KB Kondom
KB Kondom
A. KONDOM
Kondom ada dua macam yaitu untuk pria dan wanita. Kondom pria
biasanya terbuat dari latex ( karet) yang sangat tipis, dan polyurethane
(plastic), sedangkan kondom wanita terbuat dari polyurethane. Efektivitas
kondom pria antara 85-95 %, sedangkan kondom wanita sebesar 75-95%.
(Erna Setiyaningrum, 2016)
1
a. Theoretical effectiveness, yang meliputi “ method failure” 2% per 100
pasangan pertahun, sangat erat sekali hubungannya dengan karakteristik
individu, misalnya :
1) Umur
2) Motivasi : menjarangkan atau menghindari kehamilan
3) Tingkat pendidikan suami istri
4) Lamanya perkawinan
5) Penghasilan keluarga
6) Pengalaman memakai kondom
b. Use effectiveness yang meliputi “user failure” 13-38%
Efektivitas dapat dikombinasikan dengan memakai spermisid bersamanya.
Saat ini, dengan tersedianya kondom dengan kualitas yang relative tinggi,
maka problem utama dalam hal efektivitas, jelas bukan terletak pada
kondom itu sendiri melainkan terletak pada pemakainya.
Efek non kontraseptif :
1) Perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seks ( PHS)
yang sedang hangat pada dewasa ini yaitu HIV/AIDS
2) Perlindungan terhadap PID/infeksi cairan amnion ( pada wanita hamil)
3) Kadang-kadang kondom dianjurkan untuk mengobati ejakulasi
premature karena kondom dapat mengurangi sensitivitas gland penis
4) Penelitian akhir – akhir ini menunjukkan bahwa kondom mempunyai
efek mengurangi, dan mungkin juga efek terapeutik, terhadap
timbulnya sel-sel serviks yang normal ( HPV), sehingga kemungkinan
timbulnya cervical dysplasia ataupun karsinoma serviks menjadi lebih
kecil
5) Terapi infertilitas pada wanita – wanita tertentu, ditemukan adanya
antibody terhadap spermatozoa yang penyebabnya sampai sekarang
belum diketahui. (Imelda Fitri, 2018)
2
B. Kondom Pria
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks, plastic atau bahan alami yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual dan berfungsi sebagai tempat penampungan
air mani yang dikeluarkan pria saat senggama seingga tidak tercurah pada
vagina. (Imelda Fitri, 2018)
Kerugian :
3
a. Angkat kegagalan relative tinggi
b. Perlu menghentingkan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks
guna memasang kondom
c. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus setiap
senggama. (Imelda Fitri,2018)
2. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi penggunaaan kondom :
a. Pria
1) Penyakit genetalia
2) Sensitivitas penis terhadap secret vagina
3) Ejakulasi premature.
b. Pasangan Pria dan Wanita
1) Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
2) Senggama yang jarang
3) Penyakit kelamin ( aktif atau tersangka )
4) Herpes genetalia atau kondiloma akuminata
5) Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam terapi
6) Sistitis, dysuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakkan
7) Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD.
(Imelda Fitri, 2018)
a. Absolute
1) Pria dengan ereksi yang tidak baik
2) Riwayat syok septik
3) Tidak bertanggung jawab secara seksual
4) Interupsi seksual foreplay menghalangi minat seksual
5) Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner seksual
b. Relative, interupsi foreplay yang menggangu ekspresi seksual. (Imelda
Fitri, 2018)
4
3. Efek Samping
Bila terjadi efek samping dapat dilakukan :
a. Klien disarankan mengganti kondomnya
b. Bila klien menggunakan kondom dengan spermisida, sarankan mengganti
dengan tanpa spermisida. (Imelda Fitri, 2018)
4. Cara Pemilihan Kondom
Ada dua macam kondom yaitu :
a. Kondom dengan lubrikasi sehingga dapat mencegah luka lecet atau robek
intravagina, terutama pada vagina yang relative kering
b. Kondom yang sangat tipis dan mudah robek atau mudah bocor. (Erna
Setiyaningrum, 2016)
5. Jenis Tipe Kondom Pria
a. Kondom Lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk
silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm,
garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau
berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang
telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari standar.
b. Kondom Berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan
variasi kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna,
memiliki rasa dan beraroma.
c. Kondom Anti Alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan
tidak dipralubrikasi.
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk
hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan
perlindungan tambahan terhadap HIV/AIDS. (Auliyah, 2017)
5
6. Cara Pemakaian dan Pelepasan Kondom yang Benar Pada Pria
a. Cara Pemakaian
1) Keluarkan kondom dari wadah dengan hati-hati (jangan sampai
tergores atau robek)
2) Pasangkan kondom diujung penis pada saat penis sudah berereksi
dengan ujung kondom dijepit dengan dua jari lalu putar agar tidak ada
udara yang masuk
3) Gulung kondom kea rah pangkal penis dan sisakan sedikit ruang
kosong diujing penis sebagai tempat untuk menampung sperma. (Erna
Setiyaningrum, 2016)
b. Cara Melepaskan
1) Lepaskan kondom saat posisi penis masih ereksi. Tahan bagian
pangkalnya agar tidak tumpah saat dilepas. Setelah lepas pastikan
penis tidak bersentuhan lagi dengan vagina.
6
2) Bungkus dengan tissue saat membawa kondom bekas agar tidak
tumpah. Buang kondom bekas ditempat sampah.
3) Buang sperma ke dalam kloset, cuci kondom sampai bersih lalu
bungkus dengan tissue atau kresek dan buang ke tempat sampah. (Erna
Setiyaningrum, 2016)
C. Kondom Wanita
Kondom wanita adalah kondom khusus yang digunakan untuk wanita
atau istri yang mempunyai peran ganda, yaitu untuk mencegahnya terjadinya
kehamilan dan juga mencegah penularan penyakit-penyakit infeksi seksual
termasuk HIV/AIDS. (Suryati, 2010)
7
Kondom wanita dibuat dari plastic polyurethane or nitrile (a synthetic
latex). Yang sangat tipis, lembut, tidak berbau dan sangat kuat. Kondom
wanita ini berukuran lebih besar dari kondom pria, lebih kuat dan tidak mudah
robek. Kondom wanita sangat pas dipasang divagina, dan menutupi bibir luar
vagina. Serta bisa dimasukkan ke dalam vagina wanita sebelum melakukan
hubungan seksual. (Suryati, 2010)
8
semasa hubungan sex akan mengurangi risiko seseorang tertular atau
menularkan penyakit IMS, termasuk infeksi HIV, kencing nanah,
klamidia, trichomonas, kuman papilloma virus menular (HPV),
hepatitis B, dan dapat mencegah perubahan prekanker tertentu pada
sel-sel leher rahim. (Suryati, 2010)
2. Keuntungan dan Kerugian Kondom Wanita
Keuntungan :
a. Mudah cara pemasangannya.
b. Tidak perlu menggunakan resep.
c. Mudah diperoleh.
d. Dapat menyalurkan rasa hangat dan sangat sensitive.
e. Biasanya tidak menimbulakan alergi.
f. Tidak mempengaruhi hormon alami wanita.
g. Tidak membutuhkan suhu khusus untuk penyimpanan.
h. Bisa dipasang sendiri, atau bisa saja dibantu oleh pria/suami.
i. Dapat menggunakan semua jenis pelican/lubricant.
j. Tidak menimbulkan rasa sakit.
k. Di Negara luar Indonesia, Kondom Wanita ini tersedia tanpa resep,
dan dapat di beli di toko obat, beberapa supermarket, pusat-pusat
pelayanan KB. (Suryati, 2010)
Kerugian :
9
3. Indikasi dan Kontraindikasi Kondom Wanita
Indikasi penggunaan kondom wanita :
a. Apabila pasangan menghendaki pihak wanita yang menggunakan
metode barrier reversibel sebagai kontrasepsi.
b. Untuk melindungi maksimum terhadap IMS.
10
Gambar 5. Cara Pemasanagan Kondom Wanita
11
Gambar 6. Cara Melepaskan Kondon Wanita
12
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, Imelda. 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini & Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Gosyen Publishing.
13