Anda di halaman 1dari 16

Pengaman Kelistrikan

Listrik bagi manusia sangat lah penting sebagai sumber energi yang
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu listrik juga memiliki dampak
negatif, contoh : sengatan listrik pada manusia, kebakaran dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu manusia menganalisa dampak-dampak negatif tersebut dan
merangkai alat pengaman listrik. Sistem pengaman tenaga listrik merupakan
sistem pengaman pada peralatan-peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
listrik, seperti generator, bus bar, transformator, saluran udara tegangan tinggi,
saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi
sistem tenaga listrik tersebut (J. Soekarto, 1985).
Peralatan-peralatan pengaman
Alat-alat yang digunakan dalam instalasi rumah tinggal bermacam-macam
baik merk maupun spesifikasinya. Pengenalan komponen instalasi listrik rumah
tinggal sangat diperlukan untuk mengetahui fungsi masing-masing komponen
tersebut dengan benar. Dengan mengenal peralatan tersebut diharapkan tidak
terjadi kesalahan pemilihan peraalatan listrik instalasi. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan standar aman bagi komponen instalasi yang akan digunakan.
Disarankan untuk memilih komponen untuk perlengkapan instalasi listrik
memenuhi standar. Beberapa tanda pengenal standar yang digunakan, seperti
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Standar Perusahaan Listrik Negara
(SPLN). Beberapa peralatan instalasi rumah tinggal anatara lain sebagai berikut:
1. Sekring

Gambar Sekring
Sekring biasanya digunakan sebagai pengaman instalasi rumah dan
dirangkai secara seri dengan sakelar dwi kutub pada suatu PHB (Panel hubung
bagi). Saat ini sudah jarang rumah-rumah menggunakan pengaman berupa sekring
karena sekring hanya dapat digunakan sekali, ketika putus maka sudah tidak dapat
digunakan lagi. Selain itu dengan adanya MCB perlu yang dapat digunakan
berkali-kali, maka sekring yang digunakan pada instalasi rumah kini kian
berkurang. Meski begitu sekring tidak hanya digunakan pada rangkaian instalasi
rumah, beberapa rangkaian elektronik menggunakan sekring sebagai pengaman
rangkaian input arus nya.
2. MCB (Miniature Circuit Breaker)

Gambar Miniature Circuit Breaker


Minature circuit breaker adalah bentuk mini dari breaker. Disebut mini
karena arus yang di putus oleh MCB mencapai 2A, 4A, 10A, 32A. MCB biasanya
digunakan sebagai pengaman pada instalasi rumah. terdapat 2 jenis MCB yaitu
MCB 1 Fasa (Biasanya digunakan sebagai pengaman pada instalasi rumah tinggal
yang sederhana), dan MCB 3 Fasa (biasanya digunakan sebagai pengaman
rangkaian beban-beban yang memerlukan sumber 3 fasa).
MCB bekerja memutuskan arus listrik jika terjadi hubung singkat, dan beban lebih
pada suatu rangkaian listrik. Jika arus listrik yang hubung singkat tidak segera
putus maka dampaknya akan mengeluarkan percikan api dan mengakibatkan
kebakaran.
3. MCCB (Modular Case Circuit Breaker)
Gambar Modular Case Circuit Breaker
Modular Case Circuit Breaker memiliki prinsip kerja yang sama dengan
MCB. di dunia industri biasanya disebut dengan breaker dalam bahasa indonesia
diartikan sebagai perusak, atau penghancur. Breaker dalam dunia listrik diartikan
sebagai alat untuk memutus arus dan tegangan listrik jika terjadi kerusakan pada
suatu rangkaian listrik contoh : Hubung singkat, dan beban lebih. Modular Case
Circuit Breaker dapat ditemui di panel-panel utama suatu tempat yang
membutuhkan arus cukup tinggi contoh : sekolah, pusat perbelanjaan, pabrik atau
industri dan lain sebagainya. Ukuran suatu breaker untuk dapat memutus arus
listrik pada suatu rangkaian listrik dapat mencapai cukup tinggi 100 A, 200 A,
400 A dan lain sebagainya.
4. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)

Gambar Earth Leakge Circuit Breaker


Earth leakage circuit breaker adalah alat pengaman yang digunakan untuk
mengamankan terjadinya kebocoran arus listrik atau tegangan listrik pada suatu
rangkaian instalasi listrik. ELCB digunakan sebagai pengaman manusia dari
tegangan sentuh dan arus listrik yang bocor atau sengatan listrik di suatu
rangkaian instalasi listrik. ELCB akan bekerja memutus arus listrik pada suatu
rangkaian ketika kabel fasa mengalami kebocoran arus yang langsung
berhubungan dengan ground atau netral dalam waktu yang cukup singkat.
Sehingga jika manusia sebagai korban kebocoran arus listrik dalam suatu
rangkaian instalasi listrik dengan menggunakan pengaman ELCB maka sebelum
manusia tersebut merasakan sengatan listrik ELCB telah memutuskan arus listrik.
5. Thermal Overload Relay

Gambar Thermal Overlod Relay


Thermal overload relay adalah suatu alat pengaman yang bekerja memutuskan
arus listrik yang mengalir ketika suhu suatu rangkaian meningkat (ketika terjadi
hubung singkat pada suatu rangkaian sebelum mengeluarkan percikan api, maka
termal overload relay akan memutus arus listrik yang mengalir). Termal overload
relay biasanya digunakan pada rangkaian listrik tiga fasa sebagai pengaman untuk
beban motor listrik 3 fasa.
6. Hantaran Pentanahan (Ground)
Hantaran pentanahan merupakan salah satu pengaman suatu rangkaian
listrik jika mengalami kebocoran arus maka arus tersebut akan langsung di netral
kan ke permukaan bumi sehingga manusia tidak tersengat arus listrik yang bocor.
Hantaran pentanahan merupakan salah satu komponen penting dalam suatu
rangkaian instalasi jika akan memasang pengaman berupa ELCB.
Hantaran pantanahan juga merupakan komponen penting dalam suatu rangkaian
penangkal petir. Ketika petir menyambar ujung penangkal petir maka akan
diteruskan menuju bumi oleh hantaran pentanahan sehingga petir yang memiliki
tegangan tinggi tersebut menjadi tidak berbahaya lagi.
7. ACB (Air Circuit Breaker)

Gambar Air Circuit Breaker


Air circuit breaker adalah suatu alat pengaman suatu rangkaian listrik
dengan tegangan listrik rendah atau pun tinggi yang bekerja meredam busur api
yang dihasilkan dari hubung singkat dengan cara memanfaatkan tekanan udara
pada atmosfer.
8. OCB (Oil Circuit Breaker)

Gambar Oil Circuit Breaker


Oil circuit breaker adalah alat pengaman suatu rangkaian listrik yang
dapat bekerja menggunakan bahan utama berupa minyak untuk memadamkan
busur api yang timbul. Apabila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak
akan berubah menjadi uap minyak dan memadamkan busur api akan dikelilingi
oleh busur api sehingga busur api akan padam.
9. VCB (Vacum Circuit Breaker)

Gambar Vacum Circuit Breaker


Vacum circuit breaker merupakan alat pengaman rangkaian listrik yang
berfungsi memadamkan busur api dengan memanfaatkan ruang hampa pada alat
tersebut.
10. SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)

Gambar Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker


Sulfur hexafluoride circuit breaker adalah pemutus rangkaian yang
menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan
gas berat yang mempunyai sifat dielektrik yang dapat memadamkan
memadamkan busur api yang baik sekali.
11. Thermostat

Thermostat adalah alat yang dapat memutus arus hubungan arus listrik
dengan suhu,
Kenapa saya memasukan thermostat kerengrengan alat penagaman listrik karena
penggunaan thermostat ini sering digunakan sebagai pengaman Misalnya pada
lilitan Motor listrik. Bila terjadi panas berlebihan pada motor listrik, Thermostat
akan memutuskan arus sehingga lilitan motor akan aman dari resiko terbakar
12. Pemutus Tenaga
Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis,
yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi
normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan
memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi
short circuit / hubung singkat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan
hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban
maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus
tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem
kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT,
yaitu:
a. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus
daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik
netral sistem.
b. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya.
Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus
nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang
c. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya
tersebut.
d. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini
berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
e. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.
f. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
g. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
h. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

Gambar 1 Bagian-bagian PMT


Keterangan :
1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).
2. Pemutus (interrupter).
3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator
porcelen).
4. Batang penggerak.
5. Penyambung diantara no.4 dan no. 12 (linkages).
6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
9. Torak tetap (fixed piston)
10. Kotak tetap (fixed contact)

13. Transformator Arus


Transformator arus digunakan untuk mengukur arus beban suatu
rangkaian dengan menggunakan transformator arus maka arus beban yang besar
dapat diukur hanya dengan menggunakan alat ukur (ammeter) yang tidak terlalu
besar.

Gambar 2 Transformator Arus

14. Transformator tegangan


Transformator tegangan digunakan untuk mengukur tegangan. Dengan
mengetahui dan, membaca tegangan, serta menganggap transformator ideal maka
tegangan adalah :

Gambar 3 Transformator Tegangan


15. Pemisah
Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan
instalasi tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi Pms, yaitu:
a. Pemisah Peralatan;
Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau
instalasi lain yang bertegangan. Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada
rangkaian yang tidak berbeban.
b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian);
Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah
saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar atau
kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang bekerja pada
peralatan instalasi.
Penempatan Posisi Pemisah
Sesuai dengan penempatannya di daerah mana Pemisah tersebut dipasang,
PMS dapat dibagi menjadi :
1. Pemisah Penghantar/Line
Pemisah yang terpasang di sisi penghantar
2. Pemisah Rel/Bus
Pemisah yang terpasang di sisi rel
3. Pemisah Kabel
Pemisah yang terpasang di sisi kabel
4. Pemisah Seksi
Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel tersebut dapat menjadi
dua seksi
5. Pemisah Tanah
Pemisah yang terpasang pada penghantar/line/kabel untuk
menghubungkan ke tanah.
16. Arester
suatu alat yang berfungsi untuk melindungi instalasi listrik, peralatan
listrik, alat elektronik saat terjadi lonjakan tegangan atau tegangan lebih (Over
Voltage), Saat terjadi Lonjakan tegangan.
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian
instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya
harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan
setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator.
Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju
ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena
transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang
pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti
transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan
gelombang surja yang datang. Untukmencegah terjadinya hal ini,
lightningarrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator.
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi
untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada
tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan
operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi
arrester. Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi
bahan transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover
diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada transformator.

Gambar 4 Arrester
17. Relay Proteksi
Rele proteksi adalah susunan peralatan yang direncanakan untuk dapat
merasakan atau mengukur adanya gangguan atau mulai merasakan tenaga listrik
dan segera otomatis memberi perintah untuk membuka pemutus tenaga untuk
memisahkan peralatan atau bagian dari sistem proteksi yang terganggu dan
memberikan isyarat berupa lampu atau bel. Rele proteksi dapat merasakan adanya
gangguan pada peralatan yang diamankan dengan mengukur atau
membandingkan besaran-besaran yang diterimanya, misalnya arus, tegangan,
daya, sudut fase, frekuensi, impedansi dan sebagainya, dengan besaran yang telah
ditentukan kemudian mengambilnya keputusan untuk seketika ataupun dengan
perlambatan waktu membuka pemutus tenaga.
Fungsi rele proteksi pada sistem tenaga listrik :
a. Merasakan, mengukur dan menentukan bagian sistem yang terganggu
serta memisahkan secepatnya sehingga sistem lain yang tidak terganggun
dapat beroperasi normal.
b. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu
c. Mengurangi pengaruhnya gangguan terhadap bagian sistem yang tidak
terganggu di dalam sistem tersebut serta mencegah meluasnya
gangguan.
d. Memperkecil bahaya bagi manusia
Dari fungsinya diatas, adakalanya ada kegagalan dalam pengaman rele
proteksi. Hal-hal yang dapat menimbulkan kegagalan pengaman dapat di
kelompokan sebagai berikut :
a. Kegagalan pada rele itu sendiri
b. Kegagalan suplai arus dan/atau tegangan ke rele tegangannya
rangkaian suplai ke rele dari trafo tersebut terbuka atau terhubung
singkat.
c. Kegagalan sistem suplai arus searah untuk triping pemutus tenaga. Hala
yang dapat menyebabkan nya antara lain baterai lemah karena kurang
perawatan, terbukanya atau terhubung singkat rangkaian arus searah.
d. Kegagalan pemutus tenaga. Kegagalan in dapat disebabkan karena
kumparan trip tidak menerima suplai, kerusakan mekanis ataupun
kegagalan pemutusan arus kemampuan dari pemutus tenaganya.
Karena ada kemungkinan kegagalan pada sistem pengaman maka arus
dapat diatasi yaitu dengan penggunaan pengaman cadangan (Back Up Protection).
Dengan demikian pengaman menurut fungsinya dapat dikelompokan menjadi :
a. Pengaman utama yang pada umumnya selektif dan cepat dan malah jenis
tertentu mempunyai sifat selektif mutlak misalnya rele diferensial
b. Pengaman cadangan, umumnya mempunyai perlambatan waktu hal ini
untuk memberikan kesempatan kepada pengaman utama bekerja terlebih
dahulu, dan jika pengaman utama gagal, baru pengaman cadangan bekerja
dan rele ini tidak seselektif pengaman utama.

Jenis – jenis Relay


Jenis-jenis rele ada macam macamnya, ini sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya masing-masing. Berikut adalah jenis-jenis rele yang di pakai dalam
proteksi sistem tenaga listrik :

a. Rele Arah (Directional Relay)


Pada dasarnya rele ini menggunakan prinsip dasar releinduksi dengan satu
besaran input. Pada rele arah induksi ini besaran input terdiri dari :
1. Besaran penggerak arus
2. Besaran pembanding (refensi atau polarizing) – arus atau tegangan
b. Rele Diferensial

“Rele diferensial adalah suatu rele yang bekerja bila ada pembeda
vektor dari dua besaran listrik atau lebih yang melebihi besaran yang telah
ditentukan.
Dengan demikian setiap jenis rele, bila dihubungkan dengan cara tertentu
dapat dibuat bekerja seperti rele diferensial. Dengan perkataan lain tidak begitu
banyak susunan rele yang telah dihubungkan dengan cara tertentu dalam sirkit
yang membuat rele tersebut bekerja sebagai suatu rele diferensial.
Rele differensial juga berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam daerah pengaman
transformator. Rele ini merupakan pengaman utama (main protection) yang
sangat selektif dan cepat, sehingga tidak perlu dikoordinir dengan rele lain dan
tidak memerlukan time delay.
Sifat pengaman dengan rele diferensial :
1. Sangat efektif dan cepat, tidak perlu koordinasi dengan rele lain
2. Sebagai pengaman utama
3. Tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi/daerah
berikutnya
4. Daerah pengamannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana rele
diferensial dipasang

Gambar 5 Rele Diferensial

c. Rele Jarak

Jenis rele yang paling menarik dan banyak dibicarakan terdapat pada
jenis group rele jarak. Dalam rele jarak terdapat keseimbangan anatara tegangan
dan arus dan pembandingnya dinyatakan dalam impedansi yang merupakan
ukuran listrik untuk jarak suatu saluran transmisi.
Pada umumnya yang disebut impedansi dapat berupa tahanan resistansi
saja(R), reaktansi saja (X) atau kombinasi dari keduanya. Dalam terminologi rele
pengaman , impedansi rele mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan
seluruh komponen impedansi.

d. Rele Tegangan

Rele ini bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur, disini
releakan bekerja jika tegangan yang terdeteksi melebihi/dibawah tegangan
settingnya, Oleh karena itu rele tegangan diklasifikasi dalam 2 jenis. yaitu :
e. Rele Frekuensi

Frekuensi merupakan salah satu parameter yang dapat


menunjukan keadaan yang tidak normal pada suatu sistem tenaga listrik.
Berkurangnya daya pembangkit akan mengakibatkan turunnya putaran
pembangkit dan turunnya frekuensi sistem, keadaan ini mutlak perlu
dihindari sebab akan menganggu kestabilan dari sistem tenaga listrik, hal ini
dapat diatasi dengan memasang pengaman khusus yaitu rele frekuensi menurun.
Pemilihan rele ini perlu ditinjau kemampuannya dan ada beberapa
yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
1. Bagi rele pengaman sangat penting untuk mengetahui keadaan tidak
normal dan kemudian mengamankannya dengan memperhatikan
kemampuan untuk kembali kekeadaan semula/normal secara otomatis
2. Kemampuan selektif suatu keadaan normal harus segera kemaali
kekeadaan normalnya dengan cara pelepasan beban seminimum
mungkin setelah gangguan terjadi.
3. Kepekaan rele harus bekerja sedemikian telitinya sehingga pada keadaan
bagaimanapun kekeurangan pembangkit dapat dirasakan dan dengan
kecepatan kerja tertentu
4. Waktu kerja. Dalam hal ntertentu rele ini harus bekerja dalam waktu
singkat dan dalam keadaan lain rele dapat juga bekerja dalam waktu
tertunda (time day), yang mana semua ini ditentukan oleh keadaan
sistem dan kecepatan kerja alat-alat pada sistem tersebut.

f. Rele Arus Lebih

Rele arus lebih adalah rele yangbekerja berdasarkan arus, yang mana rele ini
akan bekerja apabila terjadi arus yang melampaui batas tertentu yang telah
ditetapkan yang disebut arus kerja atau arus setting rele.
Fungsi Pengaman Tenaga Listrik
Kegunaan sistem pengaman tenaga listrik, antara lain untuk
1. mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal;
2. mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal;
3. mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar
pada sistem yang lebih luas;
4. memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi
kepada konsumen;
5. mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.

Anda mungkin juga menyukai