Anda di halaman 1dari 16

FISIKA DASAR II

“DEVIASI DAN INDEKS BIAS PRISMA”

Disusun Oleh :

1. Maria Cindy Mesakh ( 12 313 968 )


2. Natasia Linu ( 12 312 814 )
3. Bill Clif Mamesa

Pendidikan Fisika

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2013
DEVIASI DAN INDEKS BIAS PRISMA

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengukur dengan benar sudut deviasi dan sudut deviasi minimum dengan
alat-alat yang tersedia.
2. Menghitung dengan benar besarnya indeks bias bahan prisma dengan data
yang diperoleh dari pengukuran.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Prisma sama sisi 1 buah


2. Prisma sama kaki 1 buah
3. Jarum pentul 4 buah
4. Busur derajat 1 buah
5. Penggaris / mistar 30 cm 1 buah

III. JALANNYA PERCOBAAN

1. Meletakan papan tripleks bulat diatas meja. Kemudian meletakan sehelai


kertas.
2. Meletakan prisma diatas kertas dan menandai dengan pensil bidang alas
prisma tersebut kemudian mengangkat dan memindahkan prisma tersebut.
3. Menandai titik ditengah-tengah garis kiri sisi segitiga. Lalu membuat garis
tegak lurus sisi tersebut tepat dititik tersebut. Setelah itu, membuat sudut 35
dengan busur dititik sudut tersebut.
4. Menancapkan dua buah jarum pentul digaris yang membuat sudut 35
terhadap garis tegak lurus. Dan meletakan kembali prisma pada posisi semula.
Lalu mengamati dari sisi lainnya agar kedua jarum pentul tersebut kelihatan
berimpit. Dan sementara itu menancapkan kembali jarum pentul ketiga dan
keempat sehingga Nampak keempat jarum tersebut berimpit (tinggal kelihatan
satu).
5. Menandai dengan pinsil posisi jarum ketiga dan keempat agar garisnya
menyentuh sisi prisma sebelah kanan.
6. Memperpanjang garis tersebut agar berpotongan dengan perpanjangan garis
yang dari jarum 1 dan jarum 2. Lalu mengukur sudut yang terbentuk dari dua
garis tersebut.
7. Mengulangi langkah 3 s/d 5 dengan merubah sudut datang menjadi
40
IV. DASAR TEORI

 Pengertian Prisma

Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila
seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai
bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang
pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang
pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optik
kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang
pembias II, sinar dibiaskan menjahui garis normal, sebab sinar datang dari zat optik
rapat ke zat optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang
melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah semula. Marilah
kita mempelajari fenomena yang terjadi jika seberkas cahaya melewati sebuah prisma
seperti halnya terjadinya sudut deviasi dan dispersi cahaya.

Bila 1 berkas cahaya lurus melintas masuk kedalam dua jenis medium yang
berbatasan akan mengalami proses pembiasan dibidang batas kedua medium tersebut.
Dengan menggunakan Hukum Snellius dapatlah ditentukan indeks bias jenis bahan
tersebut.
Perhatikan gambar 5 berikut,

Gambar. Proses pembiasan pada prisma

Untuk segi empat AFBE, maka : β + ∠ AFB = 180o

Pada segitiga AFB, r1 + i2 + ∠ AFB = 180o, sehingga diperoleh

β + ∠ AFB = r1 + i2 + ∠ AFB

β = r1 + i 2

Pada segitiga ABC, terdapat hubungan ∠ ABC + ∠ BCA +∠ CAB = 180o,

di mana ∠ ABC = r2 – i2 dan ∠ CAB = i1 – r1,


sehingga ∠ BCA + (r2 – i2) + (i1 – r1) = 180o

∠ BCA = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)

 Besarnya sudut deviasi dapat dicari sebagai berikut.

= 180o – ∠ BCA

= 180o – {(180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)}

= (i1 + r2) – (i2 + r1)

= i 1 + r2 – β

Keterangan :

= sudut deviasi prisma

i1 = sudut sinar datang pada prisma

r2 = sudut bias sinar meninggalkan prisma

β = sudut pembias prisma

Besarnya sudut deviasi sinar bergantung pada sudut datangnya cahaya ke


prisma. Apabila sudut datangnya sinar diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan
semakin kecil. Sudut deviasi akan mencapai minimum ( m) jika sudut datang cahaya
ke prisma sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma atau pada saat itu
berkas cahaya yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu menjadi segitiga
sama kaki, sehingga berlaku i1 = r2 = i (dengan i = sudut datang cahaya ke prisma)
dan i2 = r1 = r (dengan r = sudut bias cahaya memasuki prisma). Karena β = i2 + r1
= 2r atau r = ½ β dengan demikian besarnya sudut deviasi minimum dapat
dinyatakan:

= i1 + r2 – β = 2i – β atau i = ½ ( m + β)
 Menurut hukum Snellius tentang pembiasan berlaku

dengan :

n1 = indeks bias medium di sekitar prisma

n2 = indeks bias prisma

β = sudut puncak prisma

Dm = sudut deviasi minimum prisma

Atau :

Sin ½ ( +
n=
sin ½

dengan :

m = sudut deviasi minimum prisma

n = indeks bias bahan prisma

= sudut puncak prisma


Untuk sudut pembias prisma kecil ( β < 15o) maka berlaku :

sin ½ (β + Dm) = ½ (β + Dm) dan sin ½ β = ½ β Sehingga besarnya sudut


deviasi minimumnya dapat dinyatakan :

Apabila medium di sekitar prisma berupa udara maka n1 = 1 dan indeks bias
prisma dinyatakan dengan n, maka berlaku :

Dm = (n – 1) β
V. TABEL HASIL PENGAMATAN

 Prisma sama sisi

No. i1 r2
1. 60 35 61 36
2. 60 40 56 37
3. 60 45 48 33
4. 60 50 46 37

 Prisma siku-siku sama kaki

No. i1 r2
1. 45 35 32 22
2. 45 40 29 26
3. 45 45 20 22
4. 45 50 22 27
VI. PENGOLAHAN DATA

1. Grafik fungsi dari sudut datang (i1)


Untuk prisma sama sisi

Untuk prisma siku-siku sama kaki

Untuk segitiga sama kaki

500

450

400

350

220 260 270


2. Grafik sebagai fungsi ( + i1) untuk kedua jenis prisma
 Prisma Sama Sisi
a. Pada sudut datang i = 35 , = 36
( + i1 ) = 36 + 35
= 71
b. Pada sudut datang i = 40 , = 37
( + i1) = 37
= 77
c. Pada sudut datang i = 45 ,
(
= 78
d. Pada sudut datang i = 50 ,
( = 37
= 87

 Prisma Siku-siku Sama Kaki


a. Pada sudut datang i = 35
(
= 57
b. Pada sudut datang i = 40
(
= 66
c. Pada sudut datang i = 45°, =22°
(
= 67
d. Pada sudut datang i = 50°, =27°

= 77
i1
(Prisma siku-siku sama kaki)

77
D

67 C
66 B

A
i1
71 (prisma sama sisi)

Keterangan :

A = Sudut datang 35

B = Sudut datang 40

C = Sudut datang 45

D = Sudut datang 50
3. Menghitung harga indeks bias prisma
 Segitiga sama sisi
 = 60 , m= 33

n=

n=

n = 1,46

 Segitiga sama kaki


 = 45 , m = 22

n=

n=

n = 1,45
4. Sudut Deviasi Minimum
 Untuk prisma sama sisi

Sudut deviasi minimum terjadi pada sudut datang 45 yaitu pada


sudut deviasi ( 33

 Untuk prisma siku-siku sama kaki

Sudut deviasi minimum terjadi pada sudut datang 35


yaitu pada sudut deviasi

5. Dari hasil percobaan


 Harga indeks bias prisma pada prisma sama sisi adalah 1,46 sedangkan
pada ketetapan indeks bias prisma yang ada adalah 1,5 .
 Harga indeks pada prisma siku-siku sama kaki adalah 1,45 sedangkan
pada ketetapan indeks bias prisma yang ada adalah 1,5

Untuk harga indeks bias prisma sama sisi maupun prisma siku-siku
sama kaki yang telah kami peroleh kurang tepat dengan harga ketetapan
indeks bias prisma yang ada namun keduanya telah mendekati harga
ketetapan indeks bias prisma tersebut.
VII. PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil percobaan pada prisma sama sisi yang memiliki sudut
puncak 60 ,terdapat dua sudut sinar datang ( i1 ) yang memiliki sudut deviasi
sama besar yaitu 37 kedua sudut sinar datang itu adalah sudut 40 Dan
besar sudut deviasi minimum ( pada prisma sama sisi adalah 33 yang dibentuk
oleh sudut sinar datang yang besarnya 45 . Pada segitiga sama sisi, sudut sinar datang
( i1 ) berbanding terbalik dengan sudut bias sinar meninggalkan prisma ( ), semakin
besar sudut sinar datang ( i1 ) maka semakin kecil sudut bias sinar meninggalkan
prisma ( ).

Sedangkan pada prisma siku-siku sama kaki yang memiliki sudut puncak
45 juga terdapat dua sudut sinar datang ( i1 ) yang memiliki sudut deviasi sama
besar yang besarnya 22 ,kedua sudut sinar datang tersebut adalah sudut
. Dan besar sudut deviasi minimum ( pada prisma sama sisi
adalah 22 yang dibentuk oleh sudut sinar datang yang besarnya 35 dan sudut .
Namun pada prisma siku-siku sama kaki, pada sudut sinar datang yang besarnya
35 sudut bias sinar meninggalkan prisma mengalami penurunan besar sudut,
tetapi pada sudut sinar datang yang besarnya 45 sudut bias sinar
meninggalkan prisma mengalami kenaikan besar sudut.

Pada grafik fungsi sebagai fungsi dari perubahan sudut datang ( i1 ) untuk
prisma sama sisi grafik fungsinya membentuk garis zikzak sedangkan pada grafik
fungsi untuk prisma siku-siku sama kaki juga grafik fungsinya membentuk garis
zikzak dan sudut deviasi minimum ( kedua prisma tersebut sama-sama di bentuk
oleh sudut sinar datang ( i1 ) yang besarnya 45 ( untuk prisma siku-siku sama kaki
( dibentuk oleh dua sudut yaitu sudut 35 dan sudut ).
pada grafik fungsi i1 ), prisma sama sisi berbanding lurus dengan prisma
siku-siku sama kaki, semakin besar harga i1 ) pada prisma siku-siku sama kaki
maka semakin besar juga harga i1 ) pada segitiga sama sisi.

Setelah dihitung, harga indeks bias prisma untuk prisma sama sisi adalah
1,46 dan jika kita bandingkan dengan ketetapan indeks bias prisma yang bernilai
1,65 , terlihat bahwa harga indeks bias prisma yang telah kami hitung kurang tepat
dengan ketetapanya tetapi telah mendekati harga ketetapan indeks bias prisma
tersebut. Selisih dari harga indeks bias prisma yang telah kami hitung dengan
ketetapan indeks bias prisma untuk prisma sama sisi adalah 0,19 .

Dan untuk prisma siku-siku sama kaki harga indeks bias prisma yang telah
kami peroleh adalah 1,45 dan jika kita bandingkan dengan ketetapan indeks bias
prisma yang bernilai 1,65 , harga indeks bias prisma yang telah kami hitung juga
kurang tepat dengan harga ketetapan indeks bias prisma tersebut namun telah
mendekati harga ketetapan indeks bias prisma itu juga. Selisih dari harga indeks bias
prisma yang telah kami peroleh dengan ketetapan indeks bias prisma yang telah ada
untuk prisma siku-siku sama kaki adalah 0,2 .
Jadi, untuk harga indeks bias prisma sama sisi maupun prisma siku-siku sama kaki
yang telah kami peroleh, keduanya sama-sama telah mendekati harga ketetapan
indeks bias prisma tersebut.

VIII. TEORI KESALAHAN


 Untuk prisma sama sisi

Tetapan - hasil perhitungan


Tetapan

= 0,12

= 12

 Untuk prisma siku-siku sama kaki

Tetapan - hasil perhitungan


Tetapan

= 0,12

= 12

Jadi persentase kesalahan kami adalah sebesar 12 .

Penyebab kesalahan antara lain:

1. Kesalahan paralak ( kesalahan saat membaca skala )


2. Kekeliruan tindakan ( kesalahan saat membaca skala, kesalahan dalam
memasang alat)
IX. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan praktikum di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Seberkas cahaya yang melewati prisma akan mengalami pembelokan arah dari
arah semula.
2. Besarnya sudut deviasi sinar bergantung pada sudut datangnya cahaya ke prisma.
3. semakin besar harga i1 ) pada prisma siku-siku sama kaki maka semakin
besar juga harga i1 ) pada segitiga sama sisi.
4. untuk harga indeks bias prisma sama sisi maupun prisma siku-siku sama kaki
yang telah kami peroleh, keduanya sama-sama telah mendekati harga ketetapan
indeks bias prisma tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

 Moningka, J.B.2013.penuntun praktikum fisika dasar II FMIPA UNIMA Tondano.


 http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-xii/pembiasan-cahaya-pada-
prisma/

Anda mungkin juga menyukai