1. LATAR BELAKANG
Kondisi jaringan jalan Provinsi dan Kabupaten di Aceh pada tahun 2020 akan senantiasa
dihadapkan pada kualitas pelayanan jalan. Kondisi ini lebih disebabkan oleh meningkatnya
volume lalu lintas maupun muatan dan dimensi berlebihan yang berakibat pada daya tahan
dan dapat menyebabkan jalan menjadi cepat rusak. Pelaksanaan penanganan kerusakan jalan
dilakukan melalui program pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan. Untuk menunjang
pelaksanaan sebagaimana dimaksud perlu dilakukan suatu kegiatan survey. Survey yang
dilakukan ini adalah untuk merencanakan dan menyiapkan program penanganan jalan.
Pembangunan jaringan jalan berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang
dan jasa dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan, serta
mendukung terwujudnya sistem transportasi jalan yang handal, kapasitas mencukupi, tertib dan
teratur, lancar, cepat, dan tepat, selamat, aman dan nyaman.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah lembaga dari Pemerintah Aceh yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam bidang infrastruktur, dimana Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Aceh yang bertanggung jawab terhadap pembinaan jaringan jalan dan
jembatan Provinsi. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh c.q Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Aceh Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan, melalui dana Otsus Aceh
Tahun Anggaran 2020 melakukan Pengadaan Jasa Konsultansi untuk pekerjaan Perencanaan Jalan
Geudong - Makam Malikussaleh - Mancang.
Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Aceh dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalur
lintas utama dan non lintas utama.
1
Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik jalan yang berwawasan
lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar, prosedur
dan manual yang berlaku guna tercapainya mutu produk pekerjaan perencanaan.
3. SASARAN
4. LOKASI KEGIATAN
5. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini dengan nilai HPS sebesar Rp 334.368.168,00,- (Tiga Ratus Tiga
Puluh Empat Juta Tiga Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Seratus Enam Puluh Delapan Rupiah)
termasuk PPN, sumber dana Otsus Tahun Anggaran 2020.
7. DATA DASAR
Data dasar yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah data Program Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh kegiatan Tahun Anggaran 2020.
8. STANDAR TEKNIS
b. Petunjuk Praktis bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Nomor 010/BM/2008
tentang Penggunaan Aspal Retona Blend 55 dalam campuran Beraspal Panas.
c. Standard Specifications for Highway Bridge 17th Edition 2002 (AASHTO).
2
d. Manual Desain Perkerasan, 2013
e. Pedoman Pengadaan Tanah untuk pengadaan Pembangunan Jalan, Pd. T-20.2005-
f. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
g. Pedoman Pengadaan Tanah untuk pengadaan Pembangunan Jalan, Pd. T-20.2005-B
h. Tata Cara Perencanaan Geometik Jalan antar Kota, No. 038/TBM/1997
i. Geometrik Jalan Perkotaan, RSNI T-14-2004
j. Perencanaan Median Jalan
k. Perencanaan Putaran Balik (U-Turn), 06/BM/2005
9. STUDI-STUDI TERDAHULU
Studi-studi terdahulu yang ada dapat digunakan sebagai pedoman atau referinsi untuk bahan
masukan dalam perencanaan. Data-data tersebut dapat dipakai sebagai data sekunder jika data
terbaru belum ada, akan tetapi data-data atau studi-studi tersebut masih dapat dipertanggung
jawabkan dari segi kebenaran dan keabsahan datanya.
Lingkup jasa konsultansi berupa konsultansi teknik. Tanggung Jawab Konsultan Perencanaan
Jalan Geudong - Makam Malikussaleh – Mancang adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan survey untuk Perencanaan Teknis Jalan sesuai dengan standar perencanaan;
2. Menyediakan perencanaan Detail Perencaan Teknis, berupa gambar detail, perhitungan volume
pekerjaan (DED) dan perhitungan Engineer Estimate (EE).
3. Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi, daftar kuantitas dan
gambar desain sebagai bahan pelelangan konstruksi;
4. Merevisi perencanaan teknik jalan dan jembatan sesuai kebutuhan setelah pemeriksaan final
dari pengguna jasa;
12. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Laporan Detail Desain
• Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar
dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan.
• Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur/perkerasan kaku termasuk analisisnya.
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus
dipelihara oleh penyedia jasa:
4
1. Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi.
2. Staf Pengawas/Pendamping
Mengutus petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping (counterpart), atau project officer (PO)
dalam rangka pelaksanaan jasa konsultan.
3. Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia jasa:
Formulir survey kondisi jalan, dan formulir Penunjang (apabila diperlukan).
Hasil survey data titik referensi.
Peta jaringan jalan yang akan disurvey.
Informasi – informasi lain yang diperlukan.
Fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan survey tersebut
dapat diperoleh dengan cara sewa yang dicantumkan dalam dokumen kontrak antara lain:
5
15. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah
rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000, daerah
rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi proyek
c. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),
2. Survey Lapangan
a. Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data awal
berdasarkan aspek aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/referensi survey detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh
seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
6
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000) dan akhir proyek yang tepat untuk
mendapatkan overlapping yang baik dan memenuhi syarat geometrik.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan
mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik
akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 berikut:
7
bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan
dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal sampai dengan
akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan
dalam pemilihan trase dengan anggota team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir
dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m
untuk memudahkan tim pengukuran,serta pembuatan foto-foto penting
untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati
final design.
(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan
1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. Identifikasi jenis perkerasan
3. Identifikasi kerusakan perkerasan
(c) Survey Pendahuluan Survey Topografi.
Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada survey pendahuluan
adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton
Bench Mark di awal dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus
serta, morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan
koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasil titik yang akan
dijadikan referensi.
(d) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan
1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi/Sta, perkiraan
lokasinya apa sudah sesuai dengan geometrik serta rencana jenis
konstruksi, dimensi yang diperlukan.
8
2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan inventarisasinya
dengan lengkap antara lain Sta, jenis konstruksi, dimensi, kondisi
serta mengusulkan penanganan yang diperlukan. (Iihat format survey
inventarisasi jembatan).
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air
normal, muka air banjir dan muka air banjir tertinggi pernah terjadi
serta adanya tanda-tanda gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan
sket lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto-
foto jika diperlukan.
4. Mendiskusikan dengan team geometrik, geologi, amdal dan hidrologi
apakah datadata dan usul penempatan lokasi serta usul perencanaanl
penanganan sudah sesuai secara teknis.
5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus
serta saransaran yang sangat berguna dijadikan panduan dalam
pengambilan data untuk perencanaan pada waktu melakukan survey
detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan kestabilan.
(e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan
geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan
lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi
lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir,
DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko resiko,
dan batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau
informasi lokasi lain seperti GPS.
b. Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
(2) Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau
pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya
dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur
silang(cross grooving), ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.
Patok BM dipasang setiap 1(satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan
dipasang serta pada awal dan akhir proyek minimal 2 dan ditempatkan pada
daerah yang aman terhadap kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan
mudah terlihat, masingmasing 1 (satu) pasang di setiap sisi aliran sungai.
10
- Patok BM dipasang ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah
setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina Marga, notasi dan
nomor BM dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 em, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor
dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-Iokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di
atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-Iokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di
atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.
(b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan
semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca
dalam detik. Disarankan untuk menggunakan Electronik Distance
Meter/theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
(c) Pengukuran titik kontrol vertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri pembacaan
pergi-pulang.
11
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon,
sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar,
jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang
Bawah (BB), dalam satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi:
2 BT =BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,
gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang
lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
(e) Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan:
12
- Koridor engukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m
dari perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulul hilir)
yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing
minimum 100 m dari garis tepi sungai jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang
dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan
25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam
maupun manusia disekitar persilangan tersebut.
(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10"..Jn, (n adalah jumlah
titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari selanjutnya atau dari pengukuran Global Position System (GPS)
geodetic yang mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5".
(c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi sudut tidak
boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi
yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
13
- Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5
mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai
sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 m.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis
(x) dan ordinat (y) nya.
- Pada setiap lembar gambar dan atau setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi
tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode penentuan
posisi Global Positioning System (GPS) secara diferensial. GPS atau
nama lengkapnya NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation
Satellite Timing and Ranging Global Positioning System. Metode yang
digunakan adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih dari satu
receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik referensi
(base station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur.
Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun
Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat
dilakukan pengukuran menggunakanmetode poligon dengan menggunakan
alat Total Station;
d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan
air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river
training (pengarah arus) yang diperlukan.
(2) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey drainase ini meliputi:
(a) Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang cukup
untuk menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal terjadinya banjir dan
setiap perubahan-perubahan fisik infrastruktur yang berdampak pada
aliran banjir.
(b) Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada kombinasi
prosedur-prosedur perkiraan curahan hujan wilayah, teknik-teknik seperti
metode rasional probabilistic serta pengamatan terbaru dan tingkat histori
banjir.
(c) Menentukan daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;
(d) Mengumpulkan informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
penanggalan);
(e) Mencatat lokasi-Iokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir; (f)
Mencatat dan memberi acuan banjirlsumber informasi drainase;
(3) Persyaratan
17
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia
(SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk
Bangunan di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B,
Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain
yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa Laporan
Drainase yang di dalamnya memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan drainase
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi
(c) lnformasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal kejadian)
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir
(e) Acuan banjir sumber informasi drainase
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang akan diterima oleh
drainase yang akan direncanakan
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi
umum maupun lokal.
20
21
22
23
24
25
(4) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat:
• berupa nilai CBR tanah
• properties tanah berupa nilai strength dan index properties of soil
• kadar air
• berat jenis
4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan
survey pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain,
spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik
beberapa Alternatif rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyem Vertikal sesuai dengan kondisimedan yang
28
memenuhi Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersamasama
dengan Ahli Highway, Ahli Geodetic, dan Ahli Soil & Material Engineer.
2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal berdasarkan
alternatif yang dipakai dengan tetap mengacu pada standar geometrik jalan
antar kota maupun perkotaan.
3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku maupun
fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan
lentur dan tebal perkerasan kaku.
4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
Keseluruhan jadwal waktu jasa konsultansi untuk pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan ini
adalah selama 2,0 (Enam koma nol) bulan.
17. PERSONIL
Kebutuhan Tenaga Ahli untuk pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan ini adalah:
Kualifikasi Jumlah
Posisi Pendidikan Keahlian Pengalaman Orang
Tenaga Ahli :
Tenaga Pendukung :
Min. 3 atau 2
Surveyor D3/TS Perencana Jalan 1 x 1,0 OB
tahun
Tenaga Harian D3/SLTA - - 2,0 x 32 OH
Lokal
Operator D3/SLTA - - 1 x 2,0 OB
Komputer
29
Proffesional Staff
Ketua Tim disyaratkan seorang sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman dalam rnelaksanakanpekerjaan sejenis, lebih
diutamakan/disukai Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim minimal 5 tahun pekerjaan (ahli muda), diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
yang berpengalaman rnelaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 tahun (ahli muda),
diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah rnengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke PU-an dari LPJK Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
rnembantu Team Leader/Ketua Tim dalam Proses Perencanaan dari mulai persiapan sampai
pada proses desain dan penyiapan dokurnen lelang.
c. Geodetic Engineer
30
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geodesi sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Serta disarankan memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari lembaga
yang uncountable.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Geodesi/Geomatika Strata-1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 tahun (ahli
muda), diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan melakukan persiapan desain, survei pendahuluan,
survei topografi, perencanaan teknis.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 tahun (ahli muda)
diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tugas tenaga ahli tersebut adalah
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan
tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-
perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap
perencanaan teknis jalan.
e. Quantity/Cost Engineer
31
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK). Serta disarankan memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dari lembaga yang uncountable.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3
tahun (ahli muda), diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke PU-an dari LPJK. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan melakukan
perencanaan teknis yang berhubungan dengan kuantitas pekerjaan.
Adapun Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut diurai secara singkat sebagai
berikut:
Tahap Persiapan, yang merupakan langkah awal dari kegiatan pelaksanaan pekerjaan,
berupa mobilisasi personil, pengenalan situasi/lingkungan lokasi pekerjaan, pembuatan
program kerja, pengurusan izin-izin survei dan mobilisasi peralatan survei, serta tahap
pengembangan metodologi perencanaan yang meliputi penyusunan konsep dan metoda
perencanaan. Hasil tahap persiapan ini disampaikan pada Laporan Pendahuluan.
Tahap Pengumpulan Data, berupa tahapan kegiatan pengumpulan data sekunder dan
data primer. Data-data sekunder meliputi: As-Built Drawing, data curah hujan, data
geoteknik/geologi, dan data teknis lainnya, serta ketentuan teknis lainnya yang terkait
dengan detail perencanaan jalan dan jembatan. Sedangkan survei primer yang
dilakukan antara lain survei topografi dan situasi, Survei penyelidikan tanah dan
material. Hasil tahap pengumpulan data ini disampaikan pada Laporan Antara.
Tahap Desain, yaitu meliputi pengolahan lanjut data sekunder serta data primer dari
lapangan yang diikuti dengan proses desain dan penggambaran, estimasi volume dan
32
biaya implementasi juga dilakukan dalam tahapan ini. Hasil tahap pengumpulan data
dan tahap desain disampaikan pada Konsep Laporan Akhir.
19. PELAPORAN
d. Laporan Akhir
Laporan Akhir yang berisikan:
33
Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan.
Detailed Engineeering Design
Estimasi biaya
Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender standar yang disyaratkan oleh
pengguna jasa.
d. Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat.
Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
Kegiatan pengukuran situasi.
Kegiatan pengukuran penampang melintang.
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
Perhitungan dan penggambaran.
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek yang
35
dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.
Deskripsi BM (sebagai lampiran).
Data ukur hasil ploting dan negatif film harus diserahkan.
e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi:
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat, pos pencatat curah hujan.
Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
Analisis perhitungan.
Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.
Semua kegiatan jasa konsultansi yang berdasarkan KAK ini harus di lakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam lokasi kegiatan dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut ini harus dipatuhi (kerjasama tidak
diperlukan).
36
22. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
Pengumpulan data lapangan harus diadakan dalam bentuk laporan rutin konsultan dengan
berpedoman pada format pelaporan yang ditetapkan oleh PPTK Perencanaan Teknis Jalan
dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh.
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat (bimbingan teknis), diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi
Pengguna Jasa.
37