Daftar Pustaka
1. Andari, K. 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Lab/UPF Ilmu Bedah.
Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo. Surabaya.
2. Badash, Michelle. 2005. Paralytic Ileus (Adynamic Ileus, Non-mechanical
Bowel Obstruction). EBSCO Publishing.
3. Doherty Gerard. Small Intestine. In Current Diagnosis & Treatment: Surgery.
United States of America: Mc Graw Hill’s. 2005
4. Himawan S. Gannguan Mekanik Usus (Obstruksi). Dalam: Patologi. Penerbit
Staf Pengajar bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta: 1996; 204 – 6.
5. J.Corwin, Elizabeth.,2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Hasil Pembelajaran
Definisi Ileus Obstruksi
Diagnosa Ileus Obstruksi
Diagnosa Banding Ileus Obstuksi
Penatalaksanaan Ileus Obstruksi
RANGKUMAN
1. Subjektif
Datang dengan keluhan nyeri di seluruh bagian perut sejak 5 hari yang lalu,
muntah setiap setelah makan, OS mengaku tidak bisa BAB sudah 5 hari, perut terasa
kembung, tidak bisa buang angin 5 hari ini, badan terasa lemas.
2. Objektif
Status Present
Kondisi Umum : Tampak Kesakitan
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 119/65 mmHg
HR : 86 x/I, regular
RR : 20 x/i
T : 36,8°C, suhu axial
Status General
Kepala : Normochepali
Mata : Konj. Palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga : Sekret (-), perdarahan (-), tanda peradangan (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-), secret (-), peradangan (-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Pulmo
Kanan Kiri
Simetris, Retraksi Simetris, Retraksi
Inspeksi
intercostal (-) intercostal (-)
Stem fremitus normal, Stem fremitus normal,
Palpasi
nyeri tekan (-), nyeri tekan (-)
Perkusi Sonor Sonor
Vesikuler Normal Vesikuler Normal
Auskultasi
Rhonki(-) wheezing (-) Rhonki(-) wheezing (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak teraba
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS 1 jari ke lateral
Perkusi : Batas batas jantung
Atas : ICS III sinistra
Kanan : ICS IV di linea parasternal dekstra
Kiri : ICS V satu jari di dalam linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, regular, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (+), jejas (-)
Auskultasi : Pristaltik menurun dan lemah
Palpasi : Nyeri tekan (+) abdomen, defans muscular (+)
Perkusi : Timpati (+)
Ekstremitas
Ekstremitas Superior : Normal
Ekstremitas Inferior : Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto BNO tanggal 30 Januari 2020
Etiologi
Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh :
a. Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit
usus.
b. Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit Crohn.
c. Hernia inkarserata, usus terjepit di dalam pintu hernia
d. Neoplasma.
e. Intususepsi.
f. Volvulus.
g. Benda asing, kumpulan cacing askaris
h. Batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik.
i. Penyakit radang usus, striktur, fibrokistik dan hematoma.2
Kira-kira 15% obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi di
setiap bagian kolon tetapi paling sering di sigmoid.Penyebabnya adalah :
a. Karsinoma
b. Volvulus
c. Kelainan divertikular (Divertikulum Meckel)
d. Penyakit Hirschpung
e. Inflamasi
f. Tumor jinak
Epidemiologi
Obstruksi usus halus menempati sekitar 20% dari seluruh pembedahan darurat,
dan mortalitas dan morbiditas sangat bergantung pada pengenalan awal dan diagnosis
yang tepat. Apabila tidak diatasi maka obstruksi usus halus dapat menyebabkan
kematian pada 100% pasien.1
Mekanisme
Pada obstruksi mekanik, usus bagian proksimal mengalami distensi akibat
adanya gas/udara dan air yang berasal dari lambung, usus halus, pankreas, dan sekresi
biliary. Cairan yang terperangkap di dalam usus halus ditarik oleh sirkulasi darah dan
sebagian ke interstisial, dan banyak yang dimuntahkan keluar sehingga akan
memperburuk keadaan pasien akibat kehilangan cairan dan kekurangan elektrolit.
Jika terjadi hipovolemia mungkin akan berakibat fatal.
Obstruksi yang berlangsung lama mungkin akan mempengaruhi pembuluh
darah vena, dan segmen usus yang terpengaruh akan menjadi edema, anoksia dan
iskemia pada jaringan yang terlokalisir, nekrosis, perforasi yang akan mengarah ke
peritonitis, dan kematian. Septikemia mungkin dapat terjadi pada pasien sebagai
akibat dari perkembangbiakan kuman anaerob dan aerob di dalam lumen. Usus yang
terletak di bawah obstruksi mungkin akan mengalami kolaps dan kosong.3
Secara umum, pada obstruksi tingkat tinggi (obstruksi letak tinggi/obstruksi
usus halus), semakin sedikit distensi dan semakin cepat munculnya muntah. Dan
sebaliknya, pada pasien dengan obstruksi letak rendah (obstruksi usus besar), distensi
setinggi pusat abdomen mungkin dapat dijumpai, dan muntah pada umumnya muncul
terakhir sebab diperlukan banyak waktu untuk mengisi semua lumen usus. Kolik
abdomen mungkin merupakan tanda khas dari obstruksi distal. Hipotensi dan
takikardi merupakan tanda dari kekurangan cairan. Dan lemah serta leukositosis
merupakan tanda adanya strangulasi. Pada permulaan, bunyi usus pada umumnya
keras, dan frekuensinya meningkat, sebagai usaha untuk mengalahkan obstruksi yang
terjadi. Jika abdomen menjadi diam, mungkin menandakan suatu perforasi atau
peritonitis dan ini merupakan tanda akhir suatu obstruksi.3
Prognosis
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi,
tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka
toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat
rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih
tinggi dibandingkan obstruksi usus halus.1
4. Plan
Diagnosis : Ileus Obstruksi
Pengobatan :
- Bed rest
- NGT terbuka
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam
- Inj. Keterolac 1 amp/12 jam
- IVFD Metronidazole 500 mg/8 jam
- Pasien exit sebelum dilakukan operasi laparotomi tanggal 31 januari
2020
Konsultasi :
Menjelaskan kepada pasien untuk konsultasi ke dokter spesialis bedah dalam
setiap control pengobatan.
Pendidikan :
Menjelaskan edukasi terhadap pasien mengenai penyakit yang diderita.
Diharapkan pasien lebih memahami tentang penyakit yang diderita, sehingga pasien
patuh dalam pngobatan menggunakan obat yang diberikan.
Mengetahui,
Pendamping Pendamping