Abstrak
Sedimentasi merupakan proses terangkutnya partikel-partikel tanah atau hasil dari pelapukan
oleh air, angin, es dan gletser yang kemudian diendapkan di suatu tempat. Dalam hidrologi sedimentasi
merupakan proses terangkutnya material tanah oleh air yang disebabkan oleh erosi, tanah yang
terangkut tersebut nantinya akan mengendap di bagian badan sungai ketika terjadi penurunan
kecepatan aliran air dan menyebabkan pendangkalan. Tujuan dari simulasi sedimentasi yaitu untuk
mengetahui nilai generasi pada senyawa kimia Heptachlor ( C10H5Cl7)
Prosedur percobaan simulasi sedimentasi yaitu menginstall aplikasi Sediment-Version 2.00.
Membuka aplikasi Sediment-Version 2.00. Mengisi kotak simulation ID. Mengisi seluruh kotak pada
chemical properties dengan sifat-sifat senyawa kimia Heptachlor (C10H5Cl7). Mengisi seluruh kotak
pada environmental properties. Mengisi seluruh kotak pada concentrations. Klik compute. Buka kotak
diagram pada model output. Menghitung nilai generasi.
Hubungan antara sedimen depth berbanding lurus dengan nilai generasi yaitu semakin tinggi
sedimen depth maka semakin tinggi nilai generasi dan nilai generasi itu sendiri juga berbanding lurus
dengan konsentrasi yang mana nilai generasi akan semakin tinggi seiring bertambahnya konsentrasi.
1. Pendahuluan
Sedimentasi merupakan proses pemisahan suspensi padatan encer menjadi fluida yang
lebih jernih dan suspensi yang lebih pekat berdasarkan gaya gravitasi. Di dalam pengolahan
air, bangunan sedimentasi digunakan untuk memisahkan partikel padatan atau kotoran yang
terflokulasi atau terkoagulasi. Kecepatan pengendapan partikel yang terdapat dalam air
bergantung pada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran
dalam bak pengendapan (Husaeni, 2012).
Menurut Mustafa (2010), hasil-hasil percobaan sistem batch menunjukkan dengan jelas
bahwa kecepatan pengendapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi. Kesetimbangan
penurunan kecepatan linear dan kenaikan kecepatan massa akibat berat jenis padatan di dalam
lapisan yang lebih besar tidak dapat diduga, namun hal ini sangatlah penting dalam proses
desain.
2. Metode Penelitian
2.1 Alat yang Digunakan
a. Aplikasi Sediment-Version 2.00
b. Variabel Kontrol :
- Chemical concentration 45 μ/g , 302 μ/g, 559 μ/g, 819 μ/g, dan 1073 μ/g
- Sediment depth 20, 40, 60, 80, 100,dan 120 m.
c. Variabel Terikat :
Nilai generasi sedimentasi
3.2 Pembahasan
25000
21374.03382
20000 17812.03382
Generasi (kg/yr)
14250.03382
15000
10687.03382
10000 7125.033819
5000 3562.033819
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Sediment Depth (m)
Grafik 3.2.1. Hubungan Sediment depth dengan Generasi pada Konsentrasi 45 μ/g
Pada grafik diatas menjelaskan hubungan antara sediment depth dengan generasi. Pada
grafik terlihat bahwa pada peningkatan sediment depth diikuti dengan bertambahnya nilai
generasi. Nilai generasi menentukan terbentuknya endapan pada proses sedimentasi. Nilai
generasi yang besar maka endapannya juga besar. Selain itu, proses sedimentasi juga
dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi maka kandungan senyawa atau
jumlah partikel semakin banyak sehingga endapannya juga besar. Pada konsentrasi 45 μ/g
didapat nilai generasi tertinggi sebesar 21374.03382 kg/yr pada sediment depth 120 m.
Hal ini sesuai dengan literatur oleh Fatmawati (2016), bahwa berdasarkan hasil pada
penelitiannya, besarnya debit berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan, semakin besar
debit air semakin besar pula hasil endapan yang terbentuk.
160000 143000.2761
140000 120000.2761
120000
Generasi (kg/yr)
95631.27614
100000
71723.27614
80000
60000 47815.27614
40000 23908.27614
20000
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Sediment Depth (m)
Grafik 3.2.2 Hubungan Sediment depth dengan Generasi pada Konsentrasi 302 μ/g
Pada grafik diatas menjelaskan hubungan antara sediment depth dengan generasi. Pada
grafik terlihat bahwa pada peningkatan sediment depth diikuti dengan bertambahnya nilai
generasi. Nilai generasi menentukan terbentuknya endapan pada proses sedimentasi. Nilai
generasi yang besar maka endapannya juga besar. Selain itu, proses sedimentasi juga
dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi maka kandungan senyawa atau
jumlah partikel semakin banyak sehingga endapannya juga besar. Pada konsentrasi 302 μ/g
didapat nilai generasi tertinggi sebesar 143000.2761 kg/yr pada sediment depth 120 m.
Hal ini sesuai dengan literatur oleh Fatmawati (2016), bahwa berdasarkan hasil pada
penelitiannya, besarnya debit berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan, semakin besar
debit air semakin besar pula hasil endapan yang terbentuk.
300000 266000.5195
250000 221000.5195
Generasi (kg/yr)
200000 177000.5195
150000 133000.5195
88506.51946
100000
44253.51946
50000
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Sediment Depth (m)
Grafik 3.2.3 Hubungan Sediment depth dengan Generasi pada Konsentrasi 559 μ/g
Pada grafik diatas menjelaskan hubungan antara sediment depth dengan generasi. Pada
grafik terlihat bahwa pada peningkatan sediment depth diikuti dengan bertambahnya nilai
generasi. Nilai generasi menentukan terbentuknya endapan pada proses sedimentasi. Nilai
generasi yang besar maka endapannya juga besar. Selain itu, proses sedimentasi juga
dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi maka kandungan senyawa atau
jumlah partikel semakin banyak sehingga endapannya juga besar. Pada konsentrasi 559 μ/g
didapat nilai generasi tertinggi sebesar 266000.5195 kg/yr pada sediment depth 120 m.
Hal ini sesuai dengan literatur oleh Fatmawati (2016), bahwa berdasarkan hasil pada
penelitiannya, besarnya debit berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan, semakin besar
debit air semakin besar pula hasil endapan yang terbentuk.
450000
389000.7649
400000
350000 324000.7649
Generasi (kg/yr)
300000 259000.7649
250000 195000.7649
200000
130000.7649
150000
100000 64836.76486
50000
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Sediment Depth (m)
Grafik 3.2.4 Hubungan Sediment depth dengan Generasi pada Konsentrasi 819 μ/g
Pada grafik diatas menjelaskan hubungan antara sediment depth dengan generasi. Pada
grafik terlihat bahwa pada peningkatan sediment depth diikuti dengan bertambahnya nilai
generasi. Nilai generasi menentukan terbentuknya endapan pada proses sedimentasi. Nilai
generasi yang besar maka endapannya juga besar. Selain itu, proses sedimentasi juga
dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi maka kandungan senyawa atau
jumlah partikel semakin banyak sehingga endapannya juga besar. Pada konsentrasi 819 μ/g
didapat nilai generasi tertinggi sebesar 389000.7649 kg/yr pada sediment depth 120 m.
Hal ini sesuai dengan literatur oleh Fatmawati (2016), bahwa berdasarkan hasil pada
penelitiannya, besarnya debit berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan, semakin besar
debit air semakin besar pula hasil endapan yang terbentuk.
600000
510001.0051
500000 425001.0051
Generasi (kg/yr)
400000 340001.0051
300000 255001.0051
170001.0051
200000
84944.00506
100000
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Sediment Depth (m)
Grafik 3.2.5 Hubungan Sediment depth dengan Generasi pada Konsentrasi 819 μ/g
Pada grafik diatas menjelaskan hubungan antara sediment depth dengan generasi. Pada
grafik terlihat bahwa pada peningkatan sediment depth diikuti dengan bertambahnya nilai
generasi. Nilai generasi menentukan terbentuknya endapan pada proses sedimentasi. Nilai
generasi yang besar maka endapannya juga besar. Selain itu, proses sedimentasi juga
dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi maka kandungan senyawa atau
jumlah partikel semakin banyak sehingga endapannya juga besar. Pada konsentrasi 1073 μ/g
didapat nilai generasi tertinggi sebesar 510001.0051 kg/yr pada sediment depth 120 m.
Hal ini sesuai dengan literatur oleh Fatmawati (2016), bahwa berdasarkan hasil pada
penelitiannya, besarnya debit berbanding lurus dengan kecepatan pengendapan, semakin besar
debit air semakin besar pula hasil endapan yang terbentuk.
4. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai generasi dari
senyawa Heptachlor (C10H5Cl7) yang semakin besar seiring meningkatnya sediment depth.
Selain itu, nilai generasi akan meningkat juga bersama dengan meningkatnya konsentrasi.
Sehingga generasi berbanding lurus dengan sediment depth dan konsentrasi.
Daftar Pustaka
Fatmawati. (2016). Analisis Sedimentasi Aliran Sungai Batang Sinamar Bagian Tengah diI
Kenagarian Koto Tuo Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Geografi,
156-164.
Husaeni, N., H., E. N., & C., O. H. (2016). Penurunan Konsentrasi Total Suspended Solid pada
Proses Air Bersih Menggunakan Plate Settler. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 69.
Mustafa. (2010). Evaluasi Laju Sedimentasi Pada Kolom Sedimentasi Sistem Batch dengan
Penambahan Flokulan. Jurnal Teknologi Perspektif, 8-12.
Setiyadi. (2014). Menentukan Persamaan Kecepatan Pengendapan pada Sedimentasi. Widya
Teknik.
Sugianto, D. N. (2009). Simulasi Model Transpor Sedimen Tersuspendi untuk Mendukung
Perencanaan Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat. Jurnal Teknologi Lingkungan, 46-
54.