PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arsitektur memiliki definisi yang luas, namun dalam KBBI Arsitektur adalah seni dan ilmu
merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya, ilmu bangunan atau
metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. Bagaimana pun definisi yang digunakan,
bangunan yang baik harus memiliki keindahan / estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan
kegunaan / fungsi (utilitas). 3 hal tersebut harus memiliki keseimbangan, tidak boleh ada salah
satunya yang diutamakan (Virtivius). Dengan begitu, desain/rancangan harus selalu berorientasi
tepatguna dan well-taste, yaitu sesuai atau cocok bagi penghuninya dan mempunyai pengaruh
yang positif pada lingkungannya (Munichy Bachroon Edrees). Agar berorientasi tepat guna,
dalam merancang harus mengetahui kaidah bangunan yang akan dirancang misalnya dengan
mengetahui kaidah arsitektur tersebut. Sebagaimana berlaku pada Arsitektur islam.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, banyak tafsiran etimiologi arsitektur islam yang
sangat luas dan berkembang yang merujuk dari berbagai pendekatan pemahaman para penafsir.
Pada dasarnya arsitektur islam meliputi kata arsitektur dan islam. Dimana kata islam merujuk
pada agama islam. Sumber aturan dasar dalam agama islam yaitu Al-Quran dan sunnah (Dr. Drs.
Abd. Shomad, S.H., M.H.) dan hal itu diakui negara yang tertera pada laman indonesia.go.id
bahwa kitab suci agama islam ialah Al-Qur’an. Aturan tersebut baiknya tidak hanya
diaplikasikan pada kegiatan kerohanian belaka. Begitu pun dalam dunia arsitektur, arsitektur
islam sudah seharusnya berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah. Jika dalam setiap kegiatan
pedoman tersebut harus dipegang kuat, maka hal itu harus diaplikasikan juga pada bangunan
masjid sebagai tempat ibadah umat beragama islam (Indonesia.go.id).
Peranan masjid dalam masyarakat Muslim yang bukan hanya berperan sebagai pusat
ibadah saja, namun juga sebagai pusat dari berbagai kegiatan sosial-masyarakat dan menjadi
salah satu pilar utama dari peradaban islam sebagaimana tertera pada Hadits (Aisyah N. Handryan,
2010). Pada dasarnya , dalam pemaparan yang disampaikan oleh Ust Adi Hidayat yang merujuk
pada Q.S Al-Jin ayat 18 yang berbunyi:
َ فاَل لِلَّه الْمساجد َ
ن
َّ وأ
َ َ ِ َ َ ِ َ ع تَدْعُوا
َ م ِ َّ حدًا الل
َ ه َ أ
“Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, karena janganlah menyembah
selain Allah sesuatu pun.”
Masjid merupakan rumah allah bukan rumah kita yang punya aturan yang harus
dipahami. Sehingga perlu kehati-hatian karena dalam mensinergikan rancangan bangunan
terhadap fungsi dan kegiatan bangunan.
Perkembangan masjid di Indonesia secara tidak langsung memberikan penafsiran yang
beragam. Yang paling kuat adalah dalam penggunaan penutup atap masjid. Bagi perancang yang
mempertimbangkan pendekatan masjid di timur tengah menggunakan kubah sebagai penutup
atapnya, sedangkan perancang yang menggunakan pendekatan lingkungan Indonesia tidak
menggunakan atap kubah, bisa berupa dak beton, pelana dan sebagainya. Pendekatan
perancangan masjid di timur tengah wajar terjadi mengingat bahwa kiblat shalat umat beragama
muslim berada di Makkah. Namun hal itu tidak bisa menjadikan penghakiman bahwa arsitektur
islam sama dengan arsitektur timur tengah karena pedoman utama masjid adalah aturan Allah.
Secara tidak langsung, tipologi arsitektur masjid muncul dari masjid populer. Di Kota
Depok, Masjid Kubah Emas merupakan Masjid populer karena masyarakat menilai ada keunikan
pada bentuk masjidnya yang mengadopsi arsitektur timur tengah. Lain halnya dengan Masjid
Ukhuwah Islamiah yang merupakan Masjid utama di salah satu Universitas Negeri terbaik di
Indonesia, masjid tersebut lebih mengadopsi arsitektur Indonesia jika sekilas dilihat dari penutup
atapnya. Dengan perbedaan pendekatan arsitektur kedua masjid tersebut, maka Masjid Kubah
Emas dan Masjid Ukhuwah Islamiah Akan dijadikan studi kasus dalam penilitian ini.
Namun dengan perbedaan pendekatan tersebut, penulis bukan menitikberatkan penelitian
pada pendekatan arsitektur apa yang digunakan, melainkan kepada bagaimana implementasi
Arsitektur Islam yang dimana keduanya merupakan bangunan masjid. Namun nantinya
pendekatan arsitektur yang digunakan lebih dijadikan bahan pertimbangan penulis semata untuk
lebih menggunakan pendekatan yang mana. Oleh karena itu judul Penelitian Arsitektur yang
diambil adalah “Implementasi Arsitektur Islam pada studi kasus: Masjid Kubah Emas dan
Masjid Ukhuwah Islamiah di Depok, Jawa Barat”.