Anda di halaman 1dari 22

I

Percobaan
HOOK LAW

I. Tujuan praktikum
1. Menentukan konstanta pegas
2. Memahami karakteristik elongasi dari pita karet

II. Konsep Dasar


Beberapa bahan atau struktur dapat menunjukkan sifat elastis. Sifat elastis dicirikan oleh
kemungkinan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) ketika suatu gaya eksternal dikenakan
pada bahan atau struktur tersebut. Deformasi tersebut dapat berupa regangan. Akan tetapi,
ketika gaya eksternal tersebut dihilangkan, bahan atau struktur tersebut kembali ke bentuk
asalnya. Gaya internal yang membentuk bahan atau struktur itulah yang mengembalikan ke
bentuk asalnya. Jika gaya eksternal yang bekerja terlalu besar, benda akan mengalami
deformasi tetap dan tidak dapat kembali lagi ke bentuk semula. Perubahan semacam itu
disebut perubahan (deformasi) plastis. Jika gaya eksternal terus diperbesar maka selanjutnya
bahan atau struktur itu dapat mengalami kerusakan secara permanen.

Sebuah pegas, yang dapat kita temui dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari, merupakan
suatu bentuk struktur yang dapat menunjukkan sifat elastisitas pada rentang pembebanan
tertentu. Jika sebuah pegas diberi gaya eksternal atau beban (akibat gaya gravitasi), maka
pegas akan mengalami pertambahan panjang. Pada pegas bekerja gaya pemulih (gaya pegas),
yang berusaha melawan perubahan tersebut, sehingga tercapai suatu kesetimbangan baru,
yaitu:

Fext = FR (1.1)
Dimana
 
FR  k l (1.2)

Dengan ∆l adalah elongasi atau pertambahan panjang dari panjang semulanya l 0 dan k adalah
tetapan pegas. Persamaan (1.2) dikenal sebagai Hukum Hooke, yang menyatakan bahwa besar
gaya pegas berbanding secara linear terhadap pertambahan panjang pegas.

Jika suatu pegas diberi beban bermassa m, gaya eksternal yang bekerja pada pegas adalah
Fext = FW = m·g. Kesetimbangan gaya yang diberikanoleh pers. (1.1) menjadi

FR  k l  mg  FW
(1. 3)
Sehingga diperoleh bahwa pertambahan panjang pegas sebanding dengan besar gaya Fw, yaitu:

1
l  F
k W (1.4)
1
 mg
l1  l0 k
Atau (1. 5)

Jika kita perhatikan pers. (4) dan pers. (5) di atas, tampak bahwa persamaan tersebut
merupakan sebuah persamaan linier dimana Fw merupakan variable independennya (sumbu x)
dan 1/k merupakan factor kemiringannya.

Gambar 1.1. Pembebanan dan Gambar 1.2. Diagram regangan vs.


pertambahan panjang pada pegas. tegangan.

Sifat elastisitas dapat kita temukan juga pada berbagai bahan, bahkan pada logam
sekalipun.Pada batang atau kawat logam, kita masih bias mengamati sifat elastic tersebut
meski pada rentang pembebanan yang sempit. Untuk batang atau kawat dengan panjang l dan
penampang A, Hukum Hooke dapat dinyatakan sebagai:

F L
A  E L0 (1.6)

atau
  E (1.7)
dimana ε = ∆l/l adalah regangan atau rasio perubahan panjang, σ = F/A adalah tegangan, dan
factor proporsionalitas E adalah koefisien elastisitas bahan batang atau sering disebut sebagai
Modulus Young. Faktor proporsionalitas itu berlaku hanya sampai pada batas tegangan
tertentu. Gambar 1.2 menunjukkan suatu diagram regangan vs. tegangan dari suatu kawat
logam. Batas proporsional umumnya terletak di bawah batase lastis. Di atas batas elastis,
benda akan berubah secara permanen,yakni benda mengalami deformasi plastis. Jika gaya
eksternal bertambah lebih besar lagi melebihi titik patah atau batas soliditas, benda mulai
mulur danpecah/putus. Beberapa bahan ada yang tidak mengikuti hukum Hooke, bahkan
ketika diberi gaya kecil, seperti pita karet.

2
III. Alat-alat
1. 1 Tripod base -PASS- 02002.55
2. 1 Barrel base -PASS- 02006.55
3. 1 Support rod -PASS-, square, l = 1000 mm 02028.55
4. 1 Right angle clamp -PASS- 02040.55
5. 1 Cursors, 1 pair 02201.00
6. 1 Weight holder f. slotted weights 02204.00
7. 2 Slotted weight, 10 g, black 02205.01
8. 2 Slotted weight, 10 g, silver bronze 02205.02
9. 1 Slotted weight, 50 g, black 02206.01
10. 2 Slotted weight, 50 g, silver bronze 02206.02
11. 1 Helical spring, 3 N/m 02220.00
12. 1 Helical spring, 20 N/m 02222.00
13. 1 Silk thread, 200 m 02412.00
14. 1 Meter scale, demo, l = 1000 mm 03001.00
15. 1 Holding pin 03949.00
16. 1 Square section rubber strip, l = 10 m 03989.00

IV. Set-up dan Prosedur


A. Menentukan Konstanta Pegas
1. Susunlah set-up percobaan untuk mengukur konstanta pegas seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.3.
2. Gantungkan tempat beban pada pegas. Pointer geser diatur keujung bawah pegas
dan posisi seperti yang ditunjukan oleh papan skala dicatat.
3. Tambahkan beban pemberat pada pegas dengan menempatkannya pada tempat
beban dan beban. Catat berat beban dan posisi pointer.
4. Ulangi tahap (3) hingga berat beban mencapai 180 gr dan catat hasilnya pada tabel
1.1.
5. Ulangi tahap (1) – (4) untuk pegas yang berbeda dan catat hasilnya pada tabel 1.2.

Gambar 1.3. Setup percobaan konstanta pegas.


Tabel 1.1. Data untuk spring 1 ( x0 = 16,6 cm, l0 = 16,6 cm)

Beban (gr) 20 40 60 80 100 120 140


Xi (cm) 22,7 29,6 35,7 42,3 48,5 54,7 61,1
l (cm) 6,1 13 19,1 25,7 31,9 38,1 44,5
l (m) 0,061 0,13 0,191 0,257 0,319 0,381 0,445
Gaya Luar,Fw (N) 0,196 0,392 0,588 0,784 0,98 1,176 1,372

Tabel 1.2. Data untuk spring 2 ( x0 = 18,4 cm, l0 = 18,4 cm)


Beban (gr) 20 40 60 80 100 120 140
Xi (cm) 19,4 20,4 21,5 22,5 23,5 24,4 25,4
l (cm) 1 2 3,1 4 5,1 6 7
l (m) 0,01 0,02 0,031 0,041 0,051 0,06 0,07
Gaya Luar,Fw (N) 0,196 0,392 0,588 0,784 0,98 1,176 1,372

TUGAS
1. Plot data dari pertambahan panjang vs. berat beban dari tabel 1.1 dan 1.2 pada gambar
1.4 dan gambar 1.5.

Hubungan beban dan pertambahan panjang spring 1


0.5
0.45 0.45
0.4 f(x) = 0.06 x + 0
Pertambahan panjang (m)

R² = 1 0.38
0.35
0.32
0.3
0.25 0.26
0.2 0.19
0.15
0.13
0.1
0.05 0.06
0
0.2 0.39 0.59 0.78 0.98 1.18 1.37
Gaya luar Fw (N)

Gambar 1.4. Hubungan beban dan pertambahan panjang spring 1


Hubungan beban dan pertambahan panjang spring 2
0.08
0.07 0.07
f(x) = 0.01 x + 0
Pertambahan panjang (m)

0.06 R² = 1 0.06
0.05 0.05

0.04 0.04

0.03 0.03

0.02 0.02
0.01 0.01
0
0.2 0.39 0.59 0.78 0.98 1.18 1.37
Gaya luar Fw (N)

Gambar 1.5. Hubungan beban dan pertambahan panjang spring 2

2. Dari plot tersebut, tentukanlah tetapan pegas dari masing-masing pegas.


Petunjuk : Gunakan add trend line pada excel dan pilih trend linier untuk
mendapatkan persamaan1 regresinya. Persamaan regresinya dalam bentuk y = ax
l  F
identik dengan k W . Berarti konstanta a (gradien) identik dengan 1/k,

sehingga nilai k dapat dicari.


Persamaan regresi linier untuk spring 1:
Y = aX + b
Dimana dalam kasus ini: Y = variable akibat (∆l)
X = variable sebab (Fw)
a = koefisien kemiringan
b = konstanta

X Y XY 2
X
1 0,196 0,061 0,011956 0,038416
2 0,392 0,13 0,05096 0,153664
3 0,588 0,191 0,112308 0,345744
4 0,784 0,257 0,201488 0,614656
5 0,98 0,319 0,31262 0,9604
6 1,176 0,381 0,448056 1,382976
7 1,372 0,445 0,61054 1,882384
∑ 5,488 1,784 1,747938 5,37824

𝑛(ΣXY) − (ΣX)(ΣY) 7 . 1,747938 − 5,488 . 1,784


𝑎= n(Σ𝑋2) − (ΣX)2 = 0,324717
7 . 5,37824 − 30,118144
=
𝑏 = (ΣY)(Σ𝑋2) − (ΣX)(ΣXY) 1,784 . 5,37824 − 5,488 . 1,747938
= = 0,0008
n(Σ𝑋2) − (ΣX)2 7 . 5,37824 − 30,118144
Sehingga y = 0,324717x+0,00008, dimana y= ∆l dan x = k . Rumus ini didapat
dari tabel 1.1 menggunakan excel
Konstanta pegas spring 1:
1 1
𝑘𝑠1 = = = 3,079605 𝑁/𝑚
𝑎 0,324717

Persamaan regresi linier untuk spring 2:


Y = aX + b
Dimana dalam kasus ini: Y = variable akibat (∆l)
X = variable sebab (Fw)
a = koefisien kemiringan
b = konstanta

X Y XY 2
X
1 0,196 0,01 0,00196 0,038416
2 0,392 0,02 0,00784 0,153664
3 0,588 0,031 0,018228 0,345744
4 0,784 0,041 0,032144 0,614656
5 0,98 0,051 0,04998 0,9604
6 1,176 0,06 0,07056 1,382976
7 1,372 0,07 0,09604 1,882384
∑ 5,488 0,283 0,276812 5,37824

𝑛(ΣXY) − (ΣX)(ΣY) 7 . 0,276812 − 5,488 . 0,283


𝑎= = = 0,05107
n(Σ𝑋2) − (ΣX)2 7 . 5,37824 − 30,118144
(ΣY)(Σ𝑋2) − (ΣX)(ΣXY) 0,283 . 5,37824 − 5,488 . 0,276812
𝑏= = = 0,00085
n(Σ𝑋2) − (ΣX)2 7 . 5,37824 − 30,118144

Sehingga y = 0,05107x + 0,00045, dimana Y = ∆l dan x = k. Rumus ini didapat


dari tabel 1.2 menggunakan excel
Konstanta pegas spring 2:
1 1
𝑘𝑠2 = = = 19,579 𝑁/𝑚
𝑎 0,05107

3. Jelaskanlah bagaimana karakteristik kurva gaya luar vs. pertambahan panjang


(regangan) dari pegas tersebut !
Pertambahan panjang antara spring 1 dan spring 2 berbeda. Dari percobaan, dapat
kita ketahui bahwa pertambahan panjang pada spring 1 lebih besar dari pada
spring 2 saat diberi gaya luar (Fw). Hal itu disebabkan oleh spring 1 memiliki
konstanta pegas (k) yang lebih besar dari spring 2.
B. Memahami karakteristik elongasi dari pita karet
1. Siapkan pita karet sepanjang 50 cm. Ukurlah luas penampang dari pita karet tersebut.
2. Susunlah set-up percobaan yang serupa dengan percobaan sebelumnya, tetapi dengan
menggantikan pegas engan pita karet.
3. Kedua ujung pita karet diikat jadi loop kecil dengan benang sutra. Satu loop
disisipkan gagang besi dan loop yang lainnya dikaitkanmtempat beban.
4. Lakukan hal yang serupa dengan tahap (A.2) hingga (A.4). Beban diperbesar sampai
maksimal beban total 180 g. Pemanjangan sesaat dari pita karet harus dijaga dengan
tangan selama penggantian beban, karena perpanjangan pita karet dapat tergantung
pada riwayat bahan.
5. Tabelkan hasil pengukuran pita tabel 1.3.

Tabel 1.3. Data untuk pita karet ( x0 = 19,4 cm, l0 = 19,4 cm)

Beban (gr) 20 40 60 80 100 120 140


Xi (cm) 19,8 20,5 21,2 22 22,9 23,9 24,9
l (cm) 1,8 2,5 3,2 4 4,9 5,9 6,9
l (m) 0,018 0,025 0,03 0,04 0,049 0,059 0,069
Gaya Luar,Fw (N) 0,196 0,392 0,588 0,784 0,98 1,176 1,372

TUGAS
1. Plot data dari pertambahan panjang vs. berat beban dari tabel 1.3 pada gambar 1.6.

Hubungan beban dan pertambahan panjang karet


0.08
0.07 0.07
Pertambahan panjang (m)

0.06 f(x) = 0.01 x + 0.01


R² = 0.99 0.06
0.05 0.05
0.04 0.04
0.03 0.03
0.03
0.02 0.02
0.01
0
0.2 0.39 0.59 0.78 0.98 1.18 1.37
Gaya Luar Fw (N)

Gambar 1.6. Hubungan beban dan pertambahan panjang pita 1


Dari plot tersebut, tentukanlah tetapan pegas dari masing-masing pita karet.
Petunjuk : Gunakan add trend line pada excel dan pilih trend linier untuk
mendapatkan persamaan regresinya.
Persamaan regresi linier untuk pita karet :
Y =aX + b
Dimana dalam kasus ini: Y = variable akibat (∆l)
X = variable sebab (Fw)
a = koefisien kemiringan
b = konstanta

X Y XY 2
X
1 0,196 0,018 0.003528 0,038416
2 0,392 0,025 0.0098 0,153664
3 0,588 0,03 0.01764 0,345744
4 0,784 0,04 0.03136 0,614656
5 0,98 0,049 0.04802 0,9604
6 1,176 0,059 0.069384 1,382976
7 1,372 0,069 0.094668 1,882384
∑ 5,488 0,731 0.274142 5,37824

𝑛(ΣXY) − (ΣX)(ΣY) 7 . 0.274142 − 5,488 . 0,731


𝑎= n(Σ𝑋2) − (ΣX)2 = -0,27794
7 . 5,37824 − 30,118144
=

𝑏 = (ΣY)(Σ𝑋2) − (ΣX)(ΣXY) 0,731 . 5,37824 − 5,488 . 0,274142


= 7 . 5,37824 − 30,118144 = 0,32233
n(Σ𝑋2) − (ΣX)2

Sehingga y = -0,27794x - 0,322233 dimana y = ∆l dan x = k. Rumus ini


didapat dari tabel 1.2 menggunakan excel
Konstanta pegas spring 2:
1 1
𝑘𝑘 = = = -3,597899 𝑁/𝑚
𝑎 -0,27794
2. Jelaskanlah bagaimana karakteristik kurva beban vs. regangan dari pita karet tersebut
Semakin berat beban yang diberikan pada pita karet, maka semakin besar pula
pertambahan panjang (Δl) yang dialami oleh pita karet tersebut.
V. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan untuk kedua percobaan di atas.

1. Konstanta pegas (k) dari ketiga bahan (spring 1, spring 2, dan karet) yang digunakan pada
percobaan ini berbeda.

2. Pertambahan panjang berbanding lurus dengan beban yang diberikan. Maka, apabila
beban diperbesar,maka pertambahan akan semakin panjang juga.
Percobaan 2

FRICTION

I. Tujuan Percobaan
1. Mengukur gaya yang dibutuhkan untuk menarik sebuah balok kayu di meja.
2. Menentukan koefisien gesekan static dan kinetic untuk material, berat dan permukaan
kontak yang berbeda

II. Konsep Dasar


Kita sering kali berhubungan dengan gesekan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam
pemanfaatan teknologi. Tanpa kecuali setiap gerakan di bumi terhubung dengan gesekan, sehingga
terjadi perubahan energy dan keausan suatu benda. Tanpa gesekan, gerakan tidak akan mungkin
terjadi sama sekali. Kita tidak bisa berjalan, berhenti, berpegang pada sesuatu, dll tanpa adanya
gesekan. Gaya Gesek disebabkan oleh daya tarik molekul antara kedua permukaan. Gaya-gaya ini
harus dapat diatasi dalam proses menggerakkan tubuh contohnya. Benda yang berada dalam
keadaan diam memiliki lebih banyak kontak dengan permukaan, sehingga tarik menarik molekul
lebih besar. Oleh karena itu, gaya gesek static selalu lebih besar dari gaya gesek kinetik. Agar benda
dapat bergerak, kontak dengan permukaan harus dikurangi.

Gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan benda (misalnya apakah permukaan halus
atau permukaan kasar). Semakin kecil gaya gesek, semakin mudah benda dapat dipindahkan. Benda
yang dilapisi permukaannya dengan kertas akan lebih mudah bergerak dibandingkan jika dilapisi
permukaannya dengan karet. Besar gaya gesek juga bergantung pada berat suatu benda. Semakin
besar berat benda, semakin besar pula gaya geseknya. Akan tetapi, gaya gesek tidak tergantung
pada luas permukaan kontak. Butiran-butiran kecil seperti pasir atau serbuk gergaji bias mengurangi
kontak permukaan sehingga dapat mengurangi besar gaya gesek.

III. Alat-alat dan Bahan


1. 1 Cobra4 Wireless Manager 12600.00
2. 1 Cobra4 Wireless Link 12601.00
3. 1 Cobra4 Sensor Unit Gaya ± 4 N 12642.00
4. 1 Balok Gesek 02240.01
5. 1 Pin Pemegang 03949.00
6. 1 Beban, 50 g, black 02206.01
7. 1 Senar, l. 20m 02089.00
8. 1 Software Cobra4 - Single user dan lisensi sekolah 14550.61
9. 1 Komputer dengan konektor USB, Windows XP atau lebih tinggi.
10. 1 Lembar Kertas, DIN A5 atau A4
11. 1 Papan kayu atau meja kayu
12. Oli
13. Bedak
14. Air
IV. Setup dan Prosedur
A. Setup Peralatan
1. Hidupkan computer dengan system operasi Windows.
2. Pasang Cobra4 Wireless Manager ke port USB komputer.
3. Pasang Cobra4 Sensor - Unit Force 4N ke Cobra4 Wireless Link.
4. Potong kira-kira 15 cm tali/senar pancing dan buat lingkaran pada kedua ujungnya.
5. Buka penutup dari sensor gaya (Force Sensor) dan pasangkan ujung tali / senar
pancing di pengait pada sensor gaya.
6. Letakkan Balok Gesek (friction block) dengan permukaan kayu menempel di meja dan
kaitkan ujung tali / senar pancing di pengait Balok Gesek. Pastikan tali pancing antara
Balok Gesek dan sensor gaya mengendur (tidak mengencang).
7. Jalankan software “Measure” atau klik ikon di komputer.
8. Nyalakan Wireless Link. Sensor gaya akan terdeteksi otomatis dan terdaftar di
navigator.
9. Buka Percobaan "Friction". Selanjutnya Pra – Instalasi untuk merekam nilai-nilai
pengukuran akan dijalankan otomatis.
10. Klik dua kali tombol Sensor Gaya di navigator . Jendela untuk pengaturan
pengukuran "Gaya F" akan terbuka.
11. Klik sekali pada tombol “tare”, sehingga tombol berubah dari (tidak aktif)
menjadi (aktif ) dan menutup jendela dengan menekan tombol .
12. Seharusnya pada jendela sekarang akan muncul Gaya 0,000 N. Peralatan sudah siap
untuk digunakan.

Gambar 2.1. Set-up percobaan Gambar 2.2. Contoh grafik hasil penarikan beban
gesekan

Catatan
 Grafik hasil pengukuran sensor menunjukkan gaya yang terjadi ketika menarik Balok
Gesek. Ketika Balok Gesek tersebut dalam keadaan tidak ditarik, besar gaya adalah 0.
 Ketika Anda mulai menariknya, gaya meningkat tiba-tiba dan kemudian berkurang atau
meningkat dengan konstan saat ditarik dengan kecepatan konstan.
 Ketika Anda berhenti menarik atau mengedurkan tali, gaya kembali menjadi 0. Gaya
maksimum yang terjadi pada saat Balok Gesek mulai digerakkan disebut Gaya Gesek
Statik F1. Gaya konstan yang terjadi selama bergerak, ketika Balok Gesek ditarik secara
konstan, disebut Gaya GesekKinetik F2.

B. ProsedurPercobaan
1. Kaitkan Balok Gesek pada Sensor Gaya (Force Sensor) seperti dalam Gambar 2.1.
2. Tegakkan Wireless Link dengan Sensor Gaya di atas meja.
3. Pastikan bahwa tali antara Sensor Gaya dan Blok Gesek masih dalam keadaan
mengendur.
4. Mulai pengukuran dengan menekan tombol•.
5. Sekarang berikan gaya dengan menarik Sensor Gaya sehingga Balok Gesek
bergerak perlahan dan merata di atas meja (cobalah untuk menjaga kecepatan agar
konstan).
6. Pastikan bahwa tidak ada gaya lain terjadi, yaitu tali pancing tidak lagi menegang
ketika Balok Gesek berhenti.
7. Hentikan pengukuran dengan menekan tombol ■ dan pindahkan nilai yang terukur
ke software “Measure” .
8. Pada jendela akan tampil grafik seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.2.
9. Gunakan tombol "pilihan tampilan" di “Measure” untuk pemberian nama
percobaan di bawah "Nama".
10. Ulangi prosedur (1)-(9) tetapi sekarang dengan posisi bagian karet Balok Gesek
berada di atas meja.
11. Pindahkan nilai-nilai hasil pengukuran ke “Measure”. Beri nama yang sesuai untuk
percobaan ini.
12. Potong selembar kertas sesuai dengan ukuran Balok Gesek dan letakkan balok di
atas kertas dengan sisi kayu menempel di kertas. Ulangi pengukuran.
13. Selanjutnya, lakukan percobaan dengan sisi karet Balok Gesek dan berikan
Pemberat 50 g (slotted weight). Untuk percobaan ini pasang Pin Penahan (Holding
Pin) ke dalam lubang pada Balok Gesek, kemudian letakkan Pemberat di Pin
Penahan.
14. Lakukan percobaan terakhir dengan menempelkan salah satu sisi yang panjang
balok gesek di meja, ini akan mengurangi kontak permukaan Balok Gesek dengan
meja.
15. Ulangi percobaan dengan memberikan bedak, oli dan air pada landasan

V. TUGAS
Catatan
 F1 dan F2 dapat dievaluasi melalui fungsi "pengukuran" di program “Measure” . Jarak
pada grafik dapat diukur di sini. Setelah mengklik tombol, tanda persegi panjang akan
muncul di grafik, yang memiliki kotak kecil di kedua sudutnya, seperti ditunjukka noleh
Gambar 3. Pada kotak kecil ini Anda dapat mengubah ukuran persegi panjang dengan
mouse dan kemudian dapat mengukur daerah lain di grafik. Untuk melakukan ini, klik
tombol kiri mouse pada salah satu dari dua kotak dan tahan tombol mouse. Tarik kotak
kecil sekarang ketempat yang diinginkan dan kemudian lepaskan tombol mouse. Lakukan
hal yang sama dengan persegi lainnya.
Gambar 2.3. Cara penentuan F1 dan F2 dari grafik hasil pengukuran.

Dalam program utama , pilih "pengukuran" dengan tombol untuk menentukan F1


dan F2 untuk semua pengukuran. Masukkan nilai dalam table seperti Tabel 2.1.

Tabel 2.1. F1 dan F2 (pada sisi kayu dan sisi karet di Balok Gesek)

Gaya gesek kinetic, F2


Gaya gesek static, F1 (N)
No (N)
Jenis Permukaan
F1 F2
1 Kayu (sisi lebar) tanpa beban 0,697 0,180
2 Kayu (sisi panjang) tanpa 0,315 0,045
beban
3 Karet (sisi lebar) tanpa beban 0,337 0,270
4 Kayu (sisi lebar) beban 50gr 0,292 0,180
5 Kayu (sisi lebar) beban 50gr 1,371 0,270
sudut 5°
6 Kayu (sisi lebar) beban 50gr 1,213 0,674
sudut 10°
7 Kayu (sisi lebar) beban 50gr 0,472 0,337
sudut 15°
8 Kayu (sisi lebar) beban 50gr + 1,427 0,022
Air (sudut 15°)
9 Kayu (sisi lebar) beban 50gr + 0,719 0,634
Bedak (sudut 15°)
10 Kayu (sisi lebar) beban 50gr + 0,674 0,247
Oli (sudut 15°)
Massa balok gesek = 50 (gr)
Dimensi balok gesek:

3 cm

5,2 cm

7,1 cm

1. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada balok dan tentukan koefisien gesek (static dan
kinetic) untuk jenis permukaan gesek.
Petunjuk : untuk menentukan koefisien gesek dari A sampai E di bawah ini, cukup dibuat
satu gambar keseimbangan gayanya karena gambarnya sama. Sedangkan untuk
koefisien gesek dari F sampai H keseimbangan gayanya harus dibuat tersendiri.

A. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) tanpa beban

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔
0,180 = 𝜇𝑘 .0,05 . 9,8 0.697 = 𝜇𝑠. 0,05. 9,8
𝜇𝑘 = 0,3674 𝜇𝑠 = 1,42245
B. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi panjang) tanpa beban

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔
0,045 = 𝜇𝑘. 0,05.9,8 0,315 = 𝜇𝑠. 0,05.9,8
𝜇𝑘 = 0,091837 𝜇𝑠 = 0,64286

C. Penentuan koefisien gesek Karet (sisi lebar) tanpa beban

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔
0,270 = 𝜇𝑘. 0,05.9,8 0,33 = 𝜇𝑠. 0,05.9,8
7
𝜇𝑘 = 0,55103 𝜇𝑠 = 0,68776
D. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) beban 50gr

Total massa 50g+50g= 0,1 Kg

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔
0,180 = 𝜇𝑘. 0,1. 9,8 0,292 = 𝜇𝑠. 0,1.9,8
𝜇𝑘 = 0,18368 𝜇𝑠 = 0,29796

E. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) beban 50gr sudut 5°

Total massa 50g+50g= 0,1 Kg


θ = 5°

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠5𝑜 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠5𝑜
0,270 = 𝜇𝑘. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠5𝑜 1,371 = 𝜇𝑠. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠5𝑜
0,270
𝜇𝑘 = 0,976 𝜇𝑠 = 10,976
,371

𝜇𝑘 = 0,276634 𝜇𝑠 = 1,40471
F. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) beban 50gr sudut 10°.

Total massa 50g+50g= 0,1 Kg


θ = 10°

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠10𝑜 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠10𝑜
0,674 = 𝜇𝑘. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠10𝑜 1,213 = 𝜇𝑠. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠10𝑜
0,674
𝜇𝑘 = 0,965 𝜇𝑘 1,213
= 0,965
𝜇𝑘 = 0,698446 𝜇𝑘 = 1,25699

G. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) beban 50gr sudut 15°

Total massa 50g+50g= 0,1 Kg


θ = 15°

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0,337 = 𝜇𝑘. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 0,472 = 𝜇𝑠. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0,337
𝜇𝑘 = 0,946 𝜇𝑠 = 0,472
0,946
𝜇𝑘 = 0,35624 𝜇𝑠 = 0,49895
H. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) beban 50gr + Air (sudut 15°)

Total massa 50g+50g= 0,1 Kg


θ = 15°

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0.022 = 𝜇𝑘. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 0,427 = 𝜇𝑠. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0.022
𝜇𝑘 = 0,946 𝜇𝑠 = 00,946
,427

