujudkan melalui
delegasi.
2. Melalui delegasi, pemimpin menetapkan tugas, wewenang, hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan tanggung jawab kepada bawahan, bahwa semua
fungsionaris organisasi sesuai dengan kewajibannya.
3. Delegasi oleh organisasi kerja dapat bekerja dengan baik tanpa kehadiran
pemimpin atas atau bos langsung.
4. Dalam delegasi, pemimpin dari semua tugas dan tanggung jawab yang
dipercayakan dengan menggunakan kredensial yang juga “menuntut”
karya definitif bawahan.
5. Dalam delegasi, pemimpin menetapkan tugas, wewenang, hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan tanggung jawab kepada bawahan, agar bawahan itu
benar dan menuntut pelaksanaan program kerja.5
Sifat Delegasi
1. Pendelegasian tidak sama pada setiap tingkat hierarki organisasi. Besar
kecilnya pendelegasian adalah sesuai dengan tugas, hak, wewenang,
kewajiban, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban setiap individu
dalam hierarki organisasi.
2. Pendelegasian tidak dapat ditransfer dari satu tugas ke tugas yang lain
dalam suatu organisasi karena satu pendelegasian berlaku untuk satu
tugas saja.6
Ada 4 kegiatan yang terjadi ketika delegasi di lakukan:
1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada
bawahan.

5
Guru Pendidikan, “Dasar, Pengertian Delegasi Dan Delegasi Wewenang Beserta Contohnya”,
https://www.gurupendidikan.co.id/dasar-pengertian-delegasi-dan-delegasi-wewenang-beserta-
contohnya/, (04 November 2019).
6
Zendrato, “Makalah Pendelegasian Wewenang”, https://zendrapunya. wordpress.
com/2012/03/26/ makalah-pendelegasian-wewenang/, (04 November 2019).

5
2. Pendelegasian melimpahkan wewenag yang di perlukan untuk mencapai
tujuan atau tugas
3. Penerimaan delegasi baik emplisit atau eksplisit, menimbulkan
kewajiban atau tanggung jawab.
4. Pendelegasian penerimaan pertanggung jawaban bawahan untuk hasil-
hasil yang di capai.7

C. Sikap Pemimpin Terhadap Delegasi dan Asas-Asas Pendelegasian


Sikap pemimpin tehadap delagasi sebagai berikut:
1. Setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas pendelegasian yang
diberikan kepada bawahan.
2. Pemimpin harus selalu memberikan evaluasi kepada bawahan yang
diberikan delegasi.
3. Objektif dalam memberikan delegasi kepada bawahan sesuai dengan
kemampuan bawahannya, karena akan menentukan sukses atau gagalnya
tugas tersebut.8
Asas pendelegasian wewenang, dalam pendelagasian wewenang delegator perlu
memperhatikan beberapa asas, yaitu:
1. Asas kepercayaan, delegator hanya akan mendelegasikan sebagian
wewenangnya kepada delegate, jika delegate tersebut dapat dipercaya.
Kepercayaan ini harus didasarkan atas pertimbangan yang objektif
mengenai kecakapan, kemampuan, kejujuran, keterampilan dan tanggung
jawab dari delegate bersangkutan. Delegator atau pemimpin yang efektif,
jika mempu mendelagasikan wewenang kepada bawahan yang tepat dan
dengan pertimbangan yang seobjektif-objektifnya, bukan atas
pertimbangan subjektif, kawan, keluarga dan lain sebagainya.
2. Asas delegasi atas hasil yang diharapkan, Pemimpin (delegator) dalam
mendelegasikan wewenang harus berdasarkan atas hasil (pekerjaan) yang
akan dilakukan oleh delegate. Tidak boleh kurang ataupun lebih. Asas ini

7
Yohannes Yahya, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.1, Cet.2, 2013), h. 101.
8
Nova Nurfiani, “Pendelegasian Wewenang”, http://novanurfiani. blogspot. com /2015/01/
pendelegasian - wewenang. html, (05 November 2019).

6
memperhatikanhasil yang akan diperoleh dari pendelegasian wewenang
itu. Harus disesuaikan dengan adanya jaminan kecakapan dan
keterampilan untu kmencapai hasil yang diharapkan. Pendelegasian
wewenang tidak boleh berlebih-lebihan, tetapihanya sebesar yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan tersebut.
3. Asas penentuan fungsi atau kejelasan tugas Asas penentuan tugas
(principle of function definition) yang dilakukan manajer kepada para
bawahannya harus secara jelas disertai hasil yang diharapkan. Semakin
jelas kegiatan yang harus dilakukan maka akan semakin jelas delegation
of authority dalam organisasi dan semakin jelas pula hubungan wewenang
dengan bagian-bagian lainnya maka akan semakin jelas tanggung jawab
seseorang dalam melakukan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan
perusahaan.
4. Asas rantai berkala, Asas rantai berkala artinya manajer dalam
mendelegasikan wewenang, harus dilakukan menurut urutan-urutan
kedudukan dari pada pejabat yakni dari atas kebawah. Misalnya, dari
manajer puncak ke manajer madya ke manajer lini ke manajer
operasional, sedang pertanggung jawaban melalui aliran sebaliknya dari
bawah keatas.Asas ini menghendaki adanya urutan-urutan wewenang dari
manajer puncak sampai pada bawahan. Jika manajer akan memerintahkan
tugas kepada bawahan, harus melalui tingkatan-tingkatan yang ada, jadi
seperti turun tangga; tidak boleh dilakukan dengan tindakan dumping.
Menurut hendry fayol ,semakin jelas garis wewenang dari manajer
puncak dalam perusahaan kesetiap bawahan, akan semakin efektif
tanggung jawab, pengambilan keputusan dan komunikasi.
5. Asas tingkat wewenang (the authority level principl) Menurut asas ini,
masing-masing manajer pada setiap tingkat harus mengambil keputusan
dan kebijaksanaan apa saja yang dapat di ambilnya sepanjang mengenai
wewenngnya.

7
6. Asas kesatuan komando (principle unity of command) Setiap bawahan
harus di usahakan agar hanya menerima perintah dari seorang atasan saja.
Tetapi seorang atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan.
7. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab (parity of authority
and responsibility) Menurut asas ini, besarnya wewenang yang
didelegasikan harus sama dan seimbang dengan besarnya tugas-tugas dan
tanggung jawab yang di minta responbility-nya. Tanpa keseimbangan
antara wewenang dan tanggung jawab akan berakibat kemandekan tugas-
tugas, over lopping dan adanya tindakan-tindakan yang tumpang tindih.
Jadi, manajer tidak boleh meminta tanggung jawab (hasil) yang lebih
besar dari wewenang yang di delegasikan pada bawahan.
8. Asas pembagian kerja (division of work) Menurut asas ini, untuk
berfungsinya organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, karena
tanpa adanya pembagian kerja, manajemen tidak berarti apa-apa dan
semua tugas akan langsung di kerjakan sendiri oleh manajer.
9. Asas efisiensi Menurut asas ini, dengan pendelegasian wewenang manajer
akan lebih leluasa melaksanakan tugas-tugas penting dari pada
melaksanakan hal-hal yang dapat di kerjakan bawahan.
10. Asas kemutlaakan tanggung jawab (principle of absoluteness of
responsbility) Menurut asas ini, bahwa setiap delegate yang menerima
wewenang, mutlak harus bertanggungjawab kepada atasannya mengenai
pekerjaan yang di lakukannya. Tanggung jawab tidak boleh di
delegasiakan kepada bawahan yang menerima wewenang itu. Hanya
wewenang yang boleh di delegasikan kepada bawahan. Tegasnya seorang
yang menerima wewenang, harus bertanggung kepada orang yang
memberikan wewenang tersebut.9
Kunci pokok agar pelimpahan wewenang efektif
Agar pelimpahan wewenang dapat berjalan secara efektif, maka ada 3 kunci
pokok yang perlu diperhatikan, yaitu pertama adalah kepercayaan manajer

9
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
Ed. Cet.3, 2004), h. 75.

8
terhadap bawahan dalam melimpahkan wewenang perlu diiringi dengan
pemberian kebebasan kepada bawahan untuk menjalankan kewenangannya
menurut caranya sendiri. artinya, pelimpahan wewenang akan berjalan efektif
apabila pihak yang diberi wewenang oleh manajer diberikan kebebasan untuk
menjalankan kewenangnnya sesuai dengan caranya sendiri. hal ini disebabkan
bahwa setia orang memiliki cara yang berbeda dalam melakukan sesuatu.
Kunci kedua agar pelimpahan wewenang berjalan efektif adalah adanya
komunikasi yang terbuka antara manajer dengan bawahan. keterbukaan dalam
berkomunikasi selain akan memberikan kejelasan akan keinginan dari kedua belah
pihak, juga akan menimalkan persepsi-persepsi yang keliru akan berbagai hal
yang terkait dengan pekerjaan.
Kunci ketiga yang perlu diperhatikan agar pelimpahan wewenang berjalan
secara efektif adalah kemampuan manajer dalam memahami tujuan organisasi,
tuntutan dari setiap pekerjaan, dan kemmapuan bawahan. tanpa pemahaman yang
baik mengenai ketiga hal ini, bisa jadi manajer salah dalam melakukan
pelimpahan wewenang. sesuatu yang semestinya dilimpahkan misalnya, tidak
dilimpahkan dan sebaliknya sesatu yang semestinya tidak dilimpahkan justru
dilimpahkan.10

10
Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prenada Media,
Ed.1, Cet.1, 2005), h 181.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen
penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer, menerima prinsip-prinsip
delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan
wewenang kepada bawahannya.
Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan. Delegasi mencakup kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi
atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan
pada satu waktu.

B. Saran
Dalam sebuah pendelegasiaan wewenang seorang manajer harus bersedia
untuk memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas
yang didelegasikan, komunikasi yang terbuka antara manajer dan karyawan
diperlukan, dan seorang manajer harus mampu untuk mengenalaisis faktor-faktor
seperti sasaran organisasi , persyaratan tugas dan kemampuan karyawan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wiludjeng. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Amirullah, Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yokyakarta: Graha
Ilmu.
Yahya Yohannes. 2013. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasibuan Malayu. 2004. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Tisnawati Ernie, Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Prenada Media.
Zendrato, “Makalah Pendelegasian Wewenang”. 2012. https://zendrapunya.
wordpress. com/2012/03/26/ makalah-pendelegasian-wewenang/.
Guru Pendidikan, “Dasar, Pengertian Delegasi dan Delegasi Wewenang Beserta
Contohnya”. 2014. https://www.gurupendidikan.co.id/dasar-pengertian-
delegasi-dan-delegasi-wewenang-beserta-contoh nya/.
Nova Nurfiani. 2015. “Pendelegasian Wewenang”. 2015. http://novanurfiani.
blogspot. com /2015/01/ pendelegasian - wewenang.

11

Anda mungkin juga menyukai