Anda di halaman 1dari 2

Sermonet Don Bosco Kamis, 16 Januari 2020

Komunitas dan Kegembiraan


Saya merefleksikan Injil Markus 9:30-37 yang menampilkan pertengkaran di antara murid tentang
siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Yang
ingin menjadi yang terdahulu, harus menjadi yang terakhir dan pelayan dari semuanya. Simbol
sekaligus kesimpulan dari seruan Yesus adalah seorang anak kecil.
Bahkan saya secara pribadi pun masih kesulitan untuk memahami kata-kata Yesus ini. Persis
karena bukan sekedar kata-kata belaka. Kita tidak bisa menaruh harapan terlalu banyak pada kata-
kata saja. Bagi saya, Yesus hendak menyingkapkan sesuatu yang lebih dalam. Dengan
menempatkan pertentangan terdahulu-terakhir, terbesar-terkecil, Yesus membalik harapan para
murid. Semakin kita melayani orang lain lebih sungguh, kita tidak akan kehilangan apapun, sebab
kasih selalu memberi yang terbaik. Kalau hal ini belum cukup untuk dipahami, kita diajak untuk
membuka memori pembasuhan kaki di malam sebelum sengsara.
Sebagai satu komunitas, kita merupakan persekutuan orang-orang yang telah dipermandikan dan
tunduk pada perintah Roh. Ada tali-tali rohani yang mengikat kita sebagai satu komunitas, di
bawah bimbingan pastor rektor.
Semangat komunitas yang sejati memang perlu juga ditelisik di dalam baris-baris tulisan Don
Bosco. Artikel 49 konstitusi kita menegaskan bahwa hidup dan bekerja bersama bagi kita
merupakan syarat fundamental dan jalan yang pasti untuk menunaikan panggilan kita. Saya
dipanggil untuk memandang sama saudara bukan dari tugas maupun jabatannya semata, melainkan
sebagai pribadi. Pribadi yang memiliki panggilan yang unik. Demikian pula orang lain dipanggil
untuk melihat diriku dengan cara yang serupa. Dengan demikian, kita mengasihi satu sama lain
sehingga pada gilirannya bisa berbagi apa yang kita miliki.
Saya akan membagikan refleksi atas pengalaman saya semasa sakit. Saya menyampaikan terima
kasih atas perhatian pastor rektor, bruder, dan para frater yang telah memperhatikan saya dengan
baik selama masa-masa sakit. Dalam pengalaman sakit itu, saya menyadari secara lebih intens
cinta kasih persaudaraan dan semangat kekeluargaan. Saya akan membagikan percakapan saya
dengan beberapa pengunjung.
Ada seorang suster yang mengalami sakit serupa dengan saya. Beberapa teman suster itu
mengatakan bahwa pada religius laki-laki dan perempuan memiliki kekhasan dalam menanggapi
sakit. Menurut mereka, kebanyakan pastor, bruder, dan frater melewati sebagian besar masa-masa
sakit itu sendirian saja, termasuk saya. Opini seperti itu ada benar dan salahnya. Sebab, meskipun
saya tidak ditemani setiap saat seperti halnya pengunjung yang lain, tetapi bagi saya perhatian dari
sama saudara itu lebih dari cukup. Kepada salah seorang perawat yang bertanya kepada saya,
“frater kok sendirian,” saya menjawab, “tenang, ada Bunda Maria.”
Saat berada di tempat tidur karena sakit, saya masih sempat mendaraskan rosario, sekalipun pada
saat operasi. Namun yang lebih menyentuh saya adalah ketika keluar dari ruang operasi, Bruder
Mikoli sudah menunggu di depan kamar bedah. Dari tanggal 7-10 Januari, sama saudara selalu
datang berkunjung. Bahkan dengan sesama orang sakit, kami bisa melakukan video call saat sama-
sama tidak bisa bangun dari tempat tidur. Saat menjalani masa pemulihan di rumah, sama saudara
memperhatikan saya dengan mengantarkan makanan, minuman, bahkan mencucikan pakaian saat
kondisi saya belum memungkinkan.
Lewat pengalaman-pengalaman itulah, saya semakin menyadari bahwa kita hidup bersama sebagai
saudara supaya bisa menanggung suka, duka, kecemasan, dan harapan satu sama lain. Ideal
komunitas adalah sehati dan sejiwa. Untuk mewujudkan hal ini, Don Bosco sendiri mengatakan
bahwa pematuhan dengan tepat peraturan-peraturan rumah merupakan fondasi utama. Jadwal yang
teratur mengarahkan setiap anggota supaya tetap seirama. Dalam tugasnya yang beraneka ragam,
setiap orang mengambil bagian dalam hidup komunitas. Dengan harapan, komunitas kita semakin
menjadi persekutuan para murid Yesus dan anak-anak Don Bosco.
Kemuliaan...

Anda mungkin juga menyukai