Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN

PERUMAHAN
(Studi Kasus: Kawasan Ploso Kuning, Kabupaten Sleman)

Rio Purbaya Aderevi1, Adityawan Sigit2

1
Mahasiswa Program Studi Teknis Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: 14511287@students.uii.ac.id
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: adityawan.sigit@uii.ac.id

Abstract: In a project investment is necessary to control in terms of technical and financial


(financially). This is done so that the existence of a feasibility project work because of the large
investment costs incurred as well as on the development of a housing. In the residential development of
course there are things that are considered as in the case of technical development and planning had to
follow the requirements of existing ones in order to facilitate the implementation and application of the
concepts of earthquake-resistant houses for the Republic of Indonesia is geographically a country with a
territory that is prone to earthquakes. In addition to the technical feasibility of the construction would
have to be analyzed in terms of financial feasibility, namely the investment feasibility of housing
construction with consideration of costs that go with the costs already incurred.In the technical feasibility
of housing construction refers to the ISO 8140: 2016 requirements of structural concrete for residential
and application building earthquake-proof houses with Tuku Kali concept (Widodo, 2007) as well as the
feasibility of regional planning based on those rules. For the financial feasibility in terms of the
investment is an investment feasibility analysis using methods eligibility as Net Present Value, Benefit
Cost Ratio, Internal Rate of Return, Break Even Point, Payback Period, and Return On Investment. For
the financial feasibility analysis of investment with the help of Microsoft Excel accompanied housing
design with the help of AutoCad.From this research, both technical and financial investment has reached
eligibility. Planning the construction of houses 12 units of planning had to follow local laws and
regulations, and from a technical point had followed the benchmark granted ISO 8140: 2016 as well as
the application of the concept of building earthquake-resistant houses Tuku TIMES and in terms of
financial investment by future home construction 1 year and home sales in one year by lending to the
bank to get NPV =Rp 594 444 068 and the value of IRR = 18,46%and the value of BCR = 1,24 and the
developer gets the value of the return on investment ROI =3,59%every year. Sales gain advantage with
the analysis BEP value = 6 units and turnover period PP = 8 (8 months).

Keywords: Feasibility, Technical, Finance, Investment

1. PENDAHULUAN 595.158 laki-laki dan 585.321 perempuan


(Badan Pusat Statistik, 2017). Banyaknya
Kabupaten Sleman merupakan kawasan penduduk yang ada di Kabupaten Sleman
yang mempunyai jumlah penduduk ini karena Kabupaten Sleman merupakan
terbanyak di Provinsi DI Yogyakarta. Hal kawasan yang strategis dan dinamis,
ini diperkuat dengan tercatatnya jumlah Kabupaten Sleman juga merupakan pusat
penduduk yang ada di Kabupaten Sleman dari permukiman, Pendidikan,
Sebanyak 1.180.479 orang terhitung dari perbelanjaan, dan pasar tradisional.

1
2

Pembangunan perumahan yang baik dilihat balik modal dengan menganalisa jumlah
dari tata letak lokasi yang akan dibangun unit yang terjual sebagai pertimbangan
perumahan tersebut, dilihat dari kemudahan balik modal serta waktu yang didapat.
akses ke kawasan Pendidikan (Sekolah,
Universitas,dll), kawasan perbelanjaan Berdasarkan Latar Belakang, muncul
(Minimarket, supermarket, mall), dan pertanyaan untuk penelitian, yaitu:
kawasan pasar tradisional. Selain aspek
infrastruktur, yang perlu diperhatikan 1. Bagaimana Kelayakan perencanaan
adalah kondisi lingkungan yang ada seperti, lahan berdasarkan peraturan
permukiman warga sekitar lokasi penggunaan lahan yang ada?
pembangunan, kondisi sumber air, dan 2. Bagaimana kelayakan teknis
pengairan yang ada, serta adanya penerapan pembangunan perumahan serta
bangunan tahan gempa. penerapan konsep bangunan tahan
gempa?
Dalam merencanakan pembangunan 3. Bagaimana kelayakan finansial
perumaha. Developer harus investasi perumahan yag dikelola?
mempertmbangkan beberapa aspek 4. Berapa unit rumah yang dibutuhkan
kelayakan teknis dan finansial. Aspek untuk keuntungan serta waktu yang
Finansial dalam studi kelayakan proyek didapat?
adalah untuk mengetahui apakah investasi
pada proyek tersebut menguntungkan atau Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
tidak. Pada umumnya masalah finansial
mencakup periode yang cukup lama, 1. Mengetahui kelayakan perencanaan
dimana faktor waktu sangat penting lahan berdasarkan peraturan
hubungannya dengan nilai uang. Proyek penggunaan lahan
tidak dapat dilaksanakan kegiatannya tanpa 2. Mengetahui kelayakan teknis
terlebih dahulu kriteria yang nantinya pembangunan perumahan dan
dijadikan dasar dan penetu dalam penerapan bangunan tahan gempa
pengambilan keputusan suatu investasi 3. Mengetahui kelayakan investasi
yang menyangkut sejumlah dana. dari segi finansial
4. Mengetahui keuntungan dari
Selain aspek finansial, aspek teknis juga jumlah unit serta waktu
harus diperhatikan dalam merencanakan 2. LANDASAN TEORI
pembangunan perumahan. Aspek Teknis
yang diperhatikan yaitu, luas lahan yang 2.1 Kelayakan Perencanaan
akan dibangun perumahan, kondisi
Berdasarkan peraturan daerah kabupaten
geografis kawasan, jumlah unit, kondisi sleman No.14 Tahun 2015 Tentang Sarana,
lingkungan, dan rencana anggaran biaya Parasarana, dan utilitas pasal 15 ayat 2 yang
pembangunan perumahan. Pertimbangan berbunyi pembangunan prasarana, sarana,
aspek teknis dan finansial yang dilakukan dan utilitas umum perumahan paling sedikit
diharap dapat mempermudah developer 75% (tujuhpuluh lima persen)
untuk merencanakan pembangunan
2.2 Kelayakan Teknis
perumahan yang sudah ditentukan. Dalam
suatu investasi, hal yang tidak kalah Dalam suatu proyek, agar mendapat
penting adalah pembalikkan modal dari kelayakan haruslah mengikut standar-
biaya yang dikeluarkan dan biaya yang standar yang ada. Seperti pada proyek
masuk. Biasanya developer menentukan membangun suatu rumah pada perumahan
3

mengikuti standar dari SNI yaitu SNI sebaliknya, jika diperoleh


8140:2016 tentang Persyaratan Beton IRR<Social Discount Rate, maka
Struktural Untuk Rumah Tinggal seperti: proyek sebaiknya tidak dijalankan.
(Sumber: Pudjosumarto,2002)
1. Penggunaan fondasi tapak untuk 2. Benefit Cost Ratio (BCR)
bangunan rumah 2 lantai. Benefit Cost Ratio merupakan
2. Pada pembesian kolom harus perbandingan antara keuntungan
menggunakan persaratan seperti (benefit) bersih dari tahun yang
pada tabel berikut ini: bersangkutan yang telah di present
value kan (pembilang bersifat +)
Selain berdasarkan SNI, dalam suatu dengan biaya bersih dalam tahun
bangunan juga adanya penerapan Rumah dimana B, -C (penyebut bersifat -)
Tahan Gempa (RTG) yaitu konsep rumah yang telah di present value kan,
yang menyau, kuat, kaku, dan liat (Widodo, yaitu biaya kotor>benefit kotor,
2007) dengan memperhatikan material kriteria ini memberi pedoman
bangunan serta perletakan struktur. bahwa proyek akan dipilih apabila
BCR>1, dan begitu pula
2.3 Kelayakan Investasi sebaliknya, bila suatu proyek
memberi hasil BCR>1, dan begitu
Dalam mengukur atau menilai adanya suatu
pula sebaliknya, bila suatu proyek
proyek yang akan didirikan atau yang telah
memberi hasil BCR<1, proyek
didirikan, terdapat beberapa kriteria yang
tidak bisa diteriman (Pudjosumarto,
digunakan antara lain:
2002)
1. Net Present Value (NPV) 3. Payback Period (PP)
NPV merupakan selisih antara Payback period merupakan jangka
benefit (pemasukan) dan cost waktu periode yang diperlukan
(Pengeluaran) yang telah di present untuk membayar kembali
value kan, kriteria ini mengatakan (mengebalikan) semua biaya-biaya
bahwa proyek akan dipilih apabilan yang telah dikeluarkan di dalam
NPV>0. Dengan demikian, jika investasi suatu proyek. Di dalam
suatu proyek mempunya NPV<0, hal ini, biasanya yang digunakan
maka tidak akan dipilih atau tidak pedoman untuk menentukan sutu
layak dijalankan (Pudjosumarto, proyek yang dapat paling cepat
2002) mengembalikan biaya investasi.
Internal Rate of Return (IRR) Misalnya ada beberapa proyek
IRR merupakan tingkat bunga yang yang harus dipilih, maka menurut
menggambarkan bahwa antara payback period ini akan dipilih
benefit (penerimaan) yang telan di yang cepat mengembalikan biaya
present value kan dan cost investasi tersebut, makin cepat
(pengeluaran) yang telah di present pengembalikannya makin baik dan
value kan sama dengan nol. kemungkinan besar akan dipilih.
Dengan demikian. IRR ini Walaupun sebetulnya metode ini
menunjukkan kemampuan suatu ada beberapa kelemahannya, salah
proyek untuk menghasilkan satu diantaranya adalah tidak
returns, atau tingkat keuntungan memperhitungnya periode setelah
yang dapat dicapainya. Kriteria periode payback. Disamping itu,
Invesati IRR ini memberikan metode ini belum memperhatikan
pedoman bahwa proyek akan time value of money.(Pudjosumarto,
dipilih apabila IRR>Social 2002).
Discount Rate. Begitu pula 4. Break Even Point (BEP)
4

BEP atau titik pulang pokok dapat


dikatakan pada saat volume
penjualan dimana penghasilannya
Perhitungan Biaya : 1. Pajak
tetap sama besar dengan biaya 2. IMB
totalnya, sehingga perusahaan tidak 3. Tanah
mendapat keuntungan atau
menderita kerugian. (Hasan dan
Rahayu 2006). BEP juga A
merupakan titik dimana pendapatan
dari usaha sama dengan modal
yang dikeluarkan. Penentuan Harga Jual Rumah
5. Return on Investment (ROI)
Perbandingan dari pemasukkan Analisis Investasi : 1. NPV>0
(Income) per tahun dana investasi, 2. IRR>MARR
dan akan memberikan indikasi 3. BCR>1
profitabilitas suatu investasi 4. BEP
5. PP
6. ROI
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini memiliki prosedur Pembahasan

berdasarkan diagram alir berikut ini:


Kesimpulan & Saran
Mulai

Selesai
Pengukuran Lahan

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian


4. HASIL PENELITIAN

Panjang Lebar Dari analisis kelayakan teknis dan finansial


Lahan Lahan investasi yang dilakukan, maka mendapat
hasil sebagai berikut:
1. Perencanaan lahan sudah mencapai
Perencanaan Lahan kelayakan dengan nilai Perencanan
Pembangunan
Harga Tanah KDB = 75% dari lahan
Lahan yang diizinkan = 1304,64 m2
Perencanaan lahan = 1188 m2
Perencanaan Bangunan (Rumah)
2. Pembangunan rumah pada perumahan
mengikuti standar teknis yang diberikan
oleh SNI (SNI 8140:2016), serta
Merancang Merancang RAB penerapan Rumah Tahan Gempa (RTG)
RAB Rumah Sarana dan Prasarana
TUKU KALI.

A
5

Gambar 2 Denah Perumahan Tampak Atas

Gambar 3 Gambar Rumah 3D


6

Gambar 4 Detail Fondasi

Gambar 5 Gambar Rumah Tampak Samping


7

Gambar 6 Kolom Bangunan

3. Dengan masa tinjauan 1 tahun dilihat nilai NPV sebesar Rp 594.444.068


dari pembangunan serta 1 tahun (NPV>0) serta Nilai IRR 18,46%
penjualan dengan nilai rate sebesar (IRR>MARR) dan nilai BCR sebesar
11,50% dari Bank BTN, didapatkan 1,24

MARR = 11,50%
NPV = Rp 594.444.068

IRR
Daerah Rugi (B/C < 1)

Daerah Untung (B/C > 1)

Gambar 7 NPV, IRR, & BCR

4. Mendapatkan nilai keuntungan setelah


penjualan 6 unit rumah (BEP=5) pada
bulan ke 8
8

Gambar 7 Grafik BEP

DAFTAR PUSTAKA
BTN, B. (2017, Oktober 6). Suku Bunga Dasar Kredit. Retrieved from Bank BTN:
https://www.btn.co.id/id/Conventional/Product-Links/Produk-
BTN/SBDK/SBDK/Suku-Bunga-Dasar-Kredit
Nasional, B. S. (2016). Persyaratan Beton Bertulang Untuk Rumah Tinggal. SNI 8140.
Pudjosumarto, M. (2002). Evaluasi Proyek. Yogyakarta: LIBERTY.
Statistik, B. P. (2017, November 15). Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. Retrieved from
slemankab.bps.go.id: https://slemankab.bps.go.id/statictable/2017/11/15/253/jumlah-
penduduk-dan-kepadatan-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-d-i-yogyakarta-
2016.html
Sutojo, S. (2000). Studi Kelayakan Proyek (Konsep, Teknik, & Kasus). Jakarta: PT Damar
Mulia Pustaka.
Widodo (Prof., I. M. (2007). Rumah Tahan Gempa (RTG) TUKU KALI (menyaTU, KUat,
KAku, LIat). Yogyakarta: Rumah Produksi Informatika.
Yogyakarta, B. S. (2015). Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 14. Penyerahan dan
Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan, 8.

Anda mungkin juga menyukai