Anda di halaman 1dari 1

MEMBANGUN KEMBALI BUDAYA MARITIM DI INDONESIA

Jika pemerintah kolonial begitu menganggap penting transportasi laut sebagai upaya
menyatukan pulau-pulau di Nusantara, mengapa pemerintah indonesia tidak. Sebagai negara
dengan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim
dunia. Poros maritim merupaka gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin
konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan
transportasi laut, serta fokus pada keamaan politik. Gagasan poros maritim dunia juga perna
disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada KTT Asia Timur pada tahun 2014, beliau
mengungkapkan bahwa ada lima pilar utama untuk mewujudkan cita-cita indonesia sebagai
poros maritim dunia, Yaitu melalui pengembangan budaya maritim, menjaga dan
mengelolah sumber daya laut, memberikan fokus pada infrastruktur kelautan, melakukan
diplomasi maritim, dan yang terakhir membangun kekuatan peratahanan maritim. Selain itu
seorang Dekan FIB UI Prof.Dr.Adrianus L G Waworuntu,M.A. pernah memapa- rkan
bahwa sejarah Indonesia modern merupakan peninggalan yang berkesinambungan deaoam
budaya maritim “Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki posisi strategis berpotensi
sebagai poros maitim”tuturnya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya sinergi
pemikiran dengan lembaga-lembaga terkait, khususnya dibidang pendidikan. Laut berperan
sebagai media pemersatu, perhubungan, penyedia sumber daya alam serta pertahanan dan
keamanan. Seorang Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi menyatakan bahwa
budaya maritim adalah suatu aktualisasi pardigma bangsa dalam aktivitas ekoomi, sosial,
politik, dan pertahanan berdasarkan ruang hidup negara yang memiliki laut dan samudra.
“Budaya mariti menjadi momentum awal pembangunan Indonesia sebagai bangsa maritim”,
papar Laksamana Ade.

Anda mungkin juga menyukai