Anda di halaman 1dari 1

Nama : Roi Fitri Simarmata

Sem/Tkt : VI/III

Mata Kuliah : Misi Pembangunan dan Perkembangan Jemaat II

Dosen Pengampu : Bvr. Risma Sinaga, S.Th, M,Hum

Iklim Dalam Pengajaran Anak Sekolah Minggu HKBP Tanding Ressort DR. I.L. Nommensen

Iklim yang positif mendorong keikutsertaan, sedangkan iklim yang negatif menyebabkan
kebalikannya. Namun tidak banyak yang menyadari bahwa iklim bisa diperbaiki. Iklim positif bisa
dikembangkan. Iklim perlu dirancang, dibangun dan diciptakan untuk menyatakan sejauh mana kita
memberikan apresiasi pada umat, terutama umat biasa. Umat perlu diperlakukan sebagai
subyek. Faktor lain yang membangun iklim adalah lancarnya komunikasi, tersebar secara merata
dan jelas. Umat perlu diperhitungkan sebagai stakeholder, yang menentukan hidup matinya paroki.

Selama saya mengajar di HKBP Tanding, ada iklim positif antara lain: bahwa disana anak
sekolah minggu sangat rajin dalam mengikuti peribadahan sekolah minggu, terbukti dengan absensi
yang memenuhi setiap bangku yang ada di gereja tersebut, bahkan tak jarang mereka akan sempit-
sempitan ketika mengikuti peribadahan. Selain itu, beberapa anak juga sangat aktif dalam
menghafalkan ayat bulanan, dan ada timbal balik seperti respon yang diberikan oleh ASM ketika
GSM sedang bercerita.

Selain iklim positif, saya juga menemukan iklim negatif dimana, sarana dan prasarana yang
ada di pengajaran anak sekolah minggu belum cukup memadai. Dengan jumlah anak sekolah
minggu yang ratusan orang, namun sarana seperti mikrofon, louspeaker, dan music box disana
tersedia, padahal tidak semua pelayan ataupun guru sekolah minggu nya memiliki suara yang keras,
yang bisa menyaingi suara anak-anak yang ratusan orang. Terpaksa, harus mengeluarkan suara yang
dilewat batas dan ketika pulang darisana ada suara GSM yang serak. Iklim negatif lainnya adalah
bahwa anak sekolah minggu lebih suka mendengarkan cerita di horong 1 berhubung karena cerita di
horong 1 lebih cepat dibandingkan dengan horong 2 dan 3, sehingga banyakdarihorong 2 dan 3
yang beralih ke horong 1 padahal dari segi tingkatannya mereka tidak pantas lagi disana, karena
pendidikan itu bergerak terus menerus bukan malah menjadi mundur. Akibatnya, GSM jadi
kewalahan, ketika harus memanggil dan mengarahkan ASM untuk mengambil tempat sesuai dengan
tingkatannya.

Anda mungkin juga menyukai