Anda di halaman 1dari 4

Nama : Supangat

NIM : 121160183

STERILISASI

1.Sterilisasi Basah

Pemanasan basah dalam bentuk uap bertekanan dianggap sebagai metode


yang paling diandalkan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan,
termasuk bakteri spora.Metoda ini menggunakan Autoclave untukmensterilkan
media bakteri, alatgelaslaboratorium ,danbarang-barang logam lainnya.

Umumnya sterilisasi dilakukan pada 1210 C selama 15 menit.Beberapa


media membutuhkan sterilisasi pada suhu 1150 C atau 1180 C ,dan tekanan 10
lbs atau 12 lbs  tergantung komposisimasing-masing media.

2. Pemanasan dengan waterbath

Uap panas membunuh mikroorganisme dengan cara denaturasi protein


mikroorganisme. Pada awalnya, penggunaan air mendidih digunakan sebagai
metode uap panas.Media yang mengandung Agar atau gelatin harus di panaskan
supaya dapat larut dengan sempurna.Tetapi air panas tidak dapat dianggap
sebagai media sterilisasi.

3. Sterilisasi dengan filtrasi / penyaringan

Filter adalah media untuk memisahkan mikroorganisme dari larutan.


Sterilisasi dengan filtrasi dilakukan dengan bantuan pompavakum.Cairan akan
lolos melewati filter, sementara microorganism akan terperangkap di pori-pori
filter.

4. Sterilisasi Panas

Waktu sterilisasi panas adalah 120 menit pada 160 °C.Sterilisasi panas
digunakan untuk alat-alat seperti alat gelas laboratorium, alat yang terbuat dari
logam yang dapat tahan pada suhu tinggi.

Pada beberapa jenis perusahaan, termasuk perusahaan di industry farmasi,


oven yang digunakan untuk proses sterilisasi panas harus dilakukan uji
kualifikasi untukmenjamin proses ini berlangsung dengan baik.
5. Pembakaran langsung

Metode paling cepat untuk sterilisasi adalah dengan cara pembakaran


langsung. Nyala api dari Bunsen digunakan untuk sterilisasi bakteri sebelum
memindahkan sampel dari tabung kultur dan setelah inokulasi.

6. Iradiasi Sinar Gamma

Iradiasi sinar gamma memerlukan waktu yang lama untuk sterilisasi.Sinar


Gamma dihasilkan oleh isotop radioaktif, Cobalt 60.Iradiasi sinar gamma tidak
mempengaruhi produk dan menghasilkan material yang bebas kontaminan.

7. Desinfeksi dengan bahan kimia

Zat kimia sangat efektif digunakan untuk mengaturpertumbuhan


mikroorganisme namun tidak dapat melakukan sterilisasi.Kebanyakan
desinfektan memiliki efek racun, oleh karena itu sangat diperlukan untuk
menggunakan alat keamanan (safety).Peralatan dan ruang lab dapat dilakukan
dekontaminasi dengan cara fumigasi dengan gas formaldehid atau dengan sinar
UV.

8.Sterilisasi Fraksional

Sebelum ada autoclave, cairan dan bahan lain disterilisasikan dengan cara
memberikan uap panas/steam pada suhu 100 C selama 30 menit dan masa
inkubasi masing-masing selama 3 hari. Metode ini disebut sterilisasi fraksional /
sterilisasi kecil.

Sterilisasi Fraksional digunakan pada saat ini karena lebih mudah


menggunakannya pada zaman modern saat ini.

SUBSTRAT PEMBUATAN BIOETANOL

1.Generasi pertama
Teknologi pembuatan bioetanol telah mengalami perkembangan dan
dibedakan menjadi teknologi generasi pertama dan kedua.Perbedaan kedua
generasi tersebut berdasarkan bahan baku untuk memproduksi bioetanol
(McCutcheon, 2007). Bioetanol generasi pertama diproduksi dari bahan yang
mengandung gula atau pati, seperti molase, gula bit, gula tebu, barley, beberapa
macam gandum, jagung, kentang, singkong, tebu.

Bahan berpati pada umumnya mengandung amylase dan


amilopektin. Bahan-bahan berpati yang digunakan untuk memproduksi
bioetanol tersebut juga dimanfaatkan sebagai bahan pangan.Kompetisi bahan
baku sebagai bahan pangan dan bahan produksi etanol mendorong usaha
penggunanaan bahan baku lain di luar rantai makanan manusia. Hasil dari
pengembangan tersebut menghasilkan teknologi generasi kedua yang
memanfaatkan bahan yang mengandung selulosa atau hemiselulosa.

2.Generasi kedua

Teknologi generasi kedua yang memanfaatkan bahan yang mengandung


selulosa atau hemiselulosa.Bioetanol dengan bahan baku lignoselulosa (bahan-
bahan kayu, serat atau bahkan limbah yang dapat terdegradasi)disebut sebagai
bietanol Generasi Kedua (Second  Generation) karena mencakup jenis bahan
baku yang lebih luas.

Teknologi generasi kedua masih dalam taraf penelitian dan


pengembangan pada skala pilot. Meskipun masih dalam taraf penelitian,
produksi etanol dengan teknologi generasi kedua sangat berpotensi untuk
dikembangkan mampu karena menghasilkan bioetanol dengan perolehan tinggi
tanpa berkompetisi dengan pangan.

3.Generasiketiga

Mikro alga memiliki potensi sebagai bahan baku penghasil energi. Tidak
dipungkiri bahwa pertumbuhan mikroalga lebih cepat dari beberapa tumbuhan
lain yang dapat menghasilkan minyak, seperti jagung, kedelai, kelapa sawit, dan
bunga matahari. Selain itu mikroalga tidak membutuhkan banyak lahan dan air
untuk pertumubuhan.Lebih jauh lagi, mikroalga tidak menghasilkan limbah
yang berdampak bu ruk bagi lingkungan sehingga tidak mempengaruhi kualitas
air yang telah digunakan sebagai pertumbuhan.

Kenapa disebut generasi ketiga? Mikroalga tidak menjamah dalam aspek


pangan, meski di antara beberapa spesiesnya dapat digunakan untuk pangan.
Berbeda dengan jagung, palm oil, coconut oil, dan beberapa tumbuhan tingkat
tinggi lain yang masih dibutuhkan oleh kelangsungan hidup manusia, mikroalga
tidak masuk dalam aspek pangan. Dan digadang gadang, mikroalga dapat
tumbuh lebih masiv dari tumbuhan tingkat tinggi, lebih membutuhkan sedikit
air, dan menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang cukup tinggi. Mikroalga
juga dapat tumbuh di hampir semua tempat, bahkan dapat memanfaatkan
limbah cair industri, seperti Agroindustri untuk kelangsungan hidupnya.

Substrat generasi pertama merupakan substrat yang paling mudah,murah


didapat karena bahannya masih banyak ditemukan hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai