Anda di halaman 1dari 4

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dalam penelitian tentang hubungan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji

modern (fast food), aktivitas fisik dan faktor lainnya dengan kejadian gizi lebih pada

remaja SMA Islam PB.Soedirman Jakarta Timur, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian status gizi didapatkan proporsi status gizi lebih sebesar

33,6%, dimana sebagian besar responden laki-laki (41,7%) berstatus gizi lebih

dan 24,5% gizi lebih pada responden peremnpuan.

2. Sebanyak 60,2% responden memiliki frekuensi makan fast food sering (≥

2x/minggu).

3. Pada data aktivitas fisik responden didapatkan, bahwa sebanyak 81,4%

responden memiliki lama waktu tidur lebih dari 7 jam sehari, 69,9% responden

menonton TV, main komputer/main video games > 2jam, dan 67,2% responden

memiliki kebiasaan olahraga ringan (< 90 menit/minggu).

4. Pada data pola konsumsi responden, didapatkan bahwa sebagian besar 57,5%

responden konsumsi energi cukup (≤ AKG), 57,5% responden konsumsi

karbohidrat cukup (≤ 60 % energi total), sebanyak 76,1% responden dengan

konsumsi lemak lebih (> 30% energi total), dan 80,5% responden dengan

konsumsi protein lebih (> AKG).

102
Hubungan kebiasaan konsumsi..., Mardatillah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia
103

5. Karakreristik responden yang didapatkan, adalah sebagian besar 53,1%

responden berjenis kelamin laki-laki, 78,8% responden dengan tingkat

pengetahuan baik, dan 52,2% responden memiliki jumlah uang saku

(≥ Rp. 20.000).

6. Pada data karakteristik orang tua, didapatkan bahwa sebagian besar responden

yaitu 61,1% memiliki ibu dengan tingkat pendidikan rendah, 62,8% pendapatan

keluarga responden tergolong berpendapatan tinggi (≥ Rp. 4.000.000)

7. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan gizi responden dengan kejadian

gizi lebih.

8. Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi makanan cepat

saji modern (fast food), waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main

video games, kebiasaan olah raga, pola konsumsi (konsumsi energi, konsumsi

karbohidrat, konsumsi lemak dan konsumsi protein), jenis kelamin, jumlah

uang saku, pendidikan ibu dan pendapatan keluarga.

7.2. Saran

7.2.1. Bagi Dinas Kesehatan

1. Menggalakkan kembali kegiatan Usaha Kesehatan sekolah (UKS) yang telah ada

dengan melakukan pemantauan dan monitoring status gizi anak sekolah

menengah atas dengan pengukuran antropometri, sehingga masalah gizi dapat

terlihat sejak dini.

2. Pengadaan penyuluhan gizi sederhana pada siswa dengan memberikan materi

berupa penyebab gizi lebih, cara pencegahan, dampak gizi lebih dan promosi

gaya hidup sehat sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

Hubungan kebiasaan konsumsi..., Mardatillah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia


104

7.2.2. Bagi Sekolah

1. Khususnya bagi SMA Islam PB. Soedirman Jakarta Timur disarankan agar

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang telah dimiliki (klinik Soedirman) untuk

dapat dengan rutin memantau status gizi anak didik dengan IMT menurut umur.

2. Memberikan promosi gaya hidup sehat yang dapat dilakukan dengan

mengadakan penyuluhan tentang bagaimana cara memilih makanan dan aturan

makan yang baik pada remaja selama di sekolah maupun di luar sekolah selain

itu perlu dilakukan bimbingan konseling kepada seluruh siswa mengenai

pentingnya makan makanan yang bergizi sehingga siswa terhindar dari masalah

gizi yang mengarah kegemukan.

3. Adanya pendidikan gizi untuk siswa, sehingga pengetahuan gizi siswapun

meningkat. Penulis menyarankan pendidikan gizi ini, bisa disisipkan pada mata

pelajaran seperti misalnya Biologi atau Penjaskes. Atau bisa juga disisipkan di

jadwal ibadah harian.

4. Pada kesempatan khusus hendaknya pihak sekolah memberikan penyuluhan pada

orang tua tentang pentingnya gaya hidup sehat.

7.2.3. Bagi Orang Tua

Bagi orang diharapkan memperhatikan gizi seimbang bagi anak-anak mereka,

hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol pola makan anak ke arah yang lebih

sehat.

Hubungan kebiasaan konsumsi..., Mardatillah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia


105

7.2.3. Bagi peneliti lainnya

Karena penelitian seperti ini telah dilakukan beberapa peneliti kesehatan

sebelumnya dengan variabel yang hampir sama maka untuk penelitian kesehatan gizi

dengan tema gizi lebih selanjutnya mengambil variabel berbeda dengan disain dan

metodologi yang lebih baik, sampel yang lebih besar, status sekolah yang bervariasi.

Hubungan kebiasaan konsumsi..., Mardatillah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai