Anda di halaman 1dari 3

Resume Current and future trends in advanced paediatric nursing

Konvensi Internasional tentang Hak Anak atau International Convention on the Rights of
the Child diadopsi pada tahun 1989 dengan memperkenalkan konsep anak-anak yang memiliki
hak. Dalam 54 artikel ditemukan rasa hormat, harga diri dan nilai setiap individu tanpa
mempertimbangkan warna ras, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat, status kelahiran
kekayaan atau kemampuan. Banyak Negara-negara yang telah bergabung dengan Konvensi
Internasional tentang Hak Anak. Indonesia tergabung dengan organisasi ini sejak tahun 1990
dan Australia mulai bergabung sejak tahun 1993. Tetapi ada pula Negara yang belum
bergabung. Dua negara yang belum bergabung adalah AS dan Somalia.

Tahun 2010 menandai awal dari periode refleksi kritis mengenai masalah perlindungan
anak. Hampir setiap pejabat pemerintah di sektor-sektor yang terkait dengan perlindungan
anak sekarang percaya bahwa CRC harus diutamakan ke dalam undang-undang dan kebijakan
nasional.

Dalam pembangunan RPJMN 2015-2019, Bappenas tidak hanya melihat kerentanan dan
risiko dalam lingkungan yang dekat dengan anak, tetapi juga melihat kebijakan pemerintah
yang mungkin meningkatkan kerentanan anak-anak, seperti bantuan untuk “Panti Sosial”,
misalnya, yang telah diketahui menjadi pemicu signifikan pemisahan anak-anak dari keluarga
mereka.

Meskipun kemajuan telah terjadi, hukum dan kebijakan tertentu terus menghambat
hak-hak anak. Undang-undang Perkawinan 1974, misalnya, memungkinkan anak perempuan
menikah pada usia 16 tahun atau lebih muda. UU 2012 tentang Peradilan Anak memunculkan
usia minimum tanggung jawab pidana hanya 12 tahun, masih sangat rendah menurut standar
internasional.

Menurut WHO yang di maksud kondisi sehat adalah keadaan fisik, mental, dan sosial
yang lengkap, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Sedangkan menurut
National Aboriginal Health Strategy Working Party, kesehatan bukan hanya kesejahteraan fisik
individu tetapi kesejahteraan sosial, emosional dan budaya dari seluruh masyarakat. Ini adalah
pandangan seumur hidup dan itu juga termasuk konsep siklus hidup-mati.

Tren dan isu secara global pada anak adalah 5,6 juta anak di bawah usia 5 tahun
meninggal pada tahun 2016. Ini berarti 15.000 kematian balita per hari. Penyebab utama
kematian pada anak di bawah usia 5 tahun adalah komplikasi kelahiran prematur, pneumonia,
asfiksia lahir, diare dan malaria. Kelainan kongenital, cedera, dan penyakit tidak menular
(penyakit pernafasan kronis, penyakit jantung yang didapat, kanker masa kanak-kanak,
diabetes, dan obesitas) adalah prioritas yang muncul dalam agenda kesehatan anak global. Di
seluruh dunia 10-20% anak-anak dan remaja mengalami gangguan mental. Setengah dari
semua penyakit mental dimulai pada usia 14 dan tiga perempat pada pertengahan 20-an.

Untuk itu pada 2030 terdapat agenda untuk pembangunan berkelanjutan, yaitu SDG 3.2
(KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN YANG BAIK). Pada tahun 2030, di harapkan kematian dapat
dicegah pada bayi baru lahir dan anak-anak di bawah usia 5 tahun, di semua negara yang
bertujuan untuk mengurangi kematian neonatal hingga setidaknya 12 per 1.000 kelahiran hidup
dan di bawah usia 5 tahun hingga setidaknya serendah 25 per 1.000 Kelahiran hidup dan
terdapat juga SDG 16.2 (KEADILAN PERDAMAIAN DAN INSTITUSI YANG KUAT) dengan tujuan
agar dapat mengakhiri pelecehan, eksploitasi, perdagangan dan semua bentuk kekerasan
terhadap dan penyiksaan anak-anak.

Di paragraph 23 pada agenda untuk pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030,


terdapat sebuah kalimat, yaitu : Orang-orang yang rentan harus diberdayakan. Mereka yang
kebutuhannya tercermin dalam Agenda termasuk semua anak-anak, pemuda, penyandang
cacat (di antaranya lebih dari 80 persen hidup dalam kemiskinan), orang yang hidup dengan HIV
/ AIDS, orang tua, masyarakat adat, pengungsi dan orang-orang terlantar dan migran. Di seluruh
dunia 10-20% anak-anak dan remaja mengalami gangguan mental. Setengah dari semua
penyakit mental dimulai pada usia 14 dan tiga perempat pada pertengahan 20-an.Kondisi
neuropsikiatri adalah penyebab utama kecacatan pada orang muda di semua wilayah. Jika tidak
diobati, kondisi ini sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak, pencapaian pendidikan
mereka, dan potensi mereka untuk menjalani hidup yang memuaskan dan produktif. Anak-anak
dengan gangguan mental menghadapi tantangan besar dalam menghadapi stigma, isolasi dan
diskriminasi, serta kurangnya akses ke fasilitas perawatan kesehatan dan pendidikan, yang
melanggar hak asasi manusia manusia mereka.

Yang kita bias lakukan untuk menghadapi hal tersebut adalah selalu mengupdate
informasi terkini mengenai hal tersebut,mengenali kebutuhan akan promosi kesehatan dan
perawatan kesehatan primer, mengetahui komunitas/masyarahat sekitar kita,tidak bekerja
sendiri dalam menghadapi masalah tersebut tetapi bekerja secara kolaboratif

Anda mungkin juga menyukai