Anda di halaman 1dari 2

Tak selamanya tawa itu gembira.

Kamu mungkin hanya sekedar tidak tau,


Ada "duka" dalam tawa.
Tak selamanya senyum itu deskripsi kebahagiaan.
Hanya saja ketidaktahuan kamu, ternyata ada "kesedihan" dalam senyum.
Tetapi, sebagian besar tangisan itu adalah "duka"
--

" Terkadang memang butuh perpisahan dulu untuk kemudian saling mengerti bahwa yang
mereka lepaskan kemarin adalah yang terbaik "
——

"Aku berusaha untuk terus tersenyum seperti matahari, namun andai kau tahu
sebenarnya aku menangis seperti rintihan bumi".

"Aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja.


Tiap malam aku ingin berteriak sekencang-kencangnya hingga tenggorokan lepas dari
sendi-sendinya, tapi apa guna? Mereka yang mendengar tak lebih hanya sekadar ingin
tahu, bukan untuk membantu.
Aku mencoba menutupi dengan senyum,
Namun yang kurasa nyata hanya genangan air mata.

Aku mencoba menutupi dengan tawa,


Namun yang kurasa hanya luka yang kian nyata.
Jika boleh jujur aku bosan mendengarkan. Sesekali aku ingin didengarkan. Sesekali
aku ingin dimengerti.

Apakah salah?
Aku lelah seperti ini.
Terkadang mereka-mereka tidak pernah tahu, bahwa orang yang paling ceria, biasanya
adalah orang-orang yang paling merasakan luka."

"Akan ada pelangi setelah hujan. Itu artinya, air mata yang kamu tumpahkan, semua
akan berganti dengan kebahagiaan."
-

"Setiap kata menghantar rasa. Setiap kata bisa jadi luka."


-

Diam akan lebih baik, disaat kata-kata sudah tidak mampu lagi untuk menjelaskan,
yang berujung pada saling ingin menjadi yang benar.

Ketika hari terasa berat dan menyesakkan.Ketika semuanya terasa menyakitkan.Dan


entah harus melakukan apa. Ketika semua masalah tak kunjung habis-habisnya.
Maka,ingatlah,
Besok lusa, kita akan tertawa menatap ke belakang. Kenapa dulu saya begitu amat,
sih. Ternyata semuanya tidak serumit dan sesusah itu.
-tereliye

Setiap kali kita dengan sengaja meniatkan kejatuhan orang lain. Lalu sepanjang hari
sibuk membuat cerita agar dia lebih cepat jatuh. Pada hakikatnya kita hanya sedang
mempertinggi tebing jatuh kita sendiri. Segala hal buruk yang kita lakukan pada
orang lain, akan pulang pada kita juga nanti. Mungkin hari ini kita merasa menang,
bisa jadi esok lusa kita yang hilang. Bukan hilang dengan baik, tapi hilang dengan
keadaan yang bisa jadi lebih buruk dari pada keburukan yang pernah kita lakukan
pada orang lain.
--boycandra

Dan sekarang hati ini telah patah untuk kedua kalinya, mungkin karena aku terlalu
bodoh dan percaya bahwa dia akan membuatku tertawa.
-

Kau bisa menciptakan tawa,


Namun mengapa kau lebih mahir menciptakan tangis.

-A.G

Jangan mudah percaya,


Jangan terlalu bersama pada manusia,
Namanya juga manusia,kapanpun bisa berubah.

Aku akan tersenyum seakan tidak ada yang salah, berbicara seakan semuanya baik-baik
saja dan berpura-pura kalau aku tidak sedang sakit hati.

Sekarang saya sudah terbiasa. Menanggung seluruh luka dan derita. Saya sudah bosan
berteman dengan khayalan semata, memiliki anda yang jelas tidak menginginkan adanya
saya. Terkadang anda memberi harapan dan berkenyataan fana. Sedangkan saya begitu
bodohnya percaya. Saya sebisa mungkin harus melupa. Sebab,tak mungkin rasanya untuk
saya menyimpan perasaan kepada anda yang hatinya untuk dirinya. Terima kasih karena
kemarin telah mencoba untuk mengungkapkan rasa. Meskipun pada akhirnya, harus saya
yang merela. Semoga bahagia dan jangan berpulang kepada saya. Karena telah banyak
goresan luka yang terlukis dari anda.

—Ailaa

“Jujur saja, aku sudah lelah dengan semua ini. Tapi, aku tak bisa berhenti.
Logikaku selalu kalah oleh hati.”

Anda mungkin juga menyukai