ELASTISITAS
DISUSUN OLEH :
MAHDALENA (0110509712)
FAKULITAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Teori Ekonomi dengan pembahasan bab
‘Elastisitas’ ini dapat terselesaikan.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami makalah ini dapat dipahami para
makalah ini ditemui kesalahan, kami sadar tidak ada yang sempurna. Karenanya kami
masih membutuhkan kritikan dan saran dari pembaca agar kelak dalam penyusunan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa
yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa
dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen,
pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga
produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang
akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat
sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum
permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika
permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi
biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika
peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan
keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi
biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian.
3. Tujuan
Pada dasarnya tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Teori ekonomi. menjelaskan tentang elastisitas ekonomi. Selain
itu penyusunan makalah ini untuk menjelaskan tentang elastisitas ekonomi pada
semester tiga dengan program pendidikan manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Elastisitas
Suatu barang yang tidak memiliki barang substitusi (sedikit) akan memiliki
permintaan yang tidak elastis. Perubahan harga tidak membawa dampak terhadap
penurunan/kenaikan permintaan barang, karena pasar tidak menyediakan barang
substitusi bagi konsumen.
B. Jenis-jenis Elastisitas
1. Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga permintaan adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengukur
derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah barang yang dibeli sebagai akibat perubahan
faktor yang mempengaruhi.
Rumus :
P1 = harga awal
P2 = perubahan harga
Nilai elastisitas harga permintaan tersebut bergerak dari nol sampai tak berhingga atau 0
¿ Ed ¿ 1, dengan uraian sebagai berikut :
a. Bila nilai Ed = 0 maka kurva permintaannya bersifat inelastis sempurna.
P D Dalam hal ini berapapun harga
yang terjadi, namun jumlah yang
ΔQ
P2 jumlah barang yang diminta ( Q <
P1 ΔP
D P ), bentuk kurva permintaannya
0 Q
Q2 Q1
lebih curam.
c. Bila nilai Ed = 1, kurva permintaannya bersifat elastisitas kesatuan
(unitary elasticity).
Artinya persentase perubahan jumlah
barang yang diminta sama dengan
P
ΔQ
persentase perubahan harga ( Q =
P1
ΔP
P2 P ). Bentuk kurva
ΔQ ΔP
( Q > P ).Bentuk
0 Q2
Q1 Q tersebut
kurva
P
Artinya pada tingkat harga
tertentu dengan perubahan harga
yang sangat kecil sekali dan
P1 D mendekati nol ( ΔP →0 ).
elastisitas dimaksud
ΔQ ΔP ΔQ P1
: = x
Et = Q1 P1 ΔP Q1
P
ΔQ P1 + P 2
x
Eb = ΔP Q1 + Q 2
Ternyata untuk kasus harga naik dan harga turun, hasil elastisitasnya berbeda.
Maka bila menggunakan elastisitas busur akan diperoleh hasil elastisitas yang
sama baik untuk kasus harga naik maupun harga turun.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur
persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang
lain sebesar satu persen.
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang
lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang
berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
Untuk dapat menghitung koefisien elastisitas silang, digunakan rumus :
Q x 2 −Q x 1 P y 2−P y 1
Ec= :
( Qx 1 +Q x 2 ) /2 ( P y 1 + P y 2 ) / 2
Ec = elastisitas silang
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan
menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan
kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas
sama mereak A dan B, dan lain sebagainya. Ec < 0, artinya hubungan antara barang X
dan barang A bersifat komplementer
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan
menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya
bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik,
permintaan akan mobil akan cenderung turun. Ec > 0, artinya hubungan antara barang
X dan barang A bersifat subsitusi.
∆ Q/Q ∆Q Q
Rumus : Em = atau Em = .
∆ M/M ∆M M
Em = Koefisien elastisitas pendapatan
Q = jumlah barang yang dapat dibeli awal
M = pendapatan konsumen
∆Q = selisih jumlah barang
∆M = selisih pendapatan konsumen
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
Em < 0, artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang tuna nilai
atau murahan (inferior). Barang inferior adalah barang yang apabila
pendapatan konsumen semakin meningkat, maka proporsi pengeluaran
terhadap barang tersebut semakin menurun.
0< Em <1, artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang normal
atau kebutuhan pokok. Barang normal ini mempunyai sifat sebagai berikut :
Apabila pendapatan konsumen meningkat maka permintaan terhadaap
barang normal juga meningkat tetapi dengan persentase yang lebih rendah,
atau sebaliknya.
Em > 1, artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang superior
(barang mewah). Barang superior adalah barang yang apabila pendapatan
konsumen meningkat, maka permintaan terhadap barang tersebut juga
meningkat dengan persentase yang lebih tinggi.
∆ Q/Q
Tabel Interpretasi Elastisitas Pendapatan Em =
∆ M/M
Kenaikkan Y Penurunan Y
Nilai Em Sebutan Barang
Mengakibatkan Mengakibatkan
Em < 0 Inferior Q1 Turun Q1 Naik
Q1 naik dengan % Q1 turun dengan %
0< Em <1 Normal (Keb. Pokok)
yang lebih rendah yang lebih rendah
Q1 naik dengan % Qx turun dengan %
Em > 1 Mewah
yang lebih tinggi yang lebih tinggi
%Qs AQs P
Es Es=
Rumus : % AP atau AP x Qs
Es = elastisitas penawaran
P = harga mula-mula
(unitary elasticity).
P1 ΔQ
persentase perubahan harga ( Q =
0 Q1 Q2 Q ΔP
P ). Bentuk kurva penawarannya
membentuk sudut 45o
0 ΔP →0 ).
Q
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi
saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka
penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan
mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas
akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi
besar.Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah
sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat,
penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran
menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek,
namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang
tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya,
penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga
penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan
dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera
memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas harga(Ep)
mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya
berubah sebesar satu persen.
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian
elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon
produsen terhadap perubahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama
dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan
pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang
ditawarkan.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk persentase perubahan atas
kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Q1 = 450 ton
Q2 = 445 ton
Jawab :
445 – 450
450
270.000 – 250.000 −0,01
= =
0,08
= - 0,125
250.000
DAFTAR PUSTAKA
Green Marshal. Eddy Soetrisno. Buku Pintar Teori Ekonomi. Ladang Pustaka. Jakarta.
Waluyo, Dwi Eko. 2003. Teori Ekonomi makro, UMM Press. Malang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_penawaran
http://faizulmubarak.wordpress.com/2009/11/04/bab-iii-konsep-elastisitas-penawaran-
dan-permintaan/