Anda di halaman 1dari 4

1.

INFORMASI TAMBAHAN

Sebagai informasi tambahan ada beberapa jurnal yang meneliti tentang Systemic
Lupus Erythematous (SLE) yaitu:

a. “Efektivitas Terapi Kompres Dingin dalam Menurunkan Stres Orang dengan Lupus
(Odapus) Dewasa Muda di Perhimpunan Masyarakat Peduli Lupus Parahita Malang”
b. “Terapi Tafakkur untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Orang dengan Lupus
(Odapus)”
2. KLARIFIKASI INFORMASI
a. Jurnal Penelitian : “Efektivitas Terapi Kompres Dingin dalam Menurunkan Stres
Orang dengan Lupus (Odapus) Dewasa Muda di Perhimpunan Masyarakat Peduli
Lupus Parahita Malang”

Dewasa muda adalah tahap tumbuh kembang antara usia 18 dan 40 tahun.
Lebih dari 90 % penyandang Lupus adalah wanita yang berusia 15 sampai 45 tahun.
Dengan kata lain, mayoritas dari Odapus berada pada rentang usia dewasa muda.
Dewasa muda yang umumnya aktif, produktif, dan minimum terkena masalah
kesehatan utama. Namun kenyataan yang dihadapi oleh Odapus berbeda dengan
harapannya. Di saat dewasa muda pada umumnya mulai bekerja, Odapus harus
menghadapi kondisi keterbatasaan fisik yang dapat menghambat tugas
perkembangannya. Hal ini dapat menjadi stresor (penyebab stres) tersendiri bagi
Odapus. (Dewi, Soemardini, & Rini, 2016)

Apabila stres terjadi, regulasi sistem imun akan kacau, respons imun meningkat
berlebihan, dan kekambuhan Lupus dapat terjadi, sehingga dapat membahayakan
organ dan/atau sistem tubuh Odapus. Odapus akan dihadapkan dengan stresor fisik
maupun stresor psikologis setiap harinya. Stresor fisik meliputi kerentanan tubuhnya
terhadap kelelahan fisik, kerentanan terhadap stres, kerentanan terhadap paparan sinar
matahari yang berlebihan, konsumsi obat terus-menerus, kondisi fisik yang naik turun,
fatigue atau kelelahan, dan produktivitas yang menurun. Stresor psikologis meliputi
lamanya pencarian diagnosis yang tepat, kenyataan yang harus dihadapi setelah
didiagnosis Lupus, respons keluarga akan penyakitnya, kekhawatiran akan masa
depan, perasaan yang berat, perasaan tidak dapat mengontrol hidup, marah, depresi,
dan berduka. Hal tersebut dapat menyebabkan situasi penuh ketegangan atau stres
yang terus menerus dan berkepanjangan. (Dewi, Soemardini, & Rini, 2016)

Hasil penelitian yang dilakukan Elvira Sari Dewi, Soemardini, Ika Setyo Rini,
bahwa cara yang mudah untuk menurunkan stres yang dihadapi Odapus yaitu dengan
terapi kompres dingin. Kompres dingin dapat digunakan sebagai terapi untuk
menurunkan stres pada Odapus dewasa muda, Suhu yang digunakan untuk terapi
kompres dingin adalah suhu sejuk (18- 27 ⁰C) dan tidak boleh < 15 ⁰C karena proses
vasokonstriksi maksimal terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 ⁰C.
Suhu sejuk dari kompres dingin mempunyai efek lokal memvasokonstriksi,
menurunkan permeabilitas kapiler, merelaksasi otot, dan menurunkan suhu prefrontral
korteks di otak. sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi rasa nyeri kepala,
mengurangi respons fisiologis, meningkatkan fungsi kognitif, dan menurunkan
tekanan darah Odapus dewasa muda yang sedang mengalami stres. Pada saat stres,
kadar CRH/CRF meningkat berlebihan sehingga menimbulkan vasodilatasi dan
meningkatkan permeabilitas kapiler di otak. Efek kompres dingin yang bekerja lokal
dapat melakukan vasokonstriksi dan menurunkan permeabilitas kapiler di otak
sehingga nyeri kepala dapat dikurangi.Pemberian kompres dingin berpengaruh
terhadap penurunan nyeri kepala Odapus dewasa muda di Parahita. (Dewi,
Soemardini, & Rini, 2016)

b. Jurnal Penelitian : “Terapi Tafakkur untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis


Orang dengan Lupus (Odapus)”

Lupus merupakan penyakit seribu wajah yang dapat menyerang bagian tubuh
dan menyebabkan yang mengalaminya menjadi lemah secara fisik. Selain itu, dapat
memengaruhi juga kondisi psikologis penderitanya, seperti kurang motivasi dan
seringnya berubah mood. Seperti halnya Lestari dan Masykur (2014) mengemukakan
bahwa penyakit lupus merupakan penyakit yang tidak hanya menimbulkan sakit pada
fisik, tapi seringkali penderita mengalami gangguan mental karena penyakit ini
nampak pada permukaan kulit pada umumnya sehingga banyak orang yang menderita
penyakit ini memiliki mental yang tidak baik. Penyakit lupus yang menyebabkan
timbulnya sakit mental pada penderita hendaknya harus segera diantisipasi dengan
adanya bimbingan atau konseling. Karena kesehatan mental belum tentu bisa
disembuhkan dengan proses medis maka dari itu hadirnya psikologi, bimbingan,
konseling, dan terapi merupakan solusi bagi para penderita yang memiliki kendala
pada mental mereka yang disebabkan oleh penyakit lupus yang diderita (Lestari &
Masykur, 2014)

Kata “Tafakkur‟ disebut dalam Al-quran sejumlah 18 pengulangan yang ter-


dapat dari dua bentuk turunnya Alquran (makiyah dan madaniyah). Tujuan dari
tafakkur ini adalah menyempurnakan diri agar mendapatkan akhlak yang mulia dan
senantiasa meninggikan derajat keimanan. Seperti halnya, di salah satu yayasan yang
di dalamnya terdapat para penyandang lupus, yakni di Syamsi Dhuha Foundation,
terdapat terapi yang dilakukan bagi para orang dengan lupus ini, dinamakan sebagai
terapi tafakkur bagi para penyandang lupus. (Tarsono & Hermawati, 2018)

Dalam penelitian kegiatan tafakkur ini adalah salah satu aktivitas yang
termasuk ke dalam terapi yang didasarkan pada konsepsi adanya kekuatan di luar
personal mereka penderita yang mampu menguatkan kesehatan mereka sendiri
(Yaacob, 2013). Menurut Yaacob (2013) aktivitas tafakkur ini mengacu kepada proses
terapi kognitif yang mencoba mengkontruksi ulang pemahaman individu penderita
lupus untuk mampu bertahan dan menjadikan kondisi yang mereka alami sebagai
sesuatu yang mereka terima dengan lapang dada. Proses terapi tafakkur yang
dilakukan dengan konsisten dan penuh penghayatan akan memberikan kepercayaan
diri tinggi kepada penderita yang kemudian menjadi kebiasan positif untuk selalu kuat
dalam menghadapi berbagai persoalan hidup (Kamarulzaman & Saifuddeen, 2010).

Tafakkur dikenal juga dengan istilah lain dalam Psikologi, yaitu tafakkur
sebagai aktivitas kognitif. Kognitif berarti adanya proses yang mengandalkan otak
sebagai media dalam melakukannya (Yaacob, 2013). Kognitif berarti representasi
konsep-konsep mengenai segala hal baik itu diri sendiri, alam semesta dan bahkan
tentang Tuhan. Al-Ghazali mengatakan proses kognitif selain menggunakan otak juga
dimotivasi oleh kehendak hati sehingga tidak hanya aktivitas kognitif saja yang
melakukan sesuatu akan tetapi akan ada implikasinya dalam kehidupan (Badi, 2007).
Tafakkur juga bukan hanya tentang aspek kognitif. Ketika kita merenungkan (salah
satu cara tafakkur), aspek emosional (dalam bentuk kesedihan, ketakutan, kemarahan
dan ketundukan) juga muncul (Hamidi dkk., 2010).. Meningkatnya kesejahteraan
psikologis subjek bukan saja disebabkan mengikuti terapi tafakkur, namun diperkuat
juga oleh faktor lainnya yakni dukungan sosial, status ekonomi sosial, jaringan sosial,
religiusitas dan kepribadian serta intensitas mengikuti kegiatan terapi. (Tarsono &
Hermawati, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Tarsono, T., & Hermawati, N. (2018). Terapi Tafakkur untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis
Orang dengan Lupus (Odapus). Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(2), 175–186.
https://doi.org/10.15575/psy.v5i2.3534

Dewi, E. S., Soemardini, & Rini, I. S. (2016). Effectiveness of Cold Compress Therapy to Decrease Stress in
Lupus Patient (Odapus) at Lupus Care Community Parahita Malang. Majalah Kesehatan FKUB, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai