Anda di halaman 1dari 24

SURVAI GEOMETRI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri Transformasi (ABKC1506)

Dosen Pengampu:

Drs. H. Sumartono, M.Pd

Dr. Hidayah Ansori, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Gita Ulfah (1710118120009)


Ni’matul Husna (1710118120023)
Rika Masriani (1710118120024)
Siti Maisarah (1710118120028)

Program Studi Pendidikan Matematika


Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2019
Kata Pengantar

Alhamdulilahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat


Allah SWT karena dengan rahmat, taufik, dan karunia – Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah dengan materi “Survai Geometri” dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Kami sangat berterima kasih kepada Drs. H. Sumartono, M.Pd dan Dr.
Hidayah Ansori M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Geometri Transformasi
ataupun teman yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyelesaian
makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan. Kami sangat mengharapkan kritik, saran
dan pendapat yang membangun agar makalah yang kami buat menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan manfaat
bagi kita semua . Mohon maaf jika terdapat kata – kata yang salah dan kurang
berkenan.

Banjarmasin, September 2019

Penulis

2
Daftar Isi

LAMBANG-LAMBANG KHUSUS.................................................................................4
A. Penggolongan Geometri.............................................................................................5
1. Penggolongan Geometri Menurut Ruang Lingkup, Bahasa dan Aksioma..............6
B. Metode Global............................................................................................................9
C. Metode aksiomatik...................................................................................................12
a. Sistem Aksioma 1................................................................................................12
b. Sistem Aksioma 2................................................................................................14
c. Sistem Aksioma 3................................................................................................15
D. Geometri Euclides....................................................................................................16
a. Pengertian Geometri Euclides..............................................................................17
b. Geometri Euclides dalam Bidang.........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

3
LAMBANG-LAMBANG KHUSUS

1. A, B, . . . : titik-titik
2. g, h, . . . : garis-garis
3. titik (g, h) : titik potong garis g dan h
´
4. garis (A, B) = AB : garis melalui A dan B
AB
5. ⃗ : sinar garis AB dengan pangkal A
´
6. AB : ruas garis AB
7. AB ´
: panjang ruas garis AB
8. AB : ruas garis berarah dari A ke B. Vektor
dengan pangkal A, ujung B
9. A-B-C : B terletak di antara A dan C
10. ∠ ABC : sudut ABC
11. m ∠ ABC : besar sudut ABC, dengan satuan derajat
12. ≅ : kongruen
13. ~ : sebangun (similiar)

4
A. Penggolongan Geometri
Dari sejarah, geometri yang sistematis pertama kali disusun oleh Euclides
(300 SM) dalam bukunya yang berjudul “Unsur-unsur” dan buku ini bertahan
sampai berabad-abad. Kelemahan-kelemahan dan lubang-lubang yang terdapat
didalamnya kemudian hari dibenahi oleh beberapa ahli dan timbul beberapa versi
revisi Sistem Aksioma Euclides a.1. oleh Playfair dan oleh Hilbert.

Pada abad 17 Rene Descartes (Cartesius) menyusun Geometri Analitik,


geomentri yang menggunakan bahasa Aljabar dengan memanfaatkan jasa
koordinat. Pada abad itu pula, timbul beberapa geometri lain (Geometri Non
Euclides, Geometri Proyektif) yang lahir karena orang memanipulasi sistem
aksioma.

Geometri secara harfiah dapat diartikan sebagai “ilmu pengukuran bumi”.


Kata “Geometri” berasal dari bahasa Yunani, “geo” yang berarti “bumi”, dan
“metria” yang berarti “pengukuran”. Ini adalah cabang ilmu dari matematika
untuk mempelajari hubungan di dalam suatu ruang, dimana orang dapat
mengetahui ruang dari ciri dasarnya.

Geometri adalah salah satu ilmu tertua, ilmu yang menyangkut geometri
telah ada sejak zaman Mesir Kuno, Lembah Sungai Indus dan Babilonia, sekitar
3.000 SM. Peradaban zaman dulu telah memiliki pengetahuan tentang irigasi,
drainase dan dapat mendirikan bangunan-bangunan raksasa yang tertinggal di
masa kini. Diketahui, ilmu geometri telah berkembang lebih dari dua ribu tahun,
karenanya persepsi tentang geometri telah mengalami evolusi sepanjang zaman.
Prasasti kuno yang menyangkut geometri ditemukan di Mesir, India, hingga Cina.
Pada awal abad ke-17, geometri memasuki tahap baru, yaitu geometri dengan
koordinat dan persamaan oleh Descartes (1596-1650) dan Pierre de Fermat (1601-
1665). Hal ini juga turut memberikan peranan dalam pengembangan kalkulus

5
pada abad ke-17. Pengembangan geometri juga dilakukan oleh Girard Desargues
(1591-1661).

Salah satu buku yang paling berpengaruh dalam geometri, adalah buku
“Elements” oleh Euclid. Euclid menulis sekitar delapan buku mengenai geometri.
Pada abad ke-20, David Hilbert berusaha memperbaharui dengan memberikan
dasar-dasar geometri yang lebih modern. Tahun 1979, buku setebal 1000 halaman
tentang “Geometri Modern” juga dipopulerkan Dubrovin, Novikov dan Fomenko.
Subjek geometri semakin diperkaya oleh studi struktur intrinsik benda geometris
yang berasal dengan Euler dan Gauss, menyebabkan penciptaan topologi dan
geometri diferensial, dimana topologi berkembang dari geometri.

Travers dkk (1987:6) menyatakan bahwa: “Geometry is the study of the


relationships among points,lines, angles, surfaces, and solids”. Geometri adalah
ilmu yang membahas tentang hubungan antaratitik, garis, sudut, bidang dan
bangun-bangun ruang.

1. Penggolongan Geometri Menurut Ruang Lingkup, Bahasa dan


Aksioma
2. Menurut Ruang Lingkup
a) Geometri Bidang (dimensi 2), disebut juga geometri bangun datar
yang apabila keseluruhan bangun itu terletak pada satu bidang.
Membicarakan bangun-bangun datar, yang dibahas dalam
geometri dimensi dua adalah sudut, keliling, dan luas permukaan
bangun datar.
b) Geometri Ruang (dimensi 3), apabila titik-titik yang membentuk
bangun itu tidak semuanya terletak pada satu bidang yang sama.
Membicarakan bangun-bangun ruang, yang dibahas dalam
geometri dimensi tiga adalah bangun ruang dan unsur-unsurnya,
luas permukaan bangun ruang, volume bangun ruang, dan
menentukan hubungan antara unsur-unsur suatu bangun ruang.
Sebuah bangun ruang, dalam konteks geometri ruang adalah
himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam ruang berdimensi

6
tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh
permukaan yang membatasinya. Lebih jauh, bangun ruang
dengan sisi datar (bidang banyak atau polihedron) adalah bangun
ruang yang dibatasi oleh bidang datar. Bidang-bidang datar
pembatas bangun ruang dinamakan sebagai bidang sisi. Ruas
garis yang terbentuk oleh perpotongan antara dua bidang sisi
bangun ruang disebut rusuk. Ujung-ujung dari rusuk ini
dinamakan sebagai titik sudut.
c) Geometri Dimensi n, yaitu geometri yang tidak bisa digambarkan
di ruang. Jika kita hanya bisa membuat maksimal n garis yang
saling tegak lurus pada dimensi spesial tersebut.
d) Geometri Bola, adalah geometri dua dimensi dari permukaan
bola. Pada geometri bola, titik didefinisikan seperti pada geometri
datar, tetapi “garis lurus” didefinisikan sebagai “lintasan
terpendek antara dua titik” yang disebut geodesik. Pada
permukaan bola, geodesik adalah bagian dari sebuah lingkaran
besar sehingga dengan demikian sebuah sudut dibentuk oleh dua
buah lingkaran besar.
Geometri bola melahirkan sebuah konsep trigonometri baru yang
disebut sebagai trigonometri bola yang berbeda dari trigonometri
biasa (sebagai contoh, dalam sebuah segitiga bola, jumlah semua
sudutnya lebih dari 180 derajat).
Ilmu geometri bola banyak digunakan dalam navigasi dan
astronomi bola. Penentuan arah kiblat misalnya, banyak
menggunakan konsep-konsep geometri bola.
3. Menurut Bahasa
a) Geometri Murni (dengan bahasa geometri/gambar)
Gambar geometri sederhana salah satunya adalah garis (garis
lurus). Garis berdimensi satu, yaitu: panjang. Garis mempunyai
panjang yang tak berhingga. Yang kita pikirkan dalam geometri
sesungguhnya hanya ‘penggal garis’ bukan garis yang

7
sesungguhnya. Karena itulah, sejumlah matematikawan
berpendapat bahwa lukisan dalam geometri itu tidak perlu
digambarkan, tetapi secara logis dapat dibayangkan
(dikonstruksi). Sebagai catatan kita perlu membedakan antara :
garis, sinar garis, dan penggal garis.
b) Geometri Analitik (dengan bahasa aljabar)
Pada awalnya, geometri analitik juga disebut geometri analitis,
geometri koordinat atau geometri kartesius. Belakangan, geometri
ini disebut juga sebagai geometri aljabar. Geometri analitik
adalah telaah bangun-bangun geometri dengan menggunakan
prinsip-prinsip aljabar. Bangun-bangun itu dinyatakan dalam
bentuk bilangan vektor. Bangun-bangun dasar dari geometri
analitik adalah titik, garis, dan bidang.
c) Geometri Diferensial (dengan bahasa derivatif)
Geometri diferensial membahas bagian-bagian dari suatu bangun
geometri yang disebut manipol. Manipol merupakan bagian dari
suatu geometri yang cukup sempit, tetapi masih dapat dikenali
bentuknya dengan ‘mudah’.
4. Menurut Aksioma
Aksioma yaitu pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan
merupakan dalil pemula, sehingga kebenarannnya tidak perlu
dibuktikan lagi, atau suatu pernyataan yang diterima sebagai
kebenaran dan bersifat umum tanpa memerlukan pembuktian.
a. Geometri Euclides, Postulat sejajar Euclid dapat dinyatakan
sebagai berikut:
“jika dua garis dipotong oleh garis transversal sedemikian hingga
jumlah dua sudut interiornya (sudut dalam) pada satu sisi
transversal adalah kurang dari 180 derajat. Garis tersebut akan
bertemu pada satu sisi transversal tersebut”.
b. Geometri Non-Euclides, adalah geometri yang tidak lagi
mendasarkan diri pada postulat kesejajaran. Teori geometri non

8
Euclid dapat kontradiksi dengan postulat kesejajaran Euclid.
Seiring dengan kepercayaan ahli matematika bahwa geometri non
hanya memungkinkan untuk teori ruang dan yang menjelaskan
segala sesuatunya secara fisik.
c. Geometri Proyeksi, adalah cabang matematika yang terkait
dengan bentuk-bentuk geometrikal yang tidak akan berubah
ketika bentuk-bentuk itu di proyeksikan ke bidang yang berbeda.

B. Metode Global
Dalam metode ini beberapa pengertian menyangkut benda kongkret
diangkat sebagai pengertian awal yang dipahami lewat pengamatan. Demikian
pula beberapa sifatnya ditangkap lewat pengamatan atau percobaan kemudian
secara induktif dianggap berlaku untuk keadaan yang lebih umum.

Beberapa benda/bentuk geometri yang dianggap sebagai awal ialah balok,


kubus, tabung, lingkaran, segitiga. Beberapa relasi awal yang juga diperkenalkan
lewat pengamatan ialah terletak pada, melalui, dua garis sejajar, dua bidang
sejajar, kongruen. Akhirnya ada juga beberapa transformasi yang dianggap sudah
diketahui ialah pencerminan, setengah putaran, gambar kembali ke bingkainya,
dan pengubinan.

1. Contoh pengenalan unsur-unsur.


Dari pengamatan atas benda yang dinamai balok/kubus
disimpulkan adanya bagian-bagian : bidang sisi, rusuk, dan titik-sudut.
Kemudian dari ketiga jenis bagian tersebut diperkenalkan unsur-unsur
geometri yang disebut bidang, garis, dan titik.

2. Contoh konstruksi bentuk-bentuk dalam bidang.


a. Dari bentuk bidang sisi balok/kubus diperkenalkan nama persegi
panjang/bujursangkar. Sebuah persegi panjang yang diiris menurut
salah satu diagonalnya akan memberikan potongan berupa
sepasang segitiga siku-siku (yang saling kongruen). Kemudian bila

9
salah satu segitiga siku-siku tadi dicerminkan terhadap salah satu
sisi siku-sikunya maka hasilnya bersama aslinya akan membentuk
sebuah segitiga samakaki, dst.
b. Sebuah segitiga dikenai setengah putaran terhadap titik tengah
salah satu sisinya maka hasil bersama aslinya membentuk sebuah
jajaean genjang.
Dari kedua contoh di atas terlihat bahwa transformasi
(pencerminan/setengah putaran) digunakan sebagai alat untuk
meyusun pengertian atau bentuk baru dengan bentuk-bentuk yang
sudah dikenal sebelumnya sebagai bahannya. Di bawah ini juga
akan terlihat bahwa transformasi akan dimanfaatkan untuk
“menjelaskan” sifat-sifat baru.

3. Contoh penumbuhan sifat-sifat.


Sifat awal yang digunakan di sini ialah bahwa dua bangun akan
kongruen bila keduanya dapat masuk ke bingkai yang sama (dapat
diimpitkan secara tepat), juga bahwa dua bangun akan kongruen bila
yang satu adalah hasil salah satu transformasi di atas dari yang lain.
Sebagai akibat langsung akan disimpulkan bahwa pasangan unsur yang
sesuai akan saling kongruen juga (dua ruas garis sama panjang, dua
sudut saling sama besar). Dengan demikian sifat-sifat baru dapat
diterapkan (“dibuktikan”) dengan sifat-sifat lama sebagai bahannya
dan memanfaatkan hakekat kongruensi.
a. Dari terjadinya segitiga sama kaki lewat pencerminan maka
langsung disimpulkan bahwa B' C=BC
m∠ A B' C=m∠ ABC

10
b. Dari sifat persegi panjang yang berbunyi bahwa masing-masing
sudutnya siku-siku, bahwa AD = BC ; AB = DC; maka dapat
disimpulkan bahwa kedua segitiga hasil irisan menurut AC
(yang saling kongruen) akan memenuhi
m∠ ABC +m ∠ BCA +m ∠ CAB=90o +m ∠BCA +m ∠ ACD
¿ 90 o+ 90o=180 0

Akhirnya sifat ini akan digunakan untuk menerangkan sifat


yang sama untuk segitiga yang umum.
c. Dianggap diketahui (dari pengamatan) bahwa hasil setengah
putaran sebuah garis akan sejajar dengan aslinya, maka
diturunkan sifat bahwa sepasang sisi berhadapan dalam jajaran
genjang akan saling sejajar dan sama panjang.

11
C. Metode Aksiomatik
Sebagai bekal diambil beberapa pengertian pangkal yang lepas dari arti
kongkret (terdiri dari unsur pangkal dan relasi pangkal) dan beberapa sifat
pangkal yang disebut aksioma.
Pengertian pangkal tidak dapat didefinisikan karena mereka pangkal (yang
pertama ada) dan aksioma tidak dapat dibuktikan karena mereka pangkal,
sehingga tidak ada sifat sebelumnya untuk membuktikannya.
Dari pengertian pangkal didefinisikan pengertian-pengertian lain (non
pangkal) dan dengan kumpulan aksioma dibuktikan sifat-sifat baru(non pangkal)
dst.
Penyusunan sistem aksioma yang abstrak memungkinkan adanya
penafsiran (model konkret) yang bermacam-macam.

a. Sistem Aksioma 1
Suatu himpunan S dengan anggota-anggota yang disebut “titik”
dan beberapa himpunan bagian yang disebut “garis”. “Titik pada garis” berarti
titik adalah anggota garis, sedang “garis pada titik” berarti garis memuat titik
tadi sebagai anggotanya. Dalam S disusun kumpulan aksioma, sbb:

Aksioma A1. Sepasang garis selalu ada pada tepat satu titik.

A2. Setiap titik ada pada tepat dua garis.


A3. Banyaknya garis ada empat.

Penafsiran 1.

Bila “titik” dan “garis” adalah titik (noktah) dan garis (lurus) dalam
geometri sedang “Titik pada garis” berari titik terletak pada garis, dan “garis
pada titik” berarti garis melalui titik, maka sistem aksioma di atas akan
berbunyi:
A1. Sepasang garis selalu berpotongan di satu titik.
A2. Setiap titik terletak pada tepat dua garis.
A3. Banyaknya garis ada empat.

12
Dalam hal ini aksioma akan membentuk suatu geometri ialah geometri
hingga.
Dari ketiga aksioma di atas dapat dibuktikan dalil-dalil sbb.
Dalil D1. Terdapat tepat enam titik dalam S.
Dalil D2. Terdapat tepat tiga titik pada setiap garis.
Penafsiran 2.
Anggap “titik” = manik-manik
“garis” = benang
“Titik pada garis” = manik-manik ditembusi benang
“garis pada titik” = benang menembusi manik-manik
Maka akan dperoleh sistem aksioma sbb.
A1. Sepasang benang selalu berserikat menembusi tepat satu
manik- manik.
A2. Setiap manik-manik ditembusi tepat oleh dua benang.
A3. Banyaknya benang ada empat.
Ini dapat disebut sebagai sistem aksioma untuk suatu hiasan.
Sistem hiasan di atas akan berlaku kesimpulan:
D1. Terdapat tepat 6 manik.
D2. Setiap benang menembusi tetap 3 manik-manik.
Setiap penafsiran disebut model bagi sistem aksioma abstrak semula dan
karena antara model satu dengan yang lain terjadi korespondensi satu-satu
sekaligus memenuhi sistem aksioma yang sama maka model satu dengan
yang lain dikatakan saling Isometrik.

Secara geometri hasil sistem di atas dapat digambarkan seperti berikut :

13
b. Sistem Aksioma 2
Diketahui S adalah himpunan titik. Beberapa himpunan bagian S yang
dinamai garis, dalam S disusun:
Aksioma : A1. Melalui dua titik berbeda T 1 dan T 2 terdapat tepat satu garis.
A2. Sebarang dua garis akan berpotongan (ada titik
perserikatannaya).
A3. Terdapat paling sedikiit satu garis.
A4. Setiap garis memuat tepat tiga titik.
A5. Tidak semua titik segaris.

Dari sistem aksioma di atas dapat dibuktikan:

Dalil D1: Terdapat tepat tujuh titik dalam S.

Dalil D2: melalui setiap titik terdapat tiga garis.

Secara geometri hasil sistem di atas dapat digambarkan seperti berikut :

14
c. Sistem Aksioma 3
S adalah himpunan titik dan garis adalah himpunan bagian dari S.
Titik T di luar garis g berarti T tidak pada g, sedangkan garis g sejajar
dengan garis h berarti tidak terdapat titik potong antara g dan h.

Aksioma : A1. Untuk sebarang dua titik dalam S terdapat paling banyak
garis melaluinya.

A2. Bila titik T di luar garis g maka terdapat satu garis g yang
melalui T dan sejajar g. (aksioma kesejajaran)

A3. Terdapat paling sedikit satu garis.

A4. Setiap garis memuat tepat tiga titik.

A5. Tidak semua titik segaris.

A6. Bila titik T di luar garis g maka terdapat tepat


satu titik pada g yang tidak terhubung dengan
T (oleh garis).

Dari keenam aksioma di atas dapat di turunkan:

Dalil D1. Dua garis akan berpotongan paling banyak di satu


titik.

15
Dalil D2. Tidak semua garis melalui satu titik yang sama.

Dalil D3. Melalui setiap titik terdapat tiga garis.

Dalil D4. Terdapat tepat sembilan titik.

Secara geometri hasil sistem di atas dapat digambarkan seperti berikut:

(a)

(b)

16
D. Geometri Euclides
a. Pengertian Geometri Euclides
Geometri Euclidean adalah sistem matematika yang dikaitkan dengan
Alexandria matematikawan Yunani Euclid , yang dijelaskan dalam buku
teks tentang geometri, yaitu Elements . Metode Euclid terdiri dalam
asumsi satu set kecil intuitif menarik aksioma dan menyimpulkan lainnya
proposisi (dalil) dari ini.

Geometri Euklides merupakan sebuah geometri klasik, terdiri atas 5


postulat, yang dinisbahkan terhadap matematikawan Yunani Kuno
Euklides. Geometri Euklides juga merupakan sistem aksiomatik, di mana
semua teorema ("pernyataan yang benar") diturunkan dari bilangan
aksioma yang terbatas. Mendekati buku awalnya Elemen, Euclides
memberikan 5 postulat:

 Setiap 2 titik dapat digabungkan oleh 1 garis lurus.


 Setiap garis lurus dapat diperpanjang sampai tak terhingga dengan garis
lurus.
 Diberikan setiap segmen garis lurus, sebuah lingkaran dapat digambar
memiliki segmen ini sebagai jari-jari dan 1 titik ujung sebagai pusat.
 Semua sudut siku-siku besarnya sama satu sama lain (kongruen).
 Jika sebuah garis lurus memotong dua garis yang lain, maka yang akan
terbentuk adalah sudut dalam yang sisinya sama yang besarnya kurang
dari dua sudut siku-siku (180°), kedua garis tersebut jika diteruskan
sampai tak hingga akan bertemu pada sisi yang sudutnya kurang dari dua
sudut siku-siku.

Postulat yang ke-5 membuka jalan bagi geometri yang sama seperti
pernyataan berikut, dikenal sebagai aksioma Playfair, yang terjadi di
bidang datar:

17
"Melalui sebuah titik yang bukan pada garis lurus yang diberikan, hanya
satu garis saja yang dapat ditarik dan tak pernah bertemu garis yang
diberikan."

b. Geometri Euclides dalam Bidang


Aksioma/postulat adalah anggapan dasar yang disepakati benar tanpa
harus dibuktikan. Yang termasuk ke dalam aksioma/postulat adalah
sesuatu atau konsep yang secara logika dapat diterima kebenaranya tanpa
harus dibuktikan. Dalam geometri (Euclides) misalnya dikenal postulat
garis sejajar, yaitu apabila ada sebuah garis dan sebuah titik di luar garis
tersebut, melalui titik itu dibuat garis lain yang sejajar garis pertama maka
kedua garis tersebut tidak akan berpotongan.
 Pengertian pangkal (Undefined Terms)
a. Unsur-Unsur Pangkal
1. Titik (Point)
2. Garis (Line)
b. Relasi-Relasi Pangkal
1. Terletak pada (Lie on), misalnya dua titik terletak pada
sebuah garis
2. Diantara (Between), misalnya C diantara titik-titik A dan B
3. Kongruen (Congruent)
4. Sejajar
5. Kontinu
 Aksioma Insidensi/Eksistensi
1. Garis adalah himpunan dari titik-titik, yang mengandung paling
sedikit dua buah titik
2. Jika ada dua titik berbeda, akan ada tepat satu garis yang
memuat dua titik tersebut
3. Jika ada tiga titik berbeda dan tidak segaris, maka ada tepat
satu bidang yang memuat ketiga titik tersebut

18
4. Jika ada dua titik berbeda terletak pada suatu bidang, maka
garis yang memuat kedua titik tersebut terletak pada bidang
5. Jika suatu bidang berpotongan, maka perpotongannya adalah
suatu garis
6. Setiap garis memuat sedikitnya dua titik, setiap bidang memuat
sedikitnya 3 titik yang tidak segaris dan setiap ruang memuat
sedikitnya empat titik yang tidak sebidang
 Aksioma Urutan
a. Jika A dan B dua titik, maka:
1. Terdapat sedikitnya satu titik C sehingga C diantara A dan
B
2. Terdapat sedikitnya satu titik D sehingga B diantara A dan
D
3. Terdapat sedikitnya satu titik E sehingga A diantara B dan
E
b. Jika A,B dan C suatu titik sehingga B diantara A dan C, maka
A, B dan C berbeda & terletak pada suatu garis (kolinear)
c. Jika A,B dan C suatu titik sehingga B diantara A dan C, maka
B diantara C dan A
d. Jika A, B dan C tiga titik kolinear, maka tepat satu dari tiga
keadaan
ini benar
1. B diantara A dan C
2. C diantara A dan B
3. A diantara B dan C
 Aksioma Kongruensi
a. Diketahui suatu ruas garis AB dan suatu titik P pada garis g,
maka pada setiap sinar garis di g yang berpangkal di P terdapat
tepat satu titik Q yang memenuhi PQ ≅ AB
´ ≅ AB
b. AB ´
´ ≅ A '´B ' maka A '´ B' ≅ AB
c. Jika AB ´

19
´ ≅ A '´B ' dan A '´ B' ≅ A ' ´' B' ' maka Jika AB
d. Jika AB ´ ≅ A ' ´' B' '
´ dan BC
e. Jika AB ´ adalah ruas garis-ruas garis tanpa titik serikat

pada garis g, serta A'´B' dan B'´C ' adalah ruas garis-ruas garis
´ ≅ A´' B' dan BC
tanpa titik serikat pada garis g’, dan jika AB ´ ≅

B'´C ' maka AC


´ ≅ A '´C'

f. Diketahui ∠(h,k) yang bukan sudut lurus dan diketahui sinar h’


pada garis g, maka pada setiap sisi g terdapat tepat saru sinar k’
sedemikian hingga ∠(h’,k’) ≅ ∠(h,k). Suatu sudut lurus hanya
akan kongruen dengan sudut yang lurus juga.
g. ∠(h,k) ≅ ∠(h,k)
h. Jika ∠(h,k) ≅ ∠(h’,k’) maka ∠(h’,k’) ≅ ∠(h,k)
i. Jika ∠(h,k) ≅ ∠(h’,k’) dan ∠(h’,k’) ≅ ∠(h’’,k’’) maka Jika ∠
(h,k) ≅ ∠(h’’,k’’)
j. Jika dalam segitiga-segitiga ABC dan A’B’C’ diketahui bahwa
´ ≅ A '´C' dan ∠ A ≅ ∠ A ' maka ∠ B ≅ ∠ B '
´ ≅ A '´B ' dan AC
AB

 Aksioma Kesejajaran

Dua garis dikatakan sejajar bila kedua garis itu tidak berserikat satu
titikpun.

Aksioma Kesejajaran: Melalui suatu titik di luar sebuah garis


terdapat tepat satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui

 Aksioma Kontinuitas dan Kelengkapan


1. Diketahui titik A dan B dan A1 sehingga A-A1-B, kemudian
ambil A2,A3, … dst sehingga A-A1-A2, A1-A2-A3 dengan AA1 =
A1A2 = A2A3 =…, maka terdapatlah bilangan positif n
sedemikian hingga A-B-An.\
2. Tidak ada titik atau garis yang dapat ditambahkan kepada
sistem di atas tanpa melanggar salah satu aksioma di atas

20
Contoh Soal :
1. Jelaskan maksud dari pernyataan Postulat Playfair dan lukiskan
pernyataan dari postulat tersebut!
Jawab :
Postulat Playfair yang terjadi di bidang datar berbunyi, "Melalui
sebuah titik yang bukan pada garis lurus yang diberikan, hanya satu
garis saja yang dapat ditarik dan tak pernah bertemu garis yang
diberikan.” Maksudnya, melalui sebuah titik yang bukan pada garis
lurus yang diberikan, hanya ada satu garis saja yang dapat ditarik dan
tak pernah bertemu garis yang diberikan (sejajar)

21
Diberikan garis lurus l, titik A diluar garis lurus l. Melalui titik A
dapat dilalui oleh berbagai garis seperti pada gambar di atas dan hanya
ada satu garis lurus, yaitu myang ditarik dari titik A dan sejajar garis l.

2. Analisislah bangun ruang balok berdasarkan pengenalan unsur dan


konstruksi bentuk dalam bidang pada metode global!
Jawab :
 Pengenalan Unsur
Berdasarkan pengamatan balok dapat kita lihat adanya bagian-
bagian bidang sisi, rusuk, dan titik sudut. Dari ketiga jenis
bagian ini diperkenalkanlah unsur-unsur geometri berupa
bidang, garis, dan titik.
 Konstruksi Bentuk dalam Bidang
Dari bentuk bidang sisi balok diperkenalkan persegi panjang.
Dimana, apabila persegi panjang diiris menurut salah satu
diagonalnya akan memberikan potongan berupa segitiga siku-
siku.

22
DAFTAR PUSTAKA

Susanta, B. 1990. Geometri Transformasi. FMIPA UGM.

Hilbert, David. 1990. Foundations of Geometry. Illionis: Open Court


Publishing Company.

Stillwell. John. 2005. The Four Pillars of Geometry. San Fransisco:


Spinger.

Anglin, W. S. Mathematics: A Concise History and Philosophy. New


York: Springer Verlag New York, Inc.

Clemens, Stanley, R.; O'Daffer, Phares ; Cooney, Thomas, J. (1994).


Geometry. Canada: Publishing Addison/Wesley

Beberapa situs/website di internet

http://eprints.uny.ac.id/45256/3/Bab%202%20Kajian%20Pustaka.pdf

(https://www.slideshare.net/agusloveridha/aksioma-insidensi-dalam-
geometri-euclid-final)

(Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/8012683#readmore)

http://myinfomath.blogspot.com/2019/01/geometri-insidensi.html

https://www.slideshare.net/menilnamarifah/20130224-mata-kuliah-sistem-
geometri?next_slideshow=1

https://docplayer.info/40880891-Makalah-geometri-transformasi-tentang-
penggolongan-lambang-dan-aksioma-geometri.html

http://myinfomath.blogspot.com/2019/01/geometri-insidensi.html

23
Keterangan :

Gita Ulfah mengetik dari halaman 9 – 11

Ni’matul Husna mengetik dari halaman 12 – 16

Rika Masriani mengetik dari halaman 17 – 20

Siti Maisarah mengetik dari halaman 4 - 8

24

Anda mungkin juga menyukai