Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN


2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.Pergertian Rawat Gabung

Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir,
ditempatkan bersamaan ibunya dalam satu ruangan

Rawat Gabung dimaksudkan Agar bayi mudah diamati dan dijaga serta dijangkau
oleh ibunya setiap saat, sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai dengan
kebutuhanya.

Rawat Gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada
rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu
sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada
bersama sama di ranjang ibu

2.Tujuan Rawat Gabung

Tujuan umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi

Tujuan khusus:

a) Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap saat.
b) Bayi segera memperoleh colostrums dan air susu ibu.
c) Bayi segera memperoleh strimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.
d) Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat.
e) Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberiang ASI.
f) Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang benar.
g) Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
h) ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.

3.Jenis Rawat Gabung Di Rumah Sakit

Rawat gabung yang dilakukan di RSUD. Kabupaten Konawe Kepulauan adalah :


A. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu
ruangan secara terus menerus selama 24 jam
B. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada waktu tertentu
(misalnya pada malam hari dan waktu kunjungan bayi dipisahkan dari ibunya. Untuk
bayi yang mengalami asfiksia. maka rawat gabung dilaksanakan setelah tindakan
resusitasi selesai

4. Manfaat Rawat Gabung

A. Mempercepat mantapnyan dan terus terlaksananya proses menyusui


Dengan rawat gabung ibu dapat memberikan ASI sedini mungkin, juga lebih mudah
memberikan ASI. Adanya kontak terus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu
segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga bayi dapat menyusui
secara on demand. Ibu yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih
banyak.
B. Memungkinkan proses bonding
Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin ibu dan bayinya. Makin banyak waktu
ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan
respon setiap saat.
Rawat gabung juga dapat menurunkan hormone stress pada ibu dan bayi. Bonding
merupakan dasar secure attachment bayi dikemudian hari. Pembentukan pribadi dasar
(basic trust) merupakan dasar pribadi kokoh yang tangguh pada anak. Adalah hasil
dari secure attachment yang berjalan baik. Bayi/anak percaya pada lingkungan,
mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh percaya diri.
C. Peralatan minimal
Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu), akan
mengurangi pembelian boks bayi. Pada bedding-in bimbingan posisi menyusui
dengan posisi ibu tidur sebaiknya dilakukan sejak di rumah sakit yang masih
mengenal kan botol untuk memberikan minum bayi (walau isinya ASI perah) akan
mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada payudara ibu.
D. Menurunkan infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan bayi terpapar
pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap
kuman-kuman berbahaya kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar di awal
kelahiran dan jumlahnya sangat sedikit) mengandung banyak antibodi, yang segera
didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit. Dahulu, pelayanan kesehatan
sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam besuk tiba kekhawatiran bayi tertular
penyakit dari pengunjung merupakan alasan utama. Ibu yang sakit flu cukup memakai
masker saja. Menyusui di kala ibu sakit memberikan paparan antibody yang
dihasilkan pada ibu yang sakit, antibody terhadap penyakit tertentu tidak akan terjadi
saat ibu sehat. Juga penekanan kualitas kolostrum yang sangat baik
E. Keuntungan untuk bayi
Bayi yang rawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan, lebih
tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badan yang lebih cepat naik Ikterus lebih
jarang terjadi bayi juga lebih hangat kerena berada kontak terus menerus dengan kulit
ibunya
F. Melatih keterampilaan ibu merawat bayinya sendiri
Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membatu ibu melatih
keterampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak
canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan percaya diri ibu.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Persyaratan Rawat Gabung


Persyaratan rawat gabung di RSUD. Kabupaten Konawe Kepulauan terdiri dari :
A.Kondisi BAYI
1. semua bayi

2. Kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan

untuk menyusui pada ibu.

B.Ibu

Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

C.Ruangan Rawat Gabung


1. Untuk Bayi
 Bayi di tampatkan dalam box tersendiri dekat dengan tempat tidur ibu.
 Bila tidak terdapat tempat tidur bayi,diletakkan di tempat tidur samping ibu
(bedding-in).
 Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, di beri penghalang (side guard)
 Tersedianya pakaian bayi

2. Untuk Ibu

 Tempat tidur ibu, di usahakan rendah agar memudahkan ibu naik/turun


 Tersedianya perlengkapan perawatan nifas

3. Ruangan

 Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28C


 Ruangan unit ibu/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus
dekat dengan ruang petugas di rumah sakit.

4. Sarana

 Lemari pakaian (ibu dan bayi)


 Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
 Tempat cuci tangan ibu (air mengalir)
 Kamar mandi tersendiri ibu
 Tersedia poster, reflet, buku-buku, model tentang manajemen laktasi

2. Kriteria Rawat Gabung


A. Ibu dan bayi dalam keadaan sehat
1. Lahir spontan,baik persentasi kepala maupun bokong
2. Bila lahir dengan tindakan,maka rawat gabung di lakukan setelah bayi cukup
sehat,
3. Bayi yang lahir dengan sektio caseria dengan anesthesia umum, rawat gabung di
lakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), Misalnya 4-6
jam setelah operasi selesai bayi tetap di susukan meskipun mungkin ibu masih
mendapat infuse.
4 . Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal 7)
5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum

B.Ibu dan Bayi Dalam Kondisi Tidak Sehat

1. Bayi yang sangat prematur


2. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram
3. Bayi dengan sepsis
4. Bayi dengan gangguan nafas
5. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosefalus, meningokel, anensefali,
atresia ani, labio/palate/galaktochizis dan sebagainya
6. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP terbuka, sepsis dan sebagainya
7. Kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya
dengan berat badan 2000 – 2500 gram meskipun keadaan keadaan lainnya dalam
batas normal, perawatan gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat.

3. Peran Dalam Menciptakan Rawat Gabung


A. Peran institusi
1) Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung.
2) Mensosialisasikan kebijakan pada unit terkait
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung
4) Menyiapkan SDM yang terampil
5) Melakukan monitoring dan evaluasi
6) Memberikan reward dan punishment secara internal

B. Peran tenaga kesehatan


1) Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung
2) Melaksanakan perawatan Ibu dan anak
3) Merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan kegiatan KIE ( komunikasi,
informasi dan edukasi ) kepada Ibu dan keluarganya
4) Memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi
dan perawatan nifas
5) Mengatasi masalah laktasi
6) Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang
timbul
7) Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan

C. Peran ibu
1) Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya kebersihan
diri, menyusui dan merawat bayi
2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada
petugas

D. Peran Suami dan Keluarga


1) Memberikan dukungan pada Ibu
2) Membantu merawat ibu dan bayi
3) Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi
4) Mengambil keputusan yang mendukung
BAB III
TATA LAKSANA

1. Praktek Rawat Gabung


Adapun Praktek rawat gabung yang dilakukan di RSUD. Kabupaten Konawe
kepulauan adalah :
A. Cara memandikan Bayi
1) Siapkan alat alat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi
3) Bayi diletakkan terlentang diatas tempat tidur /meja dengan alat perlak dan
handuk
4) Muka dan telinga dibersihkan dengan kain/waslap basah kemudian
dikeringkan dengan handuk
5) Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi
sabun (leher, dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan/lengan, kedua
kaki/tungkai, bagian belakang bayi )
6) Bayi dibersihkan dengan menggunakan waslap basah dalam ember mandi bayi
7) Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk
8) Tali pusat ditutup dengan kain kasa
9) Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal
paha, ketiak dan leher diberi bedak supaya tidk mudah lecet, dan diberi
pakaian.

B. Cara menyusui
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
2. Ibu duduk atau berbaring santai
3. Payudara di pijat/massage supaya lemas
4. Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI.
Oleskan ASI tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum
menyusui.
5. Bayi di letakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan diselah ibu bila ibu tiduran
6. Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari
lainnya di bagian bawah payudara
7. Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi
8. Setiap payudara harus di susui sampai kosong kurang lebih 10-15 menit
9. Dada menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama
terasa kosong
10. Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking
antara mulut bayi dan payudara.
11. Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola
sekitarnya serta biarkan kering pada payudara
12. Bayi di gendong di bahu ibu atau di pangku tengkurap agar dapat bersendawa
13. Periksa keadaan payudara, mungkin ada perluykaan/ pecah-pecah atau
terbendung
14. Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-
ubah
15. Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui

C. Cara Merawat Tali pusat


1) Siapkan air hangat untuk memandikan bayi sekaligus membersihkan tali pusat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
3) Buka kasa penutup secara perlahan-lahan
4) Bersihkan tali pusat
5) Memandikan
6) Keringkan dan jangan membubuhkan apapun pada tali pusat
7) Bungkus dengan kasa kering, steril, dan tipis
8) Kenakan popok dan pakain bayi

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Rawat Gabung


Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu di persiapkan adalah
institusi pelayanan, ibu hamil, suami, dan atau keluarga, petugas, sarana dan prasarana
pelayanan.
A. Instutusi Pelayanan
1) Perlu adanya kebijakan yang tertulis dari rumah sakit yang merupakan
komitmen dari unsur terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan rawat
gabung ibu dan bayi.
2) Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan/program untuk
mendukung keberhasilan menyusui pada program sayang ibu dan sayang bayi
3) Program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain :
Mendapat pelayanan yang sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa
mencurahkan kasih sayang sesuai keinginan
4) Hak Bayi, antara lain : mendapat gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang Gizi
terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh
apapun, dan juga dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan,
mendapat kasih sayang dan selalu dekat dengan ibunya
B. Ibu Hamil, Suami dan atau Keluarga
1) Salah satu factor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan
dukungan dari keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami
pengertian rawat gabung
2) Suami dan keluarga perlu juga mendapat informasi tentang rawat gabung ibu
dan bayi sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Antenatal Care (ANC)
3) Informasi dapat di peroleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan
bayi minimal 2 kali pertama pada ANC (trisemester 1 dan 2), dimulai secara
kompak, dilanjutkan dengan konseling kepada ibu, suami dan keluarga.

C. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai
berikut :
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan untuk ibu dan bayi
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk di lakukan rawat gabung
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu
dan bayi
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan
5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perletakan yang baik
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui
bayinya, misalnya : putting ibu lecet, payudara bengkak, dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas in dikasi medis bayi harus
berpisah dari ibunya
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat
gabung
D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rawat Gabung
Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya saran dan prasarana yang
mendukung antara lain :
1) Ruang Klinik Kebidanan (ANC) dilengkapi dengan ruang konsultasi dan
pojok laktasi.
2) Kamar Bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan
dan bimbingan
3) Ruang perinatologi,dilengkapi dengan ruang istirahat bagi ibu yang bayinya di
rawat
4) Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung

3. Pelaksanaan Rawat Gabung Ibu Dan Bayi


A. Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan kehamilan
(ANC)
B. Diawali dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada masa persalinan di kamar
bersalin
C. Dilanjutkan rawat gabung di ruang perawatan,antara lain :
1) Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui)
2) Menyusui ekslusif
3) Asuhan Bayi baru Lahir, Antara lain :
 Mencegah Hipotermi
 Pemeriksaan klinis bayi
 Perawatan Umum ( merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan
bayi, menjaga haygine bayi)
 Deteksi dini bayi baru lahir
4) Asuhan ibu nifas, antara lain :
 Puerperium
 Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
 Pendampingan menyusui, termasuk perletakan dan posisi menyusui
yang benar mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah
puas dalam menyusu.
 Mengenali hambatan nifas
 Asuhan ibu nifas pasca tindakan
 Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan
puting, pembengkakan mamae, engorgement, dll)
 Senam nifas
5) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Kebersihan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk
mendukung keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan informasi
tentang :
 Nutrisi ibu menyusui
 Pengetahuan tentang menyusui secara ekslusif
 Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI
 Manajemen laktasi yang benar, termasuk dalam kendala menyusi bayi
 Mengenali tanda-tanda pada ibu bayi
 Perawatan pada payudara, cara memerah, menyimpan dan memberikan
ASI dengan sendok
 KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL)
BAB IV

DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan / asuhan yang diberikan kepada
ibu dan bayi, hal-hal yang perlu ditulisi/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat
gabung adalah :

1) Cakupan Rawat Gabung


A. Jumlah rawat gabung
1) Rawat gabung penuh
2) Rawat gabung persial
B. Inisiasi menyusu dini
C. Menyusui Ondemand

Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :

a) Follow Up Bayi dibuku laporan


b) Informasi dan edukasi Institusi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung
2) Jumlah Persalinan
a) Persalinan Normal
b) Persalinan Dengan Tindakan
3) Jumlah Ibu dan Bayi yang Bermasalah dalam Menyusui
4) Jumlah Rujukan (dirujuk atau menerima rujukan).
Pencatatan dan pelaporan menggunakan system dan format yang telah ada,
misalnya : mencatat asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu dan
bayi yaitu pada rekam medis dan RL 1 dan 2.
Aluran pelaporan mengikuti system yang telah ada, misalnya : di rumah sakit
dari ruangan di koordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan
pelaporan ini penting dilaksanakan, sebab catatan ini merupakan data yang dapat
dianalisis dan dapat digunakan sebagai bahan informasi.

Anda mungkin juga menyukai