Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya. Salawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. UCapan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi bimbingandan masukan sehingga
makalah yang berjudul “ASKEP HIPERKALSEMI” dapat diselesaikan.Pembuatan makalah ini
adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh pembelajaran di semester ini, kami
mengucapkan terimah kasih kepada dosen pembimbing.Kiranya makalah ini bisa bermanfaat
bagi pihak yang membaca. Meski begitu, kami sadar bahwa makalah ini perlu perbaikan dan
penyempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan diterima
dengan senang hati. Akhirnya, kami ucapkan terima kasih,semoga makalah ini bermafaat bagi
semua pihak.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................4
a. Latar Belakang....................................................................................4
b. Rumusan Masalah..............................................................................4
c. Tujuan ................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6
a. Definisi...................................................................................................6
b. Etiologi…...............................................................................................6
c. Patofisiologi……....................................................................................6
d. Manisfestasi Klinis ………………………………………………………….7
e. Komplikasi……………...........................................................................7
f. Pemeriksaan Penunjang........................................................................8
g. Penatalaksanaan……….......................................................................8
BAB III ASKEP………….......................................................................................9
1. Pengkajian..................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan…...........................................................12
3. Rencana Keperawatan...............................................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................17
a. Kesimpulan ..........................................................................................17
b. Saran ………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang berguna untuk pembentukan tulang
serta berbagai proses fisiologis, seperti transportasi antar membran sel, aktivasi dan inhibisi
beberapa enzim, regulasi metabolik intraseluler, sekresi dan aktivasi hormon, proses
pembekuan darah, kontraktilitas otot dan konduksi sistem syaraf. 90% kalsium tubuh berada
di dalam tulang, sedikit diantaranya terdapat di ruangan intra dan ekstra seluler. Homeostasis
kalsium merupakan proses kompleks yang membutuhkan berbagai hal, antara lain suplai
adekuat, proses absorbsi yang memadai di usus, serta bantuan beberapa hormon seperti
paratiroid, vitamin D dan kalsitonin. Kalsium serum merupakan satu persen dari kalsium
tubuh total, terdapat di dalam cairan ekstraseluler dan jaringan lunak. Kalsium serum terdiri
dari komponen ion (50%), terikat dengan protein (40%), terutama albumin, serta sebagian
kecil (8-10%) terikat dengan asam organik dan inorganik seperti sitrat, laktat, bikarbonat dan
sulfat.
Kalsium menstabilisasi membran sel dan memblok transpor natrium ke dalam sel.
Karenanya, penurunan kadar kalsium meningkatkan eksitabilitas sel, dan peningkatan kadar
kalsium menurunkan eksitabilitas sel.
Kadar kalsium harus tetap berada pada nilai 4,5 – 5,8 mEq/L untuk mempertahankan
iritabilitas neuromuskuler, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Bila kadar
kalsium < 4,5 mEq/L disebut dengan hipokalsemia, sedangkan bila kadarnya > 5,8 mEq/L
disebut dengan hiperkalsemia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Hiperkalsemia ?
2. Apa saja etiologi Hiperkalsemia ?
3. Bagaimana patofisiologi Hiperkalsemia ?
4. Apa saja manifestasi klinis Hiperkalsemia?
4
5. Apa saja komplikasi Hiperkalsemia ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada Hiperkalsemia?
7. Bagaimana penatalaksanaan Hiperkalsemia?
8. Bagaimana asuhan keperawatan Hiperkalsemia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Hiperkalsemia
2. Untuk mengetahui etiologi Hiperkalsemia
3. Untuk mengetahui patofisiologi Hiperkalsemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Hiperkalsemia
5. Untuk mengetahui komplikasi Hiperkalsemia
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada Hiperkalsemia
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hiperkalsemia
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Hiperkalsemia
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIPERKALSEMIA
1. Definisi
Hiperkalsemia terjadi bila kadar kalsium serum total melebihi 10,5 mg/dl (5,5
mEq/L) (Sylvia, 2006:354).
Hiperkalsemia adalah kondisi di mana tingkat kalsium dalam darah di atas normal.
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang, dan memainkan peran penting dalam
kontraksi otot, memastikan bahwa saraf dan fungsi otak tetap baik, dan melepaskan
hormon. Namun, proses ini dapat dipengaruhi oleh kadar kalsium yang terlalu tinggi.
2. Etiologi
- Hiperkalsemia simtomatik dapat terjadi karena peningkatan dalam kalsium serum
total atau peningkatan pada presentase kalsium bebas dan terionisasi.
- Kerja berlebihan dari satu atau lebih kelenjar paratiroid yang mengatur kalsium
adalah penyebab utama dari hiperkalsemia. Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif
biasanya menyebabkan wanita pasca menopause mengalami hiperkalsemia.
Penggunaan yang berlebihan suplemen kalsium dan vitamin D, gangguan medis
tertentu, kanker dan beberapa obat-obatan juga dapat menyebabkan hiperkalsemia.
3. Patofisiologi
Kadar kalsium yang berlebihan meningkatkan penghambatan efek pada natrium
dalam otot skelet. Hal ini menimbulkan penurunan eksitabilitas baik pada otot dan
saraf, yang akhirnya menimbulkan flaksiditas. Hiperkalsemia dihubungakan dengan
penurunan kadar fosfat. Penyebab utama adalah hiperparatiroidisme, yang
menimbulkan peningkatan hormon paratiroid, yang meningkatkan ambilan kalsium dari
tulang ke dalam sirkulasi darah. Diuretik tiazid juga dapat menyebabkan peningkatan
kadar hormon paratiroid dan hiperkalsemia. Beberapa keganasan tumor mensekresi
6
substansi seperti hormon paratiroid, yang berfungsi serupa dengan hormon paratiroid
sejati.
Hiperkalsemia menyebabkan kelemahan otot skelet, anoreksia, mual dan muntah,
konstipasi, penurunan berat badan, dan peningkatan ekskresi kalsium dalam urine.
Peningkatan kalsium sirkulasi dapat disimpan di mana saja, etapi ginjal adalah yang
paling rentan. Deposisi kalsium dapat mengakibatkan batu ginjal.
4. Manifestasi Klinis
a. Letargi
b. Kelemahan
c. Anoreksia
d. Mual muntah
e. Poliuria
f. Gatal
g. Nyeri tulang
h. Parastesiz
i. Depresi
j. Perubahan pribadi
k. Koma.
5. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
1) Komplikasi metabolik : Ketoasidosis diabetik, koma hiperglikemik hiperismoler
non ketotik, hipoglikemia, dan asidosis lactate.
2) Infeksi Berat
b. Komplikasi Kronik
1) Komplikasi vaskuler
a) Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
b) Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
7
2) Komplikasi neuropati
Neuropati sensori motorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik,
buli – buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar kalsium serum total : dapat > 10,5 mg/dl.
b. Kalsium terionisasi : akan > 5,5 mg/dl.
c. Hormon paratiroid: peningkatan kadar terjadi pada hipertiroidisme primer atau
sekunder.
d. Temuan sinar x : dapat menunjukkan adanya oesteoporosis rongga tulang, atau batu
ginjal
7. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Fosfat IV: untuk penyebab penurunan resiprokal kalsium serum.
2) Penurunan resorpsi tulang : dilakukan melalui peningkatan tingkat aktivitas,
indometasin, atau mitramisin. Mitramisin, antibiotik sitotoksik, bertindak secara
langsung pada tulang untuk mengurangi dekalsifikasi dan digunakan terutama
untuk mengatasi hiperkalsemia karena penyakit neoplastik.
3) Kalsitonin : untuk menurunkan resorpsi tulang, peningkatan deposisi tulang
terhadap kalsium dan fosfor, dan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfat urine.
4) Hemodialisis : digunakan bila hiperkalsemia dihubungkan dengan gagal ginjal.
8
b. Keperawatan
Pemberian diet :
1) Diet rendah kalsium dan kortison : untuk menurunkan absorpsi usus terhadap
kalsium.
2) Hindari pemberian makanan tinggi kalsium seperti kacang Putih, jeruk, kacang
almond, ikan sardin, sayuran hijau.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
10
a) System neurologis
- Kelebihan emosi
- Perubahan tingkat kesadaran
- Parasitesia pada bibir, lidah, jari, dan kaki katarak yang disebabkan oleh
kalsifikasi lensa tremor
- Hiperefleksia
- Tanda chavostek dan trousseau positif
- Tetanus
- Kejang
b) System muskoloskeletal
- Kekakuan
- Spasmekedutan
- Kelemahan
- Keletihan
- Abnormalitas gigi
c) System kardiovaskuler
- Gagal jantung akibat hipokalsemia
- Disritmia jantung
- Perubahan EKG : interveal Q-T memanjang, gelombang T memuncak
atau inversi, blok jantung
d) System pernapasan
- Suara parau
- Stridor laring
- Edema laring
- Spasme laring
e) System Gastrointestinal
- Mual muntah
- Diare
f) System integument
- Kulit dan kuku distropi, kering, dan bersisik
- Pigmentasi kutan
11
- Rambut menipis
- Alopesia
- Rigi horizontal pada kuku
- Kuku rapuh
g) Pemeriksaan diagnostik:
- Darah : penurunan kalsium serum, peningkatan fosfor serum, penurunan
bikarbonat serum, penurunan atau tidak adanya hormone paratiroid
serum.
- Urine : hipokalsiuria, hipofosfaturia
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung
sekunder terhadap hipokalsemia atau toksisitas digitalis yang terjadi pada terapi
penggantian kalsium.
b. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan suplai oksigen
sekunder terhadap spasme laringeal yang terjadi pada hipokalsemia berat.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu
makan yang menurun.
3. Rencana Keperawatan
a. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung
sekunder terhadap hipokalsemia atau toksisitas digitalis yang terjadi pada terapi
penggantian kalsium
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 3x8 jam diharapkan masalah curah
jantung adekuat, dengan kriteria hasil:
- Curah jantung pasien adekuat dibuktikan oleh cvp< 6 mmHg (< 12 cmH 20), FJ <
100
- TD dalam rentang normal: 120/80mmHg
- Tak ada tanda klinis gagal jantung atau ademapulmonel (mis, crakles,
sesaknafas).
- Pasien perawatan kritis menunjukan TAP 20 – 30 / 8 – 15 mmHg.
12
Intervensi Rasional
13
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam diharapkan masalah
gangguan pertukaran gas teratasi dengan kriteria hasil:
- Pasien menunjukkan kedalaman , pola, dan frekuensi pernafasan (12 – 20
nafas/menit) dalam rentang normal
- Psimtomatik dari spasme laryngeal: stridor laryngeal, dispneu, atau mengorok.
Intervensi Rasional
14
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam diharapkan masalah
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil:
- BB pasien bertambah setiap minggu atau minimal tidak mengalami penurunan BB
signifikan
- Pasien menunjukkan kemauan mengonsumsi makanan bergizi sesuai rekomendasi
untuk memenuhi nutrisi tubuhnya.
- Pasien makan sendiri tanpa didorong.
Intervensi Rasional
15
BAB IV
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Hiperkalsemia dan
hipokalsemia menunjukkan kadar kalium serum yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
nilai batas laboratorium yang normal. kondisi yang menyebabkan hiperkalsemia atau
hipokalsemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah perkembangan ke
hiperkalsemia dan hipokalsemia yang lebih parah.
Hiperkalsemia dan hypokalemia dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi
penyakit lainnya yang berbahaya dan mengancam nyawa. Untuk itu penanganan yang
tepat baik secara medis maupun keperawatan sangatlah diperlukan
B. Saran
Melihat dari begitu bahayanya efek samping yang ditimbulkan dari hipokalsemia
dan hiperkalsemia, maka diharapkan perawatan yang sesuai dapat diberikan sehingga
angka kejadian hipokalsemia dan hiperkalsemia terminimalisir.
17
Daftar Pustaka
Doenges M.E, dkk. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC
Manjoer A, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1: Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius
Nurarif A., Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta : MediAction Publishing
Sudart and Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 1, edisi 8. Jakarta : EGC
18