Laporan Bubut
Laporan Bubut
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
resmi praktikum ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan resmi praktikum ini berisi tentang laporan kerja mesin bubut. Adapun
laporan resmi praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan dan
Pengerjaan Logam
Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan laporan ini, antara
lain:
1. Kepada Bapak Ir. Amiadji, ST., MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Bahan dan Pengerjaan Logam
2. Kepada Bapak Didik Dwi Santoso selaku kepala laboratorium mesin kapal dan
staff-staff laboratorium yang membantu dalam proses pengerjaan praktikum.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu kami terbuka untuk kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua yang
membacanya.
Penulis
ABSTRAK
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas yang banyak digunakan dì
industri manufaktur, bengkel teknik, lembaga pendidikan vokasional, kursus atau pelatihan
mesin dan lain-lain. Mesin bubut digunakan untuk membuat berbagai jenis produk atau
benda kerja yang dilakasanakan dengan cara pemotongan benda kerja. Proses pemotongan
benda kerja ini dikakukan dengan cara menyayat benda kerja yang berputar oleh suatu alat
potong (pahat) yang digerakkan secara lurus (translasi) dalam arah sejajar maupun
melintang sumbu benda kerja. Mesin bubut ini sering digunakan untuk pekerjaan yang lebih
banyak variasinya dan memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
ABSTRACT
Lathe is one of the most widely used machine tools in manufacturing industry,
engineering workshops, vocational education institutions, training courses and machinery and
others. Lathes are used to create various types of products or workpieces by cutting workpieces.
The process of cutting the workpiece is nailed by cutting a rotating workpiece by a cutting tool
(sculpture) which is moved perpendicularly (translations) in a parallel or transverse direction of
the workpiece axis. The lathe is often used for more varied work and requires a high degree of
accuracy.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Abstrak
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Manfaat
Bab II Dasar Teori
2.1 Pengertian mesin bubut
2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut
2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Beserta Fungsinya
2.4 Jenis-Jenis Pahat Bubut dan Pencekam Benda Kerja
2.5 Jenis-Jenis Pembubutan
2.6 Parameter Utama Pada Mesin Bubut
2.7 Aplikasi Pembubutan Di Bidang Marine Dan Non-Marine.
Bab III Tahapan Praktikum Mesin Bubut
3.1 Gambar Kerja
3.2 Peralatan Praktikum
3.3 Parameter Yang Diatur
3.4 Proses Pembubutan
3.4.1 Proses Pencekaman Benda, Facing dan Bor Center
3.4.2 Proses Bubut Bertingkat
3.4.3 Proses Pembubutan Alur Radius
3.4.4 Proses Finishing
Bab IV Penutup
4.1 Pertanyaan
4.2 Kesimpulan
4.3 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin
berkembang, sehingga diharapkan setiap mahasiswa, terutama mahasiswa teknik sistem
perkapalan diwajibkan mampu mempraktikkan kerja mesin perkakas dengan terampil
selain menguasai teori tentang mesin perkakas. Salah satunya adalah mesin bubut.
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk
benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang
industri, keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri permesinan.
Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-
komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain
sebagainya.Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lainseperti
mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesinfrais (milling
machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing machine) dan mesin-
mesin yang lainnya. Pada bidan marine engineering pun mesin ini sangatlah dibutuhkan,
untuk itu sangatlah dibutuhkan seseorang yang profesional dalam bidang mesin kapal
yang dasarnya mesin-mesin tersebut membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang
sangat sempurna serta keahlian dalam mengerjakannya di ranah perkapalan.
Oleh karena itu, dengan adanya praktikum menggunakan mesin bubut ini
diharapkan mahasiswa mampu dan memiliki pengetahuan dalam pengerjaan mesin
bubut yang baik secara teori maupun praktek supaya setelah memasuki dunia kerja dan
perindustrian mahasiswa tidak merasa canggung lagi.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bubut secara manual
BAB II
DASAR TEORI
Gambar 2.5 Roda Pully dan Mekanik Gambar 2.6 Gearbox pada kepala tetap
lainnya(machinedo.blogspot.com) (machinedo.blogspot.com)
dengan motor penggerak (Gambar 2.5). Dengan tumpuan poros dan mekanik
lainnya, pully dihubungkan dengan poros spindel dan beberapa susunan transmisi
mekanik dalam gear box (Gambar 2.6). Susunan transmisi mekanik dalam gear box
tersebut terdapat beberapa komponen diantarnya, roda gigi berikut poros
tumpuannya, lengan penggeser posisi roda gigi dan susunan mekanik lainnya yang
berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran mesin, kecepatan pemakanan dan
arah pemakanan. Susunan transmisi mekanik didalam gear box, dihubungkan dengan
beberapa tuas/handel dibagian sisi luarnya, yang rancangan atau didesainnya dibuat
sedemikan rupa agar seorang operator mudah dan praktis untuk menjanggkau
dalam rangka menggunakan/mengatur dan merubah tuas/handel tersebut sesuai
dengan kebutuhannya.
Setiap mesin bubut dengan merk atau prabrikan yang berbeda, pada
umumnya memiliki posisi dan konstruksi tuas/ handel yang berberbeda pula
walaupun pada prinsipnya memiliki fungsi yang sama. Contoh pada jenis mesin
bubut standar “Celtic 14”, dapat memperoleh putaran mesin yang berbeda-beda
apabila hubungan diantara roda gigi diadalamnya diubah-ubah menggunakan tuas
pengatur kecepatan putaran yaitu “A” (kerja tunggal) dan “B” (kerja ganda). Putaran
cepat (tinggi) biasanya dilakukan pada kerja tunggal, yaitu diperlukan untuk
pembubutan dengan tenaga ringan atau pemakanan kecil (finising), sedangkan
putaran lambat dilakukan pada kerja ganda. yaitu diperlukan untuk membubut
dengan tenaga besar dan sayatan tebal (pengasaran). Sedangkan tuas “C dan D”
berfungsi mengatur kecepatan putaran transportir yang berhubungan dengan
kehalusan pembubutan dan jenis ulir yang akan dibuat (dapat dilihat pada pelat tabel
pembubutan dan ulir).
Kepala lepas ini dapat digeser sepanjang alas (bed) mesin. Kepala lepas dapat
digeser sepanjang alas (bed) mesin. tinggi senter kepala lepas sama dengan tinggi
senter kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan,
yang diikat dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua
senter sepusat, atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirusan tinggi senter
kepala tetap. Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat
dengan 2 baut pengikat yang dapat digeser untuk keperluan kedua senter sepusat,
atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus.
Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan
memanjang (longitudinal carriage) terlihat pada (Gambar 2.10 poin a), berfungsi
untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau menajaui
spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus
sebagai dudukan eretan melintang. Kedua: Eretan melintang (cross carriage) terlihat
pada (Gambar 2.10 poin b), befungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah
melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara manual/otomatis dan
sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top carriage) terlihat pada
(Gambar 2.10 poin c), berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah
sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan
melintang bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan
melintang. Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan
melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/bergesar.
Gambar 9.2 Eretan memanjang, melintang, dan atas
(machinedo.blogspot.com)
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau
trapesium dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk
membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan
arah memanjang/melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar
pada umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah
poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam
proses pemakanan secara otomatis. Poros transportir dan poros pembawa dapat
Tuas/Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaannya. Maka ari itu,
didalam mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses pembubatan harus
berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin bubut
tersebut (Gambar 2.13)
ketangguhan dan ketahanan terhadap abrasi serta keausan. Selain itu, resistensi
terhadap deformasi termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup baik. Oleh
karena itu, harga pahat jenis ini juga relatif mahal.
c. Pahat Baja
Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C)
tanpa unsur
Gambar 2.18Pahat HCS
lain dengan
(http://blogkegalih.blogspot.co.id/p/blog-page.html)
prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu mempunyai kekerasan
permukaan yang cukup tinggi.
Baja karbon ini bisa digunakan
untuk kecepatan potong
rendah (sekitar VC – 10
m/min) karena sifat
martensit yang melunak pada temperatur sekitar 250°C. Pahat jenis ini hanya
dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena
harganya yang relatif murah maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat
ulir. Keuntungannya:
Digunakan untuk kecepatan potong yang rendah.
Dapat memotong material benda kerja yang lunak.
Harganya murah.
d. P
ahat Paduan Cor Nonferro
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida
(Cemented Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana
karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai hot hardness dan wear resistance
yang terlalu rendah. Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi bentuk-
bentuk yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian
diasah menurut geometri yang dibutuhkan. Paduan nonferro terdiri dari 4
macam eleman utama adalah sebagai berikut :1. Cobalt : sebagai pelarut bagi
elemen elemen lain 2. Krom (Cr): (10% s.d 35% berat) yang membentuk
karbida. 3.Wolfram (W) : (10% s.d 25% berat) sebagai pembentuk karbida
4.Karbon : 3% C menghasilkan jenis yang keras dan tahan aus.
e. Pahat Keramik
K
Gambar 2.20 Pahat paduan cor nonferro
e
(http://hirzanrizky.blogspot.co.id/2014/11/material-pahat-proses-pembentukan-geram.html)
r
amik adalah material paduan
metalik dan non metalik. Proses
pembuatannya melalui powder
processing. Keramik secara luas
mencakup karbida, nitrida,
borida, oksida, silikon, dan karbon.
Keramik mempunyai sifat
yang relatif rapuh. Beberapa
contoh jenis keramik sebagai
perkakas potong adalah :1. Keramik oksida atau oksida aluminium (Al2O3) murni
atau ditambah 30% titanium (TiC) untuk menaikkan kekuatan non-adhesif. Disertai
dengan penambahan serat halus (whisker) dari SiC dimaksudkan untuk
mengurangi kegetasan disertai dengan penambahan zirkonia (ZrO2) untuk
menaikan jumlah retak mikro yang tidak terorientasi guna menghamabat
pertumbuhan retak yang cukup besar dan memiliki sifat yang sangat keras dan
tahan panas.
Gambar 2.21 Pahat keramik
(http://arifwidodo-163030027.blogspot.co.id/)
f. Pahat CBN
(Cubic Boron Nitride)
CBN termasuk jenis keramik. Dibuat dengan penekanan panas (HIP, 60kbar,
1500°C) sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom
heksagonal berubah menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat
dengan menyinter serbuk nitrida boron tanpa atau dengan material pengikat
Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan
pahat sebelumnya. Pahat ini bisa digunakan untuk permesinan berbagai jenis
baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, atau karbida. CBN memiliki
afinitas yang sangat kecil terhadap baja dan tahan terhadap perubahan reaksi
kimia sampai dengan kecepatan potong yang sangat tinggi. Saat ini, pahat
CBN sangat mahal sehingga pemakaiannya sangat terbatas
g. Pahat Intan
Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil proses
sintering serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat
tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan
serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada temperatur
tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka
pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi
(ferros). Cocok untuk “ultra high precision & mirror finish cutting” bagi benda kerja
nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, rubber).
g. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
i. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grip
pegangan pada benda
kerja seperti pada pegangan
tang, obeng agar tidak licin.
Ketarangan :
v : cutting speed (m/min)
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putaran spindel (rpm)
b. Feeding Speed
Feeding Speed ialah kecepatan Makan (mm/min)
νf = f . n
Keterangan :
νf : Feeding speed (mm/min)
f : gerak makan (mm/rev)
n : kecepatan putaran spindel (rpm)
c. Depth of Cut
Depth of cut ialah Kedalaman Pemotongan (mm)
(𝑫−𝒅)
𝒂=
𝟐
Keterangan :
a : depth of cut (mm)
D : diameter awal pembubutan (mm)
d : diameter akhir pembubutan (mm)
Pada mesin kapal terdapat piston. Untuk membuat alur pada head piston
kita bisa menggunakan mesin bubut
Gambar 2.35 Head piston yang digunakan pada mesin
(http://www.engine-piston.com/enginepiston/engine-piston-structure.html)
2. Pembuatan Mur
Mur adalah pasangan dari baut yang berulir dengan ulir betina internal
Gambar 1
Gambar 2
4.2 Kesimpulan
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang digunakan untuk melakukan
pemotongan yang cara kerjanya dengan membuat sayatan pada benda dan
digerakkan melalui sumbu yang berputar secara sejajar dengan benda kerja yang
berputar.
Prosedur menggunakan mesin bubut :
a. Mesin bubut ini tidak bisa terkena cahaya matahari dengan segera.
b. Dalam proses perawatan layaknya pengantian oli pelumasan mesin serta
pemberian grease, diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuat mesin.
c. Sesudah selesai mengoperasikan mesin, bersihkan bagian-bagian mesin dari
beram-beram hasil pemotongan serta cairan pendingin.
d. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama, tidak diperkenakan
memukul benda kerja dengan keras gunakan palu/hammer.
e. Jaga serta cermati dengan seksama sepanjang pengoperasian mesin, jangan
sempat beram-beram yang halus dank jamans terlebih beram besi tulang jatuh
ke meja mesin serta terbawa oleh eretan.
f. Sesudah selesai mengoperasikan mesin, atur seluruh handel-handel pada
posisi netral serta mematikan sumber tenaga mesin
4.3 Saran
1. Posisi pahat dan ukuran seberapa banyak pahat itu memakan benda kerja harus
sangat diperhatikan agar benda kerja tetap terbentuk dengan baik
2. Dalam proses pengerjaan, ukurlah benda kerja dengan jangka sorong secara
berkala agar tidak terjadi kesalahan dalam ukuran benda kerja yang terbentuk
3. Jika pada saat proses pembubutan diameter benda kerja sudah mendekati
diameter yang diinginkan, maka perkecil kedalaman makan pahat sehingga hasil
yang didapat tidak akan terlalu kasar yang nantinya kita akan mengalami
kesusahan saat proses penghalusan.
4. Benda kerja yang sudah terbentuk harus diamplas agar tidak terlihat permukaan
benda kerja yang tidak rata dan juga mencegah terjadinya karat pada permukaan
benda kerja
5. Usahakan pengerjaan benda kerja dengan permukaan yang sehalus mungkin agar
meminimalisir proses pengikiran yang dapat mengurangi ukuran diameter benda
kerja
6. Tidak membersihkan benda kerja dan pahat secara berkala dapat mengakibatkan
terjadi gesekan-gesekan pada kerja sehingga dapat melukai benda kerja (bopeng
dan cekungan)