Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Nurhizrah Gistituati, M.E
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Peserta Didik
dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Belajar Aktif”.
Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Nurhizrah
Gistituati, M.Ed sebagai dosen mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan, dan kepada
semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaatkan
sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari
Penulisan makalah ini.
PEMBAHASAN
Landasan sosiologi
Landasan sosiologi dalam pembelajaran matematika merupakan landasan yang
digunakan untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan dirinya agar dapat
hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan menggunakan ilmu tersebut dalam
menghadapi segala masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial dan
bermasyarakat.
Proses sosial yang terjadi di masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan
pendidikan. Pendidikan merupakan pranata sosial yang berfungsi untuk
mensosialisasikan generasi muda pada suatu masyarakat, agar terwujud
homogenitas. Maka dari itu di dalam dunia pendidikan sangat diperlukan landasan
sosiologis yang akan membekali tenaga pendidik untuk bersosialisasi terhadap
peserta didik. Perhatian sosiologi terhadap pendidikan sangat intensif, sehingga
munculah cabang sosiologi pendidikan guna meningkatkan kegiatan pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi di dalam sistem pendidikan.
Sosiologi pendidikan tidak hanya mencakup pendidikan di sekolah, tetapi
juga di luar sekolah. Pendidikan diluar sekolah salah satunya adalah pendidikan di
dalam keluarga. Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting karena keluarga
adalah tempat pertama anak mendapat pendidikan. Proses pengembangan diri pada
anak akan dimulai dari keluarga. Dorongan, dukungan dan pendidikan yang
keluarga berikan akan sangat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 Pasal 10 Ayat 4 dinyatakan bahwa “Pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan
keterampilan”. Meskipun anak juga mendapat pendidikan di sekolah namun
pendidikan dalam keluarga lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak. Situasi
dan kondisi yang keluarga alami seperti pola hubungan orang tua dan anak,
keberadaan orang tua, perbedaan kelas sosial keluarga dan sebagainya sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Proses pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial masyarakat,
seperti mengikuti keorganisasian di lingkungan rumah, pramuka, keagamaan dan
sebagainya. Biasanya anak juga memiliki kelompok khusus yang usianya sebaya
tanpa adanya orang dewasa. Kelompok sebaya ini juga merupakan proses sosialisasi
yang memberi pengaruh kuat terhadap perkembangannya. Kelompok sebaya ini
tidak bersifat tetap. Seiring berjalannya usia, anak akan mempunyai kelompok
sebaya yang berbeda-beda bahkan bisa memiliki banyak kelompok dalam waktu
yang bersamaan. Kelompok sebaya ini tidak memilki tujuan yang tetap dalam
proses pendidikan, namun kekompakan dan kesolidaritasan yang baik dapat
memberikan semangat dan dorongan yang kuat untuk anak dalam perkembangan
dirinya. Rasa peduli dan saling menghargai dalam kelompok sebaya akan
memberikan pendidikan yang sangat berarti dalam menumbuhkan sikap yang baik.
Pengaruh masyarakat sangat penting terhadap perkembangan pendidikan.
Dari sisi lain, tidak kalah pentingnya juga yaitu pengaruh pendidikan terhadap
masyarakat. Persoalan ini mengacu pada tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Apakah pendidikan mempersiapkan anak untuk hidup di dalam masyarakatnya
(penekanan pada sosialisasi) atau mempersiapkan anak untuk merombak
memperbarui masyarakat (penekanan pada agen pembaruan).
Landasan Kultural/ budaya
Landasan budaya dalam pendidikan matematika sangat diperlukan karena
tanpa adanya landasan budaya maka seseorang yang mempelajari ilmu matematika
tidak akan dapat dikatakan sebagai seorang yang intelek jika ia melupakan unsur-
unsur budayanya karena tanpa adanya nilai- nilai budaya dalam dirinya tidak akan
dapat menjadikan orang tersebut beradab. Matematika adalah aktor penting
sekaligus tulang punggung dari peradaban manusia modernyang tidakkn melupakan
kebudayaan.
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara
formal maupun informal.
Antara pendidikan, manusia dan kebudayaan memiliki keterkaitan satu sama
lain. Manusia yang merupakan makhluk intelektual tidak akan pernah bisa lepas
dari pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung terus
menerus sepanjang hayat. Sedangkan antara manusia dan kebudayaan juga memiliki
keterkaitan. Manusia yang menciptakan kebudayaannya sendiri dari kejadian atau
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang alami dan melestarikannya secara turun
temurun. Kemudian antara pendidikan dan kebudayaan juga memiliki hubungan
timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan secara turun
temurun melalui pendidikan baik secara informal, nonformal maupun formal.
Sebaliknya bentuk ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat tersebut. Oleh karenanya, dalam UU-RI No. 2 tahun 1981 pasal 1 ayat 2
ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berakar pada Pancasila dan UUD 1945.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai
dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nilai-nilai,
dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju
pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga
pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
2.3 Solusi / Upaya dalam menghadapi Masalah – masalah dalam pendidikan matematika
Banyak upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi masalah- masalah yang telah
dijelaskan di atas diantaranya yaitu :
Menerapkan strategi belajar aktif
Belajar aktif (active learning) menurut Dede (2004: 165) adalah strategi belajar
yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber
untuk dibahas dalam proses pembelajaran di kelas sehingga siswa memperoleh
pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan tetapi juga kemampuan analitis
dan sintesis. Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, menyenangkan dan
penuh gairah sehingga siswa merasa leluasa dalam berfikir dan beraktivitas. Sumadi
(2000: 71) menyatakan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dari :
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam pembelajaran matematika yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah landasan
ilmu pendidikan matematika itu sendiri yaitu yang menjadi landasan dalam
pembelajaran matematika berupa landasan filosofi, landasan psikologi, landasan
sosiologi dan landasan kultural/ budaya.
2. Masalah- masalah dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah pembelajaran
yang berlangsung di kelas terpusat pada guru, peserta didik kurang menyenangi
pelajaran matematika, peserta didik kurang termotivasi dalam pembelajaran
matematika, keberanian peserta didik untuk bertanya kepada guru masih kurang,
peserta didik malas mengerjakan latihan soal, peserta didik cenderung pasif dan
tidak mau mengeluarkan pendapat ketika diadakan diskusi kelompok, kurangnya
keaktifan peserta didik dalam belajar / aktivitas peserta didik masih rendah,
sehingga mengakibatkan hasil belajar matematika peserta didik rendah.
3. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah dalam pembelajaran matematika
diantaranya adalah dengan menerapkan strategi belajar aktif dan dengan menerapkan
model- model pembelajaran kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya.