Anda di halaman 1dari 12

Topik : Ileus Obstruksi

Tanggal (kasus) : 29 Januari 2020 Presenter : dr. Rizky Dahliyani Putri


Tanggal (presentasi) : 3 Maret 2020 Pendamping : 1. dr. Tajul Keumalahayati
2. dr. Leni Afriani
Tempat Presentasi : ruang Auditorium RSUD Kota Langsa
Obyektif Presentasi
 Keilmuan Keterampilan Penyelenggaraan Tujuan Pustaka
 Diagnostik Manajmen Masalah Istmewa
Neonatus Bayi Anak Remaja  Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Datang dengan keluhan nyeri seluruh perut
Tujuan: Menegakkan diagnosis dan pengobatan awal yang tepat bagi pasien ileus
obstruksi
Bahan Bahasan Tinjauan Riset  Kasus Audit
Pustaka
Cara Membahas Diskusi  Presentasi Email Pos
dan diskusi
Data Pasien Nama : Tn. S, laki-laki, 22 No. RM : 0-50-44-63
tahun
Nama Klinik : Telp : - Terdaftar sejak 29 Januari 2020
RSUD Langsa
Data utama untuk bahan diskusi
Diagnosis/ Gambaran Klinis : Ileus Obstruksi
Pasien mengeluhkan nyer seluruh perut sejak 5 hari yang lalu, muntah setelah
makan, OS mengaku tidak BAB 5 hari, tidak buang angin 5 hari.
Riwayat Pengobatan Os belum mengkonsumsi obat
Riwayat Penyakit Usus buntu (Apendisitis) dan sudah pernah
dilakukan operasi laparotomi tahun2017
Riwayat Pekerjaan/Kebiasaan Os adalah seorang mahasiswa dan perokok aktif

Daftar Pustaka
1. Andari, K. 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Lab/UPF Ilmu Bedah.
Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo. Surabaya.
2. Badash, Michelle. 2005. Paralytic Ileus (Adynamic Ileus, Non-mechanical
Bowel Obstruction). EBSCO Publishing.
3. Doherty Gerard. Small Intestine. In Current Diagnosis & Treatment: Surgery.
United States of America: Mc Graw Hill’s. 2005
4. Himawan S. Gannguan Mekanik Usus (Obstruksi). Dalam: Patologi. Penerbit
Staf Pengajar bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta: 1996; 204 – 6.
5. J.Corwin, Elizabeth.,2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Hasil Pembelajaran
Definisi Ileus Obstruksi
Diagnosa Ileus Obstruksi
Diagnosa Banding Ileus Obstuksi
Penatalaksanaan Ileus Obstruksi

RANGKUMAN
1. Subjektif
Datang dengan keluhan nyeri di seluruh bagian perut sejak 5 hari yang lalu,
muntah setiap setelah makan, OS mengaku tidak bisa BAB sudah 5 hari, perut terasa
kembung, tidak bisa buang angin 5 hari ini, badan terasa lemas.

2. Objektif
Status Present
Kondisi Umum : Tampak Kesakitan
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 119/65 mmHg
HR : 86 x/I, regular
RR : 20 x/i
T : 36,8°C, suhu axial

Status General
Kepala : Normochepali
Mata : Konj. Palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga : Sekret (-), perdarahan (-), tanda peradangan (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-), secret (-), peradangan (-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)

Thoraks
 Pulmo
Kanan Kiri
Simetris, Retraksi Simetris, Retraksi
Inspeksi
intercostal (-) intercostal (-)
Stem fremitus normal, Stem fremitus normal,
Palpasi
nyeri tekan (-), nyeri tekan (-)
Perkusi Sonor Sonor
Vesikuler Normal Vesikuler Normal
Auskultasi
Rhonki(-) wheezing (-) Rhonki(-) wheezing (-)

 Cor
 Inspeksi : Ictus cordis tidak teraba
 Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS 1 jari ke lateral
 Perkusi : Batas batas jantung
Atas : ICS III sinistra
Kanan : ICS IV di linea parasternal dekstra
Kiri : ICS V satu jari di dalam linea midclavicula sinistra
 Auskultasi : BJ I > BJ II, regular, murmur (-)

Abdomen
 Inspeksi : Distensi (+), jejas (-)
 Auskultasi : Pristaltik menurun dan lemah
 Palpasi : Nyeri tekan (+) abdomen, defans muscular (+)
 Perkusi : Timpati (+)

Ekstremitas
Ekstremitas Superior : Normal
Ekstremitas Inferior : Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto BNO tanggal 30 Januari 2020

Gambar 1. Foto Erect (kiri), LLD (kanan)

Gambar 2. Foto Polos Abdomen, Kesan : Ileus Obstruksi


Laboratorium darah 30 januari 2020
Jenis pemeriksaan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemagoblin 16,9 g/dl 12-16
Hematokrit 47,9 % 35-47
Eritrosit 5,33 UI X 106 3.8-5.2
Leukosit 8,11 UI X 103 3.6-11.0
Trombosit 129 UI X 103 150-440
Blood group O
Fibrinogen 204 mg/dl 150-450
PT 18,6 detik 14.8
APTT 30,8 detik 30.8
TT - 19.2
INR 1.30 1.02

3. Assesment (Penalaran Klinis)


Definisi
Ileus Obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik sehingga isi lumen saluran cerna tidak bisa
disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan
kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus
tersebut.1
Berdasarkan proses terjadinya ileus obstruksi dibedakan menjadi ileus obstruksi
mekanik dan non mekanik. Ileus obstruksi mekanik terjadi karena penyumbatan fisik
langsung yang bisa disebabkan karena adanya tumor atau hernia sedangkan ileus
obstruksi non mekanik terjadi karena penghentian gerakan peristaltic.1

Etiologi
Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh :
a. Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit
usus.
b. Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit Crohn.
c. Hernia inkarserata, usus terjepit di dalam pintu hernia
d. Neoplasma.
e. Intususepsi.
f. Volvulus.
g. Benda asing, kumpulan cacing askaris
h. Batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik.
i. Penyakit radang usus, striktur, fibrokistik dan hematoma.2
Kira-kira 15% obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi di
setiap bagian kolon tetapi paling sering di sigmoid.Penyebabnya adalah :
a. Karsinoma
b. Volvulus
c. Kelainan divertikular (Divertikulum Meckel)
d. Penyakit Hirschpung
e. Inflamasi
f. Tumor jinak

Epidemiologi
Obstruksi usus halus menempati sekitar 20% dari seluruh pembedahan darurat,
dan mortalitas dan morbiditas sangat bergantung pada pengenalan awal dan diagnosis
yang tepat. Apabila tidak diatasi maka obstruksi usus halus dapat menyebabkan
kematian pada 100% pasien.1

Mekanisme
Pada obstruksi mekanik, usus bagian proksimal mengalami distensi akibat
adanya gas/udara dan air yang berasal dari lambung, usus halus, pankreas, dan sekresi
biliary. Cairan yang terperangkap di dalam usus halus ditarik oleh sirkulasi darah dan
sebagian ke interstisial, dan banyak yang dimuntahkan keluar sehingga akan
memperburuk keadaan pasien akibat kehilangan cairan dan kekurangan elektrolit.
Jika terjadi hipovolemia mungkin akan berakibat fatal.
Obstruksi yang berlangsung lama mungkin akan mempengaruhi pembuluh
darah vena, dan segmen usus yang terpengaruh akan menjadi edema, anoksia dan
iskemia pada jaringan yang terlokalisir, nekrosis, perforasi yang akan mengarah ke
peritonitis, dan kematian. Septikemia mungkin dapat terjadi pada pasien sebagai
akibat dari perkembangbiakan kuman anaerob dan aerob di dalam lumen. Usus yang
terletak di bawah obstruksi mungkin akan mengalami kolaps dan kosong.3
Secara umum, pada obstruksi tingkat tinggi (obstruksi letak tinggi/obstruksi
usus halus), semakin sedikit distensi dan semakin cepat munculnya muntah. Dan
sebaliknya, pada pasien dengan obstruksi letak rendah (obstruksi usus besar), distensi
setinggi pusat abdomen mungkin dapat dijumpai, dan muntah pada umumnya muncul
terakhir sebab diperlukan banyak waktu untuk mengisi semua lumen usus. Kolik
abdomen mungkin merupakan tanda khas dari obstruksi distal. Hipotensi dan
takikardi merupakan tanda dari kekurangan cairan. Dan lemah serta leukositosis
merupakan tanda adanya strangulasi. Pada permulaan, bunyi usus pada umumnya
keras, dan frekuensinya meningkat, sebagai usaha untuk mengalahkan obstruksi yang
terjadi. Jika abdomen menjadi diam, mungkin menandakan suatu perforasi atau
peritonitis dan ini merupakan tanda akhir suatu obstruksi.3

Gambar 3. Mekanisme Ileus Obstruksi


Gambar 4. Mekanisme Ileus Obstruksi
Klasifikasi
Klasifikasi obstruksi usus berdasarkan:
1. Kecepatan timbul (speed of onset)
a. Akut, kronik, kronik dengan serangan akut
2. Letak sumbatan
a. Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum terminal)
b. Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai anus)
3. Sifat sumbatan
a. Simple obstruction : sumbatan tanpa disertai gangguan aliran darah
b. Strangulated obstruction : sumbatan disertai gangguan aliran darah sehingga
timbul nekrosis, gangren dan perforasi
4. Etiologi
a. Kelainan dalam lumen, di dalam dinding dan di luar dinding usus.2

Tanda dan Gejala


Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual,
muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi). Mual muntah
umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal
maka gejala yang dominan adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen terjadi bila
obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi.1
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).
Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada:
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus.4
Pemeriksaan Radiologi
a. Foto polos abdomen 3 posisi
1. Ileus obstruktif letak tinggi
Tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan (sumbatan paling distal di
iliocaecal junction) dan kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus
yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua
dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan
muskulus yang sirkuler menyerupai kosta. Tampak air fluid level pendek-pendek
berbentuk seperti tangga yang disebut step ladder appearance karena cairan
transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi.3

Gambar 5. Gambaran Herring bone appearance


2. Ileus obstruktif letak rendah
Tampak dilatasi usus halus di proksimal sumbatan (sumbatan di kolon) dan
kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi
memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang
menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler
menyerupai kosta. Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak di tepi
abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendek-pendek berbentuk seperti tangga
yang disebut step ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus
halus yang terdistensi dan air fluid level panjang-panjang di kolon.3

Gambar 6. Gambaran air fluid level


b. CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh
darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
c. USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dari
obstruksi.
d. MRI. Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan. Tetapi tehnik dan kontras
yang ada sekarang ini belum secara penuh mapan. Tehnik ini digunakan untuk
mengevaluasi iskemia mesenterik kronis.
e. Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk mendiagnosis adanya
herniasi internal, intussuscepsi, volvulus, malrotation, dan adhesi.3
Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi
untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.
Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu
penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan
oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat di rumah sakit.5
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan
cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi
peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.2
Pemberian obat – obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis.
Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.2
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah
sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik
bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomy.5
Tujuan pengobatan yang paling utama adalah dekompresi kolon yang mengalami
obstruksi sehingga kolon tidak perforasi, tujuan kedua adalah pemotongan bagian
yang mengalami obstruksi. operasi terdiri atas proses sesostomi dekompresi atau
hanya kolostomi transversal pada pasien yang sudah lanjut usia. Perawatan sesudah
operasi ditujukan untuk mempersiapkan pasien untuk menjalani reseksi elektif kalau
lesi obstruksi pada awalnya memang tidak dibuang.5

Prognosis
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi,
tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka
toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat
rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih
tinggi dibandingkan obstruksi usus halus.1

4. Plan
Diagnosis : Ileus Obstruksi
Pengobatan :
- Bed rest
- NGT terbuka
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam
- Inj. Keterolac 1 amp/12 jam
- IVFD Metronidazole 500 mg/8 jam
- Pasien exit sebelum dilakukan operasi laparotomi tanggal 31 januari
2020

Konsultasi :
Menjelaskan kepada pasien untuk konsultasi ke dokter spesialis bedah dalam
setiap control pengobatan.

Pendidikan :
Menjelaskan edukasi terhadap pasien mengenai penyakit yang diderita.
Diharapkan pasien lebih memahami tentang penyakit yang diderita, sehingga pasien
patuh dalam pngobatan menggunakan obat yang diberikan.

Mengetahui,
Pendamping Pendamping

dr. Tajul Keumalahayati dr. Leni Afriani


NIP. 19771109 200701 2 004 NIP. 19780829 200604 2 010

Anda mungkin juga menyukai