Anda di halaman 1dari 7

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpade (Posyandu) merupakan salah satu

bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Pemberdayaan masyarakat di Posyandu merupakan upaya fasilitas

yang bersifat non- instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan masyarakat, agar mampu memberikan gambaran

masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat

(Kemenkes RI, 2012).

Peran kader sangat penting karena kader bertanggung jawab

dalam pelaksanaan program posyandu, keaktifan kader merupakan

salah satu penunjang dalam kegiatan posyandu, dimana dengan

kehadiran kader dalam setiap kegiatan posyandu sangat membantu

karena dapat memberikan pelayanan kesehatan dan penyuluhan

untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, bila kader tidak aktif

1
maka pelaksanaan posyandu juga tidak berjalan dengan lancar. Hal

ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program

posyandu.(Sengkey, kandau & Pangemanan, 2015).

Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2018 terdapat 289.635

Posyandu di seluruh Indonesia yang terdiri dari 37.829 Posyandu

Pratama, 80.352 Posyandu Madya, 91.518 Posyandu Purnama dan

25.227 Posyandu Mandiri. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan

sebesar 3,51 Posyandu per desa/kelurahan. Jumlah kader yang telah

di latih sampai tahun 2018 adalah 569.477 orang dengan ratio

terhadap desa atau kelurahan sebanyk 6,90% (Kemenkes RI, 2018).

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki 7.207 posyandu yang

digerakkan oleh 35.321 kader. Dari total 7.207 Posyandu di NTB,

sebanyak 3.811 atau 52,9% Posyandu termasuk posyandu pratama

dan posyandu madiri atau posyandu aktif. Sisanya masih dalam strata

pratama dan madya. Dari 35.231 kader, sebanyak 26.288 orang

sudah mendapatkan pelatihan Posyandu. Sisanya 25% belum

mendapatkan pelatihan (Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2018)

Kota Mataram memiliki 10 Puskesmas dengan jumlah Posyandu

sebanyak 353 posyandu yang tersebar di Wilayah Kota Mataram.

Posyandu yang terdiri dari 21 posyandu pratama, 146 posyandu

madya, 75 posyandu purnama, dan 111 posyandu mandiri. Dengan

jumlah kader sebanyak 1765 kader (Dinas Kesehatan Kota Mataram

2019).

2
Berdasarkan data yang diambil dari Profil Dinas Kesehatan Kota

Mataram tahun 2019 dari 11 puskesmas yang terdapat di Wilayah

Kota Mataram, Puskesmas Cakranegara merupakan salah satu

Puskesmas dengan strata pratama sebanyak 8 posyandu dan strata

madya sebanyak 20 posyandu. Dari data tersebut dapat di simpulkan

bahwa Puskesmas Cakranegara memiliki strata yang rendah

dibandingkan dengan wilayah kerja puskesmas lainnya (Profil Dinas

Kesehatan Kota Mataram, 2019).

Posyandu Kelurahan Mandalika dipilih sebagai tempat untuk

dilakukan penelitian karena terdapat 8 posyandu di Kelurahan

Mandalika yang masih pada strata pratama dan strata madya. Dan

juga banyak terdapat kader baru dan belum terlatih dan belum

mendapatkan pembinaan yang berkisar sebanyak kurang lebih 20

orang. (Profil Puskesmas Cakranegara, 2019).

Berdasarkan data yang di ambil dari Profil Dinas kesehatan Kota

Mataram di dapatkan bahwa permasalahan yang sering muncul di

posyandu adalah kader yang hadir pada saat pelaksanaan kegiatan

posyandu hanya 1 sampai 2 orang. Sehingga pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada masyarakat belum berjalan secara optimal.

Dan juga jumlah penimbangan yang dilakukan kurang dari 12 kali

dalam 1 tahun.

3
Berdasarkan penelitian Lukwan tahun 2018 tentang kontribusi

pengetahuan kader terhadap kinerja kader posyandu di puskesmas

matandahi konawe utara hasilnya adalah ada hubungan yang cukup

antara pengetahuan dengan kinerja kader posyandu, dimana semakin

tinggi pengetahuan kader maka kinerjannya akan semakin baik,

demikian pula sebaliknya semakin kurang pengetahuan kader maka

kinerjanya semakin kurang.

Berdasarkan penelitian Ruyatul Hasanah tahun 2014 tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam

kegiatan di posyandu hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar

pengetahuan kader kurang baik (61,4%), hal ini disebabkan karena

kurangnya pembinaan yang rutin dari petugas puskesmas. Hal

tersebut berdasarkan pengakuan kader dalam dua tahun terakhir ini

tidak ada pembinaan/ penyegaran tentang pengetahuan posyandu.

Oleh karena itu, saya ingin meneliti “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Peran

Kader Pada Hari Buka Posyandu Di Posyandu Kelurahan Mandalika

Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Tahun 2020”, saya tertarik

meneliti judul tersebut untuk mengetahui pengetahuan kader sebelum

dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan mengenai Peran Kader

pada hari buka posyandu. Apakah setelah diberikan pendidikan

kesehatan kepada kader di posyandu dapat meningkatkan

pengetahuan kader atau sama dengan sebelum diberikan pendidikan

4
kesehatan. Saya berharap setelah di berikan pendidikan kesehatan

mengenai Peran Kader Pada Hari Buka Posyandu pengetahuan kader

dapat meningkat dari sebelumnya. Sehingga memberi dampak positif

bagi program posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara dan

semoga dengan adanya pendidikan kesehatan ini para kader bisa

menjadikan posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Cakranegara menjadi lebih aktif guna terwujudnya program revitalisasi

posyandu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Mataram dimana

Puskesmas Cakranegara terdapat 8 posyandu dengan strata pratama

dan 20 posyandu dengan strata madya, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut “ Bagaimana Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Peran

Kader Pada Hari Buka Posyandu Di Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Cakranegara Tahun 2020?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Kader Tentang Peran Kader Pada Hari Buka

Posyandu Di Posyandu Kelurahan Mandalika Wilayah Kerja

Puskesmas Cakranegara.

5
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, pekerjaan, lama

menjadi kader, pendidikan kader) di wilayah kerja Puskesmas

Cakranegara.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan kader sebelum di berikan

penyuluhan menggunakan modul.

c. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan kader setelah dilakukan

penyuluhan menggunakan modul.

d. Menganalisis pengaruh penyuluhan menggunakan modul

terhadap peningkatan pengetahuan kader tentang peran kader

pada kegiatan posyandu.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman nyata dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di bangku

kuliah.

2. Bagi Responden

Dapat menjadikan masukan bagi kader untuk meningkatkan

pengetahuan kader tentang peran kader pada kegiatan posyandu .

3. Bagi Institusi Kesehatan

Dapat digunakan sebagai masukan bagi Puskesmas tentang

gambaran tingkat pengetahuan kader tentang peran kader pada

6
hari buka posyandu, agar informasi yang disampaikan adalah

benar, tepat waktu dan tepat guna.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memperkaya ilmu dan menambah wawasan pembaca

mengenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Kader Tentang Peran Kader Pada Hari Buka

Posyandu Di Posyandu Kelurahan Mandalika Wilayah Kerja

Puskesmas Cakranegara.

Anda mungkin juga menyukai