Anda di halaman 1dari 7

Hari/tgl Jam Implementasi Paraf

Selasa,30 08.00 Mengkaji secara komprehensif mengenai nyeri klien (nyeri


oktober pasien tersebut terjadi pada saat pasien menelan makanan)
08.15
2018 Mengkaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan
08.30
Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
08.45
Menjelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
dirasakan yang mungkin dialami klien selama prosedur.
09.00
Mendorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan.
10.00
Mengajar mengenai managemen nyeri (nafas dalam)
10.20
Menanjurkan klien untuk istirahat agar menimalkan nyeri
11.00
Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional
11.10 untuk pemberian analgesic (asam mefenamat 3 x 1)
Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional
12.00
untuk pemberian analgesic (amoxcicilin 3 x 1)
Mengajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan gejala
12.15
infeksi dan kapan harus melaporkannya kepada perawat
Mengajarkan pasien dan keluarga mengenai bagaimana
menghindari infeksi

Hari/tgl Jam Implementasi Paraf


Rabu,31 08.45 Mengajar mengenai managemen nyeri (distraksi)
oktober 09.00 Meminimalkan factor yang menimbulkan nyeri pada klien
2018 11.10 Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional
untuk pemberian analgesic (asam mefenamat 3 x 1)
12.00
Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional
untuk pemberian analgesic (amoxcicilin 3 x 1)
13.00
Mengajarkan klien untuk memonitor respon nyeri
13.15
Menganjurkan untuk istirahat agar meminimalkan nyeri

21
Hari/tgl Jam Implementasi Paraf
Kamis, 1 08.00 Mengajar mengenai managemen nyeri (distraksi)
novembe 10.00 Meminimalkan factor yang menimbulkan nyeri pada klien
r 2018 11.30 Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional
untuk pemberian analgesic (asam mefenamat 3 x 1)
12.00
Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan professional
untuk pemberian analgesic (amoxcicilin 3 x 1)
12.15
Mengajarkan klien untuk memonitor respon nyeri
12.30
Menganjurkan untuk istirahat agar meminimalkan nyeri

22
Dx
Hari/tgl Evaluasi Paraf
Kep
1 Selasa,30 S: pasien mengatakan nyeri berkurang
oktober O:
2018 No Indikator S.A S.T S.Ak
1 Penggunaan analgesik 2 4 3
2 Melaporkan nyeri yang 3 4 4
terkontrol
3 Mengenali serangan nyeri 3 5 4
4 Melaporkan gejala nyeri 4 5 4
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan terapi
S: kilen mengatakan sudah tidak merasa khawatir lagi dengan
kondisi penyakitnya
2
O:
No Indikator S.A S.T S.Ak
1 Dapat berisirahat 4 4 5
2 Rasa takut secara lisan 3 4 5
3 Menarik diri 5 5 5
4 Peningkatan pernafasan 4 5 5
5 Gangguan tidur 3 5 5
A: masalah teratasi
P: pertahankan terapi
S: -
O:
No Indikator S.A S.T S.Ak
1 Luka gores 5 4 5
3 2 Memar 5 5 5
3 Lecet pada kulit 5 4 5
4 Perdarahan 4 5 5

23
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan terapi

Dx
Hari/tgl Evaluasi Paraf
Kep
1 Rabu,3 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
1 O:
oktober No Indikator S.A S.T S.Ak
1 Penggunaan analgesik 3 4 3
2018
2 Melaporkan nyeri yang terkontrol 3 4 4
3 Mengenali serangan nyeri 3 5 4
4 Melaporkan gejala nyeri 4 5 4

24
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan terapi

Dx
Hari/tgl Evaluasi Paraf
Kep
1 kamis, 1 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
november O:
2018 No Indikator S.A S.T S.Ak
1 Penggunaan analgesik 3 4 3
2 Melaporkan nyeri yang 3 4 4
terkontrol
3 Mengenali serangan nyeri 3 5 4
4 Melaporkan gejala nyeri 4 5 4

A: masalah teratasi
P: lanjutkan terapi + discharge planning

25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam dengan
pH < 7 dan bahan yang bersifat basa dengan pH > 7. Trauma basa biasanya
memberikan dampak yang lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan
basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat masuk secara cepat
untuk penetrasi sel membran dan masuk ke sudut mata depan, bahkan sampai
retina. Sementara trauma asam akan menimbulkan koagulasi protein permukaan,
dimana merupakan suatu barier pelindung sehingga zat asam tidak penetrasi lebih
dalam lagi.
Gejala utama yang muncul pada trauma mata adalah epifora, blefarospasme
dan nyeri yang hebat. Trauma kimia merupakan satu-satunya jenis trauma yang tidak
memerlukan anamnesa dan pemeriksaan yang lengkap. Penatalaksanaan yang
terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata dengan segera sampai pH mata
kembali normal dan diikuti dengan pemberian obat terutama antibiotik,
multivitamin, antiglaukoma, Selain itu dilakukan juga upaya promotif dan preventif
kepada pasien. Menurut data statistik 90% kasus trauma dapat dicegah apabila
dalam menjalankan suatu pekerjaan menggunakan pelindung yang tepat.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan jika terdapat tanda-
tanda atau gejala mata seperti yang dibahas pada pembahasan ini agar segera
menindaklanjuti,agar mencegah dari komplikasi selanjutnya

26
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2008.

Radosavljević A, Kalezić, T, Golubović S. The Frequency of Chemical Injuries of the Eye in a


Tertiary Referral Centre. School of Medicine, University of Belgrade, Belgrade,
Serbia. 2013;141(9-10):592-596

American Academy of Ophthalmology. The eye: Fundamental and princilples of


ophthalmology. BSSC, section2.2012.p41-50

Tortora G. J., Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. John Wiley
& Sons.

27

Anda mungkin juga menyukai