Anda di halaman 1dari 7

Indikator Moving Average atau yang sering dikenal dengan MA,

merupakan indikator universal yang pasti digunakan atau (paling tidak)


diketahui oleh semua trader. Indikator MA ini memang menjadi salah satu
indikator terkenal karena cara penggunaannya yang mudah, luas, dan dapat
digunakan dalam berbagai unsur trading. Namun demikian, meski fungsinya
sudah banyak diketahu, kebanyakan trader kurang paham betul bagaimana cara
membaca indikator MA secara harfiah maupun teknikal.

Indikator MA Dan Berbagai Macam Fungsinya


Jika diamati secara matematis, indikator MA bertugas untuk menghitung rata-
rata pergerakan harga per satuan waktu (periode) dalam satu time frame. Rata-
rata ini digambarkan dengan sebuah garis kurva yang dilukiskan pada chart
trading. Contohnya, jika Anda menggunakan Moving Average 50 pada time
frame D1, maka kurva yang tampak adalah rata-rata pergerakan harga selama
50 hari. Hal ini tentu saja akan berbedajika Anda ingin membaca indikator MA
pada time frame H1. Di time frame 1-jam ini, Moving Average 50 hanya
merepresentasikan rata-rata pergerakan harga selama 50 jam saja.

(Baca juga: Indikator Moving Average: Fungsi Dan Macam-macam-nya)

Tidak hanya berdasarkan periodenya, klasifikasi indikator MA juga dibagi


menurut metode perhitungan serta pengaplikasiannya. Perubahan
terhadap beberapa variabel ini tentu juga akan berpengaruh pada bagamana
cara membaca indikator MA. Metode perhitungan yang sering digunakan saat ini
adalah Simple, Exponential, Light Weighted dan Smoother. Sedangkan
pengaplikasian yang sering digunakan adalah nilai Close, Open, High, Low, dan
Median Price.

Selain jenisnya yang bermacam-macam, indikator Moving Average


juga memiliki beragam fungsi. Utamanya, indikator MA digunakan untuk
menentukan jenis dan arah tren pada market. Namun selain itu, Moving Average
juga dapat digunakan sebagai tempat Open posisi, Close posisi, serta sebagai
Support dan Resistance Dinamis. Masing-masing fungsi ini tentu saja juga
membutuhkan cara membaca indikator MA yang berbeda-beda.

Cara Membaca Indikator Moving Average


Tidak seperti artikel-artikel sebelumnya, pada kesempatan kali ini tidak akan
dibahas fungsi-fungsi dan cara penggunaan indikator MA yang umum.
Sebaliknya, artikel ini membahas bagaimana dasar dari cara membaca
indikator MA berdasarkan periode, serta nilai pengaplikasiannya. Dengan
mengetahui dasar-dasar tersebut, Anda bisa lebih mudah 'berselancar' dengan
MA, karena sudah mengerti mengapa harga dan MA dapat bertindak sedemikian
rupa.

Periode Moving Average Dan Cara Membacanya

Dalam menghitung serta cara membaca indikator MA, periode merupakan


salah satu komponen pentingyang perlu dipahami. Lebih dari sekedar itu,
periode harus ada jika Anda ingin menghitung rata-rata pergerakan harganya.
Perhatikan gambar di bawah berikut ini sebagai awal pembahasan periode
indikator MA:

Pada gambar di atas telah diaplikasikan 5 buah Simple Moving Average (SMA)
dengan periode yang berbeda-beda. Kelima Moving Average ini tentu saja
memiliki artian dan cara membaca yang berbeda. Misalkan, pada Moving
Average dengan periode 1 tidak merata-ratakan nilai apapun dalam Chart.
Moving Average periode 1 ini hanya menghubungkan 1 nilai Close candle ke
Close candle berikutnya tanpa ada perhitungan apapun.
Hal ini akan berbeda dalam Moving Average 5, 10, 20 dan 50. Pada Moving
Average 5, nilai-nilai MA yang didapatkan adalah hasil perhitungan dari
nilai 5 buah candle. Begitu pula MA 10 dan seterusnya yang didapatkan sesuai
hasil perhitungan periodenya masing-masing.

Coba pahami hal di atas lalu perhatikan kembali chart Anda. Bandingkan
antara pergerakan MA berbagai periode tersebut dengan harga. Jika
Anda cermat, maka Anda akan mendapati bahwa semakin tinggi periode
Moving Average, maka akan semakin lambat pula pergerakan dan
fluktuasi MA terhadap harga.

Contohnya adalah saat terjadi penurunan tajam pada harga, Slope atau tingkat
kemiringan MA dengan periode kecil juga akan menukik dengan tajam pula.
Namun ketika penurunan tersebut mereda dengan terjadinya koreksi kecil, maka
MA dengan periode kecil juga akan ikut menukik ke atas. Hal ini tentu saja tidak
akan terjadi dengan MA berperiode lebih besar.

Pengetahuan tentang fluktuasi MA ini biasanya digunakan dalam melihat


jangkauan MA terhadap tren atau bias market saat itu. Untuk melihat tren
yang panjang, maka trader juga harus menggunakan MA dengan periode besar.

Contohnya, seringnya digunakan Moving Average 200 sebagai jangkauan untuk


melihat tren panjang dalam suatu market.

Mari kembali ke periode Moving Average. Perhatikan kembali gambar yang


menujukkan beberapa periode Moving Average di atas. Lihat bagaimana
pergerakan harga beserta fluktuasi Moving Average-nya. Jika Anda cermat, Anda
akan mendapati kecenderungan harga untuk mondar-mandir pada
Moving Average. Tidak peduli berapapun periodenya, ataupun seberapa jauh
harga telah bergerak dari indikator MA, pada satu waktu harga pasti akan
kembali ke MA tersebut. Istilah inilah yang sering dikenal dengan "harga
kangen MA" pada trader-trader senior.

Bagaimana pengaruh pembalikan harga terhadap periode MA ini? Semakin kecil


periode indikator Moving Average yang digunakan, maka akan semakin sering
pula harga mondar-mandir pada MA tersebut. Namun semakin besar periode MA
tersebut, harga biasanya hanya cenderung kangen saja, tapi tidak mondar-
mandir seperti pada MA dengan periode kecil.
Tidak percaya? Coba perhatikan kembali chart Anda. Pengetahuan ini digunakan
para trader dalam menentukan titik Support dan Resistance menggunakan
indikator MA. Dengan menggunakan MA berperiode Besar, seperti MA-200,
trader menjadikannya sebagai titik-titik Support dan Resistance yang kuat.
Sedangkan dengan MA periode kecil seperti 21 dan 8, sering digunakan sebagai
titik-titik acuan saat harga sudah kangen dengan MA.

(Baca juga: Cara Trading Dengan Moving Average 200)

Sebenarnya masih banyak cara membaca indikator MA lain berdasarkan periode


yang bisa diungkap, seperti bagaimana cara membaca indikator MA pada time
frame H4 di tf H1 hanya dengan cara mengkonversi dan bermain-main dengan
periodenya. Ada juga cara menetapkan periode-periode yang baik dalam time
frame tertentu jika dilihat dan ditinjau berdasarkan waktu serta fungsi-fungsi
lain. Namun seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, mari lanjut pembahasan
ke pada bagaimana cara membaca indikator MA berdasarkan nilai acuan
perhitungan yang digunakan.

Nilai Aplikasi Perhitungan MA Dan Cara Membacanya

Variable berikutnya yang juga sangat mempengaruhi dalam cara membaca


indikator MA adalah nilai dalam perhitungan Moving Average. Nilai ini ada
bermacam-macam jenisnya, tapi pada kesempatan kali ini, hanya akan
dijelaskan nilai High, Low, Open dan Close harga. Untuk itu, perhatikan gambar
di bawah ini yang mengaplikasikan SMA-20 dengan berbagai nilai sebagai dasar
perhitungannya.

Perhatikan dan amati masing-masing indikator Moving Average berikut ini. Jika
dijelaskan secara harfiah, SMA-20 Close merepresentasikan nilai rata-rata
dari penutupan harga selama 20 candlestick terakhir. Apabila diubah menjadi
SMA-20 High, MA akan merepresentasikan nilai rata-rata dari harga tertinggi
masing-masing candlestick. Begitu pula untuk nilai Open maupun Low, masing-
masing merepresentasikan rata-rata nilai pembukaan dan terendah pada pasar.

Perbedaan nilai acuan ini tentu saja memberikan hasil yang berbeda serta cara
membaca indikator MA yang berbeda pula. Jika menggunakan nilai High dan
Low sebagai acuan, Anda akan mendapati bahwa pada satu waktu harga hanya
akan berkutat di dalam kedua MA yang mirip dengan Channel ini; hal ini tentu
saja tidak akan terjadi jika Anda hanya menggunakan MA dengan nilai acuan
Close saja.
Contoh lain dalam cara membaca indikator MA dari nilai acuan perhitungannya
adalah saat melihat tren harga. Dalam penggunaan acuan nilai High atau
Low, tren saat itu bisa diketahui dari MA mana yang lebih sering disambangi oleh
harga. Tentu saja hal ini tidak bisa dilakukan oleh MA dengan perhitungan nilai
Close dan Open yang cenderung lebih dekat ke rata-rata Median harga.

Anda mungkin juga menyukai