𝜇𝑘 = 0,23256 𝜇𝑠 = 0,451375

I. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) beban 50gr + Bedak (sudut 15°)

Total massa 50g+50g= 0,1 Kg


θ = 15°

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0,634 = 𝜇𝑘. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 0,719 = 𝜇𝑠. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0,634
𝜇𝑘 = 0,946 𝜇𝑠 = 0,719
0,946
𝜇𝑘 = 0,6702 𝜇𝑠 = 0,76005
J. Penentuan koefisien gesek Kayu (sisi lebar) beban 50gr + Oli (sudut 15°)

Total massa 50g+50g= 0,1 Kg


θ = 15°

Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis


𝑓𝑘 = 𝜇𝑘. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0,247 = 𝜇𝑘. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜 0,674 = 𝜇s. 0,1. 9,8. 𝑐𝑜𝑠15𝑜
0,247
𝜇𝑘 = 0,946 𝜇s = 00,946
,674

𝜇𝑘 = 0,2611 𝜇s = 0,71248

2. Bandingkan nilai dari F1 dan F2 dari setiap percobaan dan jelaskan perbedaannya !.
Jawab : Nilai F1 (F statis) lebih besar nilainyaa daripada F2 (F kinetis), karena koefisien
gesek (μ) yang berbeda.
3. Bandingkan gaya F2 untuk percobaan dengan kayu, karet dan kertas.
Jelaskan terjadinya perbedaan tersebut.
Jawab : gaya F2 cenderung berbeda. hal ini disebabkan oleh perbedaan permukaan
gesek. Semakin kasar permukaan gesek maka gaya gesek kinetic yang
timbul pun akan semakin besar juga dan berlaku sebaliknya.
Maka dapat kita simpulkan bahwa F2 pada kayu lebih kecil dari F2 pada
karet.
4. Apakah beban mempengaruhi gaya gesek dan koefisien gesek?
Sesuaikan penjelasan anda dengan data hasil percobaan
Jawab : Tentu saja beban mempengaruhi gaya dan koefisien gesek. Dapat dilihat dari
persamaan gaya gesek (Fk) yang menyatakan Fk = μ . N (dimana N = beban x
gravitasi). Maka kita simpulkan bahwa beban mempengatuhi nilai dari gaya
gesek dan koefisien gesek.
5. Apakah kemiringan mempengaruhi besarnya gaya gesek dan koefisien
gesek? Sesuaikan penjelasan anda dengan data hasil percobaan.
Jawab : Ya. Karna kemiringan akan berpengaruh pada nilai gaya normal (N)
yang dimana gaya normal (N) akan mempengaruhi gaya dan koefisien
gesek.

6. Apakah luas bidang gesek mempengaruhi besarnya gaya gesek dan koefisien gesek?
Sesuaikan penjelasan anda dengan data hasil percobaan.
Jawab : Ya mempengaruhi, karna apabila semakin besar bidang gesek akan
semakin banyak pula bagian dari permukaan benda yang
menghasilkan gaya gesek.

VI. KESIMPULAN
1. Koefisien gesek suatu benda akan berbeda sesuai dengan kekasaran permukaan
bidang benda.
2. Kemiringan suatu permukaan mempengaruhi gaya gesek serta koefisien gesek benda karena
kemiringan mempengaruhi nilai dari gaya normal (N) yang dimana gaya normal (N) akan
mempengaruhi gaya & koefisien gesek.
3. Luas bidang gesek juga mempengaruhi gaya gesek serta koefisien geseknya. Karna apabila
semakin luas bidang gesek, maka akan semakin banyak pula bagian dari permukaan gesek yang
menghasilkan gaya gesek.
REFERENSI

 PHY-WE, University Laboratory Experimens, Edition 2014/2015, Laws of Lenses and


Optical Instruments, PHYWE Systeme GmbH & Co. KG.
 Sears Zemansky, Fisika Untuk Universitas 1, Mekanika, Panas, Bunyi.1962, Jakarta.
 Sears Zemansky, Fisika untuk Universitas 2, Listrik. Magnet, 1962, Trimitra Mandiri, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai