Anda di halaman 1dari 2

Ada suatu hari dimana aku akan kehilangan semangatku untuk melakukan segala

aktivitasku. Baik itu makan, minum, kerja, ataupun membaca. Hari dimana, aku tidak suka
diganggu oleh siapapun. Hari dimana aku tidak ingin berbicara dengan siapapun. Dan ada
hari dimana aku ingin mengurung diri di kamar dan rebahan di kasur yang memang menjadi
tempat favoritku. Seperti halnya, pada hari ini Sabtu, 09 November 2019. Hari ini memang
beda dengan deskripsiku yang di atas. Hari ini aku memang melakukan banyak kegiatan, dan
bisa kukatakan bahwa aku sangat kelelahan. Aku capek dalam satu hari ini, karena hari ini
ada acara pernikahan beda agama di Lembaga tempat aku Praktek lapangan.

Kejadian ini terjadi pada malam hari, ketika sorenya jam 17.00 aku mengakhiri segala
kegiatanku, makan, mandi dan istirahat di kasur kesayanganku. Hari itu aku ingin menelpon
seseorang yang jauh disana, yang memang sudah menjadi kesepakatan bahwa pada malam
hari nanti kita akan telponan. Tapi entah kenapa, di sela-sela percakapan itu, aku tertidur
sejenak. Barang 5-7 menit, aku tidak tahu pastinya. Tapi yang jelas aku ketiduran. Dia
berbicara, dan antara sadar dan tidak sadar aku terus menjawab perkataannya namun tidak
tahu dia bilang apa saja.

Setelah aku sadar dari tidurku, aku merasa bersalah..sure...aku merasa bersalah. Aku
kelelahan makanya aku ketiduran. Aku segera minta maaf, tapi ternyata dia sudah kecewa
duluan. Aku hanya mencoba untuk membujuk dan meminta maaf, tapi kelihatannya dia sudah
terlanjur kecewa. Dari nada bicaranya, yang menyuruhku untuk tidur dengan alasan bahwa
aku kecapean.. aku mencoba untuk membayar kesalahanku denga mencoba berjalan di sekitar
kamar berharap aku tidak ngantuk, aku mencoba bermain piano, dan duduk di sofa. Itu
sebagai caraku untuk membayar kesalahanku, namun nampaknya tidak berhasil. Dia malah
lebih gencar menyuruhku untuk tidur...

Jujur , aku sangat rindu kepadanya. Namun dengan dia menyuruhku untuk tidur,
merupakan pertanda bahwa tidak ingin berbicara denganku lebih lama. Yasudah, aku
menyudahi telpon ini, dan kukatakan bahwa aku sudah sangat kantuk, dan ingin tidur,
kututup dengan kata Shalom yang memang belum dijawab oleh dia...

Tak sadar, air mataku sudah tak dapat lagi kubendung. Dia mengalir begitu kerasnya.
Aku tidak tahu kenapa, tapi rasanya sangat sakit sekali dengan perlakuannya. Kuakui itu
adalah salahku dengan aku tertidur. Tapi aku sangat rindu padanya, namun dia menyuruhku
untuk menutup telpon.. ada hal yang sangat kusesalkan dari diriku, adalah bahwa aku tidak
dapat menguasai airmataku, aku tidak dapat membendung air mataku. Aku lemah akan hal
itu.. aku kecewa.. ingin rasanya aku berteriak sekuat-kuatnya dan menghempaskan segala
sesak rindu di dadaku. Air mataku masih saja tetap mengalir, rasanya sudah lama air mata itu
tidak keluar, dan hari ini dengan debit yang lebih banyak, tangisan yang diiringi dengan ingus
yang keluar masuk hidung

Sela waktu beberapa menit, ada telpon yang masuk ke hpku. Dan itu adalah telpon
dari dia yang jauh dari sana.. aku malas untuk mengangkatnya, tapi kpikir itu adalah sebuah
tindakan kekanak-kanakan. Kuberanikan diri untuk mengangkat telponnya, kudengar ada
suara khawatir di seberang sana, namun tak kuhiraukan. Dia memulainya dengan pertanyaan:
“kau kenapa?’’, “belum kujawab Shalom udah langsung kau matikan”, “suaramu kok
aneh”, “kenapa ada air mata”?, “maaf, bukannya aku gak ingin berbicara kepadamu,
tapi aku tau kamu kecapean, buktinya tadi kau ketiduran, makaya kusuruh untuk
menyudahi percakapan ini” dan masih banyak lagi.. namun aku tak menghiraukannya,
yang jelas aku kecewa, dan aku tidak mau tahu.

Sedihhhhh 

Anda mungkin juga menyukai