Makalah Agama
Makalah Agama
OLEH:
KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA:
1. ASRIANA K
2. DASMA WATI
3. ASWAR
4. NURMAGFIRA
5. WIDYA NINGSI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Sebagai umat Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, maka kita haruslah juga
mengetahui bagaimana perkembangan Islam, terutama pada abad Pertengahan yang tentunya
sangat berperan penting dalam perkembangan agama Islam sampai sekarang ini.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dunia Islam pada abad pertengahan.
2. Untuk mengetehui perkembangan ajaran Islam pada abad pertengahan.
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengethuan pada abad pertengahan.
4. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan Islam pada abad pertengahan.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Kaum Mamluk
Di Mesir Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara
Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir
dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan
termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti
Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun
1517 M. Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran,
sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.
Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya
terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya.
Banyak penguasa-penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat
melumpuhkan tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka
hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh
tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan
jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropah.
Hasil pertanian juga meningkat.Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat
pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-
ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan
ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu
Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di
bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-
Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-
Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang
Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu
keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi
yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-
lain. Demikain pula dalam bidan arsitektur.
Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah,
masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara
masjid.Kerajaan Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang
bermoral rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang
dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu kerajaan
Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan tentara Mamalik .
Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di Turki.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti
Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh
kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova
telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya
Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena
terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam
memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai
khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin
oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke
Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah
itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada
tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dunia Islam
mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan baru mengalami
kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di
Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.
f. Catatan Simpul
Nama kerajaan Usmani diambil dari nama Sultan pertama bernama Usman. Beliau
dengan gigihnya meneruskan cita-cita ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang
cukup luas dan dapat dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Usmani berasal dari
suku Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13 mereka mendapat
serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari perlindungan dari saudaranya, yaitu
Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin yang sedang melawan Bizantium.
Karena bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat mengalahkan Bizantium. Kemudian
Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki segera memproklamirkan
kerajaan Turki Usmani dengan Usman I sebagai sultannya.
Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan,
disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak
daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan
Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran
Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur
(1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang
terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang
kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami
puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal
dengan sebutan Sulaiman Agung.
a. Dari perkembangan yang sangat baik itu maka Turki Usmani mengalami
kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam pemerintahannya
diantaranya :
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang
sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan
pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan
pemerintahan di Turki Usmani.
b. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya akan kebudayaan,
karya telah terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan
tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani tidak begitu menonjol
karena terlalu berfokus pada bidang kemiliteran.
c. Dalam Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki Usmani sangatlah besar
terutama dalam tradisi masyarakat. Mufti/Ulama' menjadi pejabat tinggi dalam
urusan agama dan berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem
keagamaan yang dihadapi masyarakat.
4. Tanda kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi setelah masa pemerintahan Sulaiman
(1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk
memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah
kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan cakap.
2.5 Kerajaan safawi
Kerajaan safawi di Persia Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari
perkumpulan pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan.
Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah
yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar
terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk
menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang teratur
dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain
syi’ah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang
didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada
masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti
Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah
Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai
puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat
menguasai beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad
(1602 M). Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah
pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara
Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat
dikusainya.
Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu
pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al Syaeraji,
generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan Muhammad Baqir
Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah
mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang fisik dan seni, para penguasa
Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah.
Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan
raksasa diatas zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam
bentuk kerajinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan lain-
lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi
Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein (1694-1722),
Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi
kerajaan Safawi semakin lama semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada
kehancurannya. Safi Mirza adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-
pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain
pecandu narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan
Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada kaum Syi’ah
dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara lain yang menjadi faktor keruntuhan
Kerajaan safawi. Faktor lain adalah konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani,
dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di
kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.
1. Dalam bidang pemikiran, muncul pemahaman dari metode berpikir tradisional menjadi
rasional.
2. Dalam bidang tauhid, berkembang pendekatan teologi Asy’ariyah.
3. Dalam bidang fiqih, muncul mazhab yang sangat besar, yaitu Syafi’I, Maliki, Hambali,
dan Hanafi yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
4. Dengan berkembangnya pengetahuan dan kebudayaan, dapat memberikan pengaruh
positif yang memiliki peradaban bagi masyarakat di Indonesia.
5. Perkembangan ajaran Islam yang sangat pesat dapat mengembangkan Syiar agama
Islam, Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat dianut dan dilaksanakan masyarakat
muslim di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran.
Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya
kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan
fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M yang ditandai dengan kekuasaan Islam
terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.
B. SARAN
1. Sebaiknya, kita harus lebih memahami lagi tentang sejrah perkembangan Islam khususnya
pada abad pertengahan.
2. Sebaiknya, kita juga harus melestarikan budaya-budaya Islam yang berkembang khususnya
ditanah air kita agar tidak punah.
3. Sebaiknya, kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar tidak mengalami
kehancuran seperti akibat godaan setan yang terkutuk.