“HEMATEMESIS MELENA”
Oleh :
201610330311063
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
BAB I PENDAHULUAN
DEFINISI
Perdarahan saluran cerna atas yaitu perdarahan yang berasal dari dalam lumen
bagian proksimal ligamen trietz, mulai dari jejenum proksimal, duodenum, gaster
dan esofagus. Hal ini mengakibatkan hematemesis (muntah darah) dan melena
(tinja yang berwarna kehitaman). (Richter,2017
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Pada orang yang sudah lanjut usia pembentukan musin berkurang sehingga
rentan terkena gastritis dan perdarahan saluran cerna. OAINS dan obat antiplatelet
dapat mempengaruhi proteksi sel (sitoproteksi) yang umumnya dibentuk oleh
prostaglandin atau mengurangi sekresi bikarbonat yang menyebabkan
meningkatnya perlukaan mukosa gaster. Infeksi Helicobacter pylori yang
predominan di antrum akan meningkatkan sekresi asam lambung dengan
konsekuensi terjadinya tukak duodenum. Inflamasi pada antrum akan
menstimulasi sekresi gastrin yang merangsang sel parietal untuk meningkatkan
sekresi lambung. Perlukaan sel secara langsung juga dapat disebabkan konsumsi
alkohol yang berlebih. Alkohol merangsang sekresi asam sehingga menyebabkan
perlukaan mukosa saluran cerna. Penggunaan zat-zat penghambat mitosis pada
terapi radiasi dan kemoterapi menyebabkan kerusakan mukosa menyeluruh karena
hilangnya kemampuan regenerasi sel. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit komorbid pada perdarahan
SCBA dan menjadi faktor risiko perdarahan SCBA. (Aji,2017)
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
1. NGT
Pemasangan NGT dan inspeksi aspirat dapat digunakan pada penilaian awal kasus.
Aspirat warna merah terang, pasien memerlukan pemeriksaan endoskopi segera
baik untuk evaluasi maupun perawatan intensif. Jika cairan aspirat berwarna seperti
kopi, maka diperlukan rawat inap dan pemeriksaan endoskopi dalam 24 jam
pertama. Meskipun demikian aspirat normal tidak dapat menyingkirkan perdarahan
SCBA
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan Endoskopi
TATALAKSANA
1. Resusitasi
3. Terapi obat
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul terkait perdarahan SCBA adalah kematian dan
perdarahan ulang (Ramaekers dkk, 2016). Angka kematian terkait perdarahan
SCBA hingga saat ini masih cukup tinggi, yaitu 10-20%, namun hal ini sudah
jauh lebih baik dibandingkan sebelum tahun 1995, yaitu sebesar 33-50%.
Kejadian perdarahan ulang pada perdarahan SCBA adalah sebesar 5-15%.
DAFTAR PUSTAKA