Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam penentuan harga jual,Manajer penentu harga jual menghadapi banyak
ketidakpastian. biaya meskipun bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan harga
jual, merupakan informasi yang berbeda ditangan yang mampu mengurangi ketidakpastian yang
dihadapi oleh manajer penentuan harga jual. oleh karena itu dalam pengambilan keputusan
penentuan harga jual, Manajer penentu harga jual senantiasa memerlukan informasi biaya penuh
yang dimanfaatkan untuk titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh
pengambil keputusan, dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan
kerugian, memungkinkan manajer penentuan harga jual melongok struktur biaya perusahaan
pesaing, dan dasar pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar. (Mulyadi. 2001)V
informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen untuk penentuan harga jual
normal, penentu harga jual dalam cost type contract, dan penentuan harga jual dalam perusahaan
yang diatur dengan peraturan pemerintah. dalam berbagai penentuan harga jual tersebut informasi
akuntansi penuh yang digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan harga jual produk atau
jasa adalah informasi akuntansi penuh masa yang akan datang, kecuali dalam penentuan harga
jual cost type contract penentu harga cost type contract. saat Menggunakan biaya penuh masa lalu
sebagai dasar penentuan harga jual yang dibebankan kepada pembeli dalam penentuan harga jual
pesanan khusus informasi akuntansi yang dipakai sebagai dasar adalah informasi akuntansi
diferensial. (Mulyadi. 2001)
meskipun dalam contoh-contoh perhitungan harga jual produk atau jasa dalam bab ini,
informasi akuntansi dipakai sebagai dasar untuk penentuan harga jual, namun harga jual yang
dihitung berdasarkan informasi akuntansi ini tidak selalu menjadi harga jual produk atau jasa
yang dipasarkan sebanyak faktor yang menentukan harga jual produk atau jasa yang terbentuk di
pasar. harga jual yang dihitung dengan berbagai formula yang menggunakan informasi akuntansi
penuh dan informasi akuntansi diferensial tersebut di atas memberikan informasi bagi manajer
penentu harga jual untuk memungkinkannya melakukan penyesuaian-penyesuaian harga jual
produk atau jasa di pasar, sehingga kemungkinan kerugian atau laba yang dihadapi di pasar akibat
keputusan harga jual dapat diperhitungkan dengan baik. (Mulyadi. 2001)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keputusan penentuan harga jual?
2. Apa saja manfaat dari informasi biaya penuh dalam keputusan penentuan harga jual?
3. Apa saja metode penentuan harga jual?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keputusan penentuan harga jual
2. Mengetahui manfaat dari informasi biaya penuh dalam menentukan harga jual
3. Mengetahui apa saja metode penentuan harga jual

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL


Karena permintaan konsumen atas produk dan jasa tidak mudah ditentukan oleh manajer penentu
harga jual, maka dalam penentuan harga jual, manajer tersebut akan menghadapi banyak ketidak pastian.
Selera konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh pesaing,
merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi pembentukan harga
jual produk atau jasa di pasar. (Mulyadi. 2001)
Satu-satunya faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh dalam penentuan
harga jual adalah biaya. Biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Di
bawah biaya penuh produk atau jasa, harga jual akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian
yang timbul akibat harga jual dibawah produk atau jasa, dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan
perusahaan akan berhenti sebagai going concern atau akan mengganggu petumbuhan perusahaan.
(Mulyadi. 2001)

B. MANFAAT INFORMASI BIAYA PENUH DALAM KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL

Informasi biaya penuh memberikan manfaat berikut ini bagi manajer penentu harga jual dalam
pengambilan keputusan harga jual :
1. Biaya Penuh Merupakan Titik Awal Untuk Mengurangi Ketidakpastian Yang Dihadapi Oleh
Pengambil Keputusan. Dalam pengambilan keputusan, manajer penentu harga jual menghadapi berbagai
faktor yang mengandung banyak ketidakpastian. Satu-satunya informasi yang memberikan kepastian
relatif tinggi, yang ada di tangan manajer penentu harga jual adalah biaya. Dengan informasi biaya penuh
produk atau jasa yang cermat di tangannya, manajer penentu harga jual memiliki dasar untuk menetapkan
kebijakan penentuan harga jual dengan aman. (Mulyadi. 2001)

2. Biaya Penuh Merupakan Dasar Yang Memberikan Perlindungan Bagi Perusahaan Dari Kemungkinan
Kerugian. Untuk menghindari kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan
yang paling tidak tidak dapat menutup biaya penuh. (Mulyadi. 2001)

3. Biaya Penuh Memberikan Informasi Yang Memungkinkan Manajer Penentu Harga Jual Melongok
Struktur Biaya Perusahaan Lain. Dengan informasi biaya penuh yang berada di tangannya, manajer
penentu harga jual akan mampu memahami atau paling tidak menduga tidakan yang dilakukan oleh
perusahaan pesaing, manakala perusahaan pesaing melakukan perubahan harga jual produk atau jasanya.
(Mulyadi. 2001)

4. Biaya Penuh Merupakan Dasar Untuk Pengambilan Keputusan Perusahaan Memasuki


Pasar. Berdasarkan perbandingan harga jual yang terbentuk di pasar dengan biaya penuh produk atau jasa,
manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan berikut ini :

2
- Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan melebihi harga jual yang terbentuk di pasar tertentu,
perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut, karena kerugian akan terjadi.
- Jika biaya penuh produk atau jasa dapat di tutup dengan harga jual yang terbentuk di pasar, namun
harga jual tersebut belum mampu menghasilkan laba yang memadai jika dibandingkan dengan investasi,
maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut.
- Jika kemungkinan pertama dan kedua tersebt di atas akan dihadapi, perusahaan dapat merancang
program untuk mengubah proses produksi dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk memproduksi
dan memasarkan produk atau jasa, yang dengan harga jual tertentu yang terbentuk di pasar, perusahaan
akan menutup seluruh biaya penuh dan mampu menghasilkan laba yang sepadan dengan investasi.
(Mulyadi. 2001)

C. METODE PENENTUAN HARGA JUAL

Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)


dalam keadaan normal, Manajer penentu harga jual memerlukan informasi biaya penuh masa
yang akan datang sebagai dasar penentuan harga jual produk atau jasa. metode penentuan harga jual
normal seringkali disebut dengan istilah cost plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah
biaya masa yang akan datang dengan suatu presentasi markup yang dihitung dengan formula tertentu.
Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula sebagai berikut :
Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan

Cost-Plus Pricing
Cost-plus pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas
biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. (Mulyadi. 2001)
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan : full costing dan variable costing.

Unsur Biaya Penuh Dengan Pendekatan Full Costing

Biaya bahan baku Rp xx


Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik (variabel + tetap) xx

Taksiran total biaya produksi Rp xx

Biaya administrasi dan umum Rp xx


Biaya pemasaran xx

Taksiran total biaya komersial Rp xx

Taksiran biaya penuh Rp xx.

3
Unsur kedua yang diperhitungkan dalam harga jual adalah laba yang diharapkan. Laba yang
diharapkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Untuk
memperkirakan beapa laba wajar yang diharapkan, manajer penentu harga jual perlu mempertimbangkan
:
Cost of Capital, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang dilakukan dalam perusahaan. Risiko
Bisnis, semakin besar risiko bisnis yang dihadapi perusahaan, semakin besar persentase yng ditambahkan
pada cost of capital di dalam memperhitungkan laba ynag diharapkan.

Unsur Biaya Penuh Dengan Pendekatan Variable Costing

Biaya Variabel :
Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx

Taksiran total biaya produksi variabel Rp xx

Biaya administrasi dan umum variabel Rp xx


Biaya pemasaran variabel xx

Total biaya
variabel xx

Biaya tetap :
Biaya overhead pabrik tetap Rp xx
Biaya administrasi dan umum tetap xx
Biaya pemasaran tetap xx

Taksiran total biaya tetap xx


Taksiran biaya penuh Rp xx

Besarnya Capital Employed, jumlah investasi (atau capital employed) yang ditanamkan untuk
memproduksi dan memasarkan produk atau jasa merupakan factor yang menentukan besarnya laba yang
diharapkan, yang diperhitungkan dalam harga jual. (Mulyadi. 2001)

Rumus Perhitungan Harga Jual Per Unit


dalam penentuan harga jual taksiran biaya penuh yang secara langsung berhubungan dengan
volume produk dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak
dipengaruhi oleh volume produk ditambahkan kepada laba yang diharapkan untuk kepentingan
perhitungan persentase. (Mulyadi. 2001)
Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat diyatakan dalam persamaan
berikut ini :

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 = biaya yg berhubungan lansung dengan volume + persentase markup

4
Persentase markup dihitung dengan rumus :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 + 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢ℎ𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘


𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑚𝑎𝑟𝑘 𝑢𝑝 =
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢ℎ𝑖 𝑙𝑎𝑛𝑠𝑢𝑛𝑔 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

Terdapat perbedaan konsep langsung dan tidak langsungnya biaya dengan volume antara
metode full costing dengan metode variable costing. Konsep biaya yang berhubungan langsung dengan
volume menurut metode full costing adalah berupa biaya produksi, sedangkan biaya yang tidak
berhubungan langsung dengan volume adalah berupa biaya nonproduksi. (Mulyadi. 2001)

Contoh 1 :
Manajer perusahaan PT X sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk A untuk tahun
anggaran yang akan datang, perusahaan menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan biaya
penuh. Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasistas normal sebanyak
1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggran yang akan datang sebagai berikut :
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Biaya administrasi & umum Rp. 200.000.000
Biaya pemasaran Rp. 300.000.000

Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000

Total aktiva yang di perkirakan pada awal tahun anggaran sebesar Rp. 4.000.000.000 dan laba yang di
harapkan yang dinyatakan dalam tariff kembali investasi sebesar 25%

Perhitungan markup :
Biaya administrasi & umum Rp. 200.000.000
Biaya pemasaran Rp. 300.000.000
Laba yang di harpakan Rp. 1.000.000.000

Jumlah Rp. 1.500.000.000


Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Persentase markup 50%

Perhitungan harga jual


Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Markup Rp. 1.500.000.000

Jumlah harga jual Rp. 4.500.000.000


Volume produk Rp. 1.000.000

Harga jual per kg Rp. 4.500

5
Variable costing memandang dengan cara yang berbeda terhadap biaya yang dipengaruhi secara
langsung oleh volume produk bila dibandingkan dengan full costing. Dalam pendekatan variable
costing, biaya penuh yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya variabel,
sedangkan biaya penuh yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya
tetap(Mulyadi. 2001)
Penentuan Harga Jual Waktu Dan Bahan
Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya merupakan cost plus pricing. Harga jual
ditentukan sebesar biaya penuh di tambah dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini
digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan
bahan dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa.
Penentuan Harga Jual Waktu, perusahaan bengkel, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa
reparasi pada dasarnya menjual jam kerja tenaga kerja langsung yang digunakan untuk menghasilkan jasa
reparasi. (Mulyadi. 2001)

Formula Harga Jual Waktu (Time Pricing)

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp.xxx


Markup Per Jam Tenaga Kerja Langsung atau Rp.xxx +
Persentase Markup Dari Biaya Tenaga Kerja Langsung
Harga Jual Waktu Rp.xxx
Markup Atau Persentase Markup Dihitung Sebagai Berikut:
Biaya Tidak Langsung Rp.xxx
Laba Yang Diharapkan Rp.xxx +
Jumlah Rp.xxx
Taksiran Jam Tenaga Kerja Langsung Rp.xxx :
Atau Taksiran Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Markup Per Jam Tenaga Kerja Langsung atau
Persentase Markup Dari Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp.xx

Formula Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Jam

Taksiran upah tenaga kerja yang akan dibayarkan kepada


Tenaga kerja langsung selama tahun anggaran xx

Biaya kesejahteraan tenaga kerja langsung (misalnya tunjangan


Kesehatan, tunjangan kesejahteraan, dsb.) xx

Jumlah biaya tenaga kerja lansung xx

6
Jam kerja tenaga kerja langsung dalam tahun anggaran
(dihitung dengan mengalikan jumlah tenaga kerja
langsung dengan jam kerja selama tahun anggaran) xx

Biaya tenaga kerja langsung per jam xx

Formula perhitungan Markup dan Unsur yang Membentuk Markup

Biaya tidak langsung


Taksiran biaya tidak langsung selama tahun anggaran :
Gaji pengawas dan biaya tenaga kerja tidak langsung lain Rpxx
Biaya depresiasi aktiva tetap xx
Biaya asuransi xx
Biaya listrik xx
Biaya air xx
Biaya reparasi aktiva tetap xx
Biaya umum xx

Jumlah biaya tidak langsung Rp. xx

Perhitungan laba yang diharapkan

Taksiran jumlah aktiva pada awal tahun anggaran Rp. xx


Tariff kembalian investasi (return on investment) yang
diharapkan (dalam
persentase) xx

Laba yang diharapkan per tahun Rp xx

Perhitungan markup

Biaya tidak langsung Rpxx


Laba yang diharapkan xx

Jumlah Rpxx
Jam kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung dalam tahun anggaran xx

Markup (dalam rupiah per jam tenaga kerja langsung) atau persentase markup xx

7
Formula Harga Jual Bahan Baku dan Suku Cadang (Material Pricing)

Harga beli bahan dan suku cadang xx


Persentase markup x harga beli bahan dan suku cadang xx

Harga jual bahan dan suku cadang xx

Persentase markup dihitung dengan formula sebagai berikut :

Biaya tidak langsung xx


Laba yang diharapkan xx


Jumlah xx
Taksiran nilai dari bahan dan suku cadang yang akan dibeli dalam tahun anggaran xx

Persentase markup xx

Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract (Cost-type Contract Pricing)


Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli
produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.
Jika dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan dating
ditentukan dengan metode cost-plus pricing, berdasarkan taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-
type contract harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk. (Mulyadi. 2001)

Contoh: PT X memenangkan tender cost-type contract untuk melakukan penelitian di bidang obat
penyakit A. Menurut kontrak tersebut, perusahaan diberi hak untuk mengeluarkan jenis biaya yang
disebutkan dalam kontrak dan pemilik proyek akan melakukan penggantian biaya-biaya yang telah
dikeluarkan setelah akuntan perusahaan tersebut melakukan pemeriksaan atas bukti-bukti pengeluaran
biayatersebut. Atas dasar total biaya penuh untuk proyek tersebut, perusahaan berhak menambahkan laba
sebesar 10%. Misalkan biaya penuh yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk melaksanakan proyek
tersebut adalah sebagai berikut:

Biaya langsung Proyek Rp.450.000.000


Biaya tidak langsung Proyek 125.000.000
Total Biaya Penuh Proyek Rp.575.000.000
Harga Jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam dihtung sebagai berikut:
Total Biaya Penuh Proyek Rp.575.000.000
Laba 10% x Rp.575.000.000 57.500.000
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek Rp.632.500.000

8
Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan di luar pesanan regular perusahaan.
Dalam keadaan seperti ini, yang perlu dipertimbangkan oleh manajer penentu harga jual adalah:
1. Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan
terjadi dalam setahun anggaran. Dengan demikian jika manajer penentu harga jual yakin bahwa seluruh
biaya tetap dalam tahun anggaran akan dapat ditutup oleh pesanan yang regular, maka pesanan khusu
dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap. (Mulyadi.
2001)
2. Jika misalnya dengan penerimaan khusus, perusahaan diperkiran tidak hanya akan menegluarkan biaya
variable saja, namun memerlukan biaya tetap, karena harus beroperasi di atas kapasitas yang tersedia,
maka harga jual pesanan khusus harus di atas biaya variable dengan kenaikan biaya tetap karena pesanan
khusus tersebut.
Dalam mempertimbangkan penerimaan pesanan khusus, informasi akuntansi diferensial merupakan dasar
yang dipakai sebagai landasan penentu harga jual. (Mulyadi. 2001)

Contoh : Dari data dalam contoh tersebut, harga jual produk ditentukan sebesar Rp4.500 per kg, dan biaya
penuh per kg adalah Rp3.500 (Rp3.500.000.000 + 1.000.000 kg). Biaya tetap sebesar Rp1.400.000
diperkirakan akan dapat diserap oleh volume produk sebanyak 100.000 kg yang berasal dari pesanan
reguler pelanggan. Jika misalnya seorang pembeli meminta penawaran harga produk perusahaan dengan
harga Rp3.400 per kg dengan jumlah pesanan sebanyak 200 kg, apakah pesanan tersebut sebaiknya
diterima atau ditolak perusahaan?
Dalam mempertimbangkan pesanan tersebut, manajer pemasaran menghadapi dua masalah:
1. Pesanan tersebut bukan berasal dari pelanggan reguler perusahaan, atau jika manajer pemasaran
mengalami kesulitan dalam menentukan apakah pesanan yang diterima tersebut merupakan pesanan
di luar pesanan reguler atau bukan, manajer pemasaran dapat memperlakukan pesanan tersebut
sebagai pesanan reguler, atas dasar anggapan bahwa biaya tetap perusahaan akan dapat diserap oleh
100.000 kg yang direncanakan akan diproduksi dan dijual dalam tahun anggaran, belum termasuk
pesanan sebanyak 200 kg yang dipertimbangkan sekarang.
2. Harga yang diminta oleh calon pembeli berada di bawah harga pasar (Rp4.500 dibanding dengan
Rp3.400), bahkan berada di bawah biaya penuh (Rp3.500 dibandingkan dengan Rp3.400).
Total Harga Jual Dari pesanan khusus 200kg @Rp.3.400 Rp.680.000.000
Total biaya variabel untuk menghasilkan pesanan khusus
200kg @Rp.2.100 Rp.420.000.000
Laba Kontribusi Rp.260.000.000

Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa yang Dihasilkan oleh Perusahaan

9
yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah

Dalam penentuan harga jual normal, biaya penuh masa yang akan dating yang dipakai sebagai
dasar penentuan harga jual dihitung dengan menggunakan salah satu pendekatan: full
costing atau variable costin. Dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan Pemerintah, biaya
penuh masa yang akan dating yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual tersebut dihitung dengan
menggunakan pendekatan full costing saja, karena pendekatan variable costing tidak diterima sebagai
prinsip akuntansi yang lazim. (Mulyadi. 2001)
Untuk memungkinkan wakil rakyat menilai kewajaran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar
penentuan harga jual diperlukan pedoman rinci unsure-unsur biaya produksi dan biaya nonproduksi yang
diperhitungkan dalam biaya penuh dan pedoman cara pengukurannya masing-masing. (Mulyadi. 2001)

Contoh : Misalnya untuk menghasilkan listrik diperlukan investasi sebesar Rp3.200.000.000 untuk
pembelian mesin dan ekuipmen serta modal kerja. Taksiran biaya produksi listrik pada volume produksi
100.000.000 kwh per tahun adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp.4.000.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp.3.000.000.000
Biaya overhead pabrik (variabel dan tetap) Rp.8.000.000.000
Jumlah taksiran biaya produksi Rp.15.000.000.000

Taksiran biaya nonproduksi setahun terdiri dari biaya pemasaran sebesar Rp1.500.000.000 dan biaya
administrasi dan umum sebesar Rp700.000.000. Diputuskan laba wajar untuk perusahaan listrik tersebut
adalah 25% dari investasinya. Perhitungan harga jual per kwh listrik disajikan pada Gambar 7.12. Dalam
penentuan harga jual tersebut diperlukan informasi akuntansi penuh masa yang akan datang, yang terdiri
dari taksiran biaya penuh (biaya produksi penuh sebesar Rp15.000.000.000 ditambah dengan taksiran
biaya nonproduksi sebesar Rp2.200.000.000) dan taksiran aktiva penuh yang dibutuhkan untuk
memproduksi dan menjual produk air (Rp3.200.000.000).

Perhitungan Markup :
Taksiran biaya administrasi dan Umum Rp. 700.000.000
Taksiran biaya pemasaran 1.500.000.000
Laba yang diharapkan 25% x Rp.3,2 M 800.000.000 +
Jumlah Rp. 3.000.000.000
Taksiran Biaya Produksi 15.000.000.000 :
Persentase markup dan biaya produksi 20%

10
Perhitungan harga jual per kwh:
Taksiran biaya produksi:
Biaya Bahan Baku Rp. 4.000.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 3.000.000.000
Biaya Overhead Pabrik (Variabel+Tetap) 8.000.000.000 +
Rp.15.000.000.000
Markup 20% dari taksiran biaya produksi 3.000.000.000 +
Total harga jual Rp.18.000.000.000
Volume produk 100.000.000 :

Harga jual listrik per kwh 180

11
BAB III

KESIMPULAN

informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen untuk penentuan harga jual normal,
penentu harga jual dalam cost type contract, dan penentuan harga jual dalam perusahaan yang diatur
dengan peraturan pemerintah. dalam berbagai penentuan harga jual tersebut informasi akuntansi penuh
yang digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan harga jual produk atau jasa adalah informasi
akuntansi penuh masa yang akan datang, kecuali dalam penentuan harga jual cost type contract penentu
harga cost type contract. saat Menggunakan biaya penuh masa lalu sebagai dasar penentuan harga jual
yang dibebankan kepada pembeli dalam penentuan harga jual pesanan khusus informasi akuntansi yang
dipakai sebagai dasar adalah informasi akuntansi diferensial.
meskipun dalam contoh-contoh perhitungan harga jual produk atau jasa dalam bab ini, informasi
akuntansi dipakai sebagai dasar untuk penentuan harga jual, namun harga jual yang dihitung
berdasarkan informasi akuntansi ini tidak selalu menjadi harga jual produk atau jasa yang dipasarkan
sebanyak faktor yang menentukan harga jual produk atau jasa yang terbentuk di pasar. harga jual yang
dihitung dengan berbagai formula yang menggunakan informasi akuntansi penuh dan informasi
akuntansi diferensial tersebut di atas memberikan informasi bagi manajer penentu harga jual untuk
memungkinkannya melakukan penyesuaian-penyesuaian harga jual produk atau jasa di pasar, sehingga
kemungkinan kerugian atau laba yang dihadapi di pasar akibat keputusan harga jual dapat
diperhitungkan dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat

13

Anda mungkin juga menyukai