http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Firdausi Nuritasari
The infrastructure budget has increased every year, but research from the World Economic Forum report shows
the ranking of the quality of infrastructure in Indonesia is still relatively low. When compared to Indonesia's
economic growth charts with the realization Domestic Capital Investment and Foreign Direct Investment
almost move in the same direction. This research aimed to assess whether there is effect between infrastructure,
Domestic Capital Investment and Foreign Direct Investment to Gross Domestic Product.The data used in this
study is a secondary data sources on the report of the Central Statistics Agency (BPS), in particular the data
1986 to 2011. The data examined included the data of Gross Domestic Product, according to the length of the
road authority, the amount of water that is channele , the amount of electricity produced , the realization of
domestic investment and foreign investment realization. Data collection method used is the method of
documentation. Data were analyzed using quantitative descriptive analysis method, Regression Testing and
Test Assumptions Classic.The results obtained show that the research jointly road infrastructure, water.
Electrical, domestic and foreign investments and a significant positive effect on gross domestic product in
Indonesia. The conclusion from this research is partially that there are two independent variables are used have
not a significant effect on gross domestic product in Indonesia. The variables are Domestic Capital Investment
and Foreign Direct Investment.
456
Firdausi Nuritasari / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
Tabel 1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan 2000, tahun 2007-2011
Tahun Laju Pertumbuhan PDB (%)
2007 6,35 %
2008 6,01 %
2009 4,63 %
2010 6,22 %
2011 6,49 %
Sumber : BPS
ketersediaan infrastruktur yang memadai.
Berdasarkan tabel di atas, laju pertumbuhan Infrastruktur memiliki peran yang luas dan
PDB atas harga konstan 2000 pada tahun mencakup berbagai konteks dalam
2007-2011 mengalami kecenderungan naik. pembangunan, baik dalam konteks fisik-
Tahun 2007 menunjukkan laju lingkungan, ekonomi, sosial, budaya,
pertumbuhan PDB sebesar 6,35%, politik, dan konteks lainnya. Infrastruktur
kemudian mengalami peningkatan pada merupakan roda penggerak pertumbuhan
tahun 2008 sebesar 6,01 %. Namun, pada ekonomi dan berpengaruh bagi peningkatan
tahun 2009 laju pertumbuhan PDB kualitas hidup sehingga mampu
mengalami perlambatan akibat krisis ysng meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
sebelumnya pada tahun 2008 sebesar 6,01 % Infrastruktur didefinisikan dalam kondisi
pada tahun 2009 turun menjadi 4,63 %. dari fasilitas fisik yaitu jalan, pelabuhan,
Kondisi laju pertumbuhan PDB kembali bandara, terminal, rel kereta api, dan alat-
normal setelah mengalami krisis pada tahun alat transportasi), dan jasa (sistem
2010 meningkat sebesar 6,22 % dan tahun transportasi) yang terdapat dalam fasilitas-
2011 sebesar 6,49%. Perkembangan laju fasilitas tersebut.
pertumbuhan PDB juga di iringi dengan Bank Dunia (dalam Wahyuni, 2009)
pertumbuhan ekonomi yang mengalami mendefinisikan infrastruktur ekonomi,
kecenderungan naik. merupakan aset fisik yang diperlukan untuk
Kewajiban pemerintah dalam meningkatkan menunjang aktivitas ekonomi baik dalam
kesejahteraan masyarakat salah satunya produksi maupun konsumsi final, meliputi
adalah memberikan pelayanan publik yang public utilities (tenaga, telekomunikasi, air
menjadi hak setiap warga negaranya dalam minum, sanitasi dan gas), public work (jalan,
hal ini disebut masyarakat. Bentuk bendungan, kanal, saluran irigasi, drainase,
pelayanan publik yang diberikan oleh rel kereta api, angkutan pelabuhan,
Pemerintah salah satunya adalah lapangan terbang dan sebagainya).
457
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
12
10
0
2007 2008 2009 2010 2011
Anggaran
Infrastruktur 5.4 7 7.9 9.3 12.4
(Triliyun Rupiah)
Sumber : KADIN,2013
Grafik 1. Anggaran Infrastruktur di Indonesia (Triliyun Rupiah), 2007-2011
Upaya untuk mendorong pertumbuhan penyelenggaraan dan pengelolaan
ekonomi melalui peningkatan dan transportasi udara.
pembangunan infrastruktur dengan
pengeluaran anggaran infrastruktur tersebut
diarahkan untuk melaksanakan program- LANDASAN TEORI
program prioritas, antara lain program Teori Infrastruktur
penyelenggaraan jalan, program Menurut Setyaningrum (1997), infrastruktur
pengelolaan sumber daya air, program merupakan biaya tetap sosial yang langsung
penyelenggaraan dan pengelolaan mendukung produksi. Definisi lain
transportasi laut, serta program mengenai infrastruktur yaitu mengacu pada
459
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
fasilitas fisik dan termasuk kerangka dibutuhkan untuk kelancaran arus faktor
organisasional, pengetahuan dan teknologi produksi maupun pemasaran hasil.
yang penting untuk organisasi masyarakat Infrastruktur Air
dan pembangunan ekonomi. Familioni Air merupakan kebutuhan yang diperlukan
(2004) menjelaskan bahwa infrastruktur dalam kehidupan manusia sehingga
dibedakan menjadi infrastruktur ekonomi pengadaan sumber daya ini termasuk dalam
dan infrastruktur sosial. Infrastruktur prioritas pembangunan. Penggunaan air
ekonomi diantaranya utilitas publik seperti terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat
listrik, telekomunikasi, suplai air bersih, dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu
sanitasi, dan saluran pembuangan dan gas. kebutuhan domestik, irigasi pertanian, dan
Termasuk pekerjaan umum seperti jalan industri (Krismanti;2009).
kereta api, angkutan kota, dan bandara. Infrastruktur Listrik
Sedangkan infrastruktur sosial dibedakan Dengan semakin majunya suatu wilayah,
menjadi infrastruktur pendidikan dan kebutuhan akan listrik menjadi tuntutan
kesehatan. primer yang harus dipenuhi, tidak hanya
Infrastruktur merupakan sarana prasarana untuk rumah tangga namun juga untuk
yang sangat strategis sebagai mobilitas kegiatan ekonomi terutama industri. Dalam
penduduk untuk menghubungkan suatu kehidupan masyarakat yang semakin
daerah ke daerah lain, serta peran yang modern, semakin banyak peralatan rumah
penting yaitu untuk memperlancar distribusi tangga, peralatan kantor serta aktivitas-
barang dan faktor produksi antar daerah aktivitas masyarakat yang mengandalkan
sehingga kebutuhan masyarakat dapat sumber energi dari listrik (Krismanti;2009).
terpenuhi yang selanjutnya akan Teori Investasi
mempercepat peningkatan aktivitas Menurut Mankiw (2000), investasi terdiri
ekonomi. Infrastruktur yang perannya dari barang-barang yang dibeli untuk
cukup vital dan merupakan variabel dalam penggunaan masa depan. Investasi juga
penelitian ini adalah jalan, air, dan listrik. dibagi menjadi tiga sub kelompok yaitu
Mengingat ketiga jenis infrastruktur tersebut investasi tetap bisnis, investasi tetap rumah
memiliki peran vital sebagai modal dalam tangga, dan investasi persediaan.
menjalankan roda perekonomian di suatu Penanaman Modl Dalam Negeri
negara agar mencapai pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
ekonomi yang tinggi. Ketiga jenis adalah kegiatan menanam modal untuk
infrastruktur tersebut akan dijelaskan melakukan usaha di wilayah negara
sebagai berikut: Republik Indonesia yang dilakukan oleh
Infrastruktur Jalan penanam modal dalam negeri dengan
Infrastruktur jalan sebagai salah satu menggunakan modal dalam negeri.
infrastruktur pengangkutan berperan dalam Penanam modal Dalam Negeri dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi karena dilakukan oleh perseorangan WNI, badan
ketersediaan jalan akan meminimalkan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri
modal komplementer sehingga proses yang melakukan penanaman modal di
produksi dan distribusi akan lebih efisien. wilayah negara Republik Indonesia.
Prasarana jalan yang buruk dan rusak akan Penanaman Modal Asing
menghambat alokasi sumber daya, Penanaman Modal Asing (PMA)
pengembangan industri, pendistribusian merupakan aliran arus modal yang berasal
faktor produksi, barang dan jasa, akan dari luar negeri yang mengalir ke sektor
memengaruhi pendapatan. Dalam swasta baik yang melalui investasi langsung
pembangunan pertanian dan ekonomi (direct investment) maupun investasi tidak
perdesaan secara umum, jalan sangat langsung berbentuk portofolio. Investasi
460
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
461
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
Tabel 3 Hasil Estimasi Pengaruh Infrastruktur Jalan (X1), Air (X2), Listrik (X3),
Penanaman Modal Dalam Negeri (X4), dan Penanaman Modal Asing (X5) Terhadap Produk
Domestik Bruto (Y) di Indonesia
No Dependent Variabel : Produk OLS
Domestik Bruto
1. Konstanta -1466965
Std Error 963198,4
Prob 0,1434
8. Adj R2 0,944076
9. F 85,40628
Prob F 0,000000
10. Durbin Watson 1,926759
Ket:* Signifikan pada α=10 %
variabel independen yaitu jalan, air, dan
Dari hasil regresi linear diatas, listrik yang berpengaruh signifikan pada α =
diperoleh persamaan sebagai berikut: 10% terhadap produk domestik bruto di
Y = -1466965 + 8,370167 X1 - 3129,361 Indonesia. Penjelasan mengenai
X2 + 61,09477 X3 - 6,796525 X4- 8,698941 X5 bagaimanakah pengaruh variabel
+e independen terhadap variabel dependen
Hasil analisis data menunjukkan bahwa berdasarkan probabilitas masing – masing
terdapat 2 variabel independen yang variabel yang dibandingkan terhadap nilai
digunakan tidak memiliki pengaruh signifikansinya (α = 10%) adalah sebagai
signifikan terhadap produk domestik bruto berikut:
di Indonesia. Variabel tersebut yaitu PMDN Pengaruh Jalan Terhadap Produk
dan PMA. Sementara itu, terdapat 3 Domestik Bruto di Indonesia
462
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Variabel infrastruktur yang kedua adalah
jalan berhubungan positif berpengaruh jumlah air yang disalurkan. Penggunaan air
signifikan (pada α = 10%, di mana nilai p- yang diselenggarakan oleh PDAM
value adalah 0,0661) terhadap produk (Perusahaan Daerah Air Minum) memang
domestik bruto di Indonesia. Nilai koefisien masih belum merata di seluruh wilayah
regresi panjang jalan adalah sebesar Indonesia. Hal ini akan mengindikasikan
8,370167 yang berarti bahwa setiap adanya ketimpangan penggunaan air yang
peningkatan panjang jalan 1 km akan diselenggarakan oleh pemerintah di masing-
mempengaruhi produk domestik bruto di masing daerah, sehingga dapat dikatakan
Indonesia sebesar 8.370.167 milyar rupiah jumlah ketersediaan air yang disalurkan ke
dengan asumsi bahwa variabel lain daerah akan mempengaruhi pertumbuhan
dianggap tetap. ekonomi di suatu wilayah.
Infrastruktur jalan merupakan fasilitas Hasil penelitian ini sejalan dengan
publik yang sangat penting dalam kesimpulan penelitian oleh Krismanti Tri
menggerakkan roda perekonomian sehingga Wahyuni (2009) dengan judul Analisis
dapat mempercepat proses pembangunan Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial
nasional. Ketersediaan infrastruktur jalan Terhadap Produktivitas Ekonomi di
yang memadai mampu menciptakan Indonesia yang memberi kesimpulan bahwa
mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat infrastruktur ekonomi yaitu air bersih
dan menghubungkan resources dan hasil memiliki pengaruh negatif yang signifikan
produksi ke pasar, dengan begitu terhadap pertumbuhan ekonomi.
infrastruktur berupa jalan raya akan
berpotensi mempengaruhi peningkatan Pengaruh Listrik Terhadap Produk
pertumbuhan ekonomi wilayah. Domestik Bruto di Indonesia
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian menemukan bahwa variabel
kesimpulan penelitian oleh Lontung listrik berhubungan positif dan berpengaruh
Sabungan Situmorang (2011) dengan judul signifikan (pada α = 10%, di mana nilai p-
Analisis Pengaruh Pembangunan value adalah 0,0000) terhadap produk
Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan domestik bruto di Indonesia. Nilai koefisien
Ekonomi Provinsi Sumatera Utara yang regresi listrik adalah sebesar 61,09477 yang
memberi kesimpulan bahwa pembangunan berarti bahwa setiap peningkatan jumlah
infrastruktur jalan memiliki pengaruh positif listrik yang di produksi sebesar 1 Mwh akan
yang signifikan terhadap pertumbuhan mempengaruhi produk domestik bruto di
ekonomi. Indonesia sebesar 6.109.477 milyar rupiah
dengan asumsi bahwa variabel lain
Pengaruh Air Terhadap Produk dianggap tetap.
Domestik Bruto di Indonesia Variabel infrastruktur yang terakhir adalah
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel jumlah listrik yang di produksi. Dalam
air berhubungan negatif dan berpengaruh kegiatan produksi terutama dalam kegiatan
signifikan (pada α = 10%, di mana nilai p- sehari-hari, energi listrik mempunyai
value adalah 0,0000) terhadap produk peranan penting bagi kehidupan di
domestik bruto di Indonesia. Nilai koefisien masyarakat. Oleh karena itu peningkatan
regresi air adalah sebesar -3129,361 yang produktivitas ekonomi di pengaruhi oleh
berarti bahwa setiap penurunan jumlah air pasokan energi listrik, hal ini dalam konteks
sebesar 1 m3 akan mempengaruhi produk industri peran energi listrik sangat vital
domestik bruto di Indonesia sebesar karena mampu meningkatkan produktivitas
3.129.361 milyar rupiah dengan asumsi dimana pada akhirnya akan berpengaruh
bahwa variabel lain dianggap tetap.
463
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
pada meningkatnya kinerja ekonomi secara mana nilai p-value adalah 0,5889) terhadap
keseluruhan. produk domestik bruto di Indonesia. Nilai
Hasil penelitian ini sejalan dengan koefisien regresi PMDA adalah sebesar
kesimpulan penelitian oleh Eko Fajar 8,698941 yang berarti bahwa setiap
Cahyono dan David Kaluge (2008) dengan peningkatan PMDA sebesar 1 juta US $
judul Analisis Pengaruh Infrastruktur Publik akan mempengaruhi produk domestik bruto
Terhadap Produk Domestik Bruto di di Indonesia sebesar 8.698.941 milyar
Indonesia yang memberi kesimpulan bahwa rupiah dengan asumsi bahwa variabel lain
infrastruktur listrik memiliki pengaruh dianggap tetap.
positif yang signifikan terhadap PDB. Berdasarkan hasil regresi menunjukan
bahwa nilai Penanaman Modal Asing
Pengaruh PMDN Terhadap Produk (PMA) di Indonesia tidak berpengaruh
Domestik Bruto di Indonesia signifikan terhadap Produk Domestik Bruto
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
PMDN berhubungan negatif dan tidak kondisi investasi di Indonesia sangat
berpengaruh signifikan (pada α = 10%, di berfluktuatif. Indonesia belum menjadi
mana nilai p-value adalah 0,1595) terhadap prioritas sebagai tempat untuk
produk domestik bruto di Indonesia. Nilai menginvestasikan modal para investor luar
koefisien regresi PMDN adalah sebesar negeri. Banyaknya hambatan masuk bagi
6,796525 yang berarti bahwa setiap investor asing, slah satunya adalah birokrasi
peningkatan PMDN sebesar 1 Milyar yang kurang efisien dan berbelit-belit
rupiah akan mempengaruhi produk sehingga investor asing kurang berminat
domestik bruto di Indonesia sebesar untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
6.796.525 milyar rupiah dengan asumsi Hasil penelitian ini sejalan dengan
bahwa variabel lain dianggap tetap. kesimpulan penelitian oleh Eko Prasteyo
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) (2011) dengan judul Analisis Pengaruh
tidak berpengaruh secara signifikan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),
terhadap produk domestik bruto disebabkan Penanaman Modal Asing (PMA), Tenaga
oleh pertumbuhan PMDN yang Kerja dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan
berfluktuatif yang disebabkan tata kelola Ekonomi di Jawa Tengah yang memberi
infrastruktur antara pengusaha dan kesimpulan bahwa PMA tidak memiliki
pemerintah, serta peranan sektor industri pengaruh positif dan tidak signifikan
dan perdagangan yang lebih tinggi. terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
kesimpulan penelitian oleh Sri Asiyan SIMPULAN
(2012) dengan judul Pengaruh Penanaman Kesimpulan
Modal Dalam Negeri, Penanaman Modal Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
Asing, dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan telah diuraikan, maka dapat ditarik
Ekonomi Jawa Timur yang memberi kesimpulan sebagai berikut :
kesimpulan bahwa PMDN tidak memiliki 1. Infrastruktur (jalan, air, dan listrik)
pengaruh positif dan tidak signifikan berpengaruh dan berhubungan
terhadap pertumbuhan ekonomi. positif secara bersama-sama
terhadap PDB. Peningkatan PDB
Pengaruh PMA Terhadap Produk mampu mendorong peningkatan
Domestik Bruto di Indonesia akan infrastruktur (jalan,air,listrik).
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Terlihat dari hubungan yang positif
PMA berhubungan negatif dan tidak antara infrastruktur dengan PDB.
berpengaruh signifikan (pada α = 10%, di
464
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
________________. 2010. Statistika Indonesia Kementrian Keuangan. 2013. Nota Keuangan dan
2010. Jakarta : Biro Pusat Statistika Rancangan Rancangan Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Negara.
________________. 2011. Statistika Indonesia www.anggaran.depkeu.go.id di akses pada
2012. Jakarta : Biro Pusat Statistika tanggal 28 Juli 2013
.
Ajija, Shochrul R, dkk. 2001. Cara Cerdas Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Kuantitatif
Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Ambarsari, Indah & Purnomo, Didit. 2005.
Studi tentang Penanaman Modal Asing di Kuncoro, Mudrajad. 2004. Ekonomi
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan.
Pembangunan, Volume6, No.1, hal. 26-47. Yogyakarta : Erlangga
Arikunto. S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Penerjemah : Imam Nurmawan. Jakarta :
Erlangga
Thirafi, Muhammad Aulia Zul. 2013. Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi, Ketersediaan Tenaga Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Yogyakarta :
Kerja, Infrastruktur, dan Kepadatan Penduduk Andi Offset
Terhadap Penanaman Modal Asing di
Kabupaten Kendal (Jurnal). Semarang : Permana, Chandra Darma dan Alla Asmara.
Universitas Negeri Semarang 2010. Analisis Peranan dan Dampak Investasi
Infrastruktur terhadap Perekonomian Indonesia:
Canning, David, and Peter Pedroni. 2004. Analisis Input- Outpu”. Jurnal Manajemen
Infrastructure and Long Run Economic Growth: dan Agribisnis Vol 7 No.1 Maret. Diakses
University of Belfast Tanggal 22 Mei 2010
Familioni.K.A. 2004. The role of Economic and Perpres No. 36. 2010. Tentang Perubahan Daftar
sosial infrastructure in economic development. A Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha
Global View yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal
Gujarati, D.N. dan D.C. Porter. 2010. Dasar-
Dasar Ekonometrika, Edisi 5. Jakarta: Prasetyo, Rindang Bangun dan Firdaus,
Salemba Empat Muhammad. 2009. Pengaruh Infrastruktur
Pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
____________________________. 2012. Dasar- Indonesia. http://fem.ipb.ac.id/j di akses
Dasar Ekonometrika, Edisi 5. Jakarta: Salemba pada tanggal 28 Juli 2013
Empat
466
Farah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (4) (2013)
Setyaningrum, E. 1997. Analisis Pembiayaan World Bank. 2011. Enterprise Surveys Database.
Infrastruktur Perkotaan Studi Kasus Dati II www.enterprise surveys.org/customquery/
Kabupaten Sleman DIY (Tesis). Jakarta : diakses pada tanggal 11 Agustus 2013
Program Pascasarjana Magister Sains
Universitas Indonesia Yanuar, R. 2006. Kaitan Pembangunan
Infrastruktur dan Pertumbuhan Output serta
Stiglitz, J. 2000. Economics of The Public Sector. Dampaknya Terhadap Kesenjangan di
Norton, New York Indonesia. Tesis Pada Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor
Sukirno, S. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
467