Anda di halaman 1dari 8

Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020

NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau


Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.

BIOFISIK I

Tujuan : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat menunjukkan


aspek biofisik yang terkait dengan proses biokimia :
 Menentukan bobot jenis suatu larutan.
 Mengamati perbedaan tegangan permukaan pada berbagai jenis larutan.
 Mengamati perbedaan sifat berbagai jenis emulsi.

Hasil Pengamatan

Tabel 1 Bobot jenis berbagai jenis cairan

Sampel Suhu sampel (0C) Bobot Jenis (g/mL)


BJ Terukur BJ Terkoreksi
20°C 1,010 1,012
Akuades
18°C 1,012 1,013
NaCl 0.3%
18°C 1,016 1,017
NaCl 0.9%
18°C 1,040 1,041
NaCl 5%
18°C 1,022 1,023
Glukosa 5%
18°C 1,034 1,035
Air kelapa
18°C 1,008 1,009
Air kran
18°C 1,010 1,011
Larutan albumin
1%
31°C 1,008 1,013
Urin kel. Meja 5
24°C 1,030 1,033
Urin kel. Meja 6
29°C 1,050 1,054
Urin kel. Meja 7
30°C 1,010 1,015
Urin kel. Meja 8
Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau
Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.
Contoh perhitungan :

Urin meja 6 :
 Suhu : 24°C
 Bobot jenis terukur =1,030 g/ml
 Bobot jenis terkoreksi = =2,83=3
3 x 0,001 =0,003
1,030 + 0,003 = 1,033g/ml

Tabel 2 Tegangan permukaan cairan

Sampel Masa Jenis Hasil pengamatan Jumlah Tetesan


(Terapung/Tenggela
m)
Akuades 1g/ml Terapung 17
Cairan empedu 1g/ml Terapung
Air kelapa 0,531g/mlTerapung
Air sungai 1g/ml Terapung
Larutan detergen 0,16g/ml Tenggelam
NaCl 20% 1.01g/ml Terapung 19
Alkohol 0.8 g/ml Terapung 19
Minyak mineral 0.8 g/ml Terapung 40
Air sabun 0.96g/ml – 0.99 g/ml Terapung 39

Tabel 3 Emulsi berbagai larutan


Sampel
Stabilitas Tipe Media Zat Gambar
emulsi(WO/OW) Pendispersi Pendispersi
(Stabil/Tidak
Stabil)

Minyak 30 detik = WO Minyak Air


kelapa dan air belum stabil

60 detik=
stabil

Minyak 30 detik= OW Air Minyak


kelapa dan stabil
sabun

Minyak 30 detik= OW Air Minyak


kelapa dan stabil
gum arab
Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau
Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.

Susu segar Stabil OW Air Minyak

margarin Stabil OW Air Minyak


Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau
Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.

Pembahasan :

Williams dan Wilkins (2004) mengatakan bahwa bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat
terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal.
Slamet et. al (2019) menjelaskan secara lebih jauh bahwa bobot jenis juga menandakan perbandingan
jumlah fraksi berat dan fraksi ringan yang terkandung di dalam minyak. Semakin banyak fraksi berat
yang terkandung, maka bobot jenisnya akan semakin tinggi. Fraksi berat ini dipengaruhi oleh
panjangnya rantai molekul senyawa yang terkandung dalam minyak. Panjangnya molekul suatu
senyawa berpengaruh pada bobot molekul senyawa tersebut. Praktikum menunjukan bahwa air kran
memiliki bobot jenis paling kecil (1,009g/ml). Hal ini disebabkan karena air kran memiliki konsentrasi
zat terlarut yang kecil dibandingkan spesimen lain.

Menurut Shafira et al(2019), urin seseorang dikatakan normal apabila memiliki bobot jenis
<1.015g/ml. apabila bobot jenis urin diatas 1,015g/ml, orang tersebut mengalami kekurangan cairan
tubuh atau dehidrasi. Praktikum menunjukan bahwa kelompok 5 dan kelompok 8 memiliki bobot jenis
urin yang normal. Kelompok 6 dan 7 mengalami dehidrasi. Shafira et. al (2019) juga menjelaskan
bahwa pengaruh berat jenis urin yang besar dapat dipengaruhi dari asupan glukosa, protein atau zat
warna, karena urinometer terkalibrasi pada 1.000 dengan air. Pengaruh lain yang menyebabkan berat
jenis urin meningkat adalah dari sekresi hormon antidiuretik (ADH) yang berlebih.

Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair yang berperilaku layaknya
selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan. Pengaruh tegangan tersebut
disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik antarmolekul di permukaan zat cair tersebut (Indarniati dan
Ermawati 2008). Praktikum seharusnya memperlihatkan bahwa jarum teanggelam ketika diletakkan
dalam cairan deterjen dan sabun. Hal ini sesuai dengan pendapat Manik dan Edward (1987), sabun
merupakan zat pembersih, karena mempunyai sifat pengemulsi (emulgator) dan dapat menurunkan
tegangan permukaan zat cair (surface tension). Tegangan permukaan menurun mengakibatkan ketidak
mampuan lapiran atas air untuk menahan jarum supaya tetap mengapung. Namun, praktikum ini
mengalami kesalahan karena jarum tidak tenggelam ketika berada di atas permukaan air sabun dimana
seharusnya sabun dapat menurunkan tegangan permukaan cairan. Kesalahan ini dapat disebabkan
karena konsentrasi air sabun yang rendah.

Menurut Nurhayati dan Budianto (2016), Emulsi merupakan system hetero- gen yang terdiri
dari dua fase cairan yang tidak tercampur tetapi cairan yang satu terdispersi dengan baik pada cairan
yang lain dalam bentuk butiran (droplet/ globula) dengan diameter biasanya lebih dari 0,1μm atau
antara 0,1-50μm. Purwatiningrum (2015) menjelaskan bahwa klasifikasi tipe emulsi berdasarkan fase
terdispersinya digolongkan menjadi dua tipe yaitu tipe O/W (Oil On Water) atau M/A (Minyak dalam
Air) dan emulsi tipe W/O (Water On Oil) atau A/M (Air dalam Minyak). Emulsi tipe O/W atau M/A
adalah emulsi yang terdiri atas butiran minyak yeng tersebar atau terdispersi dalam air. Minyak sebagai
fase internal dan air sebagai fase eksternal. Untuk emulsi tipe W/O atau A/M adalah emulsi yang terdiri
atas butiran air yang terdispersi ke dalam minyak. Penelitian menunjukan bahwa minyak kelapa + air
memiliki sifat emulsi Water in Oil(WO). Sedangkan minyak kelapa + sabun, minyak kelapa + gum
arab, margarin, dan susu segar memiliki emulsi Oil in Water(OW). Data ini didapat dengan melakukan
Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau
Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.
pewarna yang larut dalam minyak, yaitu sudan III. pewarna sudan III merupakan pewarna yang larut
dalam minyak(Putra dan Setyawan 2014)

Simpulan
Bobot jenis suatu larutan dipengaruhi oleh fraksi zat yang terkandung dalam larutan tersebut,
suhu, dan volume. Semakin kuat gaya tarik menarik antar partikel dalam suati larutan menyebabkan
tegangan permukaannya semakin besar. Sabun, deterjen dapat menurunkan tegangan permukaan suatu
larutan. Minyak kelapa dengan air merupakan emulsi water in oil(WO) yang tidak stabil. sedangkan
apabila minyak kelapa dicampur dengan sabun dan gum arab menghasilkan emulsi oil in water(OW)
yang cukup stabil. Begitupula susu dan margarin merupakan emulsi OW yang stabil.

Daftar pustaka

Abtokhi A, Barroroh H. 2004. Selaput tipis membelah lautan.Saintika.2(3):11-16

Al Jamil AP, Pertiwi D, Elvira D. 2018. Gambaran hasil pemeriksaan urine pada pasien dengan
pembesaran prostat jinak di RSUP DR. M. Djamil Padang. Kesehatan Andalas. 7(1) : 137- 141.

Indarniati dan Ermawati FU. 2008. Perancangan alat ukur tegangan permukaan dengan induksi
elektromagnetik. Jurnal Fisika dan Aplikasinya. 4(1):1-4.

Manik JM dan Edward. 1987. Sifat-sifat deterjen dan dampaknya terhadap perairan. Oseana. 12(1):25-
34

Nurhayati dan Budiyanto.2016. Stabilitas dan penerimaan emulasi sawit minyak sawit merah
menggunakan berbagai konsentrasi tween80. Groindustri. 6(2): 80-87.

Purwatiningrum H. 2015. Formulasi dan uji fisik emulsi minyak jarak (oleum Ricini) dengan perbedaan
emulgator derivate selulosa. Ilmiah Farmasi. 3(1): 1-4.

Shafira, Syahidah FM, Riyandi DS, Nursetiani A, Fadhila QZ, Setyajati G, Ashri AW, Nugraha MR,
Fikriani H, Dika P et.al. 2019. Perbedaan pengaruh air alkali dengan air mineral terhadap status
hidrasi dan ph urin pada mahasiswa fakultas farmasi universitas padjadjaran. Farmaka. 17(1): 15-
21

Simbolon, R. 2012. Pengaruh perbedaan jumlah imbangan pelarut dengan adsorben terhadap
rendemen dan mutu hasil ekstraksi minyak atsiri bunga kamboja (Plumeria obtusa) dengan
metode enfleurasi. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran.
Jatinangor.

Slamet,Ulyarti,Rahmi S. 2019. Pengaruh lama fermentasi daun nilam menggunakan ragi tempe
terhadap rendemen dan mutu fisik minyak nilam (pogostemon cablin benth.). Jurnal teknologi
dan industri pertanian Indonesia. 11(1) :19-24

Williams L dan Wilkins. 2004. Kalkulasi farmasetik: Panduan untuk apoteker. Aisyah C, Elviana
[penerjemah]. Jakarta: Buku kedokteran BGC
Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau
Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.

Pertanyaan :

Bobot Jenis

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi nilai bobot jenis ?


Menurut Simbolon (2012), besar kecilnya nilai bobot jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat
komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Maka dari itu, apabila semakin besar fraksi berat
yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar pula nilai bobot jenisnya. Faktor lainnya yaitu:
 Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap
sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat
rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu
kamar).
 Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga
menjadi lebih besar.
 Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari
massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari
suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.Kekentalan/viskositas suatu zat dapat juga
mempengaruhi berat jenisnya. Hal ini dapat dilihat dari rumus :

2. Berdasarkan hasil percobaan, BJ terkecil yaitu pada air kran karena komposisi zat terlarutnya
kecil dan BJ terbesar pada urin meja 7 Karena probandus mengalami dehidrasi sehingga bobot
jenis urin menjadi besar
3. Apakah BJ urin pada setiap kelompok sesuai dengan BJ urin normal (laki-laki maupun
wanita) ? Hal apa saja yang mempengaruhi perbedaan BJ urin pada tiap individu ?
Menurut Shafira et. al(2019). Urin normal memiliki bobot jenis <1.015 g/ml. selebihnya
sebegai berikut :
Dehidrasi ringan : Nilai BJU 1.016-1.020
Dehidrasi sedang: Nilai BJU 1.021-1.025,
Dehidrasi : Nilai BJU 1.026-1.030
Dehidrasi secara klinis : Nilai BJU >1.030.
Jadi, Kelompok 5 dan 8 memiliki bobot jenis urin yang normal, sedangkan kelompok 7 dan 8
mengalami dehidrasi.

4. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat penyakit-penyakit atau kelainan klinis pada manusia
yang menyebabkan perubahan/penyimpangan BJ urin !

1. Pembesaran prostat.
Hasil pemeriksaan protein urine sebagian besar pasien pembesaran prostat jinak memiliki
kondisi proteinuria bahkan sebanyak 7.5% pasien memiliki protein urine 3+
2. Himaturia
Pasien yang mengalami hematuria ditandai dengan jumlah jumlah eritrosit urine >1/LPB
3. Leukosituria
pasien yang mengalami leukosituria memiliki jumlah leukosit urine >5/LPB (Al jamil et
Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau
Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.
al. 2018)

Tegangan permukaan

1. Apakah pengaruh garam, sabun, dan minyak terhadap tegangan permukaan?

Salinitas atau kadar garam secara otomatis mempengaruhi kerapatan atau densitas air laut
sehingga meningkatkan tegangan permukaannya (Abtokhi dan Barroroh 2004)

Sabun merupakan zat pembersih, karena mempunyai sifat pengemulsi (emulgator) dan dapat
menurunkan tegangan permukaan zat cair (surface tension)

Secara fisika deterjen merupakan zat yang berfungsi menuiunkan tegangan per-mukaan zat cair
(surface tension). (Manik dan Edward 1987)
2. Selain konsentrasi zat terlarut. Masa jenis (densitas) suatu cairan juga mempengaruhi
tegangan permukaan cairan tersebut. Bagaimanakah pengaruh masa jenis terhadap tegangan
permukaan cairan !
Semakin besar masa jenis suatu larutan, maka semakin besar tegangan permukaannya
3. Sebutkan fenomena terkait tegangan permukaan yang ada di sekitar !
 Nyamuk yang berdiri diatas permukaan air
 Kadal yang berlari diatas permukaan air
 Silet yang mengapung diatas permukaan air

Emulsi
1. Apa yang dimaksud dengan emulsi tipe minyak-air (O/W) dan tipe air-minyak (W/O)?
Klasifikasi tipe emulsi berdasarkan fase terdispersinya digolongkan menjadi dua tipe yaitu
tipe O/W (Oil On Water) atau M/A (Minyak dalam Air) dan emulsi tipe W/O (Water On Oil)
atau A/M (Air dalam Minyak). Emulsi tipe O/W atau M/A adalah emulsi yang terdiri atas
butiran minyak yeng tersebar atau terdispersi dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air
sebagai fase eksternal. Untuk emulsi tipe W/O atau A/M adalah emulsi yang terdiri atas
butiran air yang terdispersi ke dalam minyak. ( Purwatiningrum 2015)
2. Sebutkan perbedaan sifat/karakteristik emulsi OW dan WO!
Berdasarkan informasi yang dilansir dalam
https://www.coursehero.com/file/p5vm4q7/Adapun-cara-cara-untuk-membedakan-antara-
jenis-OW-dan-WO-yaitu-a-Dengan/ karakteristik emulis OW adalah dapat mengkonduksi
listrik, tidak dapat merubah sifatnya apabila ditambahkan minyak. Sedangkan emulsi tipe
WO tidak dapat mengkonduksi listrik kecuali dalam fase pendispersi lebih dari 60%, tidak
dapat berubah sifatnya bila ditambahkan air.
3. Jelaskan pengaruh sabun dan gum arab terhadap emulsi suatu cairan !

Sabun berfungsi sebagai zat amfipatik yang memiliki struktur dua gugus uaitu dirofobik pada
bagian ekor yang bersifat non polar dan hidrofilik pada bagian kepala yang bersifat polar
sehiangga bagian non polar akan bergabung dengan minyak yang kemudia bersama sama
bergabung dengan air (Mt Pherson 2004). Sedangkan gum arab digunakan unruk mendorong
terbentuknyapembentukan emulsi lemakyang mantap dan mencegah kristalisasi gula(Sidik et.al
Nama : Adnan Rizal Suhendi Hari, Tanggal : Kamis, 30 Januari 2020
NIM : B04190093 Asisten : Rini Silvia Malau
Kelompok : 11 PJP : Rini Kurniasih, Msi.
2003)
4. Sebutkan emulsifier alami dan industri yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari !
Emulsifier alami : Akasia, gelatin, kolesterol, vegum.
Emulsifier buatan : CMC(Carboxyl Methyl Cellulose) dan Tween 80 (Polysorbate80).(Nurhayati
dan Budianto 2016)

Anda mungkin juga menyukai