Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INDUKSI PERSALINAN

DENGAN OKSITOSIN DI RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA DEPOK TAHUN 2018

Melianti

Dosen Pengajar Akademi Kebidanan Yaspen Tugu Ibu, Jakarta

ABSTRAK
Latar Belakang: Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga terjadi kontraksi otot rahim.
Komplikasi yang penting diperhatikan pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada
pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah
segar, plolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi.Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi Faktor-
faktor yang Mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RUMAH SAKIT.Bhakti Yudha
.Metodologi : Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling yaitu
51 sampel penelitian. Tempat penelitian yang dipilih adalah di Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.BHAKTI YUDHA
DEPOK Tahun 2014 Analisa data digunakan analisa univariat yang disajikan dalam bentuk deskriptif.Hasil : Hasil
penelitian diperoleh bahwa tidak seluruh responden berhasil dilakukan induksi persalinan secara spontan, didapatkan
sebanyak 21 (41,2%) yang persalinan menjalani secsio caesarea sebanyak 30 (58,8%) persalinan spontan
pervaginam.Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diperoleh hanya 30 (58,8%) kasus persalinan spontan pervaginam,
sedangkan terdapat 21 (41,2%) kasus yang menjalani persalinan dengan secsio caesarea pada kasus induksi persalinan
dengan oksitosin. Pada kasus ini diharapkan instalasi Rumah sakit untuk lebihmeningkatkan jarninan persalinan
kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan instansi tenaga kesehatan pemerintah yang lainya khususnya dalam
penanganan secsio caesarea.
Kata Kunci: induksi persalinan, oksitosin

ABSTRACT
Background: Oxytocin stimulates prostaglandin considered causing muscle contractions of the uterus. Complications
are important to note in the induction of labor with oxytocin is the rupture of the small opening that accompanied the
breakup of vasa previa with bleeding and followed signs of fetal distress, fresh red blood, plolapsus small part of the
fetus, especially the cord may also occur. Objective: Identify the Factors Affecting the successful induction of labor
with oxytocin in RUMAH SAKIT.Pirngadi. Methodology: The study is a descriptive study. The sampling technique is
total sampling at 51 sample. The place selected research is the Regional General Hospital in Medan Dr.Pirngadi 2014
Analysis of the data used univariate analysis werepresented in descriptive form. Results: The results showed that not
all respondents successful induction of labor spontaneously, obtained by 21 (41.2%) who underwent secsiocaesarea
labor as much as 30 (58.8%) of spontaneous vaginal delivery. Conclusion: The results of this study showed only 30
(58.8%) cases of spontaneous vaginal delivery, while there were 21 (41.2%) cases were in labor with secsiocaesarea in
case of induction of labor with oxytocin. In this case the installation is expected to further improve the hospital
jarninan delivery to the community by working closely with government agencies other health personnel especially
dalarnsecsio handling caesarea.
Keywords: induction of labor, oxytocin

PENDAHULUAN tanpa rasa sakit dan koordinasi yang di sebut

Latar Belakang Masalah Braxton Hiks. Kontraksi ini lebih lanjut akan
menjadi kekuatan untuk persalinan. Persalinan
Selama kehamilan berlangsung dapat
adalah proses alami yang akan berlangsung
terjadi kontraksi ringan pada seluruh rahim,
dengan sendirinya, tetapi persalinan pada
manusia setiap saat terancam penyulit yang dilakukan upaya induksi persalinan dengan
membahayakan ibu maupun janinnya sehingga metode infus oksitosin. (Manuaba, 2010).
memerlukan pengawasan, pertolongan dan
pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Oksitosin adalah suatu peptida yang
(Manuaba, 2009). dilepaskan dari bagian hipofisis posterior dan
biasanya diberikan secara intravena pada saat
Persalinan atau melahirkan bayi adalah persalinan. Oksitosin meningkatkan kerja sel
suatu proses normal pada wanita usia subur. otot polos yang diam dan memperlambat
Persalinan merupakan peristiwa penting yang konduksi aktivitas elektrik, sehingga mendorong
sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami pengerahan serat-serat otot yang lebih banyak
istri. Menyambut kelahiran sang buah hati per kontraksi dan akibatnya akan meningkatkan
merupakan saat yang akan sangat kekuatan dari kontraksi yang lemah. (Caldeyro-
membahagiakan setiap keluarga. Maka segala Barcia et al. 1957).
dukungan moral dan material dicurahkan oleh
suami, keluarga bahkan seluruh anggota Oksitosin dianggap merangsang
masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan pengeluaran prostaglandin sehingga terjadi
janinnya. (Maryunani, 2010). kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting
diperhatikan pada induksi persalinan dengan
Induksi persalinan adalah tindakan oksitosin adalah ketuban pecah pada
terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa
kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Indikasi previa dengan tanda perdarahan dan diikuti
dilakukan persalinan induksi yang berasal dari gawat janin, darah merah segar, plolapsus
janin yaitu postmaturitas, ketuban pecah dini, bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat
dan inkompatibilitas rhesus. Sedangkan faktor terjadi. Terjadi gawat janin karena gangguan
dari ibu yaitu intra uterine fetal death (IUFD) dan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau
dari faktor ibu serta janin yaitu preeklamsia solusio plasenta. Tetania uteri yaitu his yang
berat. (Mansjoer, 2007). yang terlalu kuat dan sering, sehingga tidak
terdapat kesempatan untuk relaksasi otot rahim,
Dampak dari kegagalan His tersebut akibatnya yaitu, terjadinya partus presipitatus
menyebabkan persalinan lambat dan lama serta atau partus yang berlangsung dalam waktu 3
menyebabkan terjadi gangguan metabolisme ke jam, yang mengakibatkan hal yang fatal seperti
arah asidosis dan dehidrasi yang memerlukan terjadinya persalinan tidak pada tempatnya,
penanganan sesuai dengan penyebabnya. Bila terjadi trauma pada janin, trauma jalan lahir ibu
hanya kekuatan His yang lemah maka dapat yang luas, dan dapat menyebabkan asfiksia.
(Manuaba, 2010).
2014 ditemukan kasus induksi perssalinan
Oksitosin mempunyai sejumlah efek oksitosin dengan jumlah 51.
terhadap sistem kardiovaskuler yaitu aliran
darah dari uterus terjadi penurunan terutama Berdasarkan survey awal tersebut, maka
disebabkan oleh tahanan ekstravaskuler di peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Faktor -
sekitar pembuluh-pembuluh darah uterus faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi
sebagai akibat peningkatan kontraksi rahim. persalinan dengan Oksitosin di RUMAH SAKIT Dr.
Pada banyak kasus terlihat bahwa tanda-tanda BHAKTI YUDHA DEPOK Tahun 2018.”
fetal
Distres lebih dijumpai di antara pasien- METODE
pasien yang menerima tetesan oxytosin di Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
banding dengan yang persalinannya tanpa deksriptif. Yang dimaksud dengan
stimulasi. (Oxorn dan Forte, 2010). penelitian deksriptif yaitu suatu penelitian
yang dilakukan untuk mendekskripsikan
Peneliti sebelumnya telah dilakukan oleh atau menggambarkan suatu fenomena
feni ermawati tahun 2013 yang dilakukan di Ruang yang terjadi di dalam masyarakat Jenis
Bersalin RUMAH SAKIT Dr.H.Soewondo Kabupaten penelitian ini dengan menggunakan data
Kendal pada tanggal 1 Januari – 31 Maret 2013 sekunder yang di dapat melalui orang lain
didapatkan ibu bersalin normal sebanyak 284 ibu, atau dokumentasi berupa catatan yang di
66 ibu bersalin dengan diinduksi dan 218 ibu ambil oleh peneliti dimana rancangan ini
bersalin tanpa diinduksi, dari 66 ibu yang bersalin digunakan untuk mengidentifikasi adanya
dengan induksi terdapat 11 bayi yang mengalami pengaruh induksi persalinan dengan
asfiksia, 45 bayi tidak mengalami asfiksia dan 10 pemberian oksitosin.(Notoatmodjo,2010).
bayi mengalami IUFD, sedangkan dari 218 ibu HASIL
bersalin tanpa induksi ada sebanyak 68 bayi yang
mengalami asfiksia, dikarenakan persalinan
dengan presentasi bokong dan partus macet, dan
150 bayi tidak mengalami asfiksia. Berdasarkan
latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan persalinan induksi oksitosin
drip dengan kejadian asfiksisa neonatorun di
RUMAH SAKIT Dr. H. Soewondo Kendal.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di


RUMAH SAKIT Dr.Pirngadi Kota Medan tahun
berakibat terjadinya kornplikasi obstetri yang
dapat meningkatkan angka kematian ibu clan
perinatal. Kehamilan di atas urnur 35 tahun
mernpunyai risiko 3 kali lebih besar terjadinya
persalinan seksio sesarea dibandingkan
dengan umur di bawah 35 tahun.

Pada wanita untuk hamil dan melahirkan


adalah ailtara 20 - 30 tahun,
sedangkanKehamilan di atas 35 tahun rnemiliki
resiko tinggi tenttama apabila terdapat
kelainan bawaan pada ibu dzur umu'diatas 40
tahun harus di pertimbangkan kehamilannya

PEMBAHASAN untuh nrenghindari terjadinya komplikasi lebih

1. Umur berisiko rnisalnya penyakit hipertensi, DM, dan


eklamsi. selringga dalarn penanganan

Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan persalinannya hanya dapat dilakukan dengan

pada tabeldapat dilihat bahwa cara secsio sesarea. (Llyewellyn. 2005).


2. Usia kehamilan

ibu bersalin yang mengalami kasus induksi


persalinan dengan oksitosin terjadi pada kehamilan atau usiagestasi (gestational age)

mayoritas umur 20-35 tahun sebanyak 35 adalah ukuran lama waktu

kasus (68,7%) dan minoritas <20 tahun


sebanyak 7 kasus (13,7%). seorangjanin berada dalam rahim. Usia janin
dihitung dalam minggu dari hari pertama

Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu menstruasi terakhir (HPMT) ibu sampai hari

adalah antara 20 ± 35 tahun, di bawah dan di kelahiran. Periode ini 2 minggu lebih lama dari

atas unrr tersebut akan meningkatkan risiko usia pembuahan.

kehamilan dan persalinan. Pada usia muda


organ-organ reproduksi seorang, wanita belum berdasarakan hasil penelitian yang disajiakan

sempurna secara keseluruhan dan pada tabel dapat dilihat bahwa persalinan yang

perkembaugan kejiwaan belum matang mengalami kasus induksi persalinan dengan

sehingga belum siap menjadi ibu dan oksitosin mayoritas terdapat pada 37-42

menerima kehamilannya dirnana hal ini dapat minggu 35 orang (68,6%).


3. Indikasi Tahun 2018, maka diambil kesimpulan bahwa
Kasus induksi persalinan dengan oksitosin
Indikasi adalah petunjuk yang menjadi alasan adalah sebagai berikut :
dilakukannya tindakan langsung atas dasar
pertimbangan (Prawirohardjo,2011). 1. Ibu bersalin yang mengalami
kasus induksi persalinan dengan oksitosin terjadi
Dengan kategori : pada mayoritas usia 20 - 35 tahun sebanyak 35
a. Panggul Sempit (CPD) kasus (68,7 %) dan minoritas umur < 20 tahun
b. Plasenta Previa sebanyak 7 kasus (13,7 %).
c. Letak Lintang
d. KJDK 2. Usia gestasi ibu dengan induksi
persalinan dengan oksitosin di RUMAH SAKIT dr.
e. Fetal distress
Bhakti Yudha selama tahun 2018 yang terbanyak
f. Riwayat Seksio
adalah kehamilan aterm dengan jumlah 9 orang
g. Eklamsia dan preeklamsia (17,6%) kemudian kehamilan preterm 35
(268,6%) dan kehamilan posterm sebanyak 7
h. KPD
orang (13,7 %).
i. Kehamilan lewat bulan

3. Indikasi induksi persalinan


Berdasarkan hasil yang disajikan di atas
dengan oksitosin di RUMAH SAKIT dr.BHAKTI
terlihat bahwa indikasi faktor-faktor
YUDHA DEPOK Tahun 2014 terbanyak adalah
yang mempengaruhi keberhasilan
indikasi dari faktor maternal yaitu riwayat
induksi persalinan dengan oksitosin di
eklamsia 10 orang (19,7%), preeklamsia 9 orang
RUMAH SAKIT Dr. BHAKTI YUDHA
(17,7%), KPD 7 orang (13,7%) kemudian
DEPOK Tahun 2014 mayoritas dari
kehamilan lewat bulan 4 orang (7,8%) selain itu
faktor maternal yaitu riwayat eklamsia
dilihat dari faktor fetal yang banyak yakni KJDK
10 orang (19,7%). selain itu dilihat dari
12 (23,5%), fetal distress 6 (11,8%), letak bokong
faktor fetal mayoritas KJDK 12 (23,5%).
3 (5.8%).

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian terhadap Faktor-Faktor DAFTAR PUSTAKA
Yang Mempengaruhi
Benson, Ralph, Martin L.Pernol, 2009. Buku Saku
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :Buku Kedokteran
Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan EGC
Datta, Misha,2005. Rujukan Cepat Obstetri
Oksitosin di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok Ginekologi.Jakarta :Buku
KedokteranEGC
Liu, david,2008. Manual Persalinan.Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Llewellyn, Derek, 2005. Setiap Wanita. Jakarta :
DelaPratasa
Machhfoedz, Ircham, 2009. Metodologi
Penelitian. Yogyakarta :
MethodologiPenelitian.
Manuaba, Ida Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Moctar, Rustam, 2012. Sinopsis obstetrik. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi kesehatan
dan ilmu perilaku. Jakarta :
RinekaCipta2010. Metodologi penelitian kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
Prawirohardjo, Sarwono, 2011. Ilmu Bedah
Kebidanan. Jakarta :PT Bina Pustaka
Pritchard, Paul,dkk,2005.Obstetri William.
Surabaya:Airlangga University Pers
Varney, Hellen,2008. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Winkjoasastro, Hanifa 2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
http://www.ensiklopedia.id. karyailmiah/documents
3185.pdfHubungan Antara Persalinan Induksi
Oksitosin Drip Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum

Anda mungkin juga menyukai