Anda di halaman 1dari 37

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAYANAN JASA KONSULTANSI UNTUK PEKERJAAN


PERENCANAAN JALAN GEUDONG - MAKAM MALIKUSSALEH -
MANCANG
TAHUN ANGGARAN 2020

1. LATAR BELAKANG

Kondisi jaringan jalan Provinsi dan Kabupaten di Aceh pada tahun 2020 akan senantiasa
dihadapkan pada kualitas pelayanan jalan. Kondisi ini lebih disebabkan oleh meningkatnya
volume lalu lintas maupun muatan dan dimensi berlebihan yang berakibat pada daya tahan
dan dapat menyebabkan jalan menjadi cepat rusak. Pelaksanaan penanganan kerusakan jalan
dilakukan melalui program pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan. Untuk menunjang
pelaksanaan sebagaimana dimaksud perlu dilakukan suatu kegiatan survey. Survey yang
dilakukan ini adalah untuk merencanakan dan menyiapkan program penanganan jalan.

Pembangunan jaringan jalan berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang
dan jasa dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan, serta
mendukung terwujudnya sistem transportasi jalan yang handal, kapasitas mencukupi, tertib dan
teratur, lancar, cepat, dan tepat, selamat, aman dan nyaman.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah lembaga dari Pemerintah Aceh yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam bidang infrastruktur, dimana Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Aceh yang bertanggung jawab terhadap pembinaan jaringan jalan dan
jembatan Provinsi. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh c.q Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Aceh Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan, melalui dana Otsus Aceh
Tahun Anggaran 2020 melakukan Pengadaan Jasa Konsultansi untuk pekerjaan Perencanaan Jalan
Geudong - Makam Malikussaleh - Mancang.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Aceh dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalur
lintas utama dan non lintas utama.

1
Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik jalan yang berwawasan
lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar, prosedur
dan manual yang berlaku guna tercapainya mutu produk pekerjaan perencanaan.

3. SASARAN

Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah:


1. Tersedianya Perencanaan Jalan Geudong - Makam Malikussaleh - Mancang.
2. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan transportasi
jalan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.

3. Ketersediaan dokumen Perencanaan Teknis Jalan serta dokumen pelelangan.

4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan Perencanaan Jalan Geudong - Makam Malikussaleh – Mancang berada di


Provinsi Aceh sebagaimana peta lokasi terlampir.

5. SUMBER PENDANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini dengan nilai HPS sebesar Rp 334.368.168,00,- (Tiga Ratus Tiga
Puluh Empat Juta Tiga Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Seratus Enam Puluh Delapan Rupiah)
termasuk PPN, sumber dana Otsus Tahun Anggaran 2020.

6. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pengguna Jasa adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang Kesekretariatan


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh.

7. DATA DASAR
Data dasar yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah data Program Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh kegiatan Tahun Anggaran 2020.

8. STANDAR TEKNIS

a. Spesifikasi Teknis Bina Marga tahun 2018;

b. Petunjuk Praktis bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Nomor 010/BM/2008
tentang Penggunaan Aspal Retona Blend 55 dalam campuran Beraspal Panas.
c. Standard Specifications for Highway Bridge 17th Edition 2002 (AASHTO).
2
d. Manual Desain Perkerasan, 2013
e. Pedoman Pengadaan Tanah untuk pengadaan Pembangunan Jalan, Pd. T-20.2005-
f. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
g. Pedoman Pengadaan Tanah untuk pengadaan Pembangunan Jalan, Pd. T-20.2005-B
h. Tata Cara Perencanaan Geometik Jalan antar Kota, No. 038/TBM/1997
i. Geometrik Jalan Perkotaan, RSNI T-14-2004
j. Perencanaan Median Jalan
k. Perencanaan Putaran Balik (U-Turn), 06/BM/2005

9. STUDI-STUDI TERDAHULU

Studi-studi terdahulu yang ada dapat digunakan sebagai pedoman atau referinsi untuk bahan
masukan dalam perencanaan. Data-data tersebut dapat dipakai sebagai data sekunder jika data
terbaru belum ada, akan tetapi data-data atau studi-studi tersebut masih dapat dipertanggung
jawabkan dari segi kebenaran dan keabsahan datanya.

10. REFERENSI HUKUM

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;


b. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3956);
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.04/PRT/M/2009, tentang Sistem Manajemen Mutu;
h. PerKa LKPP no. 6 tahun 2012 sebagai pengganti Peraturan Menteri PU No.7/PRT/M/2011
tentang Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli
untuk Layanan Jasa Konsultasi Konstruksi; dan
3
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Pekerjaan Umum.

11. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup jasa konsultansi berupa konsultansi teknik. Tanggung Jawab Konsultan Perencanaan
Jalan Geudong - Makam Malikussaleh – Mancang adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan survey untuk Perencanaan Teknis Jalan sesuai dengan standar perencanaan;

2. Menyediakan perencanaan Detail Perencaan Teknis, berupa gambar detail, perhitungan volume
pekerjaan (DED) dan perhitungan Engineer Estimate (EE).
3. Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi, daftar kuantitas dan
gambar desain sebagai bahan pelelangan konstruksi;
4. Merevisi perencanaan teknik jalan dan jembatan sesuai kebutuhan setelah pemeriksaan final
dari pengguna jasa;

12. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Laporan Detail Desain
• Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar
dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan.
• Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur/perkerasan kaku termasuk analisisnya.

• Laporan Geologi/Geoteknik yang di dalamnya memuat seluruh penyelidikan tanah


serta peta penyebaran tanah serta foto dokumentasi.
• Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran termasuk
hasil perhitungan serta foto dokumentasi.
• Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey hidrologi termasuk
analisis perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis.

13. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PENGGUNA JASA

Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus
dipelihara oleh penyedia jasa:

4
1. Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi.
2. Staf Pengawas/Pendamping
Mengutus petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping (counterpart), atau project officer (PO)
dalam rangka pelaksanaan jasa konsultan.
3. Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia jasa:
Formulir survey kondisi jalan, dan formulir Penunjang (apabila diperlukan).
Hasil survey data titik referensi.
Peta jaringan jalan yang akan disurvey.
Informasi – informasi lain yang diperlukan.

14. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI

Fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan survey tersebut
dapat diperoleh dengan cara sewa yang dicantumkan dalam dokumen kontrak antara lain:

a. Transportasi kendaraan roda empat

Kendaraan diperoleh dengan cara menyewa


Kendaraan roda empat jenis MPV atau minibus usia kendaraan minimal 5 tahun pada
saat awal kontrak.
Mesin dengan isi silinder minimal 1800 cc untuk mesin bensin dan 2500 cc untuk
mesin diesel.
Dilengkapi penyejuk udara (AC), sabuk pengaman, radio-tape, segitiga pengaman,
P3K, Rotator Lamp, serta perlengkapan standar kendaraan (ban cadangan dengan
kunci-kunci, dll).
b. Biaya Perjalanan Dinas
c. Komunikasi, ATK dan Fotocopy.
d. Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Topi pelindung (safety helmet)
Sepatu Keselamatan (safety shoes)
Rompi Keselamatan (safety vest)
e. Peralatan Survey
Alat survey terdiri dari theodolite, waterpass dan alat laboratorium diperoleh dengan cara
menyewa.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
digunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

5
15. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA

Lingkup dan kewenangan penyedia jasa adalah :


1. Persiapan
a. Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi awal mengenai
kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta lingkungan.
b. Lingkup

(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah
rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000, daerah
rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi proyek
c. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi :
(1) Laporan studi koridor (jika bisa diterapkan),

(2) Laporan studi rancang-bangun pendahuluan,


(3) Rencana pendahuluan dari alternatif desain (yaitu: profil atau lembar rencana,
bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan
dialokasikan), dan
(4) Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alternatif desain.

2. Survey Lapangan
a. Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-data awal
berdasarkan aspek aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/referensi survey detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh
seorang ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
6
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000) dan akhir proyek yang tepat untuk
mendapatkan overlapping yang baik dan memenuhi syarat geometrik.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan
mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik
akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 berikut:

2. Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak dengan


mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling, perbukitan,
pegunungan/bukit curam dalam bentuk tabelaris.
3. Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik
(alinyemen horizontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian
yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer yang
melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar, jarak, azimut, kemiringan dengan helling
meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal
secara khusus untuk lokasi lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan
trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan geometrik yang
dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana
trase jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal
harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi : galian timbunan, bangunan pelengkap jalan,
gorong gorong dan jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang

7
bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan
dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal sampai dengan
akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan
dalam pemilihan trase dengan anggota team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir
dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m
untuk memudahkan tim pengukuran,serta pembuatan foto-foto penting
untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati
final design.
(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan
1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. Identifikasi jenis perkerasan
3. Identifikasi kerusakan perkerasan
(c) Survey Pendahuluan Survey Topografi.
Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada survey pendahuluan
adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton
Bench Mark di awal dan akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus
serta, morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan
koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasil titik yang akan
dijadikan referensi.
(d) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan
1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi/Sta, perkiraan
lokasinya apa sudah sesuai dengan geometrik serta rencana jenis
konstruksi, dimensi yang diperlukan.
8
2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan inventarisasinya
dengan lengkap antara lain Sta, jenis konstruksi, dimensi, kondisi
serta mengusulkan penanganan yang diperlukan. (Iihat format survey
inventarisasi jembatan).
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air
normal, muka air banjir dan muka air banjir tertinggi pernah terjadi
serta adanya tanda-tanda gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan
sket lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto-
foto jika diperlukan.
4. Mendiskusikan dengan team geometrik, geologi, amdal dan hidrologi
apakah datadata dan usul penempatan lokasi serta usul perencanaanl
penanganan sudah sesuai secara teknis.
5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus
serta saransaran yang sangat berguna dijadikan panduan dalam
pengambilan data untuk perencanaan pada waktu melakukan survey
detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan kestabilan.
(e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan
geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan
lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi
lokasi yang akan longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir,
DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko resiko,
dan batasan-batasan proyek;
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau
informasi lokasi lain seperti GPS.

(f) Survey Pendahuluan Drainase.


Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan Drainase adalah:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
9
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan
bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Menginventarisasi bangunan drainase existing.
6. Melakukan pemotretan pada lokasi-Iokasi penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungail morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang diperlukan
untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan berikutnya.
(g) Keluaran survey pendahuluan meliputi :
1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep
desain yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan
termasuk batasan koridor pengambilan data.

b. Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
(2) Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau
pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya
dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur
silang(cross grooving), ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.
Patok BM dipasang setiap 1(satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan
dipasang serta pada awal dan akhir proyek minimal 2 dan ditempatkan pada
daerah yang aman terhadap kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan
mudah terlihat, masingmasing 1 (satu) pasang di setiap sisi aliran sungai.

10
- Patok BM dipasang ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah
setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina Marga, notasi dan
nomor BM dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 em, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor
dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-Iokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di
atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-Iokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di
atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.
(b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan
semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca
dalam detik. Disarankan untuk menggunakan Electronik Distance
Meter/theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
(c) Pengukuran titik kontrol vertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri pembacaan
pergi-pulang.
11
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon,
sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar,
jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang
Bawah (BB), dalam satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi:
2 BT =BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup
semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,
gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan
yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang
lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
(e) Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan:

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit.


(f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau
jalan

12
- Koridor engukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m
dari perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulul hilir)
yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval
pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing
minimum 100 m dari garis tepi sungai jalan atau sampai pada garis
pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang
dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan
25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam
maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10"..Jn, (n adalah jumlah
titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan
matahari selanjutnya atau dari pengukuran Global Position System (GPS)
geodetic yang mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5".
(c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi sudut tidak
boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi
yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
13
- Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5
mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai
sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000.
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 m.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis
(x) dan ordinat (y) nya.
- Pada setiap lembar gambar dan atau setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi
tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode penentuan
posisi Global Positioning System (GPS) secara diferensial. GPS atau
nama lengkapnya NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation
Satellite Timing and Ranging Global Positioning System. Metode yang
digunakan adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih dari satu
receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik referensi
(base station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur.
Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun
Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat
dilakukan pengukuran menggunakanmetode poligon dengan menggunakan
alat Total Station;

(f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem


koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
Ketentuan proyeksi UTM :
14
• Proyeksi adalah Transverse Mercator
• Lebar zona adalah 6°
• Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah dan ekuator
• Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
• Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter kepada
nilai x yang dihitung dari meridian tengah
• Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.0000 meter
kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan.
• Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan bujur 174°
barat dan seterusnya ke arah Timur sampai zona 60 untuk bujur
174° timur sampai dengan 180° timur.
• Satuan dalam meter
• Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan.
• Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan Utara (U)
• Datum DGN-95
Tabel 1 Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap interval


5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan Jenis Total
Station (TS) dengan Ketelitian 10.Jn untuk sudut serta 10.JD untuk
jarak;
(i) Pengukuran untuk titik control Vertikal harus mengunakan peralatan
Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2 mm.
15
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang
melintang harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk
gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada Pedoman Pengukuran
Topografi NO.010IPWI2004, atau Pedoman yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan survey Topografi meliputi :
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang telah
diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang akan dilakukan
c) Survey Lalu lintas
(1) Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan
kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta menginventarisasi
jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan
waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar
perencanaan peningkatan jalan.
(2) Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui koridor trase
lokasi perencanaan yang akan dilakukan, yang merupakan hasil keluaran
dari pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis sehingga
mendapatkan data yang siap pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam
satuan kendaraan/hari dan smp/hari serta kecepatan perjalanan pada
kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam.
(3) Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 0361T1BM/1997, Pedoman
Survey Pencatatan Lalu lintas dengan cara Manual PdlT.19-2004-B, atau
Pedoman yang disyaratkan.
16
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa laporan yang di
dalamnya memuat:
(a) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan perhitungan
perkerasan jalan
(b) Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan jalan
(c) Foto dokumentasi
(d) Data lapangan.

d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan
air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river
training (pengarah arus) yang diperlukan.
(2) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey drainase ini meliputi:
(a) Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang cukup
untuk menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal terjadinya banjir dan
setiap perubahan-perubahan fisik infrastruktur yang berdampak pada
aliran banjir.
(b) Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada kombinasi
prosedur-prosedur perkiraan curahan hujan wilayah, teknik-teknik seperti
metode rasional probabilistic serta pengamatan terbaru dan tingkat histori
banjir.
(c) Menentukan daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;
(d) Mengumpulkan informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
penanggalan);
(e) Mencatat lokasi-Iokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir; (f)
Mencatat dan memberi acuan banjirlsumber informasi drainase;
(3) Persyaratan

17
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia
(SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk
Bangunan di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B,
Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain
yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa Laporan
Drainase yang di dalamnya memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan drainase
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi
(c) lnformasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal kejadian)
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir
(e) Acuan banjir sumber informasi drainase
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang akan diterima oleh
drainase yang akan direncanakan
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi
umum maupun lokal.

e) Survey Geologi dan Geoteknik


(1) Tujuan
(a) Tujuan utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan bawah permukaan
adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi bawah permukaan
tanah, bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada
perencanaan
(b) Sangat disarankan untuk menggunakan Pedoman Geoteknik untuk
penyelidikan tanah lunak Pd.T-9-2002-B dan pengujian laboratorium untuk
tanah lunak Pt.M-01-2002-B bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar
yang lunak (Soft soil).
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi:
(a) Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
18
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh
tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur
uji, lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis
satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah
yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor
sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar
1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang, dengan deskripsi
yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan. (lihat daftar lampiran)

(b) Pengambilan contoh tanah tak terganggu


Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara botangan
menggunakan tabung contoh tanah ("split tube" untuk tanah keras atau
"piston tube" untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus diberi
identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran
tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun
(untuk perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari 4
meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter;
dengan interval sekurang-kurangnya 100 meter dan/atau setiap perubahan
jenis tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto.
Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor bor tangan, dan lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan
maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.

(c) Lokasi Quarry


Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan,
maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada di
sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
19
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,
perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan
yang mungkin timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan
foto-foto
(3) Persyaratan

20
21
22
23
24
25
(4) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat:
• berupa nilai CBR tanah
• properties tanah berupa nilai strength dan index properties of soil
• kadar air
• berat jenis

(b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat:


• kondisi lapisan tanah
• daerah rawan longsor
(c) Foto Dokumentasi
26
f) Survey Kondisi Perkerasan
(1) Tujuan
Survey kondisi perkerasan bertujuan untuk mengetahui kondisi
perkerasan jalan eksisting, jenis perkerasan, serta permasalahan yang
sering terjadi pada jalan tersebut. Hal ini digunakan sebagai dasar
perencanaan peningkatan jalan.
(2) Lingkup
a) Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar yang diperoleh
dari survey pendahuluan
b) Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai CBR, nilai
lendutan.
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.
(3) Persyaratan
Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman
yang berlaku atau sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Kerangka
Acuan Kerja.

(4) Keluaran survey kondisi perkerasan jalan


Keluaran yang dihasilkan dari survey kondisi perkerasan berupa
laporan yang didalamnya memuat :
(a) Data history penanganan
(b) Data lendutan
27
(c) Data CBR eksisting.

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.


Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali mutu pengambilan data, kendali
mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail pelaksana
kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti
dengan surat ijin melakukan survey baik pendahuluan maupun detail yang
dikeluarkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang.
b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi dimulai
dari persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk
oleh Kuasa Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang.
c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa kebenarannya
sebelum dilakukan proses desain. Proses desain dapat dilakukan apabila
data hasil survey detail sudah dapat diterima oleh Kuasa Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan maupun
survey detail yang dikeluarkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/ Pengguna
Barang.

4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan
survey pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain,
spesifikasi, engineering estimate.

b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik
beberapa Alternatif rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyem Vertikal sesuai dengan kondisimedan yang
28
memenuhi Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersamasama
dengan Ahli Highway, Ahli Geodetic, dan Ahli Soil & Material Engineer.
2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal berdasarkan
alternatif yang dipakai dengan tetap mengacu pada standar geometrik jalan
antar kota maupun perkotaan.
3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku maupun
fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan
lentur dan tebal perkerasan kaku.
4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan

16. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Keseluruhan jadwal waktu jasa konsultansi untuk pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan ini
adalah selama 2,0 (Enam koma nol) bulan.

17. PERSONIL
Kebutuhan Tenaga Ahli untuk pekerjaan Perencanaan Teknik Jalan ini adalah:

Kualifikasi Jumlah
Posisi Pendidikan Keahlian Pengalaman Orang
Tenaga Ahli :

TL/Project Ahli Muda Teknik


Min. S1/TS Min. 5 tahun 1 x 2,0 OB
Koordinator Jalan (202)

Highway Ahli Muda Teknik


Min S1/TS Min. 3 tahun 1 x 2,0 OB
Engineer Jalan (202)
Min
Geodetic S1/Teknik Ahli Muda Geodesi
Min. 3 tahun 1 x 1,0 OB
Engineer Geodesi/Geo (217)
matika
Soil & Ahli Muda Geoteknik
Material Min S1/TS Min. 3 tahun 1 x 1,0 OB
(216)
Engineer

Quantity/Cost Ahli Muda Teknik


Min S1/TS Min. 3 tahun 1 x 1,0 OB
Engineer Jalan (202)

Tenaga Pendukung :
Min. 3 atau 2
Surveyor D3/TS Perencana Jalan 1 x 1,0 OB
tahun
Tenaga Harian D3/SLTA - - 2,0 x 32 OH
Lokal
Operator D3/SLTA - - 1 x 2,0 OB
Komputer
29
 Proffesional Staff

a. Ketua Tim (Team Leader)


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oIeh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK). Serta disarankan memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dari lembaga yang uncountable.

Ketua Tim disyaratkan seorang sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman dalam rnelaksanakanpekerjaan sejenis, lebih
diutamakan/disukai Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah mempunyai
pengalaman sebagai ketua tim minimal 5 tahun pekerjaan (ahli muda), diutamakan
yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.

b. Ahli Jalan Raya (Highway Engineer)


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan sebagai Ahli Muda oIeh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oIeh Lembaga Pengernbang Jasa Konstruksi (LPJK). Serta disarankan
memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari lembaga yang uncountable.

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi
yang berpengalaman rnelaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 tahun (ahli muda),
diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah rnengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke PU-an dari LPJK Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
rnembantu Team Leader/Ketua Tim dalam Proses Perencanaan dari mulai persiapan sampai
pada proses desain dan penyiapan dokurnen lelang.

c. Geodetic Engineer

30
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geodesi sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Serta disarankan memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari lembaga
yang uncountable.

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Geodesi/Geomatika Strata-1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 tahun (ahli
muda), diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan melakukan persiapan desain, survei pendahuluan,
survei topografi, perencanaan teknis.

d. Soil & Material Engineer


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geoteknik sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Serta disarankan memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari lembaga
yang uncountable.

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3 tahun (ahli muda)
diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tugas tenaga ahli tersebut adalah
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan
tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-
perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap
perencanaan teknis jalan.

e. Quantity/Cost Engineer

31
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan sebagai Ahli Muda yang dikeluarkan
oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK). Serta disarankan memiliki sertifikat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dari lembaga yang uncountable.

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S.1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis minimal 3
tahun (ahli muda), diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke PU-an dari LPJK. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan melakukan
perencanaan teknis yang berhubungan dengan kuantitas pekerjaan.

18. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Adapun Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut diurai secara singkat sebagai
berikut:

 Tahap Persiapan, yang merupakan langkah awal dari kegiatan pelaksanaan pekerjaan,
berupa mobilisasi personil, pengenalan situasi/lingkungan lokasi pekerjaan, pembuatan
program kerja, pengurusan izin-izin survei dan mobilisasi peralatan survei, serta tahap
pengembangan metodologi perencanaan yang meliputi penyusunan konsep dan metoda
perencanaan. Hasil tahap persiapan ini disampaikan pada Laporan Pendahuluan.

Tahap Pengumpulan Data, berupa tahapan kegiatan pengumpulan data sekunder dan
data primer. Data-data sekunder meliputi: As-Built Drawing, data curah hujan, data
geoteknik/geologi, dan data teknis lainnya, serta ketentuan teknis lainnya yang terkait
dengan detail perencanaan jalan dan jembatan. Sedangkan survei primer yang
dilakukan antara lain survei topografi dan situasi, Survei penyelidikan tanah dan
material. Hasil tahap pengumpulan data ini disampaikan pada Laporan Antara.

Tahap Desain, yaitu meliputi pengolahan lanjut data sekunder serta data primer dari
lapangan yang diikuti dengan proses desain dan penggambaran, estimasi volume dan

32
biaya implementasi juga dilakukan dalam tahapan ini. Hasil tahap pengumpulan data
dan tahap desain disampaikan pada Konsep Laporan Akhir.

Tahap Akhir/Penyempurnaan, merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari tahap


sebelumnya berdasarkan hasil dari diskusi dan pembahasan yang dilakukan bersama
pemberi kerja. Selain laporan akhir, sebagai dokumentasi seluruh kegiatan dan
dokumen lain seperti yang disyaratkan dalam kerangka acuan kerja dihasilkan pada
akhir tahap ini.

19. PELAPORAN

Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini:


1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan,
setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan yang harus dibuat:
A. Laporan Administrasi antara lain:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap KAK, Metodologi dan
Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara detail, Pengenalan Lokasi
Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan
survei.
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisikan kegiatan yang dilakukan pada bulan tersebut yang
dilaporkan bulan berikutnya dan merupakan pengendali kegiatan fisik dimana progres
fisik dapat dimonitor sesuai dengan rencana kegiatan yang tertuang dalam
kurva "S".
c. Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data sekunder maupun data
primer, Hasil kajian terhadap data survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan
rencana selanjutnya.

d. Laporan Akhir
Laporan Akhir yang berisikan:
33
 Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan.
 Detailed Engineeering Design
 Estimasi biaya
 Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender standar yang disyaratkan oleh
pengguna jasa.

B. Laporan Perencanaan Teknis.


Laporan Teknis yang dihasilkan
a. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-
masing laporan berisi:
Daftar isi.
Peta lokasi proyek.
Daftar bangunan pelengkap.
Uraian yang berisi data perencanaan perhitungan struktur bangunan bawah pondasinya,
drainase, jalan dan lain-lain.
Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A 1, untuk kemudian
diperkecil menjadi A3.

b. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya


Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya.
Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
Daftar isi.
Peta lokasi proyek.
Daftar bangunan pelengkap/jembatan. Perhitungan perkiraan kuantitas.
Analisa biaya.
Perkiraan biaya.

c. Laporan penyelidikan tanah


Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
Data proyek.
34
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat.
Kondisi morfologi sepanjang lokasi.
Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan. Batuan penyusun (stratigrafi)
sepanjang trase jalan.
Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan.
Untuk peta penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai
sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi notasi sesuai Lampiran 1-D.
Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil deskripsi
secara visual.
Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran tanah disiapkan
dalam kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan
geologi dan diberi notasi.
Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.
Analisis longsoran sepanjang trase jalan.
Sumber bahan konstruksi jalan (ienisnya dan perkiraan volume cadangan).
Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesarl patahan dsb.) beserta lokasinya.
Rekomendasi.

d. Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut:
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat.
Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.
Kegiatan pengukuran situasi.
Kegiatan pengukuran penampang melintang.
Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
Perhitungan dan penggambaran.
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek yang
35
dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.
Deskripsi BM (sebagai lampiran).
Data ukur hasil ploting dan negatif film harus diserahkan.

e. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi:
Data proyek.
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar
terdekat, pos pencatat curah hujan.
Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
Analisis perhitungan.
Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

f. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik


Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen pelelangan standar
menurut Kepmen PU No. 38/KPTS/1998.

20. PRODUKSI DALAM NEGERI

Semua kegiatan jasa konsultansi yang berdasarkan KAK ini harus di lakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam lokasi kegiatan dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

21. PERSYARATAN KERJASAMA

Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut ini harus dipatuhi (kerjasama tidak
diperlukan).

36
22. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

Pengumpulan data lapangan harus diadakan dalam bentuk laporan rutin konsultan dengan
berpedoman pada format pelaporan yang ditetapkan oleh PPTK Perencanaan Teknis Jalan
dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Aceh.

23. ALIH PENGETAHUAN

Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat (bimbingan teknis), diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi
Pengguna Jasa.

Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang


Kesekretariatan Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Aceh

Ir. Bakauddin, M.Si


NIP. 19651231 199703 1 015

37

Anda mungkin juga menyukai