Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mempunyai
dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi
organ atau individu. Untuk pencapaian tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologisnya. Selain itu untuk mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangn anak dapat
berjalan secara optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang.
Pada masa kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting bagi perkembangan anak.
Bila terdapat keterlambatan yang tidak diketahui sejak awal, maka perkembangan anak akan
terganggu hingga dewasa nanti.
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan
anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit–penyakit yang
potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak. Karena deteksi dini kelainan
perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih
awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Sayangnya,
banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang dapat dikerjakan untuk mengatasi
kelainan ini dan mereka percaya pula bahwa kelainan yang ringan dapat normal dengan
sendirinya. Sikap seperti ini dapat menghambat pemulihannya, bahkan pada kasus–kasus tertentu
dapat mengakibatkan cacat yang permanen.
Formulir KPSP adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Kuesioner ini diterjemahkan dan
dimodifikasi dari Denver Prescreening Developmental Questionnaire (PDQ) oleh tim Depkes
RI yang terdiri dari beberapa dokter spesialis anak, psikiater anak, neurolog, THT, mata dan lain-
lain pada tahun 1986. Kuesioner ini untuk skrining pendahuluan bayi umur 3 bulan sampai
anak umur 6 tahun yang dilakukan oleh orangtua. Fungsinya adalah untuk mengetahui
perkembangan anak. KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan,
gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.
Hal tersebut membuat penulis merasa tertarik dan berminat untuk membuat Asuhan
Kebidanan Pada Anak “A” Usia 25 Bulan dengan Tumbuh Kembang menggunakan KPSP.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Asuhan Kebidanan pada An. “A” Usia
25 bulan dengan Tumbuh Kembang Normal menggunakan KPSP secara komprehensif dan
sesuai dengan standart asuhan kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1. Memahami teori tentang Konsep Tumbuh Kembang dan Konsep KPSP
2. Melakukan Pengkajian kepada klien yang meliputi data subyektif dan data obyektif pada An.
“A” Usia 25 bulan dengan Tumbuh Kembang menggunakan KPSP
3. Menegakkan Diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah kebidanan berdasarkan data
obyektif dan subyektif
4. Mengantisipasi Masalah Potensial yang mungkin terjadi
5. Menentukan Kebutuhan Segera atas diagnosa yang diambil
6. Merencanakan Tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus sesuai dengan
diagnosa kebidanan
7. Melaksanakan dari Rencana yang telah dilakukan
8. Melaksanakan Evaluasi atau tindakan yang telah diberikan
9. Mampu mendokumentasikan sesuai dengan asuhan manajemen kebidanan

1.3 Metode Penulisan


1.3.1 Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku–buku referensi yang berhubungan dengan masalah
yang ditulis. Tujuannya agar mendapatkan data dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah.
1.3.2 Observasi
Melakukan pengamatan langsung kepada anak
1.3.3 Wawancara
Mengadakan Tanya jawab langsung pada ibu atau keluarga untuk mengetahui keluhan–keluhan
yang dirasakan oleh ibu, sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat dan benar dengan
masalah perkembangannya.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Tumbuh Kembang
2.2 Konsep KPSP
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi masalah/diagnosa
3.3 Antisipasi masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang kesenjangan antara teori dengan praktek.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Konsep pertumbuhan dan perkembangan


1. Definisi pertumbuhan
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif, yang mengacu pada jumlah,
besar dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan struktur biologis.
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, LD, dan
lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ
tubuh. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.

2. Definisi perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dan
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan berbahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi semua sistem organ tubuh sebagai
akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi organ tubuh.

3. Ciri dan prinsip tumbuh kembang anak


Ciri-ciri tumbuh kembang anak :
a) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai perubahan
fungsi.
b) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukann perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap
sebelumnya.
c) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-
masing anak.
d) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
e) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbaik.
f) Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai dua pola yaitu pada sefalocaudal dan pola
proksimal
Prinsip-prinsip tumbuh kembang
a) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi
yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari laihan dan usaha.
Melalui belajar anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
b) Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persaman pola perkembangan bagi anak. Dengan demikian perkembangan seorang
anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan
terjadi berkesinambungan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
yaitu :
 Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain :
- jenis kelamin (seks) : anak wanita lebih cepat matang dalam perkembangan dan anak laki-
laki lebih cepat pertumbuhannya.
- suku bangsa atau bangsa (ras) : eropa lebih besar dan tinggi daripada asia.
 Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan.
Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisio-psiko sosial yang mempengaruhi individu setiap
hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
- Faktor prenatal
Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh tehadap tumbuh-kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir, antara lain :
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil akan
berakibat :
Bayi BBLR  Anemia
Lahir mati  Mudah terkena infeksi
Cacat bawaan (jarang)  Abortus
Pertumbuhan otak janin terhambat  Hambatan tumbuh kembang
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan :
 cacat bawaan
 kelainan letak (posisi janin) dalam uterus bisa menyebabkan :
- Talipes - Palsi fasialis
- Dislokasi panggul - Krania tabes
- Kortikolis konginetal
3. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zatg teratogen-misalnya
obat-obatan seperti :
 Thalidomide  Metadion
 Phenitoin  Sitostatika (obat anti kanker)
Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian pula ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis dapat menyebabkan ;
 BBLR  Cacat bawaan
 Lahir mati  Retardasi mental
Keracunan logam berat (merkuri) pada ibu hamil dapat menyebabkan :
 Mikro sekali
 Palsi serebralis
di Jepang dikenal dengan penyakit Minamata.
4. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah :
a. Hormon somatotropin (growth hormone).
Disekresi oleh kelenjar hikises janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat
sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada
pertumbuhan janin.
b. Hormon plasenta
Disekresid oleh plasenta dipihak ibu dan tidak dapatg masuk ke janin, kegunaannya dalam
fungsi nutrisi plasenta. Jika hormon ini tidak bekerja dengan baik, maka makanan yang
disalurkan oleh plasenta dari ibu ke janin tidak dapat diserap sempurna oleh janin sehingga
janin akan kekurangan nutrisi dan mengalami BBLR.
c. Hormon teroid.
Hormon teroid mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak karena mempunyai fungsi
pada metabolisme proteein, karbohidrat dan lemak. Hormon tersebut sudah diproduksi oleh
janin sejak minggu ke-12. Jika terjadi deffisiensi hormone tersebut, dapat terjadi gangguan
pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan Retardasi Mental
sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin tidak normal.
d. Hormon insulin.
Hormon insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang fungsinya untuk merubah glukosa
menjadi glikogen. Jika kelenjar pakreas tidak bekerja sempurna maka hormon insulin tidak
bisa merubah glukosa menjadi glikogen. Glukosa akan menumpuk dan dapat mengibarkan
proses metabolisme terganggu.
5. Radiasi
Pada umur kehamilan kurang dari 18 minggu terjadi proses organgenesis. Jika sebelum
umur kehamilan 18 minggu terkena sinar radiasi proses organogenesis terganggu sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan otak, mikrosevali dan cacat bawaan.
6. Stress
Stress yang di alami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
Contoh : karena stress nafsu makan ibu menjadi berkurang sehingga nutrisi yang dialirkan
ke janin menjadi berkurang. Janin yang kekurangan nutrisi proses pertumbuhan dan
perkembangan di dalam kandungan terganggu sehingga kemungkinan besar terjadi cacat
bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
7. Imunitas
Rhesus atau ABO inkontabilitas sering menyebabkan :
- Abortus - Kern ikterus
- Hidrops Fetalis - Lahir mati
8. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dapat
menyebabkan BBLR. Oksigen berfungsi membawa hemoglobin yang mengangkut zat
makanan dari ibu menuju janin. Jika terdapat gangguan pada plasenta / tali pusat maka zat
makanan tersebut tidak dapat secara sempurna masuk ke janin. Hal tersebut menyebabkan
BBLR
9. Infeksi
Ibu yang selama hamil terkena virus seperti Herpes simplex, rubella, toxoplasmosis maka
virus tersebut akan masuk ke sirkulasi darah janin, janin akan tertular dan proses
organogenesis terganggu mengakibatkan cacat bawaan.
- Faktor Lingkungan Post Natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang
sebagian besar terganutng pada organ ibunya. Ke suatu sistem yang tergantung pada
kemampuan gentik dan mekanisme, Homeostatik bayi itu sendiri.
Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai berikut (menurut
Timiras, dikutip dari Johnson, 1986).
Faktor Sebelum lahir Sesudah lahir
Lingkungan fisik Cairan Udara
Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah
Stimulasi sensoris terutama Bermacam-macam
kinestetik/ vibrasi stimulasi
5.

Faktor Sebelum lahir Sesudah lahir


Gizi Tergantung zat-zat gizi Tergantung pada per-
yang terdapat pada darah sediaannya bahan
ibu . makanan dan kemam-
puan saluran cerna.
Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke Berasal dari paru-paru
janian melalui tali kempembuluh nbdarah
plasenta paru.
Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem Dikeluarkan melalui par,
metabolisme peredaramn darah ibu. kulit, ginjal dan saluran
pencernaan.

Masa perinatal yaitu masa 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan,
merupakan masa rawan dalam pross tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan
akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanent.
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain:
1. Lingkungan Biologis
a. Ras /Suku Bangsa
Ras Eropa memiliki pertumbuhan fisik lebih tinggi dan besar daripada ras Asia.
b. Jenis Kelamin
 anak wanita lebih cepat matang dalam mental/psikologisnya daripada anak laki-laki.
 anak laki-laki pertumbuhan fisiknya lebih cepat dari pada anak perempuan.
 Anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan.
c. Umur
Masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Pada masa tersebut anak
mudah sakit dn mudaah terjadi kurang gizi sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
Makanan untuk pertumbuhan dipengaruhi oleh :
- ketahanan makanan (food security)
- keamanan makanan (food safety)
e. Perawatan Kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur misalnya pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak
secara rutin di Posyandu setiap bulan akan menunjang tumbuh kembang anak.
f. Kepekaan Terhadap Penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering
menyebabkan cacat atau kematian imunisasi yang dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun :
- BCG - Hepatitis B 3x
- Polio 3x - Campak
- DPT 3x
g. Penyakit Kronis
Penyakit menahun akan menggangu tumbuh kembang dan pendidikan anak.
h. Fungsi Metabolisme
Kebutuhan akan berbagai macam nutrient harus didasarkan atas pertumbuhan fisik.
i. Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh antara lain :
 Somatotropin/Growth hormon : pengatur utama pada pertumbuhan fisik.
 Hormon tiroid : berfungsi dalam metabolisme protein, lemak, karbohidrat. Maturasi tulang,
pertumbuhan dan fungsi otak.
 Glukokortikoid
 Hormon-hormon seks : mempunyai peranan dalam fertilisasi dan reproduksi.
 Insulin like Growht factors (IGFs) : berperan pada pertumbuhan.

2. Faktor Fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b. Sanitasi
c. Keadaan rumah (struktur bangunan, ventilasi, cahaya, kepadatan hunian)
d. Radiasi

3. Faktor- psikososial
a. Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang daripada
anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi Belajar
Meberikan ingkungan yang kondusif untuk belajar.
c. Ganjaran atau Hukuman yang Wajar
Jika anak berbuat benar maka wajib kita memberi ganjaran misalnya pujian, ciuman dll,
sedangkan mengkukum dengan cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.
d. Kelompok Sebaya
Teman sebaya diperlukan untuk proses sosialisasi dengan lingkunagan anak.
e. Stress
Stress pada anak berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya misalnya anak akan menarik diri,
nafsu makan menurun dsb.
f. Sekolah
Pendidikan yang baik diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak.
g. Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan kasih sayang dan pelakuan yang adil dari orang tuanya agar kelak menjadi
anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula pada sesamanya.

4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat


a. Pekerjaan/Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak.
b. Pendidikan Ayah/Ibu
Pendidikan orang tua yang baik maka dapat menerima informasi dari luar tentang cara
pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dsb.
c. Jumlah Saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan
menyebabkan kurangnya perhatian akan kasih sayang yang diterima anak.
d. Jenis Kelamin dalam Keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status, pendidikan yang lebih rendah dari pada
laki-laki.
e. Stabilitas Rumah Tangga
Stabilitas dan kaharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak.
f. Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian orang tua yang terbuka akan berpengaruh baik pada tumbuh kembang anak.
g. Adat-istiadat, Norma-norma, Tabu-tabu (Takhayul)
h. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak sedini mungkin karena dapat menuntun
untuk berbuat kebaikan.
i. Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasalahannya.
j. Politik
Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran
dll.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhinya kualitas tumbuh kembang anak
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia,
kemampuan pengindraan, berfikir, ketrampilan, berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial
dan lain-lainnya. Ada 2 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang optimal seorang anak yaitu
:
a) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
 Ras/etnik/bangsa
 Keluarga
 Umur
 Jenis kelamin
 Genetik
 Kelainan kromosom

b) Faktor luar (eksternal)


 Faktor prenatal
Adalah faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang janin, mulai dari konsepsi sampai
lahir. Adapun faktor prenatal antara lain gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia,
endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoreksia embrio, psikologis ibu/stress.
 Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
 Faktor pascasalin
a. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
b. Penyakit kronis/kelainan kongenital
Tuberkolusis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani
c. Lingkungan fisis dan kimia
d. Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (pb, mercury,
rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif.
e. Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya. Sekitar anak yang tidak dikehendaki
oleh orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan
di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
f. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipoiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.
g. Sosio ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
h. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
i. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluaga lain terhadap kegiatan anak.
j. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

7. Kebutuhan Dasar Anak


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan
dasar :

1. Kebutuhan Fisik-Biomedis (“ASUH”)


Meliputi
- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.
- Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan.
- Pemukiman yang layak
- Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi
2. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dengan
anak merupakan sayarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,
mental maupun psikososial, kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat
(banding) dn kepercayaan dasar (basic trust)
3. Kebutuhan akan Stimulasi Mental (“ASAH”)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan)
pada anak. Asah ini mengembangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasaan,
ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral etika, produktivitas dsb.
2.2. KONSEP KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
1. Pengertian
Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia
3 bulan sampai dengan 6 tahun.

2. Kegunaan KPSP
KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan,
gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.

3. Cara Menggunakan KPSP


Petugas kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian memberi
kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan
usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.

4. Cara Menghitung Usia Anak


Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1
bulan.
Contoh : Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan.
Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.
5. Cara Memilih Pertanyaan KPSP
Pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok pertanyaan yang
sesuai dengan usia anak.
6. Cara Menilai KPSP
a. Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b. Menghitung jumlah jawaban Ya.
c. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal (N).
d. Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai :
 cara menghitung usia anak.
 cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.
 apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang dimaksudnya.
 Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan
ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan
dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.
e. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).

7. Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang dengan KPSP


Pemeriksaan ulang dengan menggunakan dilaksanakan pada 3 keadaan dibawah ini:
a. Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat
dilakukan.
b. tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan.
c. tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan
walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.
d. Hasil KPSP dengan jumlah Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan
1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama.
e. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang atau pemeriksaan ulang tetap 7-8, anak perlu
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

8. Cara Mencatat Hasil KPSP


Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4). Tulis jawaban
umur Ya, atau Tidak pada kotak yang disediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan
umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya.
Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan anak baik (kode
N).
Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu diperiksa ulang 1
minggu kemudian.
Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu dirujuk (kode TN).

2.3. Konsep Manajemen Perkembangan dan Pertumbuhan

1. Pengkajian Data

Tanggal....jam....tempat....
a. Data Subyektif

1) Biodata

a) Nama

Nama anak digunakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru dengan anak lain.

b) Tanggal lahir
Untuk menentukan umur.
c) Umur

Untuk mengetahui usia anak saat ini

Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan
mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus .
d) Jenis kelamin

Dikarenakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum
diketahui segera pasti mengapa demikian
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir lebih
cepat pertumbuhan tinggi badan dan berat badannya dibandingkan dengan anak perempuan
e) Nama orang tua

Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang
lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila ada title yang bersangkutan harus
disertakan.
f) Umur orang tua

Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan pendekatan.
g) Agama orang tua

Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping itu perilaku seseorang
tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat
menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat.
h) Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dan mereka sering tidak mau atau
tidak yakin akan pentingnya pelayanan kesehatan yang menunjang dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2009 : 19).

i) Pekerjaan orang tua

Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dengan
sosial ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat cukup baik dibandingkan anak
dengan sosial ekonomi rendah (Hidayat, 2009 : 19).

j) Alamat

Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap. Kejelasan alamat keluarga ini
amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat atau
setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga
mempunyai epidemiologi.
2) Alasan datang

Alasan yang mendasari ibu untuk datang ke puskesmas.

3) Riwayat kesehatan sekarang

Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan.
Anak dengan kondisi sehat dan sejahtera, maka percepatan untuk tumbuh kembang sangatlah
mudah. Tapi bila kondisi status kesehatan kurang akan terjadi perlambatan (Hidayat, 2009 : 20).

4) Riwayat penyakit yang pernah dialami

Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi. Anak yang
menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya seperti
pada anak-anak yang menderita asma, sakit jantung, sakit ginjal, penyakit ISPA, selain itu perlu
dikaji apakah anak pernah kejang. Hal ini perlu dikaji karena pada umumnya anak yang
berpenyakit kronis sering disertai gangguan kejiwaan, akibat dari stress yang disebabkan
penyakitnya.

5) Riwayat penyakit keluarga/ Genogram

Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada atau tidak adanya anggota keluarga yang
menderita penyakit tertentu. Apakah ada yang menderita penyakit-penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, serta penyakit menurun atau menahun seperti asma, jantung.

6) Riwayat Prenatal, Persalinan, dan Postnatal


a) Riwayat Prenatal : meliputi gizi waktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi janin dalam
uterus, penggunaan obat-obatan, alkohol, kebiasaan merokok, dan lain-lain yang berpengaruh
pada pertumbuhan janin (Hidayat, 2009 : 18).
b) Riwayat Persalinan : riwayat kelahiran dengan vacum extrasi, atau forceps, dapat menyebabkan
trauma kepala bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak (Nursalam, 2005 : 41).
c) Riwayat Postnatal : apabila ASI tidak lancar, akan mempengaruhi jumlah ASI yang diminum
oleh bayi, sehingga juga akan berpengaruh dengan nutrisi yang diperoleh bayi melalui ASI.
Karena, banyak ibu yang memberikan susu formula ketika ASI nya tidak keluar lancar.

7) Riwayat imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
terhadap penyakit-penykit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan memberikan imunisasi,
maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau
kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio
4x, DPT 3x, hepatitis B 4x, dan Campak. Yang perlu dikaji adalah imunisasi apa saja yang telah
diterima oleh anak dan bagaiman reaksinya, apa saat lahir langsung diimunisasi.
Tabel 1. Jenis imunisasi, waktu pemberian dan reaksi yang ditimbulkan.

Jenis Waktu Imunisasi Reaksi yang


Imunisasi timbul
BCG Diberikan sejak lahir Dapat timbul
reaksi panas
Hepatitis-B Diberikan dalam waktu 12 jam
setelah lahir, dilanjutkan pada usia
1 dan 3-6 bulan. Interval dosis
minimal 4 minggu.
DPT Diberikan pada usia ≥ 6 minggu
secara terpisah / secara kombinasi
dengan hepatitis B
Polio Polio 0 diberikan pada kunjungan
pertama selanjutnya diberikan pada
usia 2,5 bulan dengan interval
minimal 4 minggu
Campak Diberikan saat usia 9 bulan
8) Riwayat Perkembangan

Mengkaji tonggak-tonggak pertumbuhan anak pada usia berapa saja.

9) Pola Aktivitas Sehari-hari


a) Pola nutrisi
Nutrisi adalah komponen penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Bila
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Anak pada usia 9- 12 bulan sebaiknya diberikan ASI juga finger food dan saribuah. Untuk
makanan utama, perkenalkan anak makanan cincang dan nasi tim karena normalnya pada umur
ini bayi sudah pandai mengunyah dan menelan makanan yang agak kasar bahkan sudah bisa
makan bersama menu orangtua.
Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam sehari, bagaimana komposisinya, minum susu
atau air putih berapa kali sehari atau diberikan ASI tiap berapa jam (Hidayat, 2009 : 19).

b) Pola istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur
(1) Umur 0-6 bulan : 20-18 jam
(2) Umur 6-12 bulan : 18-16 jam
(3) Umur 1-5 tahun : 16-12 jam
(4) Umur 6-12 tahun : 11-9 jam
Gangguan tidur yang terjadi secara terus-menerus akan menghambat tumbuh kembang anak
(Hidayat, 2009 : 25).

c) Pola kebersihan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan
penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan
terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan. Yang dikaji frekuensi berapa kali mandi, gosok
gigi, ganti baju, dan pakaian dalam sehari, dan lain-lain.

d) Pola eliminasi
Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit kuman di luar rumah. Untuk
BAK juga sangat penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup atau belum.
e) Pola aktivitas
Aktivitas anak bermain perlu diperhatikan, orangtua harus mengarahkan agar sesuai dengan
proses kematangan perkembangan. Pada anak yang mendapatkan atau terpenuhui kebutuhan
bermain dapat terlihat pula adanya suatu pola perkembangan yang baik (Hidayat, 2009 : 35).

10) Riwayat psikososial

Riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga, urutan anak, dan yang mengasuh
mempengaruhi dalan tumbuh kembang anak. Kemudian hal lain yang terkait dengan psikososial
adalah :
a) Stimulasi yang terarah dan teratur akan membuat anak akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimualasi
b) Motivasi belajar yang ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar

c) Ganjaran atau hukuman yang wajar akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk
tidak mengulangi tingkah lakunya

d) Kelompok sebaya untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya

e) Cinta dan kasih sayang serta perlakuan yang adil dari orang tuanya
b. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum : baik/cukup/lemah

b) Kesadaran : composmentis/somnolen/apatis

c) TTV :

Nadi

Denyut Nadi / menit


Umur
Istirahat/bangun Istirahat/ tidur Aktif/demam
Bayi lahir 100–180x/menit 80-160x/menit Sampai 220
1 minggu – 3
100-220x/menit 80-200x/menit Sampai 220
bulan
3 bulan – 2
80-150x/menit 70-120x/menit Sampai 220
tahun
2 tahun – 10
75-110x/menit 60-90x/menit Sampai 220
tahun
>10 tahun 55-90x/menit 55-90x/menit Sampai 220

Pernafasan

Rata-rata waktu
Umur Rentang
tidur
Neonatus 30 – 60 x/menit 35 x/menit
1bulan - 1tahun 30 – 60 x/menit 30 x/menit
1tahun – 2tahun 25 – 50 x/menit 25 x/menit
20 –
3tahun – 4tahun 22 x/menit
30 x/menit
5tahun – 9tahun 15 – 30 x/menit 18 x/menit
10 tahun/ > 15 – 30 x/menit 15 x/menit

Suhu Tubuh

Umur Suhu
3 bulan 37,50C
1 tahun 37,70C
3 tahun 37,20C
5 tahun 370C

2. Pemeriksaan Antropometri

a) Berat Badan normal :

1) Usia 3 – 12 bulann+9 =........kg

2
2) Usia 1 – 6 tahun2n + 8 =.......kg

b) Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 75 cm

Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar dapat
diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun  1,5 x TB lahir : 1,5 x 50 =75 cm
6 tahun  2 x TB lahir : 2 x 50 =100 cm
6 tahun 1,5 x TB setahun : 1,5 x 75 = 112,5 cm
13 tahun  3 x TB lahir : 3 x 50 = 150 cm
c) Lingkar Kepala

Lingkar saat lahir normal 34-35 cm, bertambah ± 0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan pertama
menjadi ± 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.

Umur Kenaikan berat otak (gram/24 jam)


6-9 bulan kehamilan 3
Lahir – 6 bulan 2
6 bulan – 3 bulan 0,35
3 bulan – 6 bulan 0,15
d) Lila

Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm, selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah
sampai usia 3 tahun.

3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)

Kepala : simetris/tidak, warna rambut, ada/tidak benjolan


Muka : pucat/tidak
Mata : simetris/tidak, sklera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Telinga : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Mulut : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/palatoskisis, gigi susu tumbuh/belum
Leher : tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid
Dada : ada/tidak retraksi dada, ronchi (-/+), pernapasan teratur/tidak
Abdomen : buncit/tidak, teraba/tidak pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
Integumen : turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Ekstremitas : simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah jari lengkap/tidak

4. Penilaian perkembangan menggunakan KPSP

a) Menetapakan umur anak

b) Memilih pertanyaan sesuai usia

c) Menanyakan pertanyaan pada orangtua

d) Mencatat hasil KPSP

Identifikasi Diagnosa Masalah

e) Jika jumlah jawaban “ya” 9-10 berarti anak sesuai tahap perkembangannya (S) /normal

f) Jika jumlah jawaban “ya” 7-8 berarti meragukan, tentukan jadwal untuk melaksanakan
pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian.

g) Jika jumlah jawaban “ya” <7 atau="atau" jawaban="jawaban" pemeriksaan="pemeriksaan"


setelah="setelah" span="span" ulang="ulang"> “ya” tetap 7 atau 8 maka anak memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk).

2. Identifikasi Diagnosa

Diagnosa potensial : kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi


Diagnosa potensial berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah teridentifikasi.
3. Antisipasi Masalah Potensial

Masalah potensial adalah masalah lain yang dapat berkembang, diperoleh dari diagnosa
potensial.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Kebutuhan segera adalah suatu tindakan yang tidak segera dilakukan dapat membahayakan
keadaan klien. Tindakan segera meliputi tindakan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi,
atau rujukan.
5. Intervensi

a) Bila perkembangan anak sesuai umur (“ya” =9-10), lakukan tindakan berikut :

1) Berikan pujian pada ibu

2) Teruskan pola asuhan anak sesuai pola perkembanganya

3) Ikutkan anak di posyandu, BKB/PADU

4) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat

b) Bila perkembangan anak meragukan (“ya” =7-8), lakukan tindakan berikut :

1) Beri dukungan pada ibu

2) Ajarkan pada ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur

3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencai kemungkinan adanya penyakit yang


menyebabkan penyimpangan perkembangan anak.

4) Lakukan penilaian ulang 2 minggu lagi

5) Jika KPSP ulang jawaban “ya” tetap 7 atau 8, maka kemungkinan adanya penyimpangan

c) Jika terjadi penyimpangan pada perkembangan anak, buatlah rujukan ke RS dengan menuliskan
jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan.

6. Implementasi

Mengacu pada intervensi dan kondisi anak.

7. Evaluasi

Sesuai dengan kriteria hasil menggunakan metode SOAP


Daftar Pustaka

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang: Dinkes.

Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai