Anda di halaman 1dari 17

HIPERTIROIDISME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen : Ns.Edy Suprayitno, M.Kep.


Disusun oleh:
1. Edo Gunawan (1710201072)
2. Muhammad Alvin (1710201073)
3. Farid Dani Yazid (1710201074)
4. Dhani Agustianto (1710201075)
5. Rica Maulani (1710201155)
6. Evi Nurhanifah (1710201156)
7. Nanik Yunafiah (1710201157)
8. Desi Merkirani (1710201158)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
HIPERTIROIDISME
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Tahun Akademik 2018/2019.

Makalah ini telah diperiksa dan disahkan pada:


Hari,tanggal :
Tempat :

Yang mengesahkan

Dosen pengampu

Ns.Edy Suprayitno, M.Kep.


Mahasiswa

1. Edo Gunawan (1710201072)


2. Muhammad Alvin (1710201073)
3. Farid Dani Yazid (1710201074)
4. Dhani Agustianto (1710201075)
5. Rica Maulani (1710201155)
6. Evi Nurhanifah (1710201156)
7. Nanik Yunafiah (1710201157)
8. Desi Merkirani (1710201158)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala,


karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
HIPERTIROIDISME. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 3
A. Definisi ................................................................................................................... 3
B. Etiologi ................................................................................................................... 4
C. Tanda dan Gejala .................................................................................................. 4
D. Penatalaksanaan ................................................................................................... 4
E. Anatomi dan Fisiologi ........................................................................................... 4
F. Patofisiologi ........................................................................................................... 6
G. Pathway.................................................................................................................. 7
BAB III............................................................................................................................... 8
SKENARIO DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 8
A. Skenario ................................................................................................................. 8
B. Asuhan Keperawatan ........................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................................. 11
SIMPULAN ................................................................................................................. 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroid merupakan penyakit endokrin yang menempati urutan
kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Hipertiroid suatu penyakit yang
tidak menular yang dapat ditemukan di masyarakat. Hipertiroid salah satu dari
penyebab penyakit kelenjar tiroid. Gangguan fungsi tiroid ada dua macam
yaitu kekurangan hormon tiroid yang disebut Hipotiroid dan kelebihan hormon
tiroid yang disebut Hipertiroid. Kelebihan suatu hormon tiroid (Hipertiroid)
dapat menyebabkan gangguan berbagai fungsi tubuh, termasuk jantung dan
meningkatkan metabolisme tubuh (Sulistyani, 2013). Hipertiroidisme atau di
kenal juga dengan nama tirotoksikosis. Merupakan suatu sindrom Minis yang
diakibatkan oleh hormon tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme ini
berhubungan erat dengan penyalut Graves, karena hipertiroid yang disebabkan
oleh penyakit Graves sekitar 60-90%. Nama penyakit Graves ini diambil dari
nama dokter yang berasal dari Irlandia bernama Robert J. Graves di London
Medical Journal tahun 1835. Dikenal juga dengan nama penyakit Parry dan di
Eropa dikenal dengan nama Basedow.
Gambaran klinis hipertiroidisme ini pertama kali ditemukan oleh
Parry pada tahun 1786 dan Von Basedow menemukan secara lengkap dengan
ditemukannya 3 kasus hipertiroidisme ini pada tahun 1835. Distribusi penyakit
ini di seluruh dunia dan prevalensi tertinggi terjadi pada wanita usia 30 - 40
tahun, pada anak-anak dan dewasa muda lebih rendah, jarang pada anak usia
kurang dari 5 tahun. Ratio wanita : pria = 7 : 1 pada daerah non endemik. Pada
daerah endemik ratio tersebut lebih rendah(Harisson, 1998). Pada wanita umur
20-30 tahun ( J. Schilling, 1997). Pada wanita umur 20-40 tahun
(Glandcentral.com, 2000)

B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyakit Hipertiroidisme itu?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien penderita penyakit
hipertiroidisme?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami konsep dasar dan Asuhan keparawatan pada klien
Hipertiroidisme
2. Tujuan Khusus
a. Memahami dan menjelaskan definisi hipertiroidisme
b. Memahami dan menjelaskan etiologi hipertiroidisme
c. Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala hipertiroidisme
d. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan hipertiroidisme
e. Memahami dan menjelaskan anatomi dan fisiologi hipertiroidisme
f. Memahami dan menjelaskan patofisiologi hipertiroidisme
g. Memahami dan menjelaskan pathway hipertiroidisme
h. Memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan hipertiroidisme

1
D. Manfaat Penulisan
a. Memberikan pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit hipertiroidisme
b. Memberikan pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit hipertiroidisme

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertiroidisme, yang dalam hal prevalensi merupakan penyakit
indokrin yang menempati urutan kedua sesudah diabetes melitus, adalah suatu
kesatuan penyakit dengan batasan yang jelas, dan penyakit grave menjadi
penyebab utamanya (Brunner & Suddart, 2002).
Hipertiroidisme, suatu kondisi dimana terdapat kelebihan produksi
hormon tiroid, kondisi ini disebabkan oleh peningkatan fungsi tiroid dengan
alasan apapun. Kondisi ini dapat menyebabkan Tirotoksikosis, sindrom klinis
yang terjadi merupakan akibat dari peningkatan hormon tiroid yang beredar di
jaringan yang terkena. (Greenspan, 2004).
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid secara berlebihan, biasa nya karena kelenjar tiroid
terlalu aktif. Kondisi ini meyebabkan beberapa perubahan baik secara mental
maupun fisik seseorang yang disebut dengan thyrotoxicosis (bararah, 2009).
Hipertiroidisme merupakan salah satu gangguan kelenjar indokrin
yang disebabkan karena peningkatan produksi hormon tiroid secara berlebih
oleh kelenjar tiroid. Penyakit ini ditemukan pada 2% wanita dan 0,2% pria di
seluruh populasi dengan insiden munculnya kasus pertahun sebanyak 20 orang
penderita tiap 1 juta populasi (fumarola, 2010)
Hipertiroidisme adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid berlebih dari yang dibuthkan tubuh. Hal ini
kadang-kadang disebut tirotoksikosis, istilah hormon tiroid terlalu banyak
dalam darah. Sekitar 1% dari penduduk AS memiliki hyperthyroidism.
Perempuan lebih mungkin mengembangkan hyperthyroidism dari pada pria
(anonim, 2012).
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan
produksi dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.(Marry:2009).
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang
digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jringan tubuh
distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid (Tarwoto,dkk. 2012). Angka
kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1
dan pada usia antara 20-40 tahun (Black. 2009).
Menurut Tarwoto, dkk.2012 penyebab hipertiroid diantaranya
adenoma hipofisis penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak
yodium dan pengobatan hipertiroid. Pasien dengan hipertiroid menunjukan
adanya sekresi hormon tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor
penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme normal. Peningkatan
hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya
aktivitas saraf simpatis. Komplikasi hipertiroid adalah eksoftalmus, penyakit
jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung, stomatiroid (tirotoksikosis).

3
Dapat disimpulkan Hipertiroidisme menurut kelompok adalah
peningkatan kelenjar tiroid yang dihasilkan melebihi kebutuhan tubuh.
B. Etiologi
1. Penyakit graves
Antibody reseptor TSH merangsang aktivitas tiroid
2. Toxic Nodular Goiter
Penyakit ini biasanya terjadi benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang
berbentuk biji padat
3. Minum obat hormon tiroid berlebih
4. Produksi TSH yang abnormal
Produksi TSH kelenjar hypofisis dapat memproduksi TSH berlebih,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis
Penyakit radang kelenjar tiroid
6. Konsumsi yodium berlebih (Anonim, 2008).

C. Tanda dan Gejala


a. Umum : Tak tahan hawa panas hiperkinesis, cepat capek, BB turun,
hiperdefekasi, cepat lapar
b. Gastrointestinal : Makan banyak, haus, muntah, disfagia, Splenomegali
c. Muskular : Rasa lemah
d. Kulit : Rambut rontok, kulit basah, dan berkeringat
e. Psikis dan Syaraf : Labil, iritabel,tremor dan dispneu
f. Jantung : aritmia, hipertensi, gagal jantung
g. Darah dan Limfatik : anemia, splenomegali, leher membesar

D. Penatalaksanaan
Terdapat tiga terapi yang tersedia untuk mengobati hipertiroidisme dan
mengendalikan aktivitas tiroid yang berlebihan:
1. Farmakoterapi menggunakan obat-obat yang mempengaruhi sintetis
hormon tiroid serta preparat yang mengendalikan manifestasi
hipertiroidisme.
2. Penyinaran atau radiasi yang meliputi penggunaan radioisotop I131 dan I125
untuk menimbulkan efek destruktif pada kelenjar tiroid.
3. Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid.

E. Anatomi dan Fisiologi


Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian
bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,
melekat pada tulang sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.
Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang
saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm dan lebarnya
2,5 cm.

4
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone
tiroid tergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh.
Sumber utama untuk menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam
makanan dan minuman.
Hormon-hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid
bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar
membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk
yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan
dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang
dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya
untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang
paling penting adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) mewakili
99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang
paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh)
sebenarnya adalah T3.
Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar
dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi
metabolisme sel-sel.Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di
otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon
tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid
pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu
hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim
sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone
(TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari
tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang
berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari.
Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk
mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari
dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih
banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari
hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari
mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid (Syaifudin, 2006).

5
F. Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroidisme menunjukan adanya sekresi hormone tiroid
yang lebih banyak, karena berbagai faktor penyebab yang tidak dapat
dikontrol melalui mekanisme normal. Peningkatan hormone tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatkan aktivitas saraf
simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan produksi
panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan
toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan
peningkatan kebutuhan metabollic, sehingga berat badan pasien akan
berkurang karena membakar cadangan energy yang tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degeradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga
cadangan protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada system
kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta
adrenergic, sehingga denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan kardiak
output, stroke volume, aliran darah perifer serta respon adrenergic lainnya.
Sehingga menyebabkan curah jantung dan sesak nafas (Joyce M.Black, 2009)

6
G. Pathway

Penyakit Graver

Produksi hormon tiroid

Metabolisme tiroid Toxic Nodular Cilter Aktivitas simpatik


berlebihan

Ansietas
Denyut nadi meningkat
Berat Badan Ketidakseimbangan
menurun energi dengan
kebutuhan tubuh
Aritmia, Takikardi

Resiko penurunan curah


Perubahan Nutrisi Kelelahan
jantung
kurang dari kebutuhan
tubuh

7
BAB III

SKENARIO DAN PEMBAHASAN

A. Skenario
Pada tanggal 25 Februari 2019 Ny.K usia 50 tahun datang ke klinik
dengan mengeluh sering cepat lelah, sesak nafas, keringat banyak, tidak
tahan panas. Klien juga mengatakan “Nafsu makannya meningkat dan
adanya penurunan berat badan”. Didapatkan Suhu 38oC, TD 90/60 mmHg,
RR 14 x/menit, Nadi 50 x/menit dan hasil pemeriksaan fisik dengan
palpasi adanya pembesaran pada kelenjar tiroid di daerah leher. Hasil
pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya peningkatan T4 dan T3
serum.

B. Asuhan Keperawatan

Data Subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan “Sering cepat  Hasil pemeriksaan fisik dengan
lelah, sesak nafas, keringat palpasi didapatkan adanya
banyak, tidak tahan panas” pembesaran kelenjar tiroiddi
 Klien mengatakan “Nafsu leher.
makannya meningkat dan  Hasil Laboratorium adanya
adanya penurunan berat badan” peningkatan T4 dan T3 serum
 Suhu 38oC, TD 90/60 mmHg,
RR 14 x/menit, Nadi 50 x/menit

ANALISA DATA

No Data Fokus Problem Etiologi


1. Ds: Klien mengatakan Keletihan Ansietas
“Sering cepat lelah, sesak
nafas, keringat banyak, tidak
tahan panas”.

Do:
 Dengan palpasi
didapatkan
adanyapembesaran
kelenjar tiroiddi leher.
 Hasil Laboratorium
adanya peningkatan T4
dan T3 serum
 Suhu 38oC, TD 90/60
mmHg, RR 14 x/menit,
Nadi 50 x/menit

8
2. Ds: Klien mengatakan Perubahan Ketidakmampuan
“Nafsu makannya meningkat Nutrisi kurang mengabsorpsi
dan adanya penurunan berat dari kebutuhan nutrien
badan” tubuh

Do: “Suhu 38oC, TD 90/60


mmHg, RR 14 x/menit, Nadi
50 x/menit”

DIAGNOSA PRIORITAS
1. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Keletihan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Tanggal NOC NIC RASIONAL
1. 27 Feb Setelah dilakukan 1. Tentukan status 1. Untuk
2019 tindakan keperawatan gizi pasien dan mengetahui
selama 2x24 jam kemampuan kebutuhan
masalah perubahan (pasien) untuk gizi pasien
nutrisi kurang dari memenuhi 2. Untuk
kebutuhan tubuh kebutuhan gizi mengetahui
sudah teratasi dengan 2. Tentukan jumlah
kriteria hasil: jumlah kalori kalori yang
1. Asupan kalori dan jenis nutrisi dibutuhkan
dari skala 1 yang pasien
tidak adekuat dibutuhkan 3. Untuk
ke skala 4 untuk mengetahui
sebagian memenuhi adanya
besar adekuat persyaratan gizi perubahan
2. Asupan lemak 3. Monitor kalori keadaan
dari skala 1 dan asupan asupan
tidak adekuat makanan makanan
ke skala 4 4. Monitor 4. Untuk
sebagian kecenderungan mengetahui
besar adekuat terjadinya adanya
3. Asupan penurunan berat perubahan
natrium dari badan berat badan
skala 1 tidak pasien
adekuat ke
skala 4
sebagian
besar adekuat
2. 27 Feb Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Untuk
2019 tindakan keperawatan intake/asupan mengetahui
selama 2x24 jam nutrisi untuk adanya
masalah Keletihan mengetahui perubahan
sudah teratasi dengan sumber energi energi
kriteria hasil: yang adekuat

9
1. Penurunan 2. Ajarkan pasien 2. Untuk
energi dari mengenai mengetahui
skala 2 cukup pengelolaan teknik
berat ke skala kegiatan dan manajemen
4 ringan teknik waktu
2. Gangguan manajemen 3. Untuk
aktivitas fisik waktu untuk mengetahui
dari 1 berat ke mencegah gejala yang
skala 4 ringan kelelahan mungkin
3. Instruksikan muncul
pasien/orang
yang dekat
dengan pasien
mengenai
kelelahan
(gejala yang
mungkin
muncul dan
kekambuhan
yang mungkin
nanti akan
muncul
kembali)

10
BAB IV
SIMPULAN

Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi


dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.(Marry:2009). Hipertiroidisme
adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon troid lebih dari yang
dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam
manifestasi klinis yang terjadi ketika jringan tubuh distimulasi oleh peningkatan
hormon tiroid (Tarwoto,dkk. 2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak
pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40tahun (Black.
2009).
Menurut Tarwoto, dkk.2012 penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipertiroid. Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi
hormon tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak
dapat dikontrolmelalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf
simpatis. Komplikasi hpertidroid adalah eksoftalmus, penyakit jantung, terutama
kardioditis dan gagal jantung, stomatiroid (tirotoksikosis).

11
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI.2015. Situasi dan Analisis
Penyakit Tiroid.
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10
editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue., Maria, Johnson., Meridean, L, Maas., Elizabeth, Swanson.,
(2013). Terjemahan Nursing Outcomes Classification (NOC), edisi 5. Singapur:
Elsevier.
Bulechek, Gloria., Howard, Butcher., Joanne, Dochterman., & Cherly, Wagner.,
(2013). Terjemahan Nursing Intervention Classification (NIC), edisi 6. Singapura:
Elsevier
Purwanto Hadi. Keperawatan Medikal Bedah II. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